“Selamat siang!”
Rei sampai di tempatnya. Ia membuka pintu, lalu melepas jaket tebalnya dan menggantungnya di hanger yang tertempel di dinding. Setelah itu ia melangkah masuk mendekati seorang wanita seumurannya yang sedang duduk di dekat meja SPKT. Wanita itu sedang memainkan ponselnya.
Melihat Rei datang mendekatinya, dia langsung mematikan ponselnya lalu berdiri. “Oh, Rei? Kau datang cepat juga, ya?”
“Kalau aku lama-lama, nanti kau malah marah. Masih mending aku datang cepat, hmm….”
“Oke, oke.” Wanita itu bernama Alicia Putri
“Ya, sekarang ada perlu apa aku ke sini? Apa ada tugas untukku lagi?” tanya Rei. Ia menarik satu kursi, lalu duduk di samping Alicia. “Hah… kebetulan aku sedang bosan. Tidak ada yang ingin bekerja denganku.”
“Yah… makanya itu sekarang kami—“
“REI!!”
“Eh?”
Dengan cepat Rei berdiri. Ia melihat ada seseorang yang berlari cepat mendekatinnya. Tentu Rei terkejut dengan suara panggilannya tadi. “A-ada apa?”
“Syukurlah anda di sini! Baguslah kalau begitu.” Seorang lelaki dewasa menghampiri Rei lalu menjabat tangan kanannya. Setelah itu, ia memberikan beberapa lembar kertas laporan untuk Rei. “Ini!”
“A-apa ini?” Rei menerima kertasnya. Ia membaca sekilas sambil mendengarkan penjelasan dari lelaki yang menjabat sebagai polisi itu.
“Akhir-akhir ini banyak laporan masuk tentang pembunuhan.”
“Apa?! Pembunuhan lagi?” Rei juga terkejut mendengarnya.
“Iya. Tapi laporan kali ini sedikit berbeda. Yang ini sedikit misterius. Anda harus melihat gambar ini. Ada seorang remaja berusia sekitar 20 tahun ditemukan tak bernyawa di depan rumah tua yang aneh itu, loh. Anda ingat rumah itu, kan?”
“Oh, iya, iya.”
“Kami masih belum mengetahui penyebab kematian anak ini. Tapi saat kami memeriksanya, kami menemukan luka memar di perut dan lehernya merah-merah begitu. Selain itu tidak ada tindak kekerasan lainnya. Tapi anehnya, hanya dengan luka itu saja dia bisa meninggal?”
“Sebentar, pak! Jangan dianggap remeh dulu. Ini memang benar aneh. Luka kecil tapi bisa menyebabkan kematian. Kemungkinan hanya ada dua.” Rei mulai memikirkannya. Pertama ia memperhatikan foto anak yang tewas itu. Memejamkan mata sejenak untuk berpikir dalam hati, lalu kembali membukanya dan menjawab.
“Kalau dilihat dari lehernya yang merah ini, bisa jadi anak ini bunuh diri dengan cara gantung. Lalu bisa jadi dia dicekik oleh seseorang sampai tewas. Dan kemungkinan kedua, luka memar di perutnya itu bisa sajabekas gigitan ular atau serangga lain yang mematikan. Karena di sekitar rumah itu kan banyak rerumputan dan kebon.”
Rei menjelaskan pendapatnya. Tapi ia masih belum yakin juga dengan pemikirannya sekarang. Karena masalahnya, kasus yang sama pernah terjadi di lokasi yang serupa pula. Itulah yang membuat Rei terheran dengan pelaku yang telah membunuh beberapa orang. Kejadiannya juga terbilang aneh dan tidak masuk akal. Banyak yang meminta bantuan Rei, tapi sampai saat ini Rei sendiri juga belum bisa menemukan pelakunya.
“Jadi begitukah? Lalu apa sekarang anda ingin membantu kami menemukan pelakunya?” tanya Pak polisi itu lagi.
Tentu saja karena tugasnya Rei sebagai detektif yang dirahasiakan dari penduduk sekitar, dengan senang hati ia akan membantunya. Karena seperti biasa. Rei selalu dibutuhkan jika ada masalah seperti itu karena ia dapat diandalkan dan sangat ahli walau umurnya masih terbilang muda.
“Iya. Sudah menjadi tugas saya untuk menemukan pelaku itu sebelum jatuhnya korban lagi!”
“Baiklah, kau memang pekerja keras. Tentang saja, kami juga akan berjuang!”
“Ya. Baiklah saya jalan dulu ya sekarang?”
“Hati-hati di jalan, Rei! Semangatlah!” Alicia berusaha menyemangati Rei. Di depan pintu, Rei mengenakan kembali jaketnya lalu sebelum pergi ia menoleh ke belakang. Mengangguk dan tersenyum setelah itu baru pergi meninggalkan kantor polisi.
Rei pergi berjalan kaki di trotoar. Ia tidak memiliki kendaraan, jadi hanya berjalan seperti pejalan kaki biasa saja. Menurutnya kalau menggunakan kendaraan akan sangat merepotkan. Sekarang Rei ingin pergi ke tempat kejadian. Yaitu ke rumah tua besar yang terbengkalai.
****
Di kelasnya Dennis, semuanya telah berkumpul. Bel masuk telah berbunyi sedari tadi. Sekarang mereka hanya tinggal menunggu guru mereka masuk kelas.
Saat ini Dennis sedang mengobrol dengan Cahya yang duduk di sampingnya. Mereka tentu saja sebangku dan mereka telah memiliki hubungan dari sekedar teman. Tapi mereka tidak terlalu menunjukkan sikap romantisnya kepada orang lain.
Setelah puas mengobrol, Dennis menyadari sesuatu. Ia merasa di kelasnya seperti ada yang kurang. Seperti ada satu murid yang tidak masuk di kelasnya. Ternyata benar. Bangku di belakangnya masih kosong. Tidak ada yang menempati tempat itu. Biasanya kan ada teman Dennis yang suka menyontek dengannya dari belakang. Tapi sekarang anak itu belum masuk.
“Eh, Cahya! Kau kenal Ivan, kan?” tanya Dennis dengan berbisik.
Cahya mengangguk. “Iyalah aku kenal. Kan dia duduk di belakang. Dia kan anaknya nyebelin. Ngomong-ngomong… kenapa kau bertanya tentangnya?”
“Bukan begitu. Aku hanya sedikit khawatir. Hanya dia yang belum datang di kelas ini.”
“Oh iya benar juga. Tidak biasanya ada anak yang terlambat di sini. Apa kau tahu dia ke mana?” Cahya bertanya balik.
“Ya aku tidak tahu. Makanya aku bertanya padamu.”
“Mungkin beberapa anak lainnya di sini tahu tentang keterlambatan anak itu.”
“Kalau begitu, aku coba tanya Kak Dian saja, deh!”
“Nah itu bagus. Dia kan kenal semua orang di sini.”
Dennis mengangguk. Langsung saja ia menengok ke arah tempat duduknya Akihiro yang berada di barisan paling pojok. Tapi saat Dennis melihatnya, ternyata Akihiro sedang berbincang dengan beberapa teman gadisnya. Dennis menggeleng pelan, lalu menunduk sedikit. Ia bergumam, “Hehe… untung Kak Zuki sedang tidak ada di Indonesia.”
“Apa kau tahu kenapa Mizuki dan Dian itu bisa balikan lagi?” Cahya tiba-tiba saja bertanya. Dennis pun langsung mengembalikan posisi duduknya seperti semula lalu menatap Cahya.
“Aku juga tidak tahu, sih… Tapi Kak Dian pernah memberitahuku katanya dia duluan sih yang ngajak mau balikan gitu saat keadaan mendesak saat kejadian di Villa dulu. Kak Zuki menerimanya. Aku belum tahu alasan Mizuki mau menerima Kak Dian kembali.” Jelas Dennis. “Yah… aku harap mereka tetap berhunungan sampai nikah nanti. Biar langgeng sampai tua, hehe….”
Cahya mengangguk senang sambil tersenyum. “Yah! Aku juga berharap begitu. Mereka pasangan yang unik. Soalnya… setiap mereka bertemu mereka terlihat akrab sekali, hehe….”
Seketika Dennis dan Cahya membayangkan keakraban Akihiro dengan Mizuki. Yaitu saat setiap mereka bertemu, sapaan mereka selalu pukulan kepala. Akihiro selalu dapat sapaan tangan Mizuki di kepalanya. Tak lupa juga mereka selalu bertengkar untuk hal yang sepele. Dan Mizuki selalu memarahi Akihiro habis-habisan kalau Akihiro berbuat hal aneh dan nakal.
“Mereka memang akrab, hehe…” Dennis dan Cahya bergumam bersama. Lalu mereka tertawa.
Tak lama setelah itu, ada seseorang yang menghentikan tawaan Dennis dan Cahya. Orang itu duduk di kursi depan Dennis. Tentu saja teman sekelasnya yang dingin dan cuek. Pastinya dia manusia dengan julukan “Cowok Horor” bernama Candraka Viroza. Sering dipanggil dengan nama Viro.
“Aku pikir, kalian berdua cukup akrab juga ternyata,” ujar Viro dengan suara pelan. Tanpa menoleh ke belakang menatap Dennis atau Cahya, dia tetap mengoceh. Entah itu sindiran atau pujian. “Aku bahkan tidak percaya jika kalian bisa pacaran.”
“Apa maksudmu, Viro?” Cahya membalasnya.
“Aku mendengar rumor yang mengatakan kalau kalian berdua berpacaran. Tapi sebenarnya aku tidak percaya kalian itu saling jatuh cinta.”
“Kenapa kau bicara seperti itu? Tentu saja kami saling mencintai. Aku juga menyukai Dennis!”
“Pasti tidak benar, kan?” Dengan mata tajamnya, Viro menoleh ke belakang menatap Cahya. Tapi yang terkejut malah Dennis. “Menurutku kalian berdua itu gak cocok. Pasti salah satu dari kalian itu ada yang ingin cepat-cepat pacaran atau ya… cinta karena belas kasihan.”
Benarkah seperti itu?
*
*
*
To be continued–
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
senja
typo tenang*
2022-04-04
0
senja
remaja*karna 20th, kl anak kesannya msh sekolah
2022-04-04
0
✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣
Ethan dkk mna yh,kangen deh sama mereka.
Yuni,Rashino,Nashira juga mna gk nongol², intinya aku kangen semuanya.Aku kangen dengan watak mereka yang di novel sebelumnya (chika's terror in the school)😞😞
Viro, omogn dijga dong😒😒
2021-06-20
2