Episode 12– Cafe, part 2

“Apa? Ada apa memanggil namaku?”

Seketika semuanya langsung menoleh. Mereka terkejut karena Viro yang sebenarnya muncul secara mendadak tanpa mereka sadari. Ia sedang membawa nampan dengan kopi di atasnya. Saat ini sebelum pergi ke kampus, ia ingin membantu kakaknya untuk menjadi pelayan cafe.

“Kau lagi-lagi membuat kami terkejut, Viro!” Akihiro membentak. Tapi Viro tetap memandangnya biasa tanpa ekspresi. Ia hanya menaikan satu alis lalu bertanya dengan pertanyaan yang sama.

“Ada apa kalian memanggil namaku?”

“Ah tidak, kok! Semalam Dennis melihat hantu yang mirip dengan cerita horormu semalam.” Jawab Cahya. “Cerita horror khayalanmu itu, loh!”

“Itu kisah nyata dan bukan khayalanku.”

“Eh? Beneran kisah nayta?” Dennis terkejut. “Kalau begitu, apa kau bisa menjelaskan tentang

ceritamu itu?”

“Aku tidak ada waktu. Sekarang aku ingin mengantar minuman ini dulu.” Viro langsung pergi. Semuanya memandang dengan wajah kecewa.

Lalu setelah Viro pergi, Dennis bergumam, “Viro bilang itu kisah nyata? Rumah tua dan hantu anak laki-laki itu… dia tidak mengarangnya. Kalau begitu….”

“Berarti anak itu tahu tentang rumah tua tersebut.” Rei menyela. Ia menyeruput kopinya sampai habis lalu kembali bicara. “Sepertinya dia memang tahu banyak tentang rumah itu. Aku harus bertanya-tanya padanya.”

“Ah, sebaiknya jangan Kak Rei.” Dennis melarangnya lalu tertawa kecil. “Viro itu tidak suka diajak ngobrol panjang lebar gitu.”

“Aku hanya ingin bertanya beberapa hal padanya. Tapi nanti saja.”

“Oh, o–oke….”

“Baiklah kalau begitu, sekarang Dennis, kau lanjutkan pembicaraanmu. Beritahu aku ciri-ciri dari hantu yang kau lihat.”

“Ah, baik!” Dennis mengangguk. Ia akan menjawab Rei. “Ciri-cirinya… dia anak laki-laki. Berambut hitam, tubuhnya pucat dan penuh dengan luka bakar. Memakai baju putih yang sudah robek-robek gitu. Yang menyeramkannya adalah… pada bagian leher terdapat pisau kecil yang menancap di sana. Dia juga berdarah darah dengan tatapan mata yang hitam keseluruhan.”

Rei memejamkan mata dan mengangguk paham. Ia telah mendapatkan gambaran di dalam otaknya dari deskripsi yang diberikan Dennis.

Setelah itu, Rei kembali membuka matanya dan bertanya satu hal lagi pada Dennis. “Oke, Dennis. Aku sudah tahu hantunya bagaimana. Jadi sekarang coba ceritakan tentang kejadian yang kau alami semalam. Bagaimana hantu itu menyerangmu sampai kau… mendapatkan luka di pipimu itu.”

Dennis melebarkan matanya, lalu mengelus pipinya yang masih ditempel plester. “Oh, ini hanya luka kecil. Luka ini bukan aku dapatkan dari hantu itu.”

“Terus gara-gara kenapa?”

“Gara-gara Dian yang telah memukul Dennis dengan keras sampai terluka gitu.” Cahya menjawabnya. Ia masih sedikit kesal dengan Akihiro.

“Oh, ayolah! Sudah kubilang, aku tidak punya pilihan lain. Semalam itu benar-benar kacau. Dennis hampir saja mati. Jadi aku memukulnya saja untuk menenangkannya. Aku kan ingin menyelamatkannya.” Jelas Akihiro.

“Iya. Aku baik-baik saja, kok, Cahya!” Dennis tersenyum. Lalu matanya kembali melirik ke arah Rei dan kembali menceritakan kejadian semalam. “Akan aku lanjut. Sebenarnya aku hanya ingin bicara baik-baik saja dengan hantu itu. Karena aku bingung. Kenapa dia mengikuti aku gitu, seakan ingin menerorku. Tapi setelah aku bertanya, ia hanya menjawab gak jelas gitu.”

“Kau tanya apa padanya?”

“Aku tanya, apa tujuan dia terus mengikutiku? Gitu. Terus dia jawab, ‘Aku ingin mencari kain putih milikku’ gitu jawabnya. Lalu setelah itu, tiba-tiba dia menghampiri diriku dan seketika tubuhku seperti diambil alih olehnya. Aku tersadar kalau aku sedang mencekik leherku sendiri. Saat itulah, Kak Dian datang dan menolongku.”

Penjelasan Dennis diakhiri. Rei belum dapat menyimpulkannya. Tapi ia paham dengan cerita Dennis.

“Hantu itu sama bodohnya dengan Chika yang dulu.” Gumam Rei. Lalu matanya kembali menatap Dennis. “Hei, sepertinya hantu itu memang mengincarmu sekarang. Dia ingin kau mewujudkan keinginannya mau tidak mau, kalau tidak bisa maka dia akan membunuhmu kapan saja. Sepertinya juga kemampuan hantu itu adalah merasuki manusia dan mengendalikan mereka tanpa menyentuhnya. Sama seperti hantu Chika dulu. Dia pasti tidak akan sabaran.”

“Oh iya! Jadi begitu!” Alicia memahami sesuatu. Makanya ia sedikit terkejut. “Mungkin selama ini, kejadian kematian misterius di rumah itu disebabkan oleh si hantu yang suka membunuh.”

“Nah, aku juga berpikir begitu. Hantu kecil itu menarik beberapa orang untuk memaksa mereka membantu dirinya mencari benda kesayangannya. Kalau orang itu tidak ingin menurutinya… maka dia akan dibunuh!” Rei telah menyimpulkannya sekarang. Akhirnya ia paham masalahnya. Ia akan mencatatnya.

“Tapi Kak Rei! Apa hubunganku dengan hantu itu? Kenapa aku menjadi incarannya?” tanya Dennis.

“Sepertinya bukan kau saja, Dennis. Tapi kita semua.” Jawab Rei. “Dia tahu kalau kita telah memasuki wilayah si hantu yaitu di rumah tua pinggir hutan itu. Di sana juga kita telah menggagalkan aksi si hantu untuk membunuh Akihiro. Maka dari itu, dia akan terus mengincar kita semua. Makanya sekarang… kita harus mencari jalan keluar dari masalah ini!”

“Oh, tidak! Kita terlibat dengan masalah hantu lagi…” Akihiro mengeluh. “Dari dulu kenapa selalu nyawa kita yang kena bahayanya, sih?”

“Kau benar, Kak Dian. Entah kenapa selalu saja aku?” Dennis juga ikut mengeluh.

“Tidak hanya kalian, aku juga terlibat. Karena aku juga merasakan mimpi yang sama seperti kalian bertiga,” Ujar Rei. “Jadi sekarang tidak ada keluhan. Ayo kita pikirkan cara untuk bisa menyelesaikan masalah ini.”

“Tapi bagaimana caranya?”

“Kalian tahu, kan? Tujuan si hantu itu katanya ingin mencari selimut atau kain putih gitu. Sekarang tujuan kita juga harus membantunya mencari benda yang ia cari. Dengan begitu, masalah selesai dan hantu itu dapat kembali ke alamnya. Akhirnya semua orang juga aman. Tidak ada kasus kematian misterius lagi.” Jelas Rei.

“Itu sangat sulit. Bagaimana kita bisa menemukannya?” tanya Cahya.

“Coba dulu, ya? Untuk sementara kita jangan dekati rumah itu untuk menghindari terjadinya korban lagi!” tegas Rei.

“Oke, aku juga akan meminta bantuan polisi lain untuk menutup jalan menuju ke sana, agar tidak ada orang yang bisa masuk.” Timpal Alicia.

Rei mengangguk. Begitu juga dengan yang lainnya. Mereka menyetujui usul Rei untuk tidak mendekati rumah tua itu. Tapi jika hantu laki-laki muncul di hadapan siapa saja, Rei ingin orang itu tetap tenang dan lihat apa yang diinginkan si hantu. Jika dia menyerang, maka segeralah berteriak untuk meminta bantuan sebelum suara mereka habis.

Di lain tempat, ternyata Viro juga menguping mereka. Setelah mendengar semuanya, ia menyipitkan mata, menatap tajam ke kelompoknya Dennis lalu meninggalkan tempat.

****

Pukul setengah dua belas, Dennis, Cahya dan Akihiro bersama-sama bergegas ke kampus. Mereka berlari kecil.

Saat sampai di depan gerbang, mereka berhenti dan berjalan santai saja. Setelah melewati lapangan dan taman, mereka memasuki lorong lalu menaiki anak tangga menuju lantai dua untuk sampai di kelas.

Untuk hari ini, Viro tidak ikut berangkat bersama karena dirinya selalu terburu-buru. Jadi dia berangkat duluan. Paling sekarang si Viro sudah sampai di kelas. Menyendiri sambil membaca buku. Sikapnya memang tidak suka bergaul. Bertolak belakang sekali dengan kakak perempuannya yang selalu ceria.

Saat sampai di kelas, mereka bertiga merasa ada yang tidak biasa. Dari luar, pintu kelas tertutup dan di dalam terlihat dari jendela sudah banyak mahasiswa yang datang, tapi mereka pada berdiam diri di tempat. Tidak berisik seperti biasa.

Dennis tidak mempedulikannya. Ia pun membuka pintu lalu masuk secara perlahan ke dalam kelas. Diikuti oleh Cahya dan Akihiro juga dari belakang. Tapi setelah mereka masuk, tiba-tiba saja lirikan mata mereka langsung mengarah ke Dennis, Cahya dan Akihiro.

Dennis yang melihat lirikan mata mereka jadi merinding. Mereka semua menatap tajam. Biasanya kan hanya melihat untuk beberapa detik saja untuk melihat siapa yang baru datang. Tapi sekarang kenapa seisi kelas menatap ke mereka bertiga?

Akihiro sendiri tidak mempedulikannya. Dengan santai, ia masih memakan cemilannya sambil berjalan ke tempat duduknya. Setelah Akihiro melewati Dennis dan Cahya yang berhenti, mata mereka ternyata hanya menatap ke Akihiro.

Hawa di dalam kelas juga berbeda. Dennis melihat ada dua vas yang diisi oleh bunga orang meninggal di atas meja. Yang diletaki vas tersebut adalah mejanya Ivan yang berada di belakang tempat Dennis dan Kiki yang terletak paling belakang.

Setelah melihat vas bunga itu, Dennis akhirnya tahu apa yang terjadi. Semua temannya telah mengetahui kalau kedua teman mereka telah tiada. Jadi mereka semua terdiam karena masih berduka cita. Begitulah yang Dennis pikirkan.

Lalu tak lama kemudian, seseorang datang menghampiri Akihiro dengan cepat. Ia langsung mendorong pundak Akihiro dan membentak namanya. Dennis dan Cahya terkejut. Tapi Akihiro sendiri hanya menatapnya biasa.

“Ada apa, sih?"

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

☆???🐇

☆???🐇

apa viro punya kemampuan khusus macem yuni ?

2020-12-25

0

Nene

Nene

banyak bet kak Ano komen_-

2020-10-10

3

Ano-kun

Ano-kun

elaah spam!! :'vvv

2020-09-16

5

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!