Alex yakin ekspresinya saat itu bukan sesuatu yang bisa membuat Jayden tenang. Si pemuda mendengus geli.
“Biar kujelaskan dulu soal ICPA.” Jayden mengeluarkan ponsel, dia menunjukkan layarnya pada Alex. Di sana ada lencana serupa lencana polisi, foto wajahnya, sekaligus data. “ICPA adalah International Crime Prevention Agency. Bukan polisi, hanya agensi khusus tingkat internasional yang melawan penjahat licin. Apa kamu tahu kalau penjahat sekarang menggunakan teknologi yang tak masuk akal?”
Alex mengernyit.
“Ambil satu contoh.” Jayden menghampiri posisi Alex. Dia mengutak-atik komputer. Layarnya berubah menampilkan seorang pria berkepala botak dengan bekas jahitan dekat bibirnya. Octaviollo. Kami menangkapnya tahun lalu saat dia hendak mencuri mahkota ratu dengan sinar pengecil.”
“Sinar apa?” Alex mengira dirinya salah dengar.
“Sulit dipercaya? Tidak pernah masuk berita? Tentu saja. Kami mencegah semua itu terjadi. Bagaimana dengan berita yang ini? Sekelompok penjahat mencuri kode sandi selusin rudal lalu minta tebusan sebagai gantinya. Sebagai hacker, kamu pasti pernah dengar berita ini beredar, ‘kan?” Jayden menyunggingkan senyum.
Alex memang pernah mendengarnya. “Apa itu kamu?” tebak Alex.
Jayden tak percaya Alex bisa menebaknya secepat itu. “Ya, itu aku. Aku melakukannya saat masih bergabung dengan grup Lagius.”
“Lagius menyuplai senjata ke pemberontak di negara Erestia. Kabarnya Lagius dibentuk orang-orang kaya Duponde. Mereka ingin memecah-mecah orang Erestia, membuat mereka melemah, supaya bisa dijajah lagi. ”
Jayden mengusap pipinya yang sempat memar beberapa waktu lalu. Sekarang, memar itu lenyap, menunjukkan pesona wajahnya yang sesungguhnya. “Aku terkesan, Alex. Kamu tahu banyak untuk ukuran anak umur lima belas tahun. Sudah berapa lama kamu belajar hacking? Kamu tidak melakukannya untuk uang, ‘kan?”
“Apa aku harus menjawab itu?”
“Tidak. Tapi, kalau kamu mau menceritakan soal dirimu, akan kuberikan informasi sangat berharga. Informasi yang disembunyikan Nadira darimu.”
Alex tak tahu apakah ini saat yang tepat untuk berdebat. Dia kembali diam. Kepalanya mulai pusing. Entah karena begitu banyak informasi baru yang datang, karena pencahayaan yang begitu terang, atau karena dia minum terlalu banyak.
Jayden mengembalikan topiknya. “ICPA berurusan dengan para penjahat yang tidak bisa ditangani polisi biasa. Penjahat-penjahat dengan teknologi canggih, penemuan aneh, hal-hal semacam itu. Jadi, ICPA dari berbagai benua berlomba-lomba mencari cara untuk mengamankan dunia. Operasi ini salah satunya.”
“Zetta Sonic, maksudmu?”
“Benar. ICPA benua Sinde ini punya berbagai macam eksperimen dan penelitian. Operasi Zetta Sonic merupakan yang paling berbahaya. Jadi, kami menyembunyikannya bahkan dari sesama rekan ICPA sendiri.”
“ICPA bergerak dalam bayangan agar tak membuat keresahan di masyarakat?”
“Tepat. Anggap saja kami seperti agensi mata-mata.”
“Kalian bersatu memerangi kejahatan tapi bergerak sendiri-sendiri?”
“Kami tetap punya pimpinan pusat. Nadira, pemimpin di sini, harus melaporkan semua pada mereka, termasuk saat membentuk operasi Zetta Sonic. Setelah pimpinan pusat memberikan izin, barulah Profesor Otto bisa melakukan penelitian Dragon Blood?”
Sesuatu dalam Alex terusik. “Apa itu benda hijau…”
“Tabung yang berusaha diambil Damon waktu itu. Kami menyebutnya darah naga atau Dragon Blood. Pemikirannya sederhana. Dragon Blood menyimpan energi. Jadi pemiliknya bisa mengeluarkan tenaga di atas manusia normal.”
Sekarang Alex merasakan kupingnya berdengung. Pembicaraan soal itu membuat dirinya tak nyaman. Bukan sugesti. Alex badannya memang jadi aneh. Rasanya lelah padahal dia sudah beristirahat. Dia pun menanyakan hal itu?
“Berapa lama aku tertidur?” Alex bertanya lriih.
“Lebih baik kita tidak membahas soal itu dulu.”
Jawaban Jayden membuat Alex tak nyaman. Berapa jam yang telah berlalu atau berapa hari telah berjalan, mungkinkah beberapa bulan atau sudah satu tahun? Alex bisa merasakan lelah memeluk badannya. Akhirnya dia malah menyandarkan tangannya di atas meja komputer. “Orang di rumahku bisa cemas kalau aku tidak kembali.”
“Aku tahu. Nadira sudah mengurusnya. Jangan cemas.”
“Jadi, aku tawanan kalian sekarang?” Alex memicingkan mata.
“Tentu saja tidak. Secara teknis, kamu anggota ICPA yang wajib melapor setiap harinya. Di saat yang sama, kamu harus tetap menjalankan keseharian agar tak ada yang curiga dengan identitas barumu. Kamu bisa keluar masuk fasilitas ini. Kebanyakan anggota kami menjalankan penyamaran sebagai pekerja lepas. Kamu anggota pertama kami yang masih bersekolah. Nadira sebenarnya agak bingung soal ini. Tapi, hei, kita tidak akan tahu sebelum mencobanya, ‘kan, Killer Bee? Eh, salah. Sonic?”
“Sonic?” Alex mengerjap. Pandangannya kadang berubah jadi agak kabur. Dia tidak bisa fokus dan malah mengantuk. “Aku tidak pernah setuju soal ini.”
“Ini bukan soal setuju atau tidak. Sudah terlambat kalau berpaling sekarang. Operasi Zetta Sonic bukan sesuatu yang bisa dibatalkan atau dilakukan berulang kali. Kita sama-sama tahu itu kecelakaan. Kamu sangat beruntung masih hidup.”
“Kamu punya tim yang hebat. Kamu menyelamatkanku demi operasi kalian. Jadi, seharusnya aku juga dapat keuntungan dari operasi ini.”
Jayden terdiam sesaat. Alex pasti tahu kalau menjadi anggota ICPA berarti dia akan mendapat fasilitas dan juga upah yang besar. Jayden tak perlu menjelaskannya. Jayden justru terpukau. Dalam situasi seperti itu pun, Alex menggunakannya sebagai kesempatan barter. Anak itu jelas tidak puas dengan keadaannya sekarang. Dia menginginkan sesuatu. Mungkin jawaban atas ayahnya, mungkin lebih dari itu.
“Baiklah, itu cukup masuk akal,” jawab Jayden akhirnya. “Sayangnya aku bukan di posisi yang bisa berdiskusi soal itu denganmu. Aku hanya sekadar pekerja. Kamu bisa membicarakannya dengan Nadira nanti. Memangnya, apa yang kamu inginkan, Alex? Aku cukup yakin itu bukan uang.”
Alex mengangguk. “Banyak hal lebih berharga dari uang.”
Jayden mengharapkan Alex menjawab dengan nama ayahnya. “Kalau bukan uang, lalu apa? Informasi?”
“Kupikir akan menyenangkan kalau aku jadi pimpinan ICPA.”
Jayden terbelalak. Dia tak mampu merespon jawaban spontan anak lima belas tahun di depannya. Itu bukan lelucon. Sorot mata Alex tak menunjukkan kalau dia sedang bercanda. Bibirnya tertarik ke samping, terkunci rapat-rapat seakan tak mau menarik ucapannya kembali. Mengingat kalau Alex adalah putra Mark Hill, Jayden jadi paham. Mungkin Alex memang putra ayahnya. Mereka berbagi keberanian juga ambisi. Seiring berjalannya waktu, Jayden yakin akan melihat berbagai kesamaan yang lain.
“Apa itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan seorang Zetta Sonic?” Alex bertanya lagi.
Jayden tersenyum. “Kenapa tidak? Nadira dulu juga agen lapangan. Mereka yang punya potensi besar bisa mendapatkan posisi lebih baik. Posisi di belakang meja bahkan jadi pimpinan pusat. Kalau begitu, saranku, selesaikan misi-misimu dengan baik.”
“Kamu di pihakku?”
“Aku sudah bilang kalau kalau aku jadi pengawas dan operator pribadimu sekarang.”
“Kalau begitu…” Alex merasakan suaranya menjadi sangat pelan seakan berbisik. “Bisakah kamu membawaku ke ranjang? Aku merasa…”
Ucapan Alex terhenti. Kali ini rasa sakit mendera kepalanya seakan-akan ada ratusan jarum yang menghujam di sana. Dengung di kupingnya bertambah hebat. Dia tak lagi mampu membuka mata. Alex merasakan badannya terasa ringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kerta Wijaya
🤟
2022-08-11
0
Rikko Nur Bakti
baru sadar sudah ngajakin ke ranjang....
2022-04-25
1
falhas
sudah kuduga alasan knpa author nggak jelasin apa itu ICPA, alasannya pasti karna author ingin nunjukin kalau organisasi ini benar benar rahasia, sehingga penjelasan apa itu ICPA tidak dijelaskan di awal cerita tapi. setelah beberapa chap, agar para pembaca bertanya2 apa itu ICPA
2021-10-03
2