Episode 17– Pemikiran Rei

“Ayolah, jawab! Keburu malam ini. Kami boleh pergi atau tidak?”

“Ya… sebenarnya kalian tetap tidak boleh masuk. Tapi karena kalian terlalu memaksa sih terserah aja masuk. Tapi kalau ada masalah, jangan minta pertolongan. Itu tanggung jawab kalian sendiri. Kalian sudah aku peringatkan saja!”

Jadi Rei akan membiarkan mereka. Jawabannya adalah terserah. Setelah menjawabnya, Rei berjalan mendekati garis kuning lalu melangkahinya untuk melewatinya. Ia sekarang ingin pergi ke rumah tua itu.

Kemudian semua teman-temannya Dennis pun mengikuti Rei. Mereka akan jaga sikap dan gaya bicara mereka jika berada di tempat yang terlarang. Mereka juga sudah janji hanya ingin melihat-lihat sekeliling bangunan saja setelah itu pulang.

Dennis, Akihiro dan Cahya juga mendekati Rei. Mereka melewati perkumpulan teman sekelasnya untuk menghampiri Rei.

Dennis yang sudah berjalan di sampingnya itu bertanya dengan berbisik, “Kak Rei? Kenapa kak Rei membiarkan teman-temanku untuk masuk? Katanya terlalu berbahaya.”

“Itu terserah mereka sendiri. Mereka saja yang ambil resikonya jika terjadi sesautu.”

“Tapi perasaanku mengatakan kalau mereka tidak boleh pergi ke sana.”

“Hmm….”

“Eh?” Dennis dan Rei tersentak. Tiba-tiba saja Cahya yang ada di samping mengejutkan mereka. Saat dilihat, Cahya sedang menyentuh kedua kepalanya dan merintih. Dennis yang cemas langsung menyentuh tubuhnya dan bertanya keadaanya.

“Cahya, kau baik-baik saja?”

Cahya menggeleng. Ia kembali berdiri tegak dan menurunkan kedua tangannya lalu menoleh ke Dennis. “Aku tidak baik, Dennis. Aku… aku merasakan sesautu yang aneh di sekitar sini.”

“Hah? Memangnya ada masalah apa? Apa kau sakit?”

Cahya menggeleng lagi. “Tidak. Aku baik-baik saja. Tapi… tadi aku sempat melihat ada sesuatu yang mengerikan dari balik pintu utama rumah tua itu.”

“Hah? Apa maksudmu? Melihat di… mana?”

“Dalam kepalaku tiba-tiba muncul gambaran mengerikan seperti itu. Dan… kita harus pergi dari sini. Hari ini akan ada dua orang yang mati di dekat rumah tua itu, Dennis!”

“Apa? Bagaimana kau tahu?”

“Entahlah. Aku punya firasat yang tidak enak. Aku takut.”

Dennis jadi mencemaskan Cahya. Ia percaya padanya. Sekarang Dennis kembali menengok ke Rei untuk bicara padanya. “Kak Rei, Cahya punya perasaan yang tidak enak gitu. Tiba-tiba muncul dan dia bilang… jika kita tidak pergi, akan ada dua orang yang mati hari ini!”

Rei terkejut mendengarnya. Sebenarnya mereka sudah sampai di depan gerbang berkarat rumah itu, tapi setelah mendengar perkataan Dennis, Rei menghentikan pergerakannya untuk menyentuh dan membuka pintu gerbangnya.

Kemudian ia sedikit menyingkir dari pintu gerbang, lalu kedua lelaki dari teman Dennis yang akan membuka pintu gerbangnya.

Setelah terbuka, mereka semua pun masuk dan melihat-lihat sekitar. Tapi tidak dengan kelompoknya Dennis. Rei sendiri menarik tangan Dennis untuk ke suatu tempat. Rei ingin membicarakan tentang kebenaran dari perkataan Dennis tadi.

“Kau jangan bercanda, Dennis!” tegas Rei. Ternyata ia masih belum sepenuhnya mempercayai peringatan Dennis yang ia dapat dari Cahya tadi.

“Tidak Kak Rei! Aku serius. Ini… perkataan dari Cahya sendiri! Aku percaya padanya.”

“Lalu… siapa dua orang itu yang akan mati?” tanya Rei lagi.

“Aku tidak tahu. Cahya tidak bilang apapun.”

“Oi! Oi! Oi! Kalian berdua sedang apa di sana?” Tiba-tiba Akihiro berteriak dari depan gerbang. Ia menyeru Dennis dan Rei yang sedang bicara. Ada Cahya juga di samping Akihiro. Di mata Dennis, Cahya terlihat tidak sehat. Ia kelihatan ketakutan.

“Kalau memang firasatnya itu benar, aku akan melindungi Cahya. Semoga saja bukan diantara kami atau teman-temanku yang akan mati. Ah, tidak! Lebih baik tidak usah ada yang mati. Semoga saja!” Harapan Dennis dalam hati.

Dennis yang terdiam karena sedang berpikir, tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara Rei yang kembali bicara dengannya.

“Okelah. Aku percaya. Tapi sekarang, kita lihat, apakah firasat Cahya itu benar atau tidak.”

“Baiklah, Kak Rei.”

****

Dennis dan Rei kembali ke Akihiro dan Cahya. Sekarang Dennis akan selalu berada di dekat Cahya untuk melindunginya. Ia tidak mau Cahya kenapa-napa. Ia juga sudah memperingati Cahya untuk selalu dekat dengannya.

Lalu setelah itu, Rei memisahkan diri. Ia sendirian akan pergi ke tempat lain dalam lingkungan yang terkutuk itu.

Setelah masuk melewati gerbang, seketika hawanya jadi berbeda. Jadi terasa hangat. Padahal matahari sebentar lagi akan terbenam. Langit sudah mulai gelap dan di langit terdapat awan hitam yang besar. Seketika jadi terlihat mendung langitnya.

“Apakah… akan turun hujan malam ini?” gumam Dennis.

Setelah menatap langit, Dennis kembali menurunkan kepalanya dan kembali menatap Cahya. Tapi ia melihat sosok wajah si anak kecil yang menyeramkan itu tiba-tiba muncul di belakang Cahya. Dennis bisa melihatnya dari bahu Cahya.

Dengan cepat, Dennis menarik dan memeluk Cahya untuk melindunginya. Ia khawatir hantu anak kecil itu muncul membawa pertanda buruk pada orang di sekitarnya. Dennis tidak mau nasib sial menimpa Cahya.

“A–apa yang ingin kau lakukan di sini?!” Dennis tiba-tiba saja membentak. Seketika semua mata langsung tertuju padanya. Cahya yang terkejut dengan suara Dennis pun bertanya, “Dennis, ada apa?”

Dennis tidak menjawab. Ia hanya melirik ke Cahya untuk beberapa detik, lalu kembali melihat sosok yang berdiri di depannya. Tapi ternyata saat Dennis melihatnya lagi, hantu itu telah menghilang entah ke mana. Dennis jadi bingung dengan hilangnya makhluk menyeramkan itu.

“Dennis?”

Cahya memanggilnya lagi. Dennis langsung menatapnya kembali dan menjawab. “Eh? Tidak ada apa-apa.” Ia melepaskan pelukannya dan membiarkan Cahya kembali bernapas lega.

“Yakin kau baik-baik saja?”

“I–iya, hehe… tidak usah khawatir.” Dennis tertawa kecil lalu memainkan ujung rambutnya. “Aku hanya… ah sebenarnya aku melihat sesuatu tadi.”

Dennis tidak bisa berbohong dari Cahya. Jadi ia memberitahu apa yang ia lihat tadi. Tapi Ia mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain.

“Apa… kau melihat hantu itu di sini?” bisik Cahya.

Dennis hanya mengangguk kaku.

“Hmm… semoga dia tidak mengganggu kita saat ini.”

“I–iya… aku pikir tadi… mungkin saja dia hanya muncul sebentar saja. Ah, kenapa aku tidak bisa melihat dia di dunia nyataaaa?” Cahya menggerutu kesal.

Dennis hanya tertawa kecil dan mencoba untuk menenangkannya. Tapi kalau menurut Dennis, Cahya itu beruntung karena tidak bisa melihatnya. Karena hantu itu tidak bisa dibilang sebagai anak kecil biasa yang terlihat imut. Dia benar-benar...

Menyeramkan.

“Dennis… jadi kau melihatnya lagi ya di sini.” Dari lain tempat, Rei bergumam dengan lirikan matanya menatap Dennis dan Cahya. Ia juga melihat Akihiro yang sedang berkumpul dengan teman perempuannya.

Lalu beberapa anak lainnya bersikap tenang di dekat bangunan. Mereka hanya melihat-lihat. Rei pikir, penghuninya tidak akan merasa terganggu.

Rei memeriksa jam tangannya. 5 menit lagi, mereka semua harus segera pulang ke rumah masing-masing. Rei akan memberitahu yang lainnya untuk segera pergi dari lingkungan berbahaya itu. Tapi nanti dulu. Saat ini ia sedang memeriksa tempat terakhir kematian teman Akihiro yang bernama Kiki itu.

Sebelumnya, kematian si Kiki adalah terjatuh dari atap bangunan dan mendarat dengan kepala yang membentur sebuah batu besar.

Saat ini, batu tersebut masih ada bekas bercak darahnya. Di samping batu terdapat rumput liar dan tembok bangunan yang temboknya sudah berlumut.

Lalu dibalik lumut itu, Rei menemukan sesuatu. Sebuah gambar yang dibuat dengan kapur. Gambar yang tertempel di tembok itu.

Ia menarik lumut yang menempel untuk melihat dengan jelas gambaran tersebut. Tapi ternyata sebagian kapurnya telah menghilang.

Yang Rei lihat dari gambar itu hanya seorang anak kecil yang sedang memegang tali. Tali yang mengarah ke gambaran yang telah terhapus. Terlihat seperti anak kecil tersebut sedang menarik benda atau makhluk lain menggunakan tali yang digunakannya.

Benar-benar gambar yang aneh. Tapi gambar itu telah menarik perhatian Rei. Ia menemukan satu petunjuk. Agar tidak kehilangan, Rei pun memotretnya dan menyimpan gambar tersebut. Sekarang ia ingin mencaritahu apa yang dibawa si anak kecil dalam gambaran kartun itu.

Kemudian ada sebuah gambar kartun yang ditulis dengan kapur lagi. Tapi sayangnya gambar tersebut telah pudar dan terlihat tidak jelas karena sudah tertutupi cipratan darah yang sudah mongering.

“Hah… sepertinya aku kehilangan banyak gambar yang penting, ya?” Rei bergumam. “Walau hanya gambaran anak kecil, tapi bisa menjadi petunjuk untuk aku mengetahui si hantu anak lelaki itu. Oh ya ngomong-ngomong… anak kecil di sini juga seperti laki-laki. Apakah… hantu itu yang menggambarnya?”

Rei kembali berdiri dan memperhatikan ke sekeliling. Ada dua bangunan di lingkungan itu. Yang satu bangunan yang paling besar seperti rumah utama berlantai empat. Terlihat seperti sekolahan. Tapi kalau dianggap rumah, sepertinya terlalu besar. Dulunya mungkin rumah yang sangat mewah.

Lalu di samping rumah ada bangunan kecil yang berbentuk seperti persegi panjang. Mungkin itu adalah garasi yang muat untuk dua mobil. Tapi sebenarnya, bangunan kecil itu telah hancur pada bagian atap. Terlihat hancur akibat ledakan. Sekitarnya juga gosong dan telah menjadi abu.

“Sepertinya benar info yang aku dapat dari gosipan orang. Rumah ini memang hancur karena kebakaran besar. Tapi ajaibnya, bangunannya tidak runtuh dan masih berdiri kokoh. Hanya saja sudah terlihat tidak terawat."

"Info lainnya, satu keluarga tewas mengenaskan karena insiden tersebut. Hmm… mungkin saja hantu anak kecil itu adalah salah satu korban yang meninggal? Dan dulu… rumah ini adalah rumah miliknya. Jadi dia bergentayangan di sini.” Rei mulai dengan pemikirannya.

“Tapi… orang bilang juga, kejadian di rumah ini sudah lama. Tapinya lagi… kenapa si hantu anak kecil itu masih bergentayangan untuk mencari korban. Banyak juga laporan orang hilang dan saat ditemukan, mayat mereka sudah ada di tempat ini. Apa hantu itu yang membujuk mereka-mereka untuk tersesat di hutan dan membawanya ke rumahnya untuk dibunuh. Tapi… apa masalah dari hantu itu dan tujuannya apa? Kenapa dia membunuh mereka semua? Ini agak sulit juga.”

“Sekarang aku tahu pelakunya siapa. Semua ini terjadi karena hal mistis yang terjadi di sini. Tapi tidak mungkin aku memberitahu pelaku yang sebenarnya. Mereka bisa tidak percaya. Sepertinya aku harus mencari bukti lain.”

“Oh ya, ngomong-ngomong soal gambaran di dinding ini… sepertinya hantu anak kecil itulah yang menggambarnya saat ia masih hidup. Lalu… sesuatu yang ia tarik itu… bisa saja anjing peliharaannya atau hewan lain yang ia sukai. Tapi kalau dia memelihara anjing, seharusnya ada kandang anjing di sini. Tapi tidak ada bekas. Ini aneh.”

“Oh, mungkin saja bukan anjing. Tapi bisa jadi juga kandangnya telah habis dilahap api. Tapi… kalau keluarga ini punya anjing, kenapa aku tidak pernah mendengar tentang anjing itu dari gosipan orang-orang, ya? Hmm… mungkin anjingnya tidak terkenal. Eh, bisa saja dia tidak punya anjing. Hmm… mungkin gambaran lainnya. Teman khayalannya mungkin?”

“Ah, bagaimana cara mengetahui lanjutan gambar ini, ya?”

“Tapi aku juga belum pernah masuk ke dalam rumah sebesar ini. Kira-kira aku bisa menemukan bukti lain di dalamnya. Ah, tapi itu tidak mungkin. Benda-benda di dalamnya pasti telah habis dilahap api juga. Hah… ini pertama kalinya aku menangani kasus yang sulit. Memang sulit sih kalau ada hubungannya sama kejadian aneh begini. Apalagi hubungannya sama hantu-hantu.”

“Kalau saja ada Yuni, dia mungkin bisa membantuku. Dia lumayan hebat kalau soal seperti ini. Tapi sayangnya, aku tidak memiliki parter kerja yang berkemampuan sama sepertiku, sih.”

“Oh, mungkin saja ada beberapa gambar lagi di tembok lainnya. Aku akan–“

“KYAAAAAA!!”

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaa😍
vielen danke😘

2020-10-16

1

Nene

Nene

SHUT UP YOU F***

2020-09-22

1

Ano-kun

Ano-kun

kyaaa ngapa tuh 🗿🗿🗿

2020-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1– Cerita Horor
2 Episode 2– Kasus yang Sama
3 Episode 3– Sore Hari
4 Episode 4– Mencari Akihiro
5 Episode 5– Rumah Tua
6 Episode 6– Penemuan Mayat
7 Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8 Episode 8– Kemunculannya
9 Episode 9– Mimpi Buruk
10 Episode 10– Serangan Hantu Malam
11 Episode 11– Cafe
12 Episode 12– Cafe, part 2
13 Episode 13– Tuduhan
14 Episode 14– Rei dan Alicia
15 Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16 Episode 16– Anak-anak Badung
17 Episode 17– Pemikiran Rei
18 Episode 18– Kematian
19 Episode 19– Kecemasan Dennis
20 Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21 Episode 21– Rei dan Viro
22 Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23 Episode 23– Tentang Viro
24 Episode 24– Tragedi di Stasiun
25 Episode 25– Keributan di Kelas
26 Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27 Episode 27– Kantin
28 Episode 28– Berdiskusi
29 Episode 29– Berdiskusi, part 2
30 Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31 Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32 Episode 32– Catatan Rei
33 Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34 Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35 Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36 Episode 36– Firasat Cahya
37 Episode 37– Pengganggu
38 Episode 38– Kecelakaan
39 Episode 39– Di Rumah Dennis
40 VISUAL NOVEL
41 Episode 40– Dennis dan Rei
42 Episode 41– Rei dan Viro (2)
43 Episode 42– Orang Asing
44 Episode 43– Kabar Duka
45 Episode 44– Vira
46 Episode 45– Dirasuki
47 Episode 46– Perempuan Aneh
48 Episode 47– Kematian Beruntun
49 Episode 48– Berkumpul
50 Episode 49– Berkumpul, part 2
51 Episode 50– Berkumpul, part 3
52 Episode 51– Berkumpul, part 4
53 Episode 52– Rei dan Lino
54 Episode 53– Pisau
55 Episode 54– Mengantar Pulang
56 Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57 Episode 56– Orang Asing (2)
58 Episode 57– Laura
59 Episode 58– Laura, part 2
60 Episode 59– Balas Dendam
61 Episode 60– Balas Dendam, part 2
62 Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63 Episode 62– Malam yang Merepotkan
64 Episode 63– Persiapan
65 Episode 64– Persiapan, part 2
66 Episode 65– Rumah Tua
67 Episode 66– Buku Gambar
68 Episode 67– Buku Gambar, part 2
69 Episode 68– Buku Gambar, part 3
70 Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71 Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72 Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73 Episode 72– Serangan Chiko
74 Episode 73– Ruang Rahasia
75 Episode 74– Melarikan Diri
76 Episode 75– Zaky dan Kasih
77 Episode 76– Anjing Hitam
78 Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79 Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80 Episode 79– Kain Putih
81 Episode 80– Serangan Chiko (2)
82 Episode 81– Pengorbanan
83 Episode 82– Pengorbanan (2)
84 Episode 83– Kain Putih (2)
85 Episode 84– Ancaman
86 Episode 85– Jalan Keluar
87 Episode 86– Jalan Keluar (2)
88 Episode 87– Rumah Sakit
89 Episode 88– Gadis itu Lagi
90 Episode 89– Merasa Kehilangan
91 Episode 90– Suprise
92 Episode 91– Penjelasan
93 Episode 92– Taman Hiburan
94 Episode 93– Moment Bahagia
95 Episode 94– Malam Pertama
96 Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97 PENGUMUMAN BARU
98 Hmmm
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode 1– Cerita Horor
2
Episode 2– Kasus yang Sama
3
Episode 3– Sore Hari
4
Episode 4– Mencari Akihiro
5
Episode 5– Rumah Tua
6
Episode 6– Penemuan Mayat
7
Episode 7– Bermalam Bersama Keluarga
8
Episode 8– Kemunculannya
9
Episode 9– Mimpi Buruk
10
Episode 10– Serangan Hantu Malam
11
Episode 11– Cafe
12
Episode 12– Cafe, part 2
13
Episode 13– Tuduhan
14
Episode 14– Rei dan Alicia
15
Episode 15– Cinta Sejati Dennis
16
Episode 16– Anak-anak Badung
17
Episode 17– Pemikiran Rei
18
Episode 18– Kematian
19
Episode 19– Kecemasan Dennis
20
Episode 20– Ada yang Terbunuh Lagi
21
Episode 21– Rei dan Viro
22
Episode 22– Kedatangan Adel & Yuni
23
Episode 23– Tentang Viro
24
Episode 24– Tragedi di Stasiun
25
Episode 25– Keributan di Kelas
26
Episode 26– Siapa yang Akan Mati?
27
Episode 27– Kantin
28
Episode 28– Berdiskusi
29
Episode 29– Berdiskusi, part 2
30
Episode 30– Menyelamatkan Dedi
31
Episode 31– Mayat yang Termutilasi
32
Episode 32– Catatan Rei
33
Episode 33– Hantu itu Kembali Menyerangku
34
Episode 34– Jalan-jalan Hari Minggu
35
Episode 35– Jalan-jalan Hari Minggu, part 2
36
Episode 36– Firasat Cahya
37
Episode 37– Pengganggu
38
Episode 38– Kecelakaan
39
Episode 39– Di Rumah Dennis
40
VISUAL NOVEL
41
Episode 40– Dennis dan Rei
42
Episode 41– Rei dan Viro (2)
43
Episode 42– Orang Asing
44
Episode 43– Kabar Duka
45
Episode 44– Vira
46
Episode 45– Dirasuki
47
Episode 46– Perempuan Aneh
48
Episode 47– Kematian Beruntun
49
Episode 48– Berkumpul
50
Episode 49– Berkumpul, part 2
51
Episode 50– Berkumpul, part 3
52
Episode 51– Berkumpul, part 4
53
Episode 52– Rei dan Lino
54
Episode 53– Pisau
55
Episode 54– Mengantar Pulang
56
Episode 55– Siapa Mereka Ini?!
57
Episode 56– Orang Asing (2)
58
Episode 57– Laura
59
Episode 58– Laura, part 2
60
Episode 59– Balas Dendam
61
Episode 60– Balas Dendam, part 2
62
Episode 61– Pembalasan yang Sia-sia
63
Episode 62– Malam yang Merepotkan
64
Episode 63– Persiapan
65
Episode 64– Persiapan, part 2
66
Episode 65– Rumah Tua
67
Episode 66– Buku Gambar
68
Episode 67– Buku Gambar, part 2
69
Episode 68– Buku Gambar, part 3
70
Episode 69– Mencari Teman yang Hilang
71
Episode 70– Mayat dalam Kamar Mandi
72
Episode 71– Mencari Teman yang Hilang (2)
73
Episode 72– Serangan Chiko
74
Episode 73– Ruang Rahasia
75
Episode 74– Melarikan Diri
76
Episode 75– Zaky dan Kasih
77
Episode 76– Anjing Hitam
78
Episode 77– Anjing Hitam, part 2
79
Episode 78– Masa Lalu dan Kenangan
80
Episode 79– Kain Putih
81
Episode 80– Serangan Chiko (2)
82
Episode 81– Pengorbanan
83
Episode 82– Pengorbanan (2)
84
Episode 83– Kain Putih (2)
85
Episode 84– Ancaman
86
Episode 85– Jalan Keluar
87
Episode 86– Jalan Keluar (2)
88
Episode 87– Rumah Sakit
89
Episode 88– Gadis itu Lagi
90
Episode 89– Merasa Kehilangan
91
Episode 90– Suprise
92
Episode 91– Penjelasan
93
Episode 92– Taman Hiburan
94
Episode 93– Moment Bahagia
95
Episode 94– Malam Pertama
96
Episode 95– Vira yang Sebenarnya
97
PENGUMUMAN BARU
98
Hmmm

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!