Episode 6– Penemuan Mayat

“U-UWAAAAA!! A–A–APA INI?!”

Dennis yang terkejut dengan apa yang ia lihat langsung mundur ke belakang dengan cepat. Karena tepat di depan kakinya dan berdirinya si kucing hitam, terdapat sebuah tubuh manusia yang tergeletak tak bernyawa. Keadaanya benar-benar mengerikan. Dennis tidak kuat melihatnya.

Melihat darah yang tersebar di sekeliling mayat ditambah dengan keadaan mayat yang terlihat tidak utuh pada bagian atas badan. Kepalanya hancur menjadi serpihan tulang kepala, rambut dan kerongkongan dalam yang terlihat serta organ dalam kepala berceceran di sekitar tubuh.

Di dekat mayat itu juga terdapat batu berukuran besar yang sudah dilumuri darah.

“Sebenarnya a–apa yang terjadi di sini, kak Rei!” Dennis benar-benar ketakutan melihat mayat itu. Ia terus bersembunyi dibalik Rei dengan tubuh yang gemetar. Sementara Rei sendiri tidak berekspresi sama sekali. Ia tetap terlihat tenang menatapi mayat yang ditemukan si kucing hitam.

“Dia… terjun dari atap rumah tingkat empat ini.” Rei menjelaskannya untuk memberitahu Dennis. “Suara sesuatu yang jatuh tadi itu ternyata dari mayat ini. Dia keadaannya masih baru dan darahnya juga masih basah dan hangat. Kepalanya jadi begini karena… saat mendarat ya kepalanya malah mengenai batu itu. Otomatis ya jadi begini.”

“Kumohon… walau aku sudah terbiasa melihat yang seperti ini, tetap saja aku merasa takut.” Batin Dennis.

Ia tidak ingin menatap mayat di hadapannya itu. Sementara kalau Rei malah memeriksa kondisi mayatnya untuk mencari identitas tentang mayat itu.

Rei tidak bisa mengetahui siapa yang meninggal tersebut karena wajanya saja sudah tidak bisa dikenali. Jadi untuk mengetahuinya, Rei akan mencari bukti lain seperti KTP atau kartu pelajar.

Rei tetap memeriksanya. Sambil berpikir dalam hati mengenai deskripsi yang ia dapatkan tentang mayat itu.

“Dia… memakai pakaian biasa. Dari tubuhnya dapat dikenali kalau dia laki-laki. Kalau perkiraan umur… dia seperti Dennis. Seperti remaja pelajar juga. Oh, ini ada tasnya ternyata. Aku bisa mendapatkan beberapa informasi tentangnya dari sini.” Langsung saja Rei mengambil tas milik mayat itu dan membuka resletingnya.

Di dalam terdapat beberapa buku tulis dan buku paket, tempat pensil dan tempat kacamata. Tapi di sana Rei tidak menemukan identitas penting yang biasanya dimiliki oleh seorang pelajar, yaitu kartu pelajarnya.

“Tapi aku bisa mencari tahu namanya dari tulisan di bukunya.” Rei membuka salah satu buku tulis yang ia ambil dari dalam tas. Biasanya terdapat tanda kepemilikan di buku seorang pelajar. Ternyata benar. Tertulis di sana dan dapat diketahui kalau nama mayat ini adalah Saiful Hakiki.

“Saiful Hakiki… dari sekolah… eh tidak. Dia anak kampus ternyata? Ajaran tahun pertama.” Rei bergumam. Dennis yang ada di belakangnya dapat mendengar Rei bergumam seperti itu. Karena penasaran, Dennis ingin melihat penyelidikan Rei juga.

Namun sebelum itu, tiba-tiba saja ada yang menarik tangan Dennis ke belakang dengan cepat ditambah munculnya suara teriakan di belakangnya. Lagi-lagi suara Cahya berteriak dan yang menarik tangan Dennis itu juga dia sendiri.

“Uwaaaa… Cahya ada masalah apa?” Dennis bertanya.

Cahya terlihat panik. Ia menunjuk ke atas sambil berkata dengan nada tegas. “I–itu si Dian! Dennis! Rei! Itu Dian ada di atas sana!!”

“Eh?!”

Mendengar perkataan Cahya, Dennis dan Rei langsung mendongak. Ternyata benar, di atap rumah tingkat empat itu terdapat sosok Akihiro yang sedang berdiri di pinggiran genting. Tak lama kemudian, Akihiro tiba-tiba saja menjatuhkan tubuhnya ke bawah. Dia ingin terjun begitu saja tanpa alat pengaman.

Tentu saja Rei dan Dennis terkejut melihatnya. Dengan cepat, mereka akan menghampiri tanah yang akan menjadi tempat pendaratan Akihiro yang terjatuh tanpa sebab. Di bawah sana, Rei dan Dennis akan berusaha untuk mendapatkan tubuh Akihiro sebelum kepalanya menyentuh tanah.

HAP!!

Untung tepat waktu. Akihiro terselamatkan. Dennis dan Rei berhasil mendapatkan tubuhnya. Karena agak berat, jadi Dennis dan Rei akan membaringkan tubuh Akihiro di tanah secara perlahan.

Terlihat Akihiro dalam keadaan tak sadarkan diri. Tapi ia masih hidup saat Rei memeriksanya.

Lalu tak lama kemudian, Akihiro tiba-tiba membuka matanya dan langsung bangun terduduk. Ia terlihat seperti orang yang kebingungan. Saat matanya menatap Rei, Dennis dan Cahya yang ada di hadapannya, ia meneleng dan bertanya, “Loh? Kok tiba-tiba ada kalian di sini, sih?”

“Aku tanya padamu, kok kamu ada di tempat seperti ini. Memangnya kau sedang apa?” Rei bertanya balik dengan nada bicara yang dingin.

“Iya! Kak Dian ngapain lompat dari atas sana tadi? Kami jadi khawatir dan ketakutan tahu!” Dennis menimpali.

Mendengar perkataan temannya, telah membuat Akihiro semakin bingung saja. Ia tidak menjawab. Tapi setelah ia melihat tempat sekitarnya, seketika ia terkejut. “Loh? Loh? Kok… aku ada di sini? Kalian bawa aku ke sini mau ngapain emang?”

“Eh? Justru kami yang menemukanmu di sini, Kak Dian!” Dennis membalasnya.

“Coba sebentar. Dennis diam dulu, ya? Dian! Sebelumnya… tempat terakhir kali kau kunjungi hari ini itu di mana? Bisa kau ceritakan padaku?” tanya Rei.

“Hmm… awalnya kan aku pikir kalian berdua pergi pulang meninggalkan aku. Jadi aku pulang sendiri. Tapi saat di jalan, aku bertemu dengan si… Oh iya si Kiki. Teman sekelas kita, Dennis.”

“Eh? Apa namanya…Saiful Hakiki?” Rei bertanya.

“Oh? Rei tahu dia ternyata?”

“Emm… itu… sebenarnya apa yang sudah kau lakukan bersamanya tadi?”

“Eh? Dia hanya minta pulang bareng sama aku. Lalu kami membuat kesepakatan. Katanya kalau aku mau ngantarin dia pulang sampai rumah, aku akan diberi es krim. Ya sudah aku kalau begitu ga bisa nolak. Jadi aku ikut saja mau pulang bareng dia. Rumah dia kan kayak masuk melewati lapangan dengan hutan bambu gitu… tapi… eh entah kenapa aku tiba-tiba berada di tempat ini sekarang.” Akihiro menjelaskan semua yang ia alami. Hanya itu saja yang ia ingat. Penjelasannya penuh dengan misteri. Membuat Rei ingin berpikir keras untuk memecahkannya.

“Loh? Tadi Kak Dian sama Kiki, ya?” Dennis bertanya. Akihiro hanya mengangguk. “Lalu sekarang di mana si Kiki?”

“Oh, iya. Kok dia hilang, ya? Sebelumnya dia berjalan di sampingku.”

Rei berhenti bicara. Ia kembali berdiri lalu mengeluarkan ponselnya. Ia ingin menghubungi seseorang. Yang lainnya akan membiarkan Rei. Tapi Akihiro masih bingung dengan hilangnya temanya yang bernama Kiki itu.

Tak lama kemudian, Rei kembali menutup ponselnya. Ia memasukannya kembali ke dalam saku, lalu berjalan mendekati ketiga temannya. Ia menghadap ke arah Akihiro. Menatapnya serius untuk beberapa detik, lalu mulai membuka mulut.

“Dian… dengar, ya? Apa sebelumnya teman yang bersamamu itu bernama Kiki?”

Akihiro mengangguk ragu. Dennis dan Cahya tidak mengerti dengan masalahnya. Mereka tetap menyimak.

“Maaf, temanmu itu… baru saja aku temukan. Dia… sudah meninggal.”

Seketika setelah Rei berkata seperti itu, Akihiro, Dennis dan Cahya langsung terkejut mendengarnya. Pada awalnya mereka tidak percaya dengan perkataan Rei. Tapi setelah Rei menunjukkan mayatnya pada teman-temannya, mereka baru percaya.

Akihiro terasa terpukul sekali. Karena kematiannya begitu mengenaskan. Dennis dan Cahya ikut merasakan apa yang Akihiro rasakan walau mereka berdua tidak terlalu akrab dengan teman Akihiro itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara beberapa sirine polisi. Tiga mobil polisi datang dan berhenti di depan rumah tua. Beberapa pengemudinya turun dan langsung memeriksa tempat sekitar dan mayat yang mereka temukan. Sementara Dennis, Rei, Cahya dan Akihiro diminta untuk pulang duluan karena matahari telah terbenam. Kejadian itu biar polisi yang menanganinya.

****

“Jadi tadi kak Rei menelpon polisi untuk datang, ya?” tanya Dennis.

“Iya. Mereka termasuk temanku. Aku yang termuda dalam kepolisian kota. Kita semua harus pulang karena anak-anak seperti kita sudah seharusnya ada di rumah saat matahari terbenam seperti ini.”

Semuanya mengangguk. Mereka sedang berjalan di trotoar sampai mereka tiba di tempat tujuan. Dennis, Cahya dan Akihiro akan pulang ke rumah Dennis karena mereka tinggal di sana. Kalau Rei memisahkan diri saat di pertigaan tak jauh dari rumah Dennis.

Sebelumnya, ia ingin mampir di rumah Dennis, tapi karena ia khawatir dengan adiknya yang sendirian di rumah, maka Rei akan pulang ke rumahnya sendiri.

Saat sampai di rumahnya, Rei mengetuk pintu dan seketika adiknya membukakan pintu dari dalam. Adiknya yang bernama Lino itu terlihat sangat senang kakaknya pulang ke rumah. Rei langsung masuk ke dalam dan menutup pintunya. Agar lebih aman, lansung saja ia menunci pintu rumah.

Setelah membuka sepatu di depan pintu, Rei melangkah masuk. Untuk sebentar saja, Rei ingin beristirahat di sofa. Ia benar-benar kelelahan karena seharian terus jalan kaki mencari petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ditambah ia terus berpikir soal kematian yang tadi. Bahkan saat duduk di sofa, Rei masih memikirkan soal kejadian hari ini.

“Si Dian tidak sadar kalau dirinya telah memasuki tempat terlarang itu. Lalu… siapa yang telah membawanya sampai ke sana. Apalagi… kalau misalnya kami tidak datang tadi, mungkin Dian akan bernasib sama seperti anak yang meninggal itu. Kasus akhir-akhir ini… kebanyakan orang yang menjadi korban itu dikabarkan hilang, lalu kembali ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Tempat kejadiannya selalu sama. Yaitu di rumah besar yang hangus itu! Hah… sebenarnya ada hal aneh apa yang terjadi pada rumah itu?”

“Apakah… kejadian ini adalah kejadian supranatural? Bisa saja… penghuni dari rumah tua itu memancing korbannya untuk mengunjungi tempatnya. Tapi mereka yang menjadi korban, selalu berakhir tragis seperti itu? Kira-kira… tujuannya apa, ya? Hmm… aku semakin pusing memikirkan ini semua.”

“Apa besok… aku coba hampiri rumah itu secara langsung untuk mengetahuinya?”

“Kak Rei! Kak Rei jangan bengong, dong!”

Rei kembali menegakkan tubuhnya. Ia sedikit terkejut saat adiknya tiba-tiba muncul di hadapannya tanpa tanda. “Maaf, Lino, kakak sedang memikirkan sesuatu.”

“Kakak terlihat capek sekali? Kenapa tidak mandi dulu lalu makan malam bersamaku, ayo! Setelah itu baru istirahat.”

Rei mengeluarkan senyumannya. Ia mengelus kepala Lino lalu mengangguk. “Okelah kalau begitu, nanti aku akan buatkan sesuatu untuk makan malam. Sekarang kamu nonton TV saja sana. Aku ingin bersih-bersih dulu sebentar.”

“Oke siap, kak!!”

Malam ini malam yang damai untuk Rei dan Lino. Seperti biasa. Mereka memang kedua adik kakak yang hebat. Walau Lino sendiri tidak tahu kalau pekerjaan kakaknya yang sekarang sedikit berbahaya.

Rei sendiri tidak ingin membuat adiknya khawatir. Jadi ia selalu menyimpan banyak rahasia yang ia sembunyikan dari adiknya.

Mungkin Rei akan memberitahu beberapa rahasia itu pada waktu yang tepat. Hanya saja tidak sekarang.

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

senja

senja

wah apa itu?

2022-04-04

0

senja

senja

katanya mmg dia suka jalan kaki?

2022-04-04

0

atmaranii

atmaranii

hmmmm....Dian kan cwo udh kuliah d rayu pk es krim ajh mau yaa

2021-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!