Episode 4– Mencari Akihiro

“Apa si Dian itu masih mengobrol dengan teman ceweknya?” Cahya bergumam.

“Hah, kalau begitu aku akan menjemputnya saja. Menunggu di sini buang-buang waktu. Nanti hari keburu gelap.” Dennis memutuskan untuk kembali masuk ke gedung kampus.

Ia ingin mencari Akihiro yang diduga sedari tadi belum keluar dari tempat itu untuk pulang. Apalagi sampai sekarang Akihiro tidak ada kabar. Dennis takut telah terjadi sesuatu yang aneh di dalam kampus.

“Dennis, aku juga ikut. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian.” Cahya berlari. Ia menggenggam tangan Dennis dengan erat.

Setelah itu Rei juga ikut menghampiri Dennis. “Sama aku juga. Lebih baik kita bersama-sama agar lebih aman. Kalau sesuatu terjadi aku akan melindungi kalian. Lagipula kampus ini kan… terlihat agak aneh dilihat saat hari menjelang malam begini.”

“Ka–kak Rei jangan yang seram-seram, dong!”

“Tidak. Aku bercanda. Sekarang ayolah! Aku juga harus pulang. Takut si Lino nyariin aku nanti.”

Lino adalah nama adik laki-lakinya Rei. Mereka hanya tinggal berdua di komplek perkotaan. Semenjak orang tua mereka meninggal, Rei memutuskan untuk tinggal di kota berdua saja dengan adiknya.

Rumah baru mereka hasil dari penjualan rumah lama di desa dan sawah milik keluarganya. Untuk tinggal di sana cukup mahal, jadi mereka mendapat sedikit bantuan dari keluarga Dennis.

Karena tidak ingin membebani banyak orang, Rei yang sudah dewasa ini akan berusaha untuk mencari pekerjaan dengan gaji tinggi sesuai dengan kemampuannya.

Maka dari itu, Rei memutuskan untuk menjadi seorang detektif yang suka memecahkan kasus misterius. Tapi ia tidak ingin identitasnya dan pekerjaannya itu diketahui banyak orang. Maka dari itu, Rei selalu berpenampilan seperti penduduk biasa saja untuk menghindari rahasianya akan terbongkar.

Baginya akan berbahaya jika banyak orang yang tau tentang pekerjaanya. Dia hanya dibutuhkan saat ada masalah yang sulit. Maka dari itu, Rei suka bekerja sama dengan kepolisian setempat jika ada masalah yang sulit. Dirinya juga selalu diandalkan oleh para polisi itu karena kerja Rei yang baik dan cepat.

Namun belum lama ini, Rei mendapat beberapa berita tentang kematian dan hilangnya orang-orang setempat secara misterius.

Sampai saat ini Rei akan berusaha untuk memecahkan masalah itu dan mencari pelaku yang terlibat. Makanya akhir-akhir ini dia selalu keluar rumah untuk memeriksa keadaan sekitar dan mencari perilaku beberapa orang yang mencurigakan.

“Perasaanku saja atau memang kampus ini lebih sepi dari sebelumnya?” Dennis bergumam sambil terus melangkah dan melirik ke sekitar.

“Mungkin begini jadinya jika kampus ini tidak ada orang sama sekali. Apalagi saat malam hari pasti sangat mengerikan.” Cahya menimpalinya.

“Maklum. Gedung 5 tingkat seperti ini memang terlihat seram. Apalagi lahan kampus ini memiliki ratusan hektar. Sungguh luas sekali pastinya.” Rei juga ikutan.

“Iya juga, sih,” Cahya mengangguk pelan. “Aku sebagai mahasiswi baru di sini, belum terlalu kenal dengan semua tempat dan ruangan yang ada. Apalagi dalam satu kampus, kita memiliki dua gedung dengan tingkatan yang sama. Jika sedang mencari sesuatu akan sangat sulit.”

“Yah… kalau begitu kita awali mencari Kak Dian dari mana dulu, ya?” Dennis menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Cahya dan Rei.

Cahya celingak-celinguk, lalu berujar pelan pada kedua orang di hadapannya. “Hmm… seharusnya masih ada orang di sini. Soalnya kan yang punya kelas malam bukannya harus ada di kampus ya sekarang?”

“Yang namanya kelas malam, mereka pasti datangnya malam, lah. Mungkin setelah matahari terbenam, mereka baru datang.” Jelas Rei.

“Kalau guru-guru yang lain?” tanya Dennis.

“Sebagian ada yang sudah pulang. Yang mengajar untuk kelas malam, pasti mereka pulang untuk istirahat sejenak. Kalau penjaga dan pembersih kampus lainnya… aku kurang tau, sih….”

“Oooh… iya, sebaiknya kita cepat. Jangan mengobrol dulu sekarang. Ayo kita berpencar mencari Kak Dian. Sesekali meneriaki namanya, ya?” usul Dennis.

Rei menggeleng pelan. Dia tidak terima usul Dennis. “Tidak, intinya kita tetap bersama-sama saja. Janganlah berpencar. Akan berbahaya kalau sendirian. Lebih baik kita cari di kelas saja. Kalian berdua sekelas, kan? Kalau begitu di mana kelas kalian?”

“Oh iya, kalau aku ingat-ingat… si Dian hari ini ada piket. Makanya dia agak terlambat keluarnya,” ujar Cahya. “Mungkin benar kata Rei. DIa masih ada di kelas.”

“Oke. Kalau begitu, sekarang kita ke kelas saja!”

****

Namun saat sampai di kelas, ternyata kosong. Tidak ada siapapun di sana. Mereka bertiga mengeluh berat karena Akihiro masih belum ditemukan.

“Hah… kalau begini bagaimana?” tanya Cahya.

Rei berpikir sejenak. Terdiam. Lalu tak lama kemudian, ia kembali bicara. “Umm… ngomong-ngomong… kalian pasti punya nomornya Dian, kan?”

Dennis dan Cahya mengangguk.

“Bagaimana kalau kita hubungi dia saja. Siapa tau saja dijawab dan kita bisa bertanya keberadaannya.”

“OH IYA BENAR JUGA!!” Dennis dan Cahya berujar bersama. Membuat Rei sedikit terkejut dengan suaranya yang keras.

Dennis tidak kepikiran untuk menelepon Akihiro. Langsung saja dia mengeluarkan ponselnya yang berwarna biru. Ia mengetik beberapa nomor, menunggu jawaban dan….

TUT!

[ Halo? Siapa? ]

Akhirnya dijawab. Dennis senang Akihiro menjawabnya. Cahya dan Rei menghela napas pelan.

“Ini aku Dennis masa kamu lupa nomor aku. Kak Dian! Kak Dian ada di mana, sih? Aku nungguin juga di depan gerbang, loh! Dari tadi Kak Dian tidak keluar-keluar.” Dennis mulai dengan ocehannya.

[ Oh. Aku sedang ada di… jalan pisang nomor 13. Aku sedang berdiri di pinggir jalan. ]

“Loh? Kakak ngapain di sana? Itu tempat apa memangnya?”

[ Coba saja kamu ke sini. ]

TUT!

“Eh? Dimatiin?”

Dennis kembali menurunkan tangnnya dan menjauhkan ponselnya dari telinga. Setelah itu, Cahya mulai mengeluarkan pertanyaanya. “Bagaimana? Sekarang di mana Dian?”

Dennis menggeleng pelan. “Emm… aku kurang tahu.”

“Apa maksudmu?”

“Saat aku tanya, katanya Kak Dian sedang ada di jalan pisang nomor 13. Itu di mana? Aku tidak pernah tau jalan itu.”

“Eh? Apa jangan-jangan….”

“Hah? Ada apa Kak Rei?”

Rei yang tiba-tiba terkejut setelah mendengar nama alamat yang dikatakan Dennis. Lalu dengan cepat, Rei langsung berlari keluar kelas. Dennis dan Cahya yang masih terheran hanya bisa mengikuti Rei dari belakang. Saat ini mereka belum berani untuk bertanya situasinya. Ada apa dan mengapa Rei berlari?

“Apa kak Rei tahu tempat yang dibilang kak Dian itu?” Dennis mencoba untuk bertanya karena ia sangat penasaran.

“Maaf aku tidak bisa menjelaskan jika sedang berlari. Intinya kita harus cepat saja!”

Dennis dan Cahya akan sabar menunggu jawaban dari Rei.

Setelah mereka bertiga kembali keluar dari gedung kampus, Rei berlari mengambil arah menuju ke rumahnya. Tapi ternyata dia ingin pergi ke kantor polisi dulu sejenak untuk melaporkan sesuatu.

****

Saat sampai di sana, Rei langsung masuk ke dalam kantor tersebut. Dennis dan Cahya berdiri di depan pintu dengan napas yang terengah-engah. Sementara Rei di dalam sana ia sedang berbicara dengan seorang wanita seumurannya yang sedang duduk di dekat meja.

Rei terlihat sedang meminta sesuatu dari wanita itu. Tapi Dennis tidak sepenuhnya mendengar pembicaraan mereka karena terlalu jauh.

Tak lama kemudian, Rei kembali menghampiri Dennis setelah ia mendapatkan apa yang ia minta pada wanita tersebut.

“Sekarang kita berangkat lagi, Dennis!” Rei terlihat tergesa-gesa melewati Dennis dan Cahya yang sedang bersandar di tembok dekat pintu.

“Kak Rei kita mau ke mana lagi?”

“Menjemput si Dian. Ayolah cepat! Aku akan menceritakannya di dalam mobil.”

Dennis dan Cahya hanya mengangguk heran. Ia kembali mengikuti Rei. Mereka pergi ke samping bangunan kantor itu. Mereka berdua melihat Rei mendekati sebuah mobil polisi yang terparkir di sana.

“Rei… apa kita akan… naik ini? Apa ini punyamu?” tanya Cahya heran.

“Aku meminjamnya. Kita naik ini agar lebih cepat. Karena lokasinya jauh.” Rei membuka pintu mobil lalu kembali melirik ke Dennis dan Cahya. “Apa kalian mau jalan kaki?”

“Ah tentu saja tidak!” Dennis dan Cahya menggeleng cepat. Mereka berdua langsung ikut Rei masuk ke dalam mobil dan duduk di pintu belakang.

Setelah semuanya masuk, Rei menginjak gas dan mengemudikan mobilnya dengan cepat untuk pergi ke tempat yang ingin ia tuju. Karena hari sudah gelap, jalanan tidak terlalu ramai. Jadi Rei bisa mengemudikan mobilnya sekencang mungkin.

Walau begitu, ia tetap tidak akan melanggar peraturan jalan. Apalagi saat ini ia sedang meminjam mobil milik kepolisian.

Di dalam mobil terasaa hening. Mereka bertiga hanya terdiam. Dennis menatap keluar jendela. Ia sengaja memandang jalanan di luar sana karena jika ia menatap kaca depan mobil, ia merasa sedikit mual karena Rei mengemudikan mobilnya terlalu cepat. Dennis tidak terlalu menyukainya.

“Ka–kak Rei. Bisa kau beritahu aku sekarang? Apa yang terjadi dan kita ini mau ke mana sekarang?” Dennis masih bertanya dengan pertanyaan yang sama sebelumnya. Ia akan terus bertanya seperti itu sampai Rei ingin menjawabnya.

“Ya… begini,” Akhirnya Rei ingin menjawabnya. Pandangannya masih tetap ke depan karena memerhatikan jalan, tangannya tetap memegang kemudi, kedua kakinya tetap berada di tempat di mana ia harus menginjak gas dan rem. Yang bergerak hanya mulutnya saja untuk bicara. “Kau tau rumor tentang rumah tua yang hangus itu? Kita akan ke sana sekarang!”

“Eh, rumah tua?” Cahya bergumam.

“Oh! Aku tahu! Aku pernah membaca beritanya di internet!”

“Nah itu Dennis tahu!”

“Eh? Lalu kenapa kita mau ke sana sekarang?” Cahya bertanya.

“Alamat yang diberikan Dian tadi adalah lokasi rumah itu berada.”

Dennis sedikit terkejut mendengarnya. Ia menyentuh rambutnya dan mulai berpikir, “Eh benarkah? Suaranya terdengar aneh tadi. Tidak seperti biasanya. Itu bukan seperti suara kak Dian. Ditambah suaranya terdengar berbayang gitu. Dia terdengar kayak anak pendiam dan tidak seperti sifatnya. Apa… terjadi seuatu pada Kak Dian? Apa dia marah pada kita karena kita telah meninggalkannya? Lagipula saat ini dia… ngapain ke sana?”

“Sepertinya bukan kemauannya untuk pergi ke sana.”

Dennis yang sedang berpikir itu tersentak karena ucapan Rei. “Eh? Apa?”

“Maksudnya… apa ada yang mengajaknya ke sana?” Cahya bertanya kembali.

“Aku juga belum tau pasti, sih. Tapi akhir-akhir ini banyak kasus orang hilang. Beberapa dari mereka yang hilang selalu ditemukan di depan rumah tua itu. Sebagian besarnya dari mereka… ditemukan dengan keadaan yang mengenaskan. Mereka semua mati secara misterius di depan rumah tua itu.”

“Makanya sampai sekarang aku masih belum mengetahui siapa pelaku dari semua pembunuhan… ah tidak! Kasus kematian ini. Tapi karena sekarang yang menjadi korban orang hilang itu adalah si Dian, maka aku akan menanyakan banyak hal padanya untuk meringankan tugasku sedikit.”

Rei menghela napas. Tangannya mencengkram kuat setir mobil dan ekspresinya saat ini tidak bisa dilihat oleh Dennis dan Cahya yang duduk di belakang.

“Ugh, semoga saja Dian akan baik-baik saja di sana.”

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

mulai teka teki nya,,,, and pasti bakal muncul part part menegangkanny...

2022-04-09

2

senja

senja

wahhh

2022-04-04

0

atmaranii

atmaranii

lah ko ksannya karakter pmerannya PD lemott..cm Rei doang yg sigap.knp GK tlp Dian drtd..Dian jg knp GK tlp nanyain denisss

2021-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!