Episode 2– Kasus yang Sama

“Selamat siang!”

Rei sampai di tempatnya. Ia membuka pintu, lalu melepas jaket tebalnya dan menggantungnya di hanger yang tertempel di dinding. Setelah itu ia melangkah masuk mendekati seorang wanita seumurannya yang sedang duduk di dekat meja SPKT. Wanita itu sedang memainkan ponselnya.

Melihat Rei datang mendekatinya, dia langsung mematikan ponselnya lalu berdiri. “Oh, Rei? Kau datang cepat juga, ya?”

“Kalau aku lama-lama, nanti kau malah marah. Masih mending aku datang cepat, hmm….”

“Oke, oke.” Wanita itu bernama Alicia Putri

“Ya, sekarang ada perlu apa aku ke sini? Apa ada tugas untukku lagi?” tanya Rei. Ia menarik satu kursi, lalu duduk di samping Alicia. “Hah… kebetulan aku sedang bosan. Tidak ada yang ingin bekerja denganku.”

“Yah… makanya itu sekarang kami—“

“REI!!”

“Eh?”

Dengan cepat Rei berdiri. Ia melihat ada seseorang yang berlari cepat mendekatinnya. Tentu Rei terkejut dengan suara panggilannya tadi. “A-ada apa?”

“Syukurlah anda di sini! Baguslah kalau begitu.” Seorang lelaki dewasa menghampiri Rei lalu menjabat tangan kanannya. Setelah itu, ia memberikan beberapa lembar kertas laporan untuk Rei. “Ini!”

“A-apa ini?” Rei menerima kertasnya. Ia membaca sekilas sambil mendengarkan penjelasan dari lelaki yang menjabat sebagai polisi itu.

“Akhir-akhir ini banyak laporan masuk tentang pembunuhan.”

“Apa?! Pembunuhan lagi?” Rei juga terkejut mendengarnya.

“Iya. Tapi laporan kali ini sedikit berbeda. Yang ini sedikit misterius. Anda harus melihat gambar ini. Ada seorang remaja berusia sekitar 20 tahun ditemukan tak bernyawa di depan rumah tua yang aneh itu, loh. Anda ingat rumah itu, kan?”

“Oh, iya, iya.”

“Kami masih belum mengetahui penyebab kematian anak ini. Tapi saat kami memeriksanya, kami menemukan luka memar di perut dan lehernya merah-merah begitu. Selain itu tidak ada tindak kekerasan lainnya. Tapi anehnya, hanya dengan luka itu saja dia bisa meninggal?”

“Sebentar, pak! Jangan dianggap remeh dulu. Ini memang benar aneh. Luka kecil tapi bisa menyebabkan kematian. Kemungkinan hanya ada dua.” Rei mulai memikirkannya. Pertama ia memperhatikan foto anak yang tewas itu. Memejamkan mata sejenak untuk berpikir dalam hati, lalu kembali membukanya dan menjawab.

“Kalau dilihat dari lehernya yang merah ini, bisa jadi anak ini bunuh diri dengan cara gantung. Lalu bisa jadi dia dicekik oleh seseorang sampai tewas. Dan kemungkinan kedua, luka memar di perutnya itu bisa sajabekas gigitan ular atau serangga lain yang mematikan. Karena di sekitar rumah itu kan banyak rerumputan dan kebon.”

Rei menjelaskan pendapatnya. Tapi ia masih belum yakin juga dengan pemikirannya sekarang. Karena masalahnya, kasus yang sama pernah terjadi di lokasi yang serupa pula. Itulah yang membuat Rei terheran dengan pelaku yang telah membunuh beberapa orang. Kejadiannya juga terbilang aneh dan tidak masuk akal. Banyak yang meminta bantuan Rei, tapi sampai saat ini Rei sendiri juga belum bisa menemukan pelakunya.

“Jadi begitukah? Lalu apa sekarang anda ingin membantu kami menemukan pelakunya?” tanya Pak polisi itu lagi.

Tentu saja karena tugasnya Rei sebagai detektif yang dirahasiakan dari penduduk sekitar, dengan senang hati ia akan membantunya. Karena seperti biasa. Rei selalu dibutuhkan jika ada masalah seperti itu karena ia dapat diandalkan dan sangat ahli walau umurnya masih terbilang muda.

“Iya. Sudah menjadi tugas saya untuk menemukan pelaku itu sebelum jatuhnya korban lagi!”

“Baiklah, kau memang pekerja keras. Tentang saja, kami juga akan berjuang!”

“Ya. Baiklah saya jalan dulu ya sekarang?”

“Hati-hati di jalan, Rei! Semangatlah!” Alicia berusaha menyemangati Rei. Di depan pintu, Rei mengenakan kembali jaketnya lalu sebelum pergi ia menoleh ke belakang. Mengangguk dan tersenyum setelah itu baru pergi meninggalkan kantor polisi.

Rei pergi berjalan kaki di trotoar. Ia tidak memiliki kendaraan, jadi hanya berjalan seperti pejalan kaki biasa saja. Menurutnya kalau menggunakan kendaraan akan sangat merepotkan. Sekarang Rei ingin pergi ke tempat kejadian. Yaitu ke rumah tua besar yang terbengkalai.

****

Di kelasnya Dennis, semuanya telah berkumpul. Bel masuk telah berbunyi sedari tadi. Sekarang mereka hanya tinggal menunggu guru mereka masuk kelas.

Saat ini Dennis sedang mengobrol dengan Cahya yang duduk di sampingnya. Mereka tentu saja sebangku dan mereka telah memiliki hubungan dari sekedar teman. Tapi mereka tidak terlalu menunjukkan sikap romantisnya kepada orang lain.

Setelah puas mengobrol, Dennis menyadari sesuatu. Ia merasa di kelasnya seperti ada yang kurang. Seperti ada satu murid yang tidak masuk di kelasnya. Ternyata benar. Bangku di belakangnya masih kosong. Tidak ada yang menempati tempat itu. Biasanya kan ada teman Dennis yang suka menyontek dengannya dari belakang. Tapi sekarang anak itu belum masuk.

“Eh, Cahya! Kau kenal Ivan, kan?” tanya Dennis dengan berbisik.

Cahya mengangguk. “Iyalah aku kenal. Kan dia duduk di belakang. Dia kan anaknya nyebelin. Ngomong-ngomong… kenapa kau bertanya tentangnya?”

“Bukan begitu. Aku hanya sedikit khawatir. Hanya dia yang belum datang di kelas ini.”

“Oh iya benar juga. Tidak biasanya ada anak yang terlambat di sini. Apa kau tahu dia ke mana?” Cahya bertanya balik.

“Ya aku tidak tahu. Makanya aku bertanya padamu.”

“Mungkin beberapa anak lainnya di sini tahu tentang keterlambatan anak itu.”

“Kalau begitu, aku coba tanya Kak Dian saja, deh!”

“Nah itu bagus. Dia kan kenal semua orang di sini.”

Dennis mengangguk. Langsung saja ia menengok ke arah tempat duduknya Akihiro yang berada di barisan paling pojok. Tapi saat Dennis melihatnya, ternyata Akihiro sedang berbincang dengan beberapa teman gadisnya. Dennis menggeleng pelan, lalu menunduk sedikit. Ia bergumam, “Hehe… untung Kak Zuki sedang tidak ada di Indonesia.”

“Apa kau tahu kenapa Mizuki dan Dian itu bisa balikan lagi?” Cahya tiba-tiba saja bertanya. Dennis pun langsung mengembalikan posisi duduknya seperti semula lalu menatap Cahya.

“Aku juga tidak tahu, sih… Tapi Kak Dian pernah memberitahuku katanya dia duluan sih yang ngajak mau balikan gitu saat keadaan mendesak saat kejadian di Villa dulu. Kak Zuki menerimanya. Aku belum tahu alasan Mizuki mau menerima Kak Dian kembali.” Jelas Dennis. “Yah… aku harap mereka tetap berhunungan sampai nikah nanti. Biar langgeng sampai tua, hehe….”

Cahya mengangguk senang sambil tersenyum. “Yah! Aku juga berharap begitu. Mereka pasangan yang unik. Soalnya… setiap mereka bertemu mereka terlihat akrab sekali, hehe….”

Seketika Dennis dan Cahya membayangkan keakraban Akihiro dengan Mizuki. Yaitu saat setiap mereka bertemu, sapaan mereka selalu pukulan kepala. Akihiro selalu dapat sapaan tangan Mizuki di kepalanya. Tak lupa juga mereka selalu bertengkar untuk hal yang sepele. Dan Mizuki selalu memarahi Akihiro habis-habisan kalau Akihiro berbuat hal aneh dan nakal.

“Mereka memang akrab, hehe…” Dennis dan Cahya bergumam bersama. Lalu mereka tertawa.

Tak lama setelah itu, ada seseorang yang menghentikan tawaan Dennis dan Cahya. Orang itu duduk di kursi depan Dennis. Tentu saja teman sekelasnya yang dingin dan cuek. Pastinya dia manusia dengan julukan “Cowok Horor” bernama Candraka Viroza. Sering dipanggil dengan nama Viro.

“Aku pikir, kalian berdua cukup akrab juga ternyata,” ujar Viro dengan suara pelan. Tanpa menoleh ke belakang menatap Dennis atau Cahya, dia tetap mengoceh. Entah itu sindiran atau pujian. “Aku bahkan tidak percaya jika kalian bisa pacaran.”

“Apa maksudmu, Viro?” Cahya membalasnya.

“Aku mendengar rumor yang mengatakan kalau kalian berdua berpacaran. Tapi sebenarnya aku tidak percaya kalian itu saling jatuh cinta.”

“Kenapa kau bicara seperti itu? Tentu saja kami saling mencintai. Aku juga menyukai Dennis!”

“Pasti tidak benar, kan?” Dengan mata tajamnya, Viro menoleh ke belakang menatap Cahya. Tapi yang terkejut malah Dennis. “Menurutku kalian berdua itu gak cocok. Pasti salah satu dari kalian itu ada yang ingin cepat-cepat pacaran atau ya… cinta karena belas kasihan.”

Benarkah seperti itu?

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

senja

senja

typo tenang*

2022-04-04

0

senja

senja

remaja*karna 20th, kl anak kesannya msh sekolah

2022-04-04

0

✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣

✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣

Ethan dkk mna yh,kangen deh sama mereka.
Yuni,Rashino,Nashira juga mna gk nongol², intinya aku kangen semuanya.Aku kangen dengan watak mereka yang di novel sebelumnya (chika's terror in the school)😞😞

Viro, omogn dijga dong😒😒

2021-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!