SRAT!!
“U–UWAAAAA!! WAAAAAAKH!!”
Si hantu anak kecil tidak mengayunkan pisaunya. Tapi entah bagaimana tangan kanan Radith yang sedang mencoba untuk melarikan diri itu tiba-tiba saja terpotong dan hilang seperti termakan oleh sesuatu. Intinya lenyap begitu saja sampai bagian siku.
Darah pun mengalir dari tangannya yang terpotong dan ia terus berteriak kesakitan. Benar-benar ketakutan dengan hantu itu. Ia tidak berani menjawab apapun. Ia sendiri bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan dengan hantu itu. Benar-benar tidak paham!
“Kumohon! Su–sudahlah! Biarkan aku pergi!”
Tanpa mempedulikan hantu itu ada di depannya, Radith kembali berdiri sambil menggenggam tangannya yang berdarah.
Lalu dengan cepat, ia berlari melewati anak kecil itu selagi ia masih melihat pintu keluarnya dekat sekali dengannya. Tapi saat ingin berlari, tiba-tiba saja ia kehilangan kaki kirinya dan terjatuh kembali ke lantai.
“UWAAAAAKH! TO–TOLONG! SIAPAPUN!!”
Rasanya sangat menyakitkan. Sekarang ia tidak bisa berdiri lagi karena kakinya telah tiada. Hanya darah yang berada di sekelilingnya.
Tentu saja itu darah dia sendiri yang keluar dari luka-luka besar di tubuhnya. Bersimbah darah di lantai. Wajahnya sudah mulai pucat kerena kehilangan banyak darah. Ia bahkan tidak bisa berteriak. Suaranya hilang dan ia melihat hantu kejam itu masih berdiri di belakangnya dengan pisau kecil di genggamannya.
“To–tolong… aku… akh… aku tidak… ada….”
PATS!
Lampu toko kembali menyala. Radith dapat melihat kembali. Ia senang sekali bisa melihat lagi. Tapi ia tidak senang saat melihat ada makhluk hitam besar yang berdiri di sampingnya.
Radith melihat tangannya yang sudah terpotong tidak dapat digerakkan. Tapi dengan tangan yang satunya, ia akan berusaha untuk merangkak sampai membuka pintu depan untuk meminta bantuan.
Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Hantu itu tidak membiarkannya pergi dengan mudah. Ia bahkan tidak akan membiarkan Radith hidup. Jadi untuk membunuhnya, makhluk hitam besar itu mendorong rak makanan yang ada di samping tempat Radith merangkak. Ia mempercepat pergerakannya sambil berteriak.
Namun terlambat. Rak besi itu telah meniban tubuhnya. Bagian ujung papan besinya telah membelah kepalanya dan bagian tubuh lainnya juga ikut terpotong. Ia terbunuh seketika oleh rak besi tersebut. Yang berhasil menghindar dari rak besi itu hanya bola mata kirinya saja yang terpental sampai menyentuh pintu depan toko.
Darah segar mengalir membasahi lantai. Hantu anak kecil itu menyeringai setelah makhluk hitam yang menjadi teman telah membunuh korbannya.
Untuk menandai korbannya yang telah meninggal, si hantu meninggalkan satu luka tusukan di tubuh Radith. Setelah itu, ia baru pergi dan membiarkan temannya untuk memangsa tubuh Radith sampai habis.
Tapi saat ingin melahap kepalanya, tiba-tiba saja seseorang datang dari depan pintu. Seorang wanita pekerja yang datang ingin memebeli sesuatu di toko.
Tapi setelah membuka pintu, ia langsung berhenti di tempat karena terkejut. Lalu berteriak kencang yang menyebabkan beberapa orang di sekitarnya langsung menghampirinya. Begitu juga dengan teman kerja Radith yang baru saja kembali.
Mereka semua melihat kekacauan di dalam toko. Ditambah dengan gambaran mengerikan yang mereka lihat dari kematian Radith.
Di sana, mereka melihat dua rak besi terjatuh. Salah satunya telah meniban tubuh Radith sebelumnya. Tapi yang mereka lihat hanya kepalanya dengan darah yang banyak saja. Bagian tubuh lainnya telah menghilang.
Semua orang langsung bergegas memanggil polisi untuk kasus kematian Rdith itu. Beberapa orang yang melihatnya juga merasa takut dan mual. Ada yang langsung berlari dari tempat kejadian dan ada yang panik.
Namun, tepat di atas atap toko itu, si hantu anak kecil sedang duduk di pinggiran sambil mengayunkan kakinya dan tertawa bahagia di sana. Dia ditemani oleh makhluk hitam besar yang sedang menggingit tubuh Rdith yang sudah terkoyak.
“Hehe… selanjutnya… siapa lagi, ya?”
*
*
*
“Eh!”
Cahya membuka matanya dengan cepat karena terkejut. Ia baru saja mendapat mimpi buruk yang mengerikan. Napasnya terengah-engah setelah ia tersadar. Lalu tak lama, Cahya memperhatikan sekelilingnya. Ia tahu kalau dirinya sudah berada di kamar Dennis.
Cahya tidak sendirian di sana. Setelah ia mendengar suara erangan yang pelan, Cahya langsung menoleh. Ternyata di sampingnya, ia melihat ada Dennis yang tertidur dekat sekali dengannya. Cahya awalnya terkejut dan ingin mendorong Dennis. Tapi ia tahu kalau tempat tidur Dennis tidak terlalu lebar.
Cahya tidak ingin Dennis jatuh dan terbangun. Jadi ia membiarkan Dennis tidur di sampingnya.
Tak lama menatap wajah Dennis, Cahya menggeleng pelan sambil tersenyum. Pipinya memerah samar. Ia tertawa tanpa suara lalu menarik selimutnya dan membaginya untuk Dennis juga. Setelah itu, ia kembali membaringkan tubuhnya dan kembali menatap Dennis.
Ia mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Dennis. Setelah itu, memeluknya dan bergumam, “Terima kasih”. Setelah itu ia menutup mata kembali.
Rasanya sangat hangat dan nyaman berada di dekat Dennis. Cahya sangat menyukainya. Ia benar-benar mencintai Dennis dan berharap takdir tidak mengganggu hubungannya sampai mereka menikah dan berkeluarga.
Cahya sangat menunggu moment seperti itu. Ia benar-benar menantikannya.
****
Malam ini, pukul 11 malam, Rei baru saja kembali ke rumahnya. Ia sedikit mengkhawatirkan adiknya di rumah. Sebenarnya ia ingin pulang 3 jam yang lalu. Tapi 3 jam yang lalu itu, Rei sempat ditelepon rekan kerjanya, Alicia, untuk segera datang ke tempat yang sudah ia beri lokasi.
Ternyata tempat yang disuruh Rei datangi itu adalah Toko minimarket tempat terjadinya kematian Radith pada pukul setengah 8 malam.
Lagi-lagi Rei diminta untuk menyelidiki kasus kematian yang misterius itu. Ia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi di kota. Saat ini ia sedikit tertekan karena orang yang mati di toko itu merupakan salah satu mahasiswa teman sekelasnya Dennis.
Walau bukan teman dan bahkan Rei tidak kenal dengan mereka semua, tapi ia bisa merasakan sakitnya bagaimana jika ditinggal teman secepat itu.
BUK!
Rei memukul pohon yang dipajang di pinggir jalan dengan kasarnya. Ia benar-benar kesal malam ini karena kejadian sebelumnya itu.
“Sialan! Sekarang hantu itu telah berani membunuh orang di kota. Jika dibiarkan begini terus, bisa gawat. Nanti akan menyebabkan banyaknya korban jiwa. Kematian mereka itu tidak diketahui oleh banyak orang. Jadi ya… jika kejadian ini terus berlanjut maka akan membuat kepanikkan dalam kota ini. Mereka akan menganggap kalau kematian mereka sudah sangat dekat.”
“Jika perbuatan hantu itu tidak cepat-cepat dihentikan, akan menjadi tambah buruk. Cih! Apa hantu itu marah karena kita mengunjungi tempatnya? Tapi… bukankah kami orang yang baik-baik saat di sana. Tapi kenapa dia bisa marah begitu? Ditambah… kematiannya benar-benar diluar akal. Bagaimana hantu itu bisa membunuh manusia seperti itu, sih?”
“Sial! Aku pusing memikirkan ini semua. Sekarang tidak ada waktunya untuk menyesal kerena telah membiarkan anak-anak tadi masuk ke kediamannya. Aku harus cepat mencari jalan keluar dari masalah ini, atau nyawa orang tak berdosa akan lenyap ditangan hantu yang gak jelas itu.”
Setelah menggerutu lama sendirian di pinggir jalan yang sudah sepi, Rei memutuskan untuk diam dan berjalan lebih cepat lagi. Karena tiba-tiba saja ia merasakan aura yang tidak enak muncul di dekatnya.
Namun saat Rei memperhatikan sekitarnya, ia tidak melihat siapapun yang lewat. Hanya ada dirinya saja di sana.
Pokoknya, jalanan yang Rei lewati itu sudah sangat sepi walau sampingnya adalah jalan luas yang biasanya dilewati oleh banyak kendaraan. Tapi saat ini mungkin sudah larut, jadi semuanya telah kembali ke kediaman masing-masing.
Tapi saat sampai di perempatan, Rei berhenti sejenak di sana. Ia tadinya ingin berbelok ke kiri. Tapi langkahnya sempat berhenti setelah ia melihat seseorang yang sedang berlari menghampirinya dari arah yang berbeda.
Awalnya tidak terlihat karena jalanan di sana gelap. Tapi setelah orang itu berhenti di pinggir jalan sana, wajahnya dapat terlihat karena cahaya dari lampu jalan telah menyoroti tubuhnya.
Ternyata orang itu adalah Viro. Rei pernah bertemu dengannya saat Viro sedang bersama Dennis juga.
Rei menatap serius pada Viro yang berhenti di bawah lampu jalan itu. Ia terlihat sedang membawa kantung pelastik kecil di tangan kanannya.
Mereka berdua hanya berdiam diri. Rei terus menatap orang di seberangnya tanpa berkata apapun. Tapi ya… karena akan membuang waktu jika Rei hanya berdiam diri seperti itu. Sementara ia harus cepat kembali ke rumah. Jadi Rei akan mencoba untuk bicara dengannya. Karena ia merasa tidak sopan jika langsung meninggalkan Viro sendirian di sana. Soalnya mereka telah bertatap muka.
“Bisakah kau tidak menatapku seperti itu? Dan ngomong-ngomong–“
“LOMPAT KE BELAKANG! SEKARANG!!”
“Eh? I–iyaaa….”
Rei terkejut, tapi ia menurut. Rei tidak tahu apa yang terjadi padanya jika ia melompat sekarang. Tapi karena mendadak, Rei tak bisa menjaga keseimbangannya dan jatuh terduduk ke tanah.
Ia mengeluh belakangnya sakit karena terbentur. Rei akan berdiri kembali, tapi ia kembali dikejutkan dengan sebuah pisau kecil yang sudah menancap di tempatnya berdiri tadi.
Dengan cepat, Rei pun berdiri lalu mendongak. Ia melebarkan mata karena di atas lampu tiang pinggir jalan, ia melihat ada makhluk hitam besar yang berdiri di sana. Ia tidak tahu makhluk apa itu, tapi kelihatan sangat menyeramkan.
“KAU CEPAT LARI KE ARAH SEBALIKNYA! SEKARANG!!”
“Eh? Ba–baiklah!”
Sekali lagi, Rei menurut pada Viro yang sedang mencoba untuk memberikan arahan untuk Rei menyelamatkan diri. Akhirnya ia tahu. Nyawanya akan dalam bahaya jika di tetap berdiam diri seperti tadi. Malam ini, ia sedang diserang oleh sesuatu yang tidak ia ketahui.
“TERUSLAH BERLARI SAMPAI PERTIGAAN. DI DEKAT SANA ADA GANG! MASUKLAH!”
“O–OKEEE!!”
Rei akan terus mengikuti arahan dari Viro. Kira-kira Viro ingin membawa Rei ke mana? Apakah ia ingin menyelamatkan Rei juga?
*
*
*
To be continued–
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nene
monyet dan badak ketemuan
2020-10-10
2
Ano-kun
Menyelamatkan Rei masuk ke gang 🗿
2020-09-24
2
Ano-kun
Jadi inget kaneki ketimpa besi 🗿
2020-09-24
3