Bab 5. Pria Kasar

Bandung , Indonesia

Sore hari. Senja bahkan telah menampakkan sinarnya. Siapa yang tak menyukai senja. Kadang pancaran kilaunya yang berwarna orange keemasan bergradasi dengan ungu violet yang unik.

Namun, indahnya tetap saja memudar. Digantikan pekatnya malam yang menjadikannya gulita.

Keira duduk dengan rasa tak nyaman, terlihat cukup tegang sepanjang perjalanan. Tergambar jelas ketika ia terus meremas ujung kain yang dikenakannya. Sesekali netranya memerhatikan Revan yang sepatah katapun tidak mengeluarkan suara ketika sedang mengemudi.

Silih berganti hari hampir berganti malam. Membuat Revan mengarahkan mobilnya di sebuah minimarket sebagai persinggahan.

"Kenapa berhenti di sini, Pak? Bukankah kita akan ke apartement milik Bapak?"

Keira melotot menatap bingung ke arah Revan yang langsung mematikan mesin mobilnya. Seakan cemas Revan akan melakukan hal-hal diluar dugaan.

Revan hanya mengesah memilih diam sambil membuka pintu mobilnya. Menit kemudian, kepalanya kembali menyembul di samping jendela kaca mobil. Tepat di sebelah Keira sedang duduk.

"Kamu tidak mau ikut?" Revan merubah raut wajahnya agar tidak terlihat menyeramkan dengan sedikit tersenyum.

"Tidak, Pak. Aku sedang ketakutan," ucap Keira sedikit acuh.

"Takut kenapa?" Revan masih membungkuk sambil menatap Keira dengan serius.

"Bagaimana jika nanti ada yang tahu kita sedang bersama lalu jadi bahan gosip?"

"Ckckck, kamu masih memikirkan omongan orang. Saya nikahi kamu biar mereka berhenti membual!" cibir Revan yang kembali menoleh pada Keira yang masih diam termangu.

"Keira!" teriak Revan, membuat Keira tersadar lalu segera keluar dari mobil dan mengikuti ke manapun Revan pergi.

Revan membeli beberapa bahan makanan instan dan beberapa keperluan sehari-hari, seperti sabun, shampoo, dan lainnya.

Namun yang membuat mata Keira terus mengekor pada barang belanjaan Revan adalah, pria tersebut membeli hampir semua kebutuhan wanita. Bahkan Keira melihat pembalut wanita yang juga Revan masukkan ke dalam keranjang belanja.

Ingin sekali ia bertanya tetapi seakan lidahnya kelu dan kaku di hadapan banyak orang. Keira hanya diam mengikuti langkah Revan yang sedang mengantre di kasir.

"Istrinya cantik banget, Om. Mungil kayak Barbie," puji kasir minimarket.

Revan hanya membalas senyuman, sementara netranya mengedar ke sekeliling dan ternyata beberapa pria yang juga ikut mengantre mengamati tubuh Keira. Revan segera menarik pinggul Keira, bahkan tanpa meminta ijin pada gadis itu terlebih dahulu.

"Apa-apaan ini, Pak! Lepaskan, atau aku teriak!" desis Keira berdecak kesal.

Keira merasa risih dengan perlakuan Revan. Jemarinya terus saja berusaha melepaskan pelukan Revan yang semakin erat saja menempelkan tubuhnya hingga tak berjarak dengannya.

"Jika kamu berani mempermalukan aku di depan umum, kamu akan menerima hukumannya, Keira!" desis Revan, setengah mengancam.

Berhasil.

Keira menurunkan tangannya, menghentikan pergerakan yang semula berontak dan sedikit meronta.

Napas Revan terasa menghangat menerpa pipi Keira, dan harum parfumnya yang mahal menguar di hidung siapapun yang di dekatnya.

'Wangi sih, tapi gak gini juga! Suka maksa-maksa orang, ngeselin!' Batin Keira menggerutu.

Setelah selesai berbelanja, Revan menggenggam erat tangan Keira dan berjalan cepat melintasi beberapa orang. Bahkan ketika ada ibu-ibu hampir menyenggol tubuh ramping Keira, ia segera sigap memberikan pelukan perlindungan.

'Aduuuuh … si Bapak boss bisa copot nih jantungku'. Batin Keira, yang lagi-lagi ingin protes meski hatinya sebenarnya penuh harap bisa memiliki pasangan seperti Revan.

Semua mata memperhatikan keduanya. Bagaimana tidak, Revan saat ini mengenakan jas mahalnya lengkap dengan kacamata hitam, meski raut wajahnya dingin dan datar, tapi wajah tampannya mampu memukau setiap mata yang menatap.

"Aduuh … ganteng banget, beruntung banget ya istrinya," celetuk seorang ibu hamil yang kebetulan berpapasan dengan Revan dan Keira.

"Kamu dengar Keira?! Seharusnya kamu bersyukur saya gandeng begini, tidak usah sok jual mahal," protes Revan saat berjalan menuju mobil.

Keira hanya diam bergegas masuk mobil ada duduk di samping kemudi.

**

Mobil melesat kencang menuju sebuah apartement mewah di kawasan Kuta, Bandung .

Mata Keira berhasil membulat sempurna ketika melihat sekeliling apartement.

"Mewah banget, pasti mahal sewanya," celetuk Keira dengan suara lirih. Namun, ternyata Revan mendengar ocehan gadis belia di sampingnya.

"Kesambet hantu gedung ini tahu rasa, ngomong sendirian," sambar Revan asal dan mengejutkan Keira.

"Duuuh Bapak, hantunya tuh Pak Revan. Tiba-tiba nongol bikin kaget saya!" Keira melotot.

Revan tergelak, menit kemudian Revan mengajak Keira ke dalam satu unit mewah. Di sana sudah lengkap dengan perabotnya.

Mata Keira terus mengedar memperhatikan sekeliling tempat itu.

"Aku harus nyicil bayar seumur hidup deh Pak, kalau mau tinggal di sini," ucap Keira yang disambut senyuman tipis oleh Revan.

"Enggak juga, si Wina juga aku bagi gratis tuh unit di sini. Dan beberapa karyawan lainnya juga." Revan memasuki ruangan sambil berjalan menuju dapur.

Keira segera mengikutinya dengan langkah seribu.

"Apa!" Mata Keira kembali membulat.

"Biasa aja, kamu 'kan tahu bisnis yang saya jalankan memang dibidang properti." Revan menukas sembari menata bahan makanan di dalam kulkas.

"Pak," panggil Keira ragu-ragu.

"Ya." Revan menjawabnya dengan irit, disela-sela kesibukannya menata barang-barang.

"Apakah kita akan tinggal bersama?"

Revan menghentikan pergerakan sesaat. Lalu mendekati Keira. Ia berusaha mengikis jarak wajahnya. Hingga pipi Keira yang putih mulus meremang menahan rasa malu.

Jantung Revan kembali berdebar setiap kali ia berdekatan dengan Keira. Matanya menatap tanpa kedip menerka ekspresi Keira yang semakin salah tingkah dibuatnya.

Bagaimana tidak. Revan begitu tampan dan memiliki segalanya. Tentu dua adalah idaman wanita. Tak terkecuali gadis ingusan bernama Keira yang berdiri tepat dihadapannya.

Namun, Revan adalah pria yang berpegang janji. Janjinya adalah untuk menjaga dengan baik titipan sahabatnya, seorang Alan. Sahabat yang sejak kecil selalu bersama. Bahkan saat kondisi Revan jatuh, karena keluarganya yang broken home. Alan selalu ada untuknya.

Menjaga Keira, dan memberikan yang terbaik. Adalah salah satu bentuk hutang budi bagi seorang Revan Halim.

Keduanya masih saling bertukar pandang. Bahkan keduanya bisa merasakan napas lawannya masing-masing.

"Ah … sial, kamu cantik sekali Keira. Aku memang iseng asal nyeletuk. Tapi bukan berarti aku harus jatuh hati sama gadis ingusan seperti kamu! Apa kata Alan nanti kalau aku kepergok suka sama adiknya," lirih batin Revan merutuki dirinya.

"Bagaimana menurutmu?" Revan sengaja memancing Keira.

"Sebaiknya jangan Pak, banyak karyawan yang tinggal di sini! Bisa mati jadi bahan bully saya!" sergah Keira dengan wajahnya yang berubah menegang.

"Kamu bukan selera saya, sayangnya!" Revan mendorong perlahan tubuh Keira agar menjauh darinya.

Malu.

Hal itu yang dirasakan Keira karena kesalah pahaman yang dibuatnya.

"Oh, kalian di sini rupanya! Jadi ini yang kamu lakukan di belakang saya? Mendekati adikku diam-diam?"

Suara bariton terdengar familiar itu sontak membuat Revandan Keira terkejut dan menatapnya dengan bersamaan.

"Alan!" Revan terkejut melihat Alan sudah berdiri di sampingnya.

Sementara Keira hanya diam mematung dengan mulut ternganga melihat kedatangan kakaknya yang tiba-tiba muncul tak terduga di sebuah unit pribadi milik Revan Halim.

— To be continued

Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
65 Bab 65. Rahasia Pil Pahit
66 Bab 66. Hukuman Untuk Pembangkang
67 Bab 67. Dia Mengawasiku
68 Bab 68. Malam Pesta
69 Bab 69. Bukan Budak Cinta
70 Bab 70. Siapa Bella?
71 Bab 71. Mereka Memaksa
72 Bab 72. Tak Ada Cinta Menetap
73 Bab 73. Urungkan Niatnya, Ini Pelik
74 Bab 74. Terbelenggu
75 Bab 75. Musibah Terencana
76 Bab 76. Tragedi Malam
77 Bab 77. Inilah Saatnya
78 Bab 78. Pelarian 1.
79 Bab 79. Pelarian Ke-2
80 Bab 80. Pelarian Ke-3
81 Bab 81. Kabar Duka
82 Bab 82. Sebuah Kejanggalan
83 Bab 83. Bramantyo Mendampinginya
84 Bab 84. Mungkinkah Ini Teror?
85 Bab 85. Mungkinkah Dia di Sini?
86 Bab 86. Teror dan Frustasi
87 Bab 87. Pergi Dengannya
88 Bab 88. Sengaja Menghilang
89 Bab 89. Berita Hilangnya Bramantyo
90 Bab 90. Ku serahkan Dia
91 Bab 91. Mungkinkah Keira Hamil?
92 Bab 92. Negosiasi
93 Bab 93. Aku Tidak Sakit Jiwa
94 Bab 94. Rahasia dan Alasan
95 Bab 95. Menjadi Pengganti?
96 Bab 96. Bukan Halusinasi
97 Bab 97. Mencari Nathalie
98 Bab 98. Pengakuan Keluarga
99 Bab 1. Salah Sasaran
100 Bab 2. Kecewa
101 Bab 3. Gak Peduli
102 Bab 4. Salah
103 Bab 5. Begitu
104 Bab 6. Apa Iya?
105 Bab 7. Aneh
106 Bab 8. Salah Lavender
107 Bab 9. Belagu
108 Bab 10. Anonim
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan
65
Bab 65. Rahasia Pil Pahit
66
Bab 66. Hukuman Untuk Pembangkang
67
Bab 67. Dia Mengawasiku
68
Bab 68. Malam Pesta
69
Bab 69. Bukan Budak Cinta
70
Bab 70. Siapa Bella?
71
Bab 71. Mereka Memaksa
72
Bab 72. Tak Ada Cinta Menetap
73
Bab 73. Urungkan Niatnya, Ini Pelik
74
Bab 74. Terbelenggu
75
Bab 75. Musibah Terencana
76
Bab 76. Tragedi Malam
77
Bab 77. Inilah Saatnya
78
Bab 78. Pelarian 1.
79
Bab 79. Pelarian Ke-2
80
Bab 80. Pelarian Ke-3
81
Bab 81. Kabar Duka
82
Bab 82. Sebuah Kejanggalan
83
Bab 83. Bramantyo Mendampinginya
84
Bab 84. Mungkinkah Ini Teror?
85
Bab 85. Mungkinkah Dia di Sini?
86
Bab 86. Teror dan Frustasi
87
Bab 87. Pergi Dengannya
88
Bab 88. Sengaja Menghilang
89
Bab 89. Berita Hilangnya Bramantyo
90
Bab 90. Ku serahkan Dia
91
Bab 91. Mungkinkah Keira Hamil?
92
Bab 92. Negosiasi
93
Bab 93. Aku Tidak Sakit Jiwa
94
Bab 94. Rahasia dan Alasan
95
Bab 95. Menjadi Pengganti?
96
Bab 96. Bukan Halusinasi
97
Bab 97. Mencari Nathalie
98
Bab 98. Pengakuan Keluarga
99
Bab 1. Salah Sasaran
100
Bab 2. Kecewa
101
Bab 3. Gak Peduli
102
Bab 4. Salah
103
Bab 5. Begitu
104
Bab 6. Apa Iya?
105
Bab 7. Aneh
106
Bab 8. Salah Lavender
107
Bab 9. Belagu
108
Bab 10. Anonim

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!