Bab 12. Belahan Jiwa

11.00 WIB — Rumah Keluarga Revan

Revan menghentikan mobilnya di sebuah perumahan kawasan elite di daerah Badung — Bali. Sesampainya di sana, seorang wanita paruh baya yang semula sibuk merangkai bunga di teras terkejut menoleh ke mereka.

“Loh, sudah pulang jam segini? Tumben banget pulang ke rumah,” cetus wanita yang masih terlihat cantik bernama Maggie.

“Ngomong apa sih, Ma. Anak pulang malah disemprot. Gak pulang dicariin,” protes Revan dengan wajah cemberut.

Pandangan Maggie berpindah pada Keira yang berdiri di belakang Revan. Pemuda nakal itu sengaja menyembunyikan asisten pribadi yang kini menjadi kesayangannya di punggung kekarnya.

“Siapa nih? Pacarnya Revan ya?” sapa Maggie, dengan kepala setengah dicondongkan agar bisa melihat wajah gadis dibalik punggung putranya.

“Saya … Keira Tante, asisten pribadi Pak Revan yang baru,” jawab Keira dengan nada gugup terdengar sumbang dan bergetar.

Ia memang polos, tidak mau mengaku kalau dia adalah adik kolega Revan. Bukan itu saja. Ia juga tidak ingin dikenal karena latar belakang keluarganya. Menurutnya tidak ada yang bisa dibanggakan, terlebih keluarganya telah tiada. Toh Keira memulai semua dari awal. Kakaknya saja raja tega.

“Wah, cantik sekali kamu,” ucap Maggie sambil menjabat tangan Keira dan tersenyum hangat.

“Nemu di mana asisten begini? Kamu ketimbang gonta-ganti wanita, terus dibawa nginep di apartemen kamu. Mendingan nikah aja sama dia,” desak Maggie sambil menepuk bahu putranya.

“Apa sih Ma, usianya beda jauh sama Revan. Di awal kerja aja dia panggil Om,” celetuk Revan sambil melirik kesal ke arah Keira yang selalu menghindari tatapannya.

“Cinta tidak mengenal umur, Revan. Banyak loh cinta beda usia yang justru keharmonisan terjaga,” tukas Maggie menyemangati putranya.

“Kalau dianya mau, Ma. Dia pemilih dan kadang sedikit kasar,” balas Revan dengan bibir mengerucut.

Masih sama. Meski mendengar dengan jelas obrolan anak dan ibunya gadis itu tetap bersikap biasa saja. Tidak menunjukkan keagresifan seperti wanita kebanyakan yang ingin dekat dengan Revan, terlebih pada ibunya berharap mendapat restu.

Pipi Revan merona seketika. Rasa yang tak pernah ia rasakan pada siapapun sebelumnya. Baru kali ini ia berani membawa seorang gadis pulang menemui ibunya. Dan yang mengejutkan ibunya menyambut baik.

Biasanya Maggie tidak pernah suka pada siapapun yang dekat dengan putranya. Ia memang sosok yang hangat dan amat baik tetapi itu hanya berlaku pada pribadi yang disukainya. Di semua perusahaan milik Revan, Maggie terkenal keras bahkan tidak ragu memberikan sanksi bagi siapapun yang ketahuan mendekati putranya.

Pernah ada kejadian, Maggie memecat seorang staf hanya karena kepergok memijat bahu Revan di ruangannya. Seperti tidak kenal saja jika putranya itu seorang playboy. Oke. Kembali ke kediaman keluarga Revan.

Maggie terlihat senang. Ia bahkan segera mengajak Keira masuk ke dalam rumahnya mengabaikan Revan yang sebenarnya ingin duduk berdua saja di taman rumahnya.

Sementara Keira hanya menurut saja mengikuti kemauan Maggie. Keduanya tampak akrab, bahkan sesekali keduanya tertawa terbahak-bahak mengabaikan keberadaan Revan yang merengut memperhatikan keduanya.

Revan berusaha memberikan kode, menunjuk ke arah lantai atas berharap Keira menyusul. Nihil. Keira hanya mengangguk tetapi tetap diam dan asyik bercengkrama dengan ibu Revan.

“Keira, selain bekerja. Apa yang kamu bisa?” tanya Maggie berusaha akrab dengan gadis yang masih amat muda di hadapannya.

Tampaknya, Maggie ingin menggali bagaimana kepribadian seorang Keira lebih dalam.

“Ummm … anu Tante, saya dulunya manja, enggak bisa masak. Tetapi ingin belajar. Semenjak Mama dan Papa meninggal, semua terasa berat. Dan sangat menyesal belum sempat belajar apapun urusan dapur,” jawab Keira jujur.

Raut mukanya mengguratkan kesedihan yang begitu dalam. Membuat Maggie iba dan mengelus puncak kepalanya.

“Jangan cemas, ‘kan ada mama Maggie di sini. Oh … jadi kamu yatim piatu? Kamu tinggal sama siapa sekarang?”

“I-iya Tante, saya masih di apartemen tunjangan kantor. Pemberian Oak Revan, tapi saya gak ada hubungan apa-apa kok Tan, dan janji di cicil nanti bayarnya.” Keira menundukkan kepalanya, entah kenapa kejujuran gadis itu membuat hati Maggie tersentuh.

Bukannya marah karena mengira Keira materialistis, tapi Maggie justru tertawa terbahak-bahak menanggapi ucapan gadis itu. Membuat gadis cantik itu bingung.

“Revan memang biasa memberikan apartemen pada karyawan yang dianggap kompeten, dan juga rajin. Mungkin kamu termasuk diantaranya,” ujar Maggie.

Ia menyampaikan agar Keira tidak terlalu mencemaskan hal itu. Bagi keluarga Maggie bukan berarti apapun pemberian seperti itu.

“Sudah ngobrolnya, ayo ikut ke dapur. Bantuin Tante masak makan siang. Jarang-jarang Revan datang.” Maggie bangkit dan menuntun Keira ke dapur mewahnya.

Keira mengamati sekeliling. Biasanya jika pertama kali diajak ke dapur, bagi kalangan menengah ke bawah tentu saja syok dan terpukau. Tapi gadis cantik itu menunjukkan sikap biasa saja. Membuat Maggie penasaran dengan latar belakangnya.

Maggie tahu betul jika Revan, tidak akan memberikan kesempatan dan juga percaya begitu saja pada siapapun yang baru dikenalnya. Jika terjadi kepercayaan berlebih itu artinya putranya sudah mengenal latar belakang keluarga dan juga kepribadian orang yang mendekatinya dengan baik.

Maggie mengajarkan berbagai macam teknik memasak. Mulai dari memotong sayuran, membersihkan ikan, mencincang daging, menggoreng, dan juga membakar. Selain itu, wanita paruh baya itu juga memberikan bocoran makanan kesukaan putranya.

“Pak Revan makanannya gak rewel ya Tante?” Keira berbasa-basi sambil melumuri gurame filet dengan tepung hendak menggorengnya.

Siapa sangka jika Revan mengambil rekaman keakraban keduanya secara diam-diam. Kemudian kembali lagi ke kamarnya.

“Dia yang penting itu rasanya pedas manis pasti suka,” jawab Maggie sekenanya.

Ada hal yang mengganggu pikiran Maggie. Entah kenapa kini begitu penasaran dengan pribadi Keira. Gadis itu membuatnya senang, tetapi terlihat menyimpan banyak kesedihan.

“Keira,” panggilnya ragu-ragu saat melihat Keira sibuk berkutat membolak-balikkan ikan yang sedang digorengnya.

Dahinya basah akan peluh. Meski begitu ia tetap semangat, tidak terlihat gengsi seperti wanita karir kebanyakan. Yang sok gengsi dengan urusan dapur. Tentu hal itu membuat nilai tersendiri bagi Maggie.

“Ya, Tante. Ada apa?” Keira menatap lekat wajah Maggie yang berubah tegang.

“Tante berharap Revan menjadi suami kamu, ingin sekali rasanya menggendong cucu. Dan saya rasa kamulah perempuan yang tepat untuknya,” tukas Maggie dengan tatapan teduh, begitu menenangkan.

Tentu saja itu impian semua wanita. Ditawari menikah dengan pengusaha muda, berparas tampan dan menawan, memiliki tubuh atletis tanpa celah. Tapi, justru banyak hal tentang kepribadian Revan yang menjadi pertimbangan.

Bukan hanya karena Keira kini telah kehilangan segalanya lantas mau menerima sembarang orang. Jika memang orang tersebut benar serius ingin mendapatkannya maka harus berusaha keras dan mau berubah. Itulah pribadi Keira.

Keira masih menghela napas dalam. Percuma baginya menjelaskan tentang Revan yang merupakan kesayangan ibunya. Tapi bukan Keira Anandita jika tidak berani mencoba.

“Begini Tante, mohon maaf sebelumnya. Saya memang seorang yatim piatu, tapi bukan berarti bisa menerima siapapun yang menawarkan pernikahan dan kenyamanan. Tante sudah tahu bagaimana playboy-nya Pak Revan bukan? Jika memang beliau mau, saya berharap bisa membuatnya berubah terlebih dahulu.” Maggie tercengang mendengar penuturan Keira.

Amazing, gadis muda di hadapannya memang bukan gadis sembarangan. Membuat Maggie semakin penasaran. Ia tersenyum sumringah sambil mengamati kecantikan Keira yang alami.

Oke, ini saatnya ia turun tangan sendiri, membuat rencana untuk menyatukan keduanya. Tentu saja menunggu saat yang tepat untuk menanyakan segala hal tentang Keira nantinya.

“Keira, waktu makan siang sudah tiba. Kami jarang makan bersama, terimakasih sudah membuat putraku pulang hari ini, bisa tolong panggil dia di kamarnya? Tante lelah berjalan,” pinta Maggie dengan wajah memelas.

Tentu saja Keira tidak mau menolak. Terlebih yang meminta tolong adalah wanita yang seusia mamanya. Gadis itu mengangguk cepat.

“Kamarnya di mana Tante?” tanya Keira tanpa pikir panjang.

“Di lantai dua, kamar paling depan. Yang paling luas,” jawab Maggie sambil tersenyum simpul.

Pikirannya menerawang memikirkan banyak hal yang bisa saja terjadi mengingat putranya pria nakal. Trik ini juga digunakan untuk menguji Keira.

— To Be Continued

Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!