Episode 15– Cinta Sejati Dennis

“Cahya! Aku suka padamu!” ungkap si senior dengan suara yang keras.

Seketika semua yang mendengarnya pun kaget. Akihiro yang sedang menggoda cewek lain juga. Apalagi dengan Dennis dan Cahya.

Lalu seketika terdengar suara beberapa perempuan lainnya yang berteriak histeris. Senior itu telah menembak Cahya di depan orang banyak. Semuanya menganggapnya pemberani.

Setelah mendengar ucapan dari senior itu, Dennis langsung teringat dengan perkataan Viro kemarin saat di kelas.

“Biasanya kebanyakan wanita seperti itu. Mereka ingin berpacaran dengan tujuan memanfaatkan pacarnya itu. Setelah tidak berguna, dia akan membuang si cowok dan pergi ke cowok yang lain.”

Lalu tiba-tiba saja ada perkataan lain yang terbayang di pikiran Dennis.

“Bagaimana kalau… Cahya lebih memilih cowok yang lebih baik darimu, Dennis?”

“Bagaimana, hayo?”

“Orang yang kau cintai itu ternyata tidak benar-benar mencintaimu.”

“Sakit, bukan?”

“He–hentikan. Hentikan! HENTIKAN ITUUU!!”

Dennis tidak kuat mendengarnya. Tanpa sengaja, ia pun berteriak sambil mengacak-acak rambutnya. Setelah itu, ia menarik tangan Cahya dan menghadap di depan Cahya sambil menatap tajam pada seniornya.

“Kau tidak boleh memilikinya! Cahya itu adalah milikku! Dia orang yang aku cintai! Jangan kau ambil dia dariku!!” Dennis membentak.

Seketika semuanya pun terkejut mendengar perkataan itu. Apalagi dengan Cahya sendiri. Seniornya pun tersentak dan kebingungan. Tak lama kemudian, ia menjawab Dennis.

“Ka–kau? Ja–jadi… Cahya? Kau sudah punya pacar? Ternyata… pacarnya dia? Laki-laki polos ini?” Seniornya terkekeh melihat tampang Dennis.

“I–iya! Aku dan Cahya sudah lama. Tolong jangan ganggu hubungan kami!” Dennis membentaknya lagi. Tapi sikap Dennis malah membuat si senior tertawa.

“Haha… mana mau si Cahya sama cowok lugu sepertimu ini! Dia tidak mungkin mau!”

“Cahya mau! Cahya sudah sama aku!”

“Tapi kalian itu terlihat tidak cocok, loh! Pasangan yang tidak cocok lebih baik pisah saja! Hubungan kalian juga pasti tidak serius, kan?”

Seketika setelah perkataan ejek si senior langsung membuat beberapa anak menyetujuinya dan menertawakan Dennis. Tapi hal itu malah membuat Dennis tidak merasa putus asa untuk membuktikan cintanya.

Bahkan sekarang, Dennis akan menunjukkan bukti yang lebih kuat lagi untuk mempercayai mereka semua kalau dirinya dengan Cahya adalah cinta sejati.

Tak lama terdiam untuk menahan diri, Dennis akan menunjukkan sesautu pada semuanya. Akan ia tunjukkan cinta sebenarnya di depan banyak orang!

Dennis menarik tangan Cahya secara perlahan, mengangkat tenguk Cahya, memejamkan mata dan langsung merebut bibir Cahya. Dennis memeluk pinggangnya dan terus menahan posisi kepalanya tetap bersentuhan bibir dengan Cahya.

Cahya terkejut dengan apa yang Dennis lakukan padanya. Tapi tak lama kemudian, mata Cahya juga ikut terpejam, membuka sedikit mulutnya untuk membalas ciuman Dennis.

Seketika semuanya pun langsung bersorak kaget. Apalagi si senior. Dengan sigap, Akihiro mengeluarkan ponsel dan langsung memotret Dennis dengan Cahya. Ia tidak ingin melewatkan moment yang pertama kali ia lihat pada Dennis dan Cahya. Tapi nyatanya, mereka berdua telah melakukan itu beberapa kali tanpa diketahui banyak orang.

Tak lama setelah itu, Dennis dan Cahya kembali membuka mata lalu melepaskan bibir mereka dan sedikit menjauhkan kepala untuk memberi ruang. Bernapas dengan lega dan mereka berdua serontak langsung kembali menatap si senior yang masih mengeluarkan wajah terkejutnya.

“Maafkan aku, senior. Tapi aku sudah lebih dulu menyukai Dennis,” ujar Cahya. Lalu ia melanjutkan dengan tegasan. “Jawabanku, aku menolaknya!”

Sekali lagi beberapa orang yang melihat kejadian itu langsung menyoraki si senior. Senior itu sendiri merasa malu. Ia berdecih lalu dengan cepat berbalik badan, meninggalkan Dennis dan Cahya.

Tak lama setelah itu, tak sedikit orang berbisik pada Cahya dengan beberapa kata pujian sambil memberikan jempol mereka.

“Bagus sekali”

“Kalian pasangan yang cocok.”

“Semoga langgeng, ya?”

“Segera nikah kalau bisa, haha….”

“Hebat, deh! Benar-benar cinta sejati!”

Setelah perkataan mereka, semuanya pun bubar dan kembali berjalan keluar gerbang untuk segera sampai di rumah masing-masing.

Setelah semuanya pergi, Dennis dan Cahya kembali memasang wajah polos mereka. Saling menatap lalu tertawa.

Tak lama kemudian, Akihiro datang kembali menghampiri mereka. Semuanya bercanda bersama. Tapi Akihiro tidak akan memberitahu apa yang ia foto tadi. Ia ingin menyimpannya dan menunjukkannya pada Rei terlebih dahulu.

“Eh, Cahya… maaf sikapku yang tadi. Aku seperti… terbawa emosi, hehe… entah kenapa tubuhku bergerak sendiri gitu.” Ucap Dennis ragu.

Cahya hanya tertawa senang, lalu menyinggul tubuh Dennis. “Ahaha… tidak apa-apa. Biarkan semua orang tahu kalau kita akan selalu bersama.”

“Tapi ya… tadi sepertinya aku sedikit berlebihan, deh, hehe….”

“Tidak, kok!” Akihiro merangkul Dennis lalu menyemangatinya. “Kau hebat sekali tadi. Cie… pubertasmu semakin kelihatan, haha….”

Dennis hanya menggaruk kepalanya sambil tertawa. Setelah itu, mereka bertiga berjalan pelan sampai ke depan gerbang. Di sana, mereka berhenti sejenak sambil menunggu lampu penyeberangan berubah jadi warna hijau.

Tapi sebelum berubah hijau, tiba-tiba saja ada seseorang yang menyentuh pundak Dennis. Dengan cepat, Dennis pun berbalik badan dan terkejut.

Ia melihat segerombolan teman sekelasnya berdiri di belakangnya. Mereka ternyata ingin bertanya satu hal pada Dennis. Tapi yang membuat Dennis bingung, kenapa harus ramai-ramai begitu. Kan satu kelas Dennis ada 34 orang. Saat ini yang berdiri di hadapannya ada 30 orang. Hanya Viro saja yang tidak ada di sana.

“Eh, eh… i–ini ada apa ya, semuanya?” tanya Dennis ragu.

Si ketua kelas berdiri di barisan paling depan. Ia bernama Dedi. Menjadi murid tertinggi di kelas dan kepintarannya dalam memimpin kelompok. Makanya ia dijadikan ketua kelas. Tapi untuk kali ini, Dennis mencurigai kelompok kelas yang ia pimpin.

“Dennis. Sekarang juga. Bisa kau beritahu aku di mana lokasi rumah tua yang kau bilang menjadi tempat bunuh diri itu?”

Dennis sedikit terkejut mendengarnya. “Eh? Memangnya kalian… mau apa?”

“Kami semua memutuskan untuk pergi ke sana untuk mempercayai omonganmu tadi pagi itu.”

“Ta–tapi kan aku bilang, jangan ke sana! Di sana sangat berbahaya. Kita semua bisa dalam masalah nanti! Kan tempat itu terkutuk dan sudah ditutup!”

“Tidak peduli! Cepat beritahu saja kami. Cuma alamat, doang, kok! Kasih tau aja!” Si wakil ketua bernama Lia ikut membentak Dennis. Ia tipe orang yang tidak suka menunggu lama.

Dennis tidak berani dengan teman-teman sekelasnya kalau banyakan begitu. Terpaksa ia harus jawab dengan jujur. “Sebenarnya aku lupa alamatnya. Tapi aku tahu tempat itu jauh. Butuh waktu 30 menit jika kita jalan kaki untuk sampai di sana sepertinya.”

“Jadi kau ingat tempat itu?”

“I–iya sih….”

“Kalau begitu, kau ikut kami dan tunjukkan jalannya!”

“Eh, tapi aku tidak bisa! Aku harus… pulang sekarang!”

“Tidak usah banyak alasan! Cepat tunjukkan jalannya!”

Karena kesal dengan tindakkan teman-temannya, Cahya jadi membentak ketua kelasnya. “Kau jangan seperti itu, dong! Kasihan Dennis! Kalian juga sudah tau kan kalau tempat itu memakan korban. Ngapain kalian samperin, sih? Kalian tidak ingin bernasib sama seperti teman kita yang sudah pergi, kan?”

“Iya!” Akihiro ikut menimpali karena ia tidak akan membiarkan Dennis sendiri. “Rumah itu benar-benar berbahaya, Jika kau pergi ke sana, maka kau akan mati seperti teman kita yang sudah tahu bagaimana rasanya jadi korban di sana.”

“Kau diam saja, Dian! Kau masih belum bebas dari tersangka hanya karena Dennis membelamu. Kau diam saja.”

“Ih! Tapi aku hanya memberitahu betapa berbahayanya tempat itu!”

“Karena tanda berbahaya itulah yang membuat kami penasaran untuk memeriksanya. Ayolah! Sebentar saja! Kita bersama-sama ini. Tidak mungkin kita semua bakalan mati.”

“Tapi kita tidak tahu saat sampai di sana siapa yang akan mati.” Cahya membalasnya. “Bisa saja kau yang jadi korban berikutnya, Vin! Hayo! Gimana, tuh?”

“Tidak mungkin aku–“

“Sudah berhenti kalian semua!” Setelah lama terdiam dalam keributan teman-temannya, Dennis pun kembali mengeluarkan suaranya untuk menenangkan semuanya. “Aku… akan memberitahukan tempatnya! Tapi… akibatnya kalian tanggung sendiri. Aku… aku sudah memperingati kalian, ya?”

“Ugh, baiklah! Ayo cepat! Sebelum matahari tenggelam.”

“Dennis, apa kau serius? Kita kan tidak boleh pergi ke sana.” Bisik Cahya dengan nada cemas.

“Biarin saja. Mereka semua tidak bisa dibilangin. Aku tidak ingin membantu jika ada masalah.” Jawab Dennis. Kemudian ia kembali mendongak, menatap ketua kelas yang jauh lebih tinggi darinya lalu mengajaknya dengan isyarat mata.

“Ayo. Sekarang ikuti aku!”

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

Kue Keju

Kue Keju

sini aku bunuh kalian semua

2020-12-14

1

saya siapa??

saya siapa??

GAS DENNIS! GAS AJA!! JANGAN DIPENDAM DAH LAH~

2020-09-21

7

Nene

Nene

scene Cahya kissu Ama Dennis: di saat kak Pipit nulis scene ink, perasaan Kak Pipit sebenarnya nggak terima

Scene Teman sekelas ke rumah tua: AWAS AJA UDAH KETEMU AMA ANAKNYA!!!! AWAS AJA!NN

2020-09-20

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!