Bab 6. Perasaan Tak Nyaman

Jantung Keira hampir saja copot mendengar suara bariton familiar milik sang kakak mengejutkannya.

“Ckck, kau mengenalku, Alan. Jangan sampai kau salah duga hanya karena adikmu cantik,” cibir Revan, dengan nada rendah.

Sementara itu, Keira hanya diam dengan kepala tertunduk mematung. Gadis cantik yang dulunya manja itu memang sedikit berubah meskipun dipaksa keadaan.

Ada rasa sedikit sakit dan juga sedikit lega ketika Alan mengetahui kondisi adiknya. Namun, demi perubahan Keira ia harus setega mungkin.

Memang saat ini Alan terlihat begitu kejam dan super tega pada sang adik.

Namun, tidak ada pilihan lain kecuali memaksa Keira merubah gaya hidupnya demi kebaikan dan masa depannya.

Alan terus menatap sedikit perubahan dalam kondisi Keira. Ya. Masih sedikit perubahan. Keira yang dulunya selalu berdandan menor, kontras dari usianya. Saat ini ia terlihat polos. Mungkin tidak sempat berdandan, sebab sang Boss tidak akan memberikan waktu untuk itu.

Segala pikiran buruk melintas di pikiran Alan. Bagaimana cara rekannya yang arrogant memperlakukan sang adik di kantornya, semua itu segera ditepisnya cepat-cepat. Ia segera menghela napas panjang, dan menghembuskannya dengan kasar.

Keira hanya diam. Ia takut setelahnya Alan akan memberondong dengan sejumlah pertanyaan yang bahkan tak sanggup dijawab.

“Pak Revan—“ belum sempat Keira melanjutkan ucapannya. Revan segera mendekat.

“Alan sudah ku beritahu jika aku akan mengajakmu tinggal di sini. Lagi pula tempat kost kamu itu ‘kan campur dengan kost pria. Tidak baik untuk kamu,” sela Revan dengan wajah datar seperti biasa.

Tidak ada perubahan sikap meskipun di tengah-tengah mereka ada sosok Alan.

Alan yang hanya menatap keduanya bergantian dengan kedua tangan dilipat di depan dada kemudian tersenyum tipis.

“Revan, jika sampai kamu ketahuan memperlakukan Keira sama dengan para wanita cinta satu malammu itu, kamu tanggung akibatnya!” tantang Alan, yang entah sejak kapan ia menjadi cemas soal kedekatan adiknya dengan Revan.

“Aku? Dengan wanita ingusan yang bahkan tidak paham soal pekerjaannya ini? Kamu mimpi Alan! Pulang, dan beristirahatlah.” Revan berbicara sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Alan tersenyum, lalu menepuk bahu Revan.

“Aku percayakan Keira padamu,” ucap Alan kemudian berjalan mendekati adiknya.

“Keira, Kakak sudah bantu menata ruangannya. Kamu harus bekerja keras dan turuti Revan, ya! Jangan bikin Kak Alan malu, biaya tempat tinggal kamu ini tidak murah, jadi bekerja keraslah untuk mengganti!” decit Alan, yang membuat nyeri di ulu hati Keira setelah mendengarnya.

Suaranya bahkan terdengar begitu menusuk di telinga Keira. Kalau saja tidak berada di hadapan Revan, ingin rasanya gadis itu menangis, meraung meratapi nasibnya.

Tak lama setelah berbincang Alan berpamitan meninggalkan tempat tinggal baru Keira, yang merupakan usaha properti milik Revan.

**

“Keira, bisa temani saya makan malam?” tanya Revan setelah membantu membereskan ruangan.

Barang-barang yang di bawa Keira memang sedikit, sehingga tak memakan waktu lama untuk menata segala perabotnya.

“Uumm … nanti pacar Pak Revan marah. Lagi pula saya capek Pak, mau mandi dan istirahat dulu,” tolak Keira yang justru membuat Revan tertantang dan penasaran dengan pribadi gadis itu.

Selama ini, belum ada satu wanitapun yang berani menolak seorang Revan Halim.

Apalagi jika mengetahui Revan yang selain tampan juga mapan soal materi.

“Kenapa kamu menguji kesabaran ku, Keira Anindita?”

Sorot matanya berubah tajam, sedang sikapnya yang memang dingin seakan mampu membekukan udara sekeliling.

“Oke Pak, tapi tolong beri saya waktu untuk mandi terlebih dahulu.” Keira berlalu melewati Revan yang masih duduk menyandarkan tubuhnya di sofa bludru berwarna merah maroon di ruangan itu.

Keira memutar kenop pintu perlahan. Ketika pintu mulai terbuka. Ia begitu takjub dengan kamar barunya. Ukurannya terbilang luas. Tentu saja harganya juga mahal. Keira segera melompat dan berguling di ranjang empuknya, bagai anak kecil yang kegirangan menerima hadiah dari keluarga.

Karena pintu belum ditutup sempurna, Revan mengintip dari balik tembok setelah mendengar suara gaduh yang ditimbulkan Keira. Kemudian kembali mendekati sofa setelah mengetahui jika gadis itu baik-baik saja.

Revan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Keira yang terkesan begitu manja. Benar yang diceritakan oleh Alan, bahwa Keira adalah gadis yang manja. Entah apa yang ada dalam pikiran Revan hingga tertantang mengubah adik sahabatnya menjadi pribadi yang lebih matang.

Lima belas menit berlalu. Revan yang semula memejamkan matanya akibat kelelahan, perlahan membuka kelopak matanya setelah mendengar suara sepasang sepatu berdentum berjalan mendekat ke arahnya.

“Kau sudah selesai?” tanya Revan.

Matanya terfokus pada sepasang sepatu berwarna silver di hadapannya, kemudian mata itu terus menjelajah hingga ke atas bagian pemilik tubuh mungil dan ramping di depannya.

“Keira, kamu cantik sekali. Tak diragukan, kamu memang pandai berdandan.”

Revan merutuki kebodohan, bibirnya yang refleks memuji gadis yang ia juluki gadis ingusan di hadapannya.

Keira malam itu mengenakan gaun berwarna biru, lengkap dengan polesan makeup tipis sesuai usianya. Terlihat polos. Namun masih tampak cantik dan mampu memukau perhatian kaum adam yang melihat.

“Kita makan sekarang, Pak?”

Keira memegangi perutnya yang mulai keroncongan menahan lapar sejak sore tadi.

Revan tersenyum dan mengangguk kemudian, ia berjalan mendahului Keira. Hanya beberapa langkah saja dari kamar Keira, langkahnya terhenti.

“Kenapa berhenti, Pak?” tanya Keira kebingungan.

“Aku mau mandi dulu, masuk! Tunggu di dalam!” perintah Revan. Keira melongo dibuatnya.

Jantung Keira kembali diuji dengan deguban yang amat kencang. Mengingat cerita sang Kakak, jika boss barunya adalah pria play boy yang suka membolak-balikkan hati perempuan.

Tanpa disengaja, Keira meraba tengkuknya sendi saat dirasa bulu kuduknya berdiri menahan kengerian yang melintas di benaknya.

Bukannya merasa aman dan nyaman, Keira justru takut, bagaimana jika si boss lepas kendali dan mencumbui dirinya. Berbagai pikiran buruk melintas begitu saja detik itu.

“Keira!” suara bariton khas berat Revan membuyarkan lamunan Keira, yang semula masih berdiri mematung di ambang pintu.

Keira terperanjat, bahkan saking bingungnya ia langsung berlari memasuki apartement pribadi Revan.

Menit kemudian ia menjerit hingga suaranya terdengar melengking, lalu pingsan. Revan kebingungan, ia segera mengangkat tubuh Keira dan membaringkannya di ranjang king size miliknya.

Setelah membaringkan Keira, Revan segera menutup pintu lalu mematut diri dalam pantulan cermin. Tak lama kemudian, ia tak kalah terkejutnya dengan Keira. Matanya melotot saat tersadar ia hanya mengenakan handuk minim yang terlilit di pinggangnya.

‘Astaga! Aku bodoh, menodai mata polos gadis ingusan. Pantas saja dia pingsan’. Batin Revan, kemudian bergegas mengganti pakaian lalu keluar meninggalkan Keira sendiri yang masih terkulai lemas di ranjang miliknya.

Ada perasaan aneh tak nyaman yang Revan rasakan saat ini. Ia takut jika Keira salah paham dan berpikir buruk tentang dirinya. Tak biasanya seorang Revan Halim memikirkan apa yang dipikirkan oleh orang lain tentangnya.

Mungkinkah Revan telah jatuh cinta pada seorang gadis belia yang umurnya terpaut sepuluh tahun darinya?

—To be continued

Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!