NGIIIIIIINNNNG….
“Eh!”
Matanya terbuka. Objek yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit kayu yang lapuk dan kotor. Menengok ke kanan ada sebuah meja, lalu menengok ke kiri hanyalah tembok yang kotor. Begitu juga lantai kayu yang Dennis tiduri juga kotor.
Dennis bangun terduduk. Tidak ada rasa sakit di tubuhnya. Apalagi dengan kakinya. Seperti tidak pernah terluka. Semuanya baik-baik saja. Tapi sekarang hanya ada satu hal yang membuatnya bingung.
“Te–tempat apa ini? Aku ada di mana?”
Sebuah ruangan yang kosong dan kotor. Banyak debu di mana-mana. Karena merasa tidak nyaman, Dennis pun berdiri lalu menepuk bajunya yang kotor. Tapi saat Ia melakukan itu, Dennis merasakan ada angin kencang yang lewat. Sangking kencangnya, sampai sebuah pisau terjatuh dari atas meja. Untung hembusan anginnya hanya beberapa detik saja.
Dennis terkejut dengan pisau yang ternyata berlumuran darah itu terjatuh dari atas meja. Tapi tak hanya itu, Dennis merasakan kehadiran seseorang di sampingnya. Secara perlahan, Dennis melirik dan kembali melebarkan mata karena terkejut.
Tepat di hadapannya, muncul sosok anak kecil menyeramkan itu lagi. Dennis benar-benar terkejut dan ketakutan. Ia ingin mencari tempat untuk melarikan diri. Tapi entah kenapa ruangan itu tidak memiliki pintu keluar di manapun.
“Si–siapa kau? Apa maumu?!” Dennis membentak pada anak kecil itu.
Namun dia tidak menjawabnya. Hanya terdiam dengan mata kosong yang hitam pekat.
Tak lama kemudian, tangannya terangkat. Ia mengarahkan telapak tangannya ke Dennis. Dennis sendiri mencoba untuk menghindari anak kecil itu takut ia berbuat sesuatu yang berbahaya. Tapi saat Dennis ingin melarikan diri, ia terlambat. Tubuhnya tiba-tiba saja kaku dan tidak bisa bergerak.
Dennis berusaha untuk memberontak. Sampai ia melihat pisau yang berlumuran darah itu terbang di depan wajahnya, Dennis baru berhenti secara perlahan. Ia tidak bisa tenang. Pisau itu bisa melayang sendiri.
Setelah di depan wajah, pisau itu berpindah tempat ke atas kepala Dennis. Tapi setelah Dennis mendongak untuk melihat, tiba-tiba saja pisau itu menusuk mata kanan Dennis. Seketika karena kesakitan, Dennis pun berteriak keras. Tapi ternyata teriakan itu malah mengundang makhluk tak dikenal lainnya datang.
Sebuah sosok hitam besar yang menyeramkan muncul di depan Dennis. Sosoknya seperti monster dengan taring yang banyak, bermata merah dan cakar yang besar.
Setelah munculnya monster itu, Dennis jadi tidak berani untuk berteriak. Tapi erangan napas Dennis yang kesakitan dapat terdengar.
Dengan cepat, monster itu pun menyakar tubuh Dennis sampai dadanya robek terbuka dan darahnya bermuncratan ke mana-mana. Sebelum Dennis ingin berteriak lagi, tiba-tiba saja si monster membuka mulut lalu melahap utuh tubuhnya sampai terbelah.
Setelah merasakan kematiannya di alam lain, Dennis pun terbangun karena ketakutan yang berlebih. Mimpi indah yang ia harapkan tidak terkabul. Yang ada, ia hanya mendapatkan mimpi buruk yang tidak ia sukai.
Dennis bahkan merasa sesuatu mengalir melewati pipinya. Entah itu air mata atau keringat dinginnya, Dennis tidak ingin memeriksanya. Ia hanya mengusap-usap wajahnya untuk menenangkan diri. Lalu setelah itu, ia melirik ke arah jam beker yang ada di atas meja samping tempat tidurnya.
Ternyata masih jam 4 pagi. Terlalu dini untuk bangun. Tapi Dennis sendiri juga tidak ingin tidur lagi. Ia benar-benar takut kalau mimpi yang serupa itu akan terulang lagi. Yang tadi benar-benar terkesan nyata dan mengerikan. Dennis merasa seperti ada di dalam mimpi itu, dan ia sempat merasakan rasa sakitnya.
“Hah, ya Tuhan, tolong aku…” Dennis tidak tahan. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ingin bangun, tapi masih terlalu malam dan keadaan sekitar juga masih sepi. Mau tidur lagi tapi takut mimpi itu kembali mengganggu tidurnya.
Sambil bersandar di bantal yang ia tumpuk jadi dua itu, Dennis hanya memeluk guling dengan mata terbuka lebar. Ia sebenarnya masih mengantuk. Tapi ketakutan masih menyelimuti diri yang membuatnya tidak ingin tidur lagi.
“Yang tadi itu makhluk apa, ya?” Memang kalau mimpi buruk itu sulit sekali untuk melupakannya. “Dan… anak kecil tadi mungkin saja hantu yang ingin menakut-nakutiku. Tapi… apa tujuan dia? Apa aku pernah buat salah padanya?”
“Aku sudah sering bertemu dengan hantu, tapi yang ini agak berbeda. Dia hantu yang mirip seperti kasus Chika dulu.” Dennis masih memikirkannya di dalam hati. “Kalau dia seperti Chika, berarti hantu itu ingin meminta bantuanku. Dia tidak akan berhenti menerorku sampai ia mendapatkan keinginannya. Biasanya hantu seperti itu memiliki maksud untuk membalas dendam di kehidupan lamanya sebelum dia kembali ke alamnya.”
“Hmm… bagaimana cara berbincang dengan hantu itu, ya? Kali ini dia seorang anak laki-laki. Semoga dia tidak galak seperti si Chika dulu. Tapi mungkin untuk membantunya aku tidak bisa sendirian. Kak Rei pasti mau bantu aku–“
TOK! TOK! TOK….
“Eh?”
Dennis terkejut. Dengan cepat ia memeluk gulingnya semakin erat. Dennis sempat mendengar suara ketukan yang muncul di jendela. Yang anehnya, sebelumnya Dennis sudah memeriksa semuanya tertutup. Tapi kenapa sekarang tirai jendelanya malah terbuka semuanya?
Jendela besar di kamar Dennis itu terbuka. Langit gelap di luar sana dapat terlihat. Tapi untungnya pintu balkon lantai dua itu masih terkunci dan tertutup rapat. Hanya tirai jendela yang besar itu saja terbuka dengan sendirinya saat Dennis tidak melihat. Ditambah tadi ada suara ketukan dari jendela itu.
Kalau begitu, Dennis akan kembali menutupnya. Berbahaya kalau ada yang mengintip. Tapi akan jadi kesempatan Dennis jika hantu laki-laki tadi muncul lagi. Dennis berusaha untuk tidak takut padanya. Ia akan bertanya apa tujuan si hantu itu terus mengikuti Dennis.
Ketukan tadi juga dibuat si hantu laki-laki yang ingin menakut-nakuti Dennis. Tapi sekarang ia tidak akan takut pada hantu itu.
Dennis berhasil mendekati jendelanya. Sejauh ini masih aman-aman saja. Belum ada yang muncul. Sekarang Dennis malah mencari keberadaan di hantu. Ia menyentuh tirai jendelanya, lalu menggeser secara perlahan untuk menutupnya kembali.
Masih aman dan belum ada yang muncul. Sampai akhirnya Dennis berhasil menutup semua tirai. Tidak ada sesuatu yang terjadi. Sekarang kamarnya kembali gelap. Hanya ada lampu tidur yang masih menyala di atas meja samping kasur Dennis.
Sedari tadi Dennis merasa tegang. Tapi sekarang rasanya sudah mendingan. Detak jantungnya kembali normal. Ternyata benar dugaanya. Hantu itu hanya mencoba untuk menakuti dirinya saja tapi tidak berniat untuk melukainya. Selagi Dennis merasa tidak takut, ia akan baik-baik saja.
“Hah… sekarang tidak ada yang perlu dikhawatirkan Dennis. Sekarang kembali ke tempatmu dan semuanya akan baik-baik saja.” Dennis masih berusaha untuk menenangkan dirinya.
Setelah semuanya merasa aman-aman saja, Dennis menghembuskan napas berat lalu berbalik badan. Tapi sekali lagi, ia dikejutkan dengan sosok hantu laki-laki itu. Dia ternyata dari tadi menunggu di belakang Dennis.
Namun sekarang, Dennis hanya sedikit tersentak. Jantungnya kembali berdetak kencang. Ia masih sedikit ngeri dengan hantunya.
Kalau dilihat dari dekat malah tambah menyeramkan. Tidak hanya wajahnya yang menyeramkan. Tapi di lehernya itu ada pisau kecil yang menancap. Tidak terlalu jelas karena kamar Dennis masih gelap. Ia bisa melihat mata hitam pekatnya yang sedikit bersinar seakan memantulkan cahaya bulan.
Kalau begitu sekarang kesempatannya untuk bicara langsung pada hantu itu. Dennis akan berusaha sebisanya.
“Maaf, kalau boleh tau apa urusanmu denganku, ya? Kenapa kau terus menakutiku?” Dennis bertanya dengan lirih.
Hantu itu tetap diam dengan pandangan kosongnya. Dennis sendiri tidak kuat menatapnya terus apalagi sekarang kehadiran hantu itu telah memunculkan bau gosong yang tidak sedap. Entah kenapa sekarang bau itu muncul.
Karena tidak sabar menunggu, Dennis sedikit mengerutkan kening dan berkata, “Baiklah kalau kau tidak mau jawab, sebaiknya kau tidak usah mengganggu kehidupanku lagi. Aku tidak ada hubungannya denganmu. Bahkan aku tidak tahu kau itu siapa. Pergilah sekarang juga!”
“Apa kau bisa melihatku?” Akhirnya dia mulai berbicara. Tapi hantu itu malah bertanya balik.
“Iya tergantung. Kadang aku bisa melihat yang seperti dirimu, kadang ada yang tidak.” Dennis menjawabnya.
“Berarti kau bisa membantuku, ya?”
“Hmm… bantuan seperti apa? Aku mungkin bisa membantumu.”
“Bantu aku… tolong bantu aku mencari selimut putihku.”
“Eh?” Dennis tersentak mendengarnya. “Selimut… putih? Seperti apa?”
Hantu itu tidak menjawab. Ia menundukkan kepala dan bergumam, “Jadi kau tidak tahu, ya?”
Dennis menggaruk pipinya karena bingung. Ia tidak mengerti. Soalnya selimut putih itu ada banyak. “Hmm… mungkin aku bisa bertanya coraknya saja. Siapa tau saja benda yang dia cari ini istimewa.”
Dennis ingin bertanya kembali. Tapi sebelum itu, Dennis sempat mendengar beberapa ketukan yang terdengar halus di jendelanya. Secara perlahan, Dennis pun berbalik badan untuk memeriksa.
Di luar langit sedikit terang karena cahaya bulan. Dapat terlihat di mata Dennis kalau di balik tirai jendelanya, ada bayangan yang berbentuk seperti kucing. Kucing itu bergerak seperti hendak ingin masuk ke dalam.
Kalau begitu Dennis akan memeriksanya. Siapa tahu saja kucing itu datang untuk meminta bantuan di depan sana.
Saat Dennis kembali membuka tirai jendelanya, ternyata kucing yang datang itu adalah si hitam yang sebelumnya pernah Dennis temukan di rumah tua pinggir hutan.
Dennis ingin membuka pintu untuk membiarkan kucing itu masuk. Tapi tiba-tiba saja tingkah si kucing berubah dan terlihat aneh. Si kucing hitam terlihat gelisah dan tidak tenang. Ia terus mencakar-cakar kaca jendela, berusaha untuk masuk ke dalam.
Kalau begitu, Dennis akan membukakan pintu untuknya. Tapi sebelum itu, tiba-tiba saja tubuhnya terasa ringan. Ia pun terkejut setelah melihat keadaanya. Tubuh Dennis tiba-tiba melayang dan tidak bisa digerakan.
“Perasaan ini sama seperti di dalam mimpi.” Seketika ia bergumam seperti itu. “Apa jangan-jangan tubuhku dikendalikan oleh hantu itu? Apa yang harus aku lakukan?!”
*
*
*
To be continued–
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ano-kun
Ngeliat dennis takut, keknya imut ya :D WKWKWKW CABOT~
2020-09-14
2
Ano-kun
Eh kek Azura aja 🌝🌝 Tapi sayangnya cuma mimpi :'D
2020-09-14
1
Ano-kun
Hore~ :v
2020-09-14
1