Bab 15. Oh Keira yang Galak

Sejenak, Keira masih tercenung belum bisa menjawab. Hingga ia menyadari Maggie mendekat dan mengelus punggungnya.

"Keira, tidak perlu dijawab sekarang. Kamu memiliki banyak waktu untuk memikirkannya," ucap Maggie. Ia begitu sabar ketika berbicara dengan Keira. Meskipun seluruh karyawan Revan mengenal betul Maggie adalah pribadi yang tegas bahkan terbilang kasar.

"Ya Tante. Sama mau fokus bekerja dulu. Buat lanjutin kuliah yang terbengkalai. Kalau saya terima begitu saja setiap orang yang meminang, apa jadinya nanti. Bukankah saya perlu banyak membenahi diri?" Bulir bening di pipi gadis itu merembes dengan derasnya.

Tak dapat terbendung. Ia berusaha keras mencambuk sendiri dirinya. Setelah mengetahui pengakuan Bram tentang perusahaan keluarganya yang ternyata masih ada dan berjalan lancar. Di saat itu juga Keira merasa terkhianati oleh sang kakak.

Sejak mengetahui hal itu. Ia bertekad untuk serius menekuni dunia bisnis. Belajar banyak dari bos genitnya adalah salah satu tujuan Keira nantinya. Oke, kembali ke Revan dan Keira.

"Ya. Benar kata mama. Kamu gak perlu jawab sekarang. Karena sekarang kamu lagi kerja sama aku, ikuti semua perintahku sebagai asisten pribadi yang sebenarnya," ujar Revan.

"Saya akan bersikap profesional dan proaktif kok Pak, jika itu menyangkut pekerjaan." Keira segera meraih tas miliknya dan mulai meninggalkan rumah Maggie setelah berpamitan.

Saat itu juga Revan tercenung menatap wajah gadis itu, "Kamu harus menjadi milikku, Keira."

"Pak, jadi pergi ke Bandung apa masih kangen mamanya? Saya tunggu di mobil deh ya Pak," seloroh Keira.

"Hmmm ... cari gara-gara kamu, belum tahu siapa sebenarnya Revan. Aku akan mengatasnamakan pekerjaan sebagai cara mendapatkan kamu," lirihnya, kemudian melangkah pergi.

Licik sekali akalnya. Setelah penolakan yang dilakukan Keira, ia mencari celah untuk mendapatkan gadis itu.

Ia merasa kesal. Tidak ada satu wanita pun yang berani menolak pesonanya selama ini. Selain rupawan, ia juga pria dewasa yang mapan. Tentunya impian semua wanita bukan? Tetapi Keira menilai orang bukan dari segi materi.

Mungkin bagi sebagian orang. Menganggap ini mustahil. Mengingat jaman sekarang semua serba membutuhkan uang. Tapi Keira juga ingin membuktikan bahwa wanita juga bisa berperan mencari uang, bukan hanya kaum lelaki. Prinsip ini telah ada dalam keluarga Keira sejak lama. Dan ia pun berpegang teguh pada prinsip tersebut.

Revan segera duduk di kursi kemudi bersama Keira yang telah menunggu duduk bersandar tepat di sampingnya.

Revan menoleh sebelum menyalakan mesin, kemudian menginjak pedal menelusuri jalanan wilayah Badung - Bali.

"Keira, apa boleh saya mengajukan pertanyaan?" tanya Revan mengusir kesepian.

Sejak tadi ia mengutarakan keinginannya untuk mempersunting wanita di sampingnya, gadis itu jadi pendiam. Cerianya hilang, tak seperti hari-hari sebelumnya.

"Boleh, boss 'kan bebas, Pak. Tanya aja, pasti Keira jawab kok selagi bisa." Pandangan Keira tetap lurus ke depan menatap jalanan yang mulai ramai.

"Kalau nanti kamu menikah, apa kamu masih ingin bekerja?" tanya Revan berhati-hati.

"Tentu saja Pak. Saya gak mau tergantung dengan suami," terang Keira. Masih sama, tidak ada perubahan ekspresi yang ia tampakkan. Pandangannya sama masih lurus ke depan.

"Dan kewajiban kamu sebagai istri—" Revan merasa canggung, sehingga dengan tiba-tiba ia menghentikan kalimat yang diucapkannya.

Keira tersenyum simpul lalu menoleh ke arah Revan yang sesekali mencuri pandang ke arahnya. Gadis itu kini menatap lekat wajah si bos yang playboy-nya pakek banget dalam jarak dekat. Entah kenapa ia ingin memberi pelajaran pada semua pria yang mempermainkan wanita.

Tepatnya, Keira ingin merubah pribadi Revan agar tidak dinilai buruk oleh semua orang yang mengenalnya.

"Saya tentu akan memenuhi semua tugas sebagai seorang istri," balasnya, kemudian ia kembali menatap ke depan dan menyandarkan tubuhnya di kursi mobil.

"Jika kamu ingin memenuhi tanggung jawab sebagai seorang istri, lalu kamu menolak suami memberikan tanggungjawabnya?" Revan tak kalah memasang wajah dinginnya.

"Memang kewajiban suami bekerja dan menafkahi istri beserta keluarga, tetapi alangkah baiknya jika istri bisa membantu meringankan beban. Selain itu, dengan bekerja setidaknya istri akan dinilai berharga."

"Jadi bagi kamu harga diri lebih penting?"

"Bukan masalah penting atau tidak penting, Pak. Tetapi jaman sekarang begitu banyak pria hidung belang. Yang mengandalkan kekayaan meniduri wanita dengan percintaan satu malam juga sudah banyak," sindir Keira, membuat pipi Revan berubah warna.

Malu tentunya. Ingin sekali Revan mengelak. Tetapi ia sadar betul jika Keira pernah menangkapnya basah di kamar bersama wanita binal di apartemennya.

"Sebegitu buruknya aku di hadapan kamu? Tidakkah ada tempat untuk memperbaiki semuanya?" Revan menghentikan mobilnya mendadak di bahu jalan.

"Bukan begitu Pak," sanggah Keira cepat.

Sengaja Keira menghindari tatapan mata Revan yang kian menajam. Ia mendekatkan tubuhnya, membuat Keira gugup dan reflek mundur.

"Kamu, beri aku kesempatan atau tidak?"

"Lihat nanti, Bapak bukannya ngajakin ke Bandung? Atau ini cuma akal-akalan saja?" tukasnya sewot.

"Kamu ngeselin ya. Saya boss kamu loh, kalau saya gak bisa bikin kamu jatuh cinta dalam sebulan, jangan panggil saya Revan dan kamu bebas ngapain aja. Resign sekalipun juga boleh!" tantang Revan menampakkan wajah terdingin yang dia miliki.

Revan kembali menyalakan mesin mobilnya. Kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Sepanjang perjalanan Keira memilih diam. Meski ia tahu Revan tidak mengijinkannya pulang untuk membawa peralatan sekalipun.

**

Revan dan Keira telah sampai di salah satu hotel berbintang di Bandung. Mereka disambut dengan jamuan spesial. Ini adalah pertama kalinya bagi Keira.

Gadis itu terperangah kagum melihat desain elegan nan mewah. Pasti mahal menyewa tempat itu? Berapa banyak yang harus Revan keluarkan? Banyak sekali pertanyaan yang mengganggu pikirannya.

Baginya sudah biasa melihat Revan dikerumuni oleh wanita. Tapi setelah lelaki itu mengutarakan niatnya untuk mempersunting dirinya, sikapnya berbeda. Ada rasa kesal melihat si bos berbicara dengan lawan jenis meski itu hanya terlihat sebagai kolega kerjanya saja.

Saat itu, setelah dikalungi karangan bunga. Revan diantar ke kamar pribadinya. Jengkelnya Revan mengabaikan Keira yang sedari tadi mematung seperti manekin tak terpakai.

Melirik ke arah Keira saja tidak, apa lagi menyapa. Gadis itu benar-benar dibuat seperti kambing congek di sana.

Ini tidak bisa dibiarkan. Keira geram dan berjalan mengikuti kemanapun Revan pergi. Meski sesekali setengah berlari mencoba mengimbangi sang bos. Apa boleh dikata. Semua ia lakukan mengesampingkan perasaannya. Meski akhirnya kesal juga.

Seorang wanita yang bersama Revan berbelok ikut memasuki kamar VVIP. Dada Keira seperti dihujam belati seketika. Dengan gerakan cepat ia berlari menyusul hingga tenaganya tak tersisa.

"Tunggu! Apa-apaan ini! Masuk ke kamar pria karena ia seorang bos?" selorohnya. Membuat Revan malu dan terkejut.

"Keira, ada apa? Ini Ajeng, sekretaris Papa. Ia mengantarku kemari untuk menunjukkan semua barang-barang yang aku pesan," terang Revan.

Keira tercekat. Ia segera meminta maaf kepada Ajeng selaku sekretaris orang tua Revan. Ada yang terasa sakit, tapi tak terlihat. Ada yang terluka tapi tak berdarah. Ya. Hati Keira merasa terluka. Bahkan, ia tidak menyadari apa yang dirasakannya saat ini.

— To Be Continued

Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!