11. Kerja Kelompok dan Mengerjai Joseph Adriano 1

Martin menarik selimut yang Carol kenakan. "Pagi, Sayang! Bangun!" teriak Martin di dekat telinga Carol yang sedang tidur pulas dengan posisi tengkurap.

"Martin!" protes Carol. Dia memandang jam dan berkata, "Ini masih pagi, kenapa Kamu membangunkan aku sepagi ini?" ujarnya saat melihat jam masih menunjukkan pukul 04:00.

"Kita akan pulang ke rumah. Besok Kau sekolah, ingat?!"

"Ingat! Tapi tidak sepagi ini. Aku masih ingin tidur." Carol merebahkan tubuhnya kembali.

Martin menepuk jidatnya. "Duh! Calon istri. Aku harus kerja, Sayang." Menarik-narik Carol pelan. "Perjalanan dari sini ke rumah lama. Ayo kita berkemas sekarang, calon suamimu ini ada rapat sore nanti," lanjutnya.

"Ok, ok! Aku akan mandi. Sekarang cepat kembali ke kamarmu." Mendorong Martin.

Carol mengambil handuk dan pergi mandi.

...

"Kak!" sapa Joseph.

Martin yang sedang berjalan menghentikan langkahnya, Martin bertanya, "Ada apa, Joseph?"

Menunjukan stik game. "Ayo kita main game. Aku butuh lawan."

"Tapi aku buru-buru."

"Sebentar saja, Kak." Joseph memelas.

"Baiklah." Martin melompat ke kursi dan main game dengan Joseph. Mereka berdua tampak sangat santai bermain game di ruang tamu.

Carol berjalan, dia mendapati Joseph dan Martin sedang asik bermain game. Carol mengendap-endap ke arah mereka dan menjewer telinga Martin.

Martin menjerit, "Aw!!!"

"Bagus, ya! Aku disuruh cepat-cepat, eh malah asik main game di sini," protes Carol.

Joseph berbalik melihat Carol di belakang Martin. Dia mengompor-ngompori mereka. "Bagus, Carol. Jewer saja, Kakak. Dia memintaku main game dengannya." Joseph berbohong, dia tertawa puas melihat Martin dijewer Carol.

"Ikut denganku!" Tanpa melepas jewerannya, Carol menarik Martin ke kamarnya.

Martin memohon, "Lepaskan aku, Sayang. Please! Sakit."

Carol melepaskan jewerannya. Telinga Martin memerah. Jepitan Carol sangat akurat dan sulit dilepas.

"Jadi pulang?"

Memegangi telinganya. "Jadi! Ayo aku bantu berkemas."

"Aku akan ambil kopernya," ujar Carol, dia berjalan ke lemari dan berusaha mengambil koper di atas.

Setelah usaha yang cukup lama, Carol diam sejenak, kecapean. Martin hanya duduk diam di kursi melihat kekasihnya yang sedang berusaha mengambil koper.

"Bisa gak?" goda Martin.

Carol berjinjit-jinjit, tapi tidak kunjung menyentuh bagian koper itu. "Bisa! Dikit lagi sampai."

Martin bangkit dari kursi. Dia mendekat ke Carol. Dengan mudah dia berhasil meraih koper. Martin meraih koper biru Carol yang berada di atas lemari dan menurunkannya.

"Dari tadi kek."

"Makannya cepat tinggi, tumbuh tuh ke atas bukan ke samping," gurau Martin.

Carol cemberut. "Gk lucu, sumpah." Dia mengambil pakaiannya yang berada di dalam lemari dan menaruh di tempat tidur.

"Ok, maaf. Tapi emang benar 'kan?!" ucap Martin, dia melompat ke tempat tidur dan berbaring.

"Bukannya bantuin malah tidur-tiduran."

"Aku sedang membantu. Tapi bantu doa saja." Martin tertawa dan meraih guling.

"Lama-lama Kamu tertular Joseph. Jadi aneh," ujar Carol masih mengemas pakaiannya ke dalam koper seorang diri.

"Emangnya Joseph aneh?"

"Iya dia aneh."

"Aneh kenapa?"

"Dia suka muncul tiba-tiba," terang Carol.

"Aku sudah selesai," ujar Carol. Dia menyeka keringatnya, AC kamar sedang tidak berfungsi makannya Carol berkeringat karena di kamar gerah, cuaca di luar juga sedang terik-teriknya.

Martin bangun, membantu Carol menurunkan koper dari tempat tidur.

"Kalau begitu ayo pergi!" Martin menyeret koper Carol dan menggandeng pemiliknya.

"Kalian mau pulang?" tanya Joseph yang sedang bersandar di tembok.

"Iya! Kamu kapan pulang?"

"Sore nanti, Kak. Aku nginap di rumahmu, ya!"

"Boleh, boleh. Nginap saja gak apa-apa."

"Calon kakak ipar, jangan lupa tugas kelompoknya." Joseph mengingatkan tugas kelompok prakarya yang akan dipresentasikan beberapa hari kedepan.

"Iya, tenang aja!"

"Kalau gitu kita duluan ya, Joseph."

"Yo!" Joseph melambaikan tangan.

Martin dan Carol pergi ke luar. Martin mengambil mobilnya sementara Carol berdiri menunggu di depan halaman. Setelah mobil sampai, Martin bergegas memasukkan koper ke bagasi dan membukakan pintu mobil untuk Carol kemudian mereka berdua berangkat pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!