Bab 19. Cuek Tapi Perhatian

Malam seakan lama berganti pagi. Keira juga belum bisa tidur. Ia tidak terbiasa tidur sekamar dengan orang lain. Apa lagi yang berlawanan jenis dengannya.

Sesekali ia berganti posisi ke kiri dan ke kanan. Semua telah dicoba. Tetapi hasilnya masih saja sama. Kelopak mata ingin saja turun dan terpejam. Tapi pikiran tetap saja bergejolak dengan rasa cemas dan takut pada suami playboy-nya.

Sekejap melintas pikiran tentang Revan. Saat pernah memergokinya akan bercumbu mesra waktu mengalami kegagalan dalam bisnis. Tiba-tiba rasanya ingin mual dan jijik. Bahkan bergidik ngeri melihatnya sedang tidur pulas di lantai.

Hari sudah hampir sepertiga pagi. Nyenyak sekali tidur Revan seolah tanpa beban. Padahal dia sudah menghancurkan masa depan Keira dengan menyeretnya dalam pernikahan terpaksa.

Keira menguap beberapa kali. Pertanda rasa kantuk mulai menderanya. Tangannya mulai bergerak menarik selimut. Ketika menoleh tanpa sengaja ia melihat lelaki yang baru saja dinikahinya meringkuk memeluk kedua lututnya dengan posisi tubuh miring ke kiri.

Dingin. Ya sepertinya Revan tak tahan menahan gigil yang disebabkan suhu ruangan. Keira kembali duduk, lalu turun dari ranjang.

Keira langsung bergegas turun membawa selimutnya untuk menutupi seluruh tubuh Revan. Siapa sangka dalam waktu bersamaan ia berbalik.

Badan mereka saling berhadapan. Keira terkejut melihat Revan yang ternyata juga terbangun menatapnya.

Keira segera bangkit, tapi Revan dengan cekatan menarik pinggul Keira hingga gadis itu terjatuh dan menindih tubuh suaminya tanpa disengaja.

"Lepaskan!" Pekiknya sedikit meronta.

"Aku berhak menyentuhmu jika mau! Lihat, aku bahkan rela tidur di lantai demi kamu merasa aman. Aku tahu kamu takut, Keira . Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya," ucap Revan. Keduanya saling bertukar pandang.

"Masa lalu aku memang suram, Keira . Tapi sekarang aku ingin berubah," ujar Revan.

Sungguh posisi yang membuat Revan semakin menegang. Tubuh Keira menekan miliknya, memancing gairah pria itu yang sekuat tenaga ia pertahankan.

Keira merasakan sesuatu mengeras di bawah sana. Ia segera bergerak menjauh. Tapi Revan seakan tidak tidak rela dan kembali menariknya hingga dalam pelukan.

Kedua tangan kekarnya mengungkung kuat agar Keira tidak lagi bisa bergerak. Rasa aneh itu kembali menjalar ke seluruh tubuh.

Mulanya Keira berupaya melakukan penolakan, tapi entah kenapa rasanya begitu nyaman dan menenangkan. Ia justru merebahkan tubuhnya, Revan berguling hingga posisi Keira di bawah.

Jantung Keira semakin berdegup kencang. Sampai-sampai seakan mencelos saja dari tempatnya.

Pacaran saja selama ini ia belum pernah. Dan sekarang tiba-tiba memiliki suami. Tentu saja ia sulit beradaptasi.

Revan semakin mendekatkan wajahnya, dengan posisi badan saat ini. Sebelah kaki yang mendidih tubuh Keira membuat gadis itu memejamkan matanya.

Revan merasa istrinya ini begitu lugu dan lucu. Bukannya menciumnya, tapi ia justru mengangkat Keira dan memindahkannya ke ranjang.

"Tidur saja di sini, pejamkan matamu meski sebentar saja. Atau semua orang beranggapan malam ini aku menyiksamu," ucap Revan sambil menoel dagu istrinya lalu mengecup puncak kepalanya.

Revan segera bangkit kembali ke lantai untuk melanjutkan tidurnya. Aneh, Keira seakan tak ingin suaminya menjauh. Tangannya reflek menahan lengan sang suami sekaligus bos-nya.

"Kenapa?" tanya Revan dengan napas semakin memburu.

"Jangan pergi, tidur saja di sini," pintanya dengan tatapan mengiba. Membuat Revan tak tega melihat sepasang mata menatap begitu teduhnya.

Godaan Revan kali ini besar sekali. Biasanya jika itu orang lain dan usianya sudah matang. Pasti Revan sudah menerkamnya dengan ganas.

Tapi wanita di depannya ini Keira . Gadis dengan selisih umur yang lumayan jauh darinya. Selain itu juga belum pernah merasakan di jamah oleh pria maupun.

"Aku aku takut tidak bisa menahan diri," sergah Revan tetap bergerak menjauh.

"Maka lakukan saja," ucap Keira cepat.

Seketika Revan tercekat, kembali mendekat, "Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran?"

"Aku istri kamu bukan? Apakah kamu masih merasa sebagai seorang pedofil? Aku dua puluh satu tahun, Revan."

Astaga, rupanya istri kecilnya mendengarkan semua ocehannya semalam. Harus apa ia sekarang.

"Terus, aku harus gimana? Jangan memancing, Keira . Aku bisa menerkam kamu nanti," ucap Revan mengingatkan.

"Buktikan dulu ketulusan kamu mulai sekarang," pinta Keira .

Revan melepaskan tangan Keira dan menjatuhkan tubuhnya tepat di sebelahnya.

"Tidurlah, aku di sini," tukas Revan kemudian memejamkan matanya membelakangi istrinya.

Penolakan Revan justru membuat Keira kesal. Rasa apa ini? Berulangkali hanya itu yang melintas dibenaknya.

Ada rasa benci, sakit hati, merasa dijebak, tapi juga tidak rela didiamkan begitu saja. Keira ingin diperhatikan, dimanja. Keterlaluan memang. Nalurinya sebagai seorang wanita yang mulai beranjak dewasa bangkit.

Persetan dengan rasa malu dan harga diri. Ia semakin gusar tidak lagi mampu menahan egonya. Ia tiba-tiba mendekap tubuh Revan dari belakang.

Lelaki itu terkejut, bagaimana mungkin wanita seperti Keira bisa berubah secepat ini. Revan sangat ingat, jika ciuman pertama kali saja dia yang merenggut. Mungkinkah Keira penasaran ingin merasakan bagaimana itu bercinta?

Revan hanya ingin memberikan rasa tenang. Ia berbalik dan membalas pelukan istrinya.

"Sudah, tidur! Hampir subuh, aku di sini memeluk kamu bukan? Apa kau nyaman sekarang? Tidak cemas lagi?"

Revan mencecar dengan rentetan pertanyaan yang membuat wajah Keira merona menahan malu yang luar biasa.

Bagaimana tidak, tiba-tiba saja rasanya pada Revan berubah manja. Membuat ia tak kuat menahan rasa.

"Terimakasih," ucap Keira singkat.

Setelah itu tak lagi terdengar suara. Ia juga perlahan lemas. Tangannya yang semula melingkar di perut Revan merenggang. Rupanya ia terlelap.

Revan menahan napas, dan jantungnya semakin berdegup kencang. Wajah mereka bertatapan. Sesekali ia melihat ke arah lain. Tapi matanya selalu saja ingin kembali pada pemilik wajah cantik di depannya.

Entah kenapa hati Revan rasanya semakin tak karuan. Antara panik, bahagia semuanya melebur jadi satu.

Kerinduannya pada sosok wanita yang bisa mengerti dirinya seolah terobati.

Meskipun ia sempat marah padanya, ketika tahu memilih menemui Bramantyo Baskara diam-diam, kecewa saat berpikir ditinggalkan begitu saja. Tapi sekarang ia sudah di sini. Dalam dekapannya. Menjadi miliknya.

Seketika itu juga pikirannya kembali teringat pada sosok pria sombong yang menganggapnya remeh. Ia berujar ingin membalasnya nanti.

Baru saja ia memejamkan matanya, ha weker berdering, di susul dering ponselnya. Dengan gesit Revan meraih dan mematikannya. Tak ingin gadis pujaannya terganggu istirahatnya tentunya.

Tapi ponselnya berada jauh dari jangkauannya. Di lantai tempatnya tidur semalam. Astaga. Ia terpaksa melepaskan pelukan istrinya dan perlahan turun.

Ada nama Debra terpampang di layarnya. Ah kesal rasanya. Dari mana wanita itu tahu nomor pribadinya yang bahkan hanya diketahui keluarganya saja?

Cepat-cepat Revan menolak panggilan itu. Ia menggeser tombol merah.

Tak lama kemudian, ponselnya kembali bergetar. Pertanda pesan suara masuk.

[Ku dengar kau sudah menikah, kebetulan aku menginap di hotel yang sama. Aku ingin mengucapkan selamat saat sarapan pagi ini. Tepat di hadapan orang tuamu!]

Begitu isi pesan singkat yang dikirimkan Debra untuknya. Sial. Wanita itu pasti berencana merusak nama baiknya. Revan geram dan segera menghubungi Maggie.

Baginya tidak ada pilihan lain kecuali berbicara jujur pada ibunya. Lagi pula, hanya wanita itu yang dekat dan mengerti dirinya. Jika Hardian tahu mengenai masalah ini bisa-bisa ia dipecat jadi anak. Apa lagi jika Keira yang tahu, cintanya bisa pergi jauh dan menghilang.

Tangan Revan gemetar, jemarinya segera menari mencari nama Maggie di ponselnya.

"Halo, Ma. Bisa tolong temui aku sekarang di depan kamar? Genting! Aku butuh bantuan Mama," ucap Revan pada wanita di seberang telepon.

— To Be Continued

Terpopuler

Comments

Nina_Melo

Nina_Melo

Keren tulisannya, semangat ya. Aku tunggu Update-nya

2025-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!