Episode 10– Serangan Hantu Malam

"Apa yang harus aku lakukan?!”

Di dalam mimpi, Dennis masih bisa berbicara walau tubuhnya tidak bergerak. Jadi sekarang ia ingin bicara pada hantu itu secara baik-baik agar dia bisa tenang. Tapi sebelum Dennis sempat mengeluarkan suaranya, tiba-tiba saja tubuhnya terlempar ke atas dan menghantam langit-langit kamar. Untung saja tidak kena lampu.

Kemudian setelah itu, Dennis bisa menggerakkan tubuhnya lagi. Tapi ia harus menahan sakit sekali lagi. Setelah hantaman ke langit-langit, tubuhnya pun terjatuh kembali ke lantai. Ia mengeluh kepalanya sakit dan pandangannya jadi berbayang karena pusing.

Namun tidak selesai sampai di sana. Sekali lagi, hantu kecil itu mendorong tubuh Dennis lalu membenturkannya di pinggiran tempat tidur dan meja. Setelah benturan itu, lampu tidur yang ada di atas meja langsung terjatuh dan pecah.

Suara pecahan dari lampu tidur telah membangunkan Akihiro. Lelaki itu membuka selimutnya lalu bangun terduduk. Ia melihat ke sekitar. Semuanya sangat gelap seperti mati lampu. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk lewat celah pintu dari depan kamar.

Tadinya ia ingin tidur lagi, tapi sebelum kembali membaringkan tubuhnya, ia sempat melihat ke arah tempat tidur Dennis. Di sana tidak ada sapapun. Gelap sekali, tirai jendela samping tempat tidur Dennis juga terbuka. Ia melirik ke arah lain dan terkejut. Menyipitkan mata untuk melihat jelas, lalu turun dari tempat tidur.

Di depan pintu kaca balkon, Akihiro melihat ada seekor kucing hitam yang sedang menggaruk-garuk kaca jendela sambil mengeong. Akihiro mendengar suaranya kucing itu. Seperti sedang berteriak.

Akihiro pun turun dari atas tempat tidur. Ia tidak bisa melihat jalan karena terlalu gelap, jadi sebelum itu Akihiro ingin menyalakan lampu kamar terlebih dahulu. Kebetulan saklar lampunya berada di pertengahan dinding antara kasur Dennis dengan miliknya.

CTAK!

Setelah menekan saklar, Akihiro dapat melihat jelas. Tapi ada sesuatu yang janggal. Ia tidak melihat lampu tidur milik Dennis yang biasanya terletak di atas mejanya. Ditambah, ia mendengar suara grusak-grusak yang aneh di samping tempat tidur Dennis.

“Oh iya, Dennis juga tidak ada di kamar ini. Apa jangan-jangan dia tidur di kamar Cahya?” Akihiro bergumam dalam hati. “Wah, bisa jadi. Soalnya tadi saat mereka ingin berduaan, aku sempat mengganggu. Heh, mungkin selama aku tidur, kesempatan si Dennis nih buat bermalam dengan Cahya. Haduh… sudah mulai dewasa juga anak itu ternyata. Sebaiknya aku juga gak boleh ganggu dia. Nanti–“

GDBUK! GRUSAK… SSSRRKKK….

“Kok ada suaranya… makin jelas?”

Akihiro mendengar suara yang sama. Ia juga melihat kucing hitam di depan jendela itu terus mundar mandir dengan pandangan kepala menatap masuk ke dalam. Akihiro mencurigai kucing itu. Hewan tersebut terlihat sangat gelisah.

Karena Akihiro tidak tahu apa yang terjadi pada si kucing, maka ia ingin menghampirinya langsung untuk memeriksanya. Tapi setelah Akihiro berjalan melewati tempat tidur Dennis, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Karena tepat di samping kakinya, Akihiro melihat Dennis sedang mencekik lehernya sendiri!

“Dennis! Dennis! Apa yang kau lakukan?! Woy!!”

Akihiro langsung membantu Dennis untuk melepaskan tangannya dari lehernya. Tapi ternyata kekuatannya melebihi dirinya. Sampai akhirnya, Akihiro menduga kalau bukan kemauan Dennis sendiri untuk mencekik lehernya. Kalau dibiarkan begitu saja, Dennis bisa mati.

“Bertahanlah! Ayo lepaskan! Lepas!!”

Akihiro semakin panik. Dennis seperti tidak bisa menahannya lagi. Bahkan sekarang tubuhnya sudah mulai gemetar. Akihiro terus menarik tangan Dennis untuk melepaskannya. Tapi sesuatu yang tak terlihat itu lebih kuat dari Akihiro.

“TIDAK! TIDAK!! SIAPAPUN ITU KAU TIDAK BOLEH MEMBIARKAN TEMANKU PERGIIII!!”

BUAK!!

Terpaksa Akihiro harus menggunakan cara lain. Yaitu dengan melumpuhkan Dennis dengan menggocoh wajahnya. Akibat pukulan itu, Dennis tidak bergerak lagi. Kedua tangannya dapat dijauhkan dari lehernya, tapi Dennis lansgung tak sadarkan diri setelah Akihiro membuat luka lebam di pipinya.

“Maaf, Dennis. Aku terpaksa.”

Akihiro menghembuskan napas berat karena semuanya telah berakhir. Dennis masih hidup. Tapi yang membuatnya bingung, tadi itu Dennis kenapa? Apa dia dirasuki makhluk halus yang membuatnya ingin bunuh diri?

Setelah berpikir, ia tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan di benaknya. Mungkin saat Dennis sadar nanti, ia bisa bertanya tentang apa yang terjadi. Ia juga bisa mencari jawabannya dengan teman pintarnya, yaitu Rei.

****

“Nyaow… nyaww….”

“Hei, tolong itu kucingnya jangan di sana!”

“Hitam, Hitam! Kau ke sini dulu sama aku, ya?”

“Nyaaaaww… ssshhh….”

“Kucing bandel! Jangan berada di atas tubuhnya, dong!”

“Dian jangan kasar sama si Hitam!!”

"NYAAAWWW!!!"

"Akh! Sialan aku dicakar!"

"Makanya jangan sakiti dia!"

Kesadaran Dennis telah kembali. Semuanya masih tidak terlihat apa-apa. Hanya hitam semua. Tapi Dennis dapat mendengar beberapa orang sedang berbicara di dekatnya.

Tak lama kemudian, Dennis berhasil membuka mata dan menggerakan sedikit anggota tubuhnya. Tapi pandangannya masih buram dan tidak jelas.

“Ng… siapa yang berisik itu? Di depan sana… itu siapa?”

“Miauw! Nyaaaww….”

“Eh?” Dengan cepat Dennis membuka mata. Karena dalam pandangannya yang masih buram itu, ia melihat bayangan hitam yang mendekatinya.

Namun tak lama pengelihatan Dennis kembali normal. Ia akhirnya tahu bayangan hitam di depannya itu ternyata adalah si kucing hitam dari rumah tua. Jadi Dennis tidak perlu takut kalau hanya kucing.

“Oh, ternyata kucing ini.” Dennis bergumam. Ia berusaha bangun terduduk. Tapi karena tidak bisa, ia masih berusaha untuk bersandar saja di bantalnya.

Tidak hanya kucing yang Dennis lihat, tapi ada kedua teman baiknya yang sedang… ya mereka sedang bertengkar tidak jelas lagi. Tapi tak lama, keduanya menoleh ke arah Dennis dan langsung berdiri.

“Dennis kau sudah bangun?”

“Apa kau baik-baik saja? Kalau ada yang sakit bilang padaku!”

Dennis hanya menjawabnya dengan senyuman dan tertawa kecil. Ia mengibas pelan tangan kanannya. “Aku baik-baik saja.”

“Kalau kau masih merasa ada yang sakit pada wajahmu, bilang saja padaku, ya! Aku akan mengobatinya!” tegas Cahya. Kemudian ia melirik tajam ke Akihiro. “Dan jika masih sakit, aku akan membalas perbuatannya untukmu, Dennis!”

“Oh ayolah, Cahya! Aku kan memukulnya karena untuk menyelamatkannya, loh. Seharusnya kau berterima kasih padaku.” Akihiro menyangkal.

Dennis yang mendengarnya itu langsung menunduk pelan untuk memikirkan sesuatu, lalu tersentak. “Oh iya! Yang semalam itu, ya? Tenang saja, Cahya. Aku tidak merasakan sakitnya pukulan itu, kok, hehe….”

“Ah! Jadi kau ingat kejadian tadi malam, Dennis?” tanya Akihiro cepat.

Dennis mengangguk pelan. “Iya, semuanya.”

“Lalu apa yang terjadi padamu saat itu? Aku benar-benar panik, loh! Kau hampir saja mati.”

“Dian, Dian… jangan tanya sekarang, ya?” Cahya menyela. “Dennis butuh istirahat dulu. Kau tidak tahu tentang apa yang sudah Dennis alami semalam penuh!”

“Tapi aku sudah merasa baikan kok sekarang, Cahya!”

“Oh benarkah? Lalu hari ini, kau ingin pergi ke kampus atau tidak?” tanya Cahya.

“Tentu saja aku ingin pergi.”

“Tapi kau kan belum sembuuuuhhh!!”

“Eh? Tidak apa-apa. Aku bilang kan, aku sudah merasa baikan, kok! Nanti seperti biasa, kita akan mampir ke Cafenya si Viro. Di sana aku bisa meminum susu untuk menambah semangat.” Jelas Dennis.

Cahya mengangguk paham. “Hmm… okelah kalau begitu. Semoga kau selalu diberi kesehatan, ya, Dennis?”

“Amiin.” Dennis mengangguk. Ia kembali mengelus si kucing hitam, lalu bertanya, “Oh! Apa Ibu dan Ayah sudah tau kejadian yang aku alami?”

Cahya dan Akihiro terdiam. Lalu tak lama kemudian, Cahya menjawabnya. “Mereka hanya tahu kalau kau pingsan karena… terjatuh dari atas tempat tidur lalu membentur wajahmu sendiri ke meja. Ah, gitulah.”

“Eh? Siapa yang mengarangnya? Apa mereka percaya?”

“Tentu saja mereka percaya!” Akihiro menjawabnya. “Aku yang mengarangnya untuk membuat alasan. Kalau mereka tahu kau diserang makhluk halus, maka mereka akan cemas. Kau tidak mau hal itu terjadi, kan?”

“Iya, sih… terima kasih untuk bantuan kalian, ya?” Dennis tersenyum.

“Iya, tidak masalah. Kau kan sahabat kami.”

****

“Aku berangkat, ya, Lino?” Rei membuka pintu rumahnya setelah ia memakai sepatu. Memberi salam pada adiknya sebelum pergi, lalu menutup pintunya lagi.

Ia tidak terlihat seperti ingin bekerja. Penamplian berpakaiannya selalu sederhana dan terlihat seperti penduduk biasa saja. Karena ia tidak ingin pekerjaannya diketahui orang lain yang tidak ia kenal.

Sebelum jalan, ia memasang earphone yang sudah tersambung dengan ponselnya di saku. Setelah itu Rei baru jalan. Ia berlari-lari kecil seperti sedang jogging di pagi hari. Padahal sebenarnya sekarang sudah jam 10 pagi yang menjelang siang.

Sekarang tujuannya hari ini ingin memeriksa tempat kejadian kematian misterius itu terjadi. Tentu saja ia ingin menyelidiki tempat di sekitar rumah tua. Tapi nanti dulu. Dia ingin pergi ke rumah tua itu saat menjelang malam. Karena suasananya lebih berbeda jika waktu itu dan akan mempermudah Rei untuk melihat kejadian janggal di dekat rumah.

Jadi hari saat ini ia ingin menetap di kantor polisi untuk sementara bersama dengan teman wanitanya yang bernama Alicia. Di sana mereka bisa berdiskusi bersama tentang kasus yang sedang mereka kerjakan.

****

Saat sampai di depan kantor, Rei mematikan musik di ponselnya, lalu membuka pintu. Tapi setelah membuka pintu, ia sedikit terkejut karena wanita itu sudah menampakkan dirinya di depan pintu.

“Oh, Rei? Selamat pagi!” Alicia menyapa.

“Pagi. Kau mau ke mana?” Rei bertanya dengan tampang biasanya.

“Ah, aku disuruh berpatroli hari ini sama si bapak kepala.” Wajahnya sedikit mendekat ke Rei untuk membisikkan sesuatu. “Kau tahu? Pagi ini Pak Kepala sedang tidak mood. Entah kenapa dia emosian hari ini.”

“Oh… oke.”

“Hei, kalau kau mau ikut denganku tidak apa-apa. Malah bagus. Aku jadi ada teman!” Alicia mengajak Rei untuk ikut berpatroli dengannya.

Namun sebelum menjawab, Rei harus memilih dulu. Sebenarnya dia ingin menyimpan energinya dengan berdiam diri di dalam kantor polisi. Tapi setelah ia melihat Kepala Polisi di dalam sana sedang dalam keadaan yang tidak menyenangkan, Rei akhirnya memutuskan untuk ikut dengan Alicia saja.

“Hah… jika di dalam sana aku tetap disuruh-suruh, sama aja bohong.” Rei bergumam dalam hati. Setelah itu ia kembali melirik Alicia dan memberitahu keputusannya. “Aku ikut denganmu saja, deh!”

“Oke!” Alicia menunjukkan jempolnya untuk Rei. “Baguslah. Sekarang ayo! Kita naik mobil!”

“Iya, iya.”

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

Nene

Nene

pendekatan antara Rei dan Alicia

2020-10-10

1

saya siapa??

saya siapa??

kenapa Dennis ga mati aj? :v

2020-09-26

2

Ano-kun

Ano-kun

Loh ada nama kambeng :v

2020-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!