Bab. 18 Hilang

Jason baru saja tiba di rumah. Pria itu melangkah masuk sambil melonggarkan dasinya. Dia merasa lelah dan ingin segera istirahat. Pak Jim menyambut kedatangan Jason dengan penuh hormat. Pria paruh baya itu mengernyitkan dahinya melihat Celine tidak pulang bersama dengan Jason.

"Tuan, di mana Nona Celine?"

Jason dan Ben sama-sama menahan langkah kaki mereka. Karena terlalu sibuk, mereka tidak lagi memikirkan Celine. Bahkan sampai tidak tahu kalau ternyata malam ini dia belum juga pulang ke rumah.

"Tadi siang saya lihat Nona Celine pergi ke makam, Tuan," jelas Ben apa adanya.

Jason yang awalnya terlihat panik kini memasang ekspresi biasa saja. Pria itu duduk di sofa. Seorang pelayan wanita ingin membukakan sepatunya. "Dia tidak akan berani kabur. Tidak ada juga yang akan berani menyakitinya."

Ben mengangguk dan tersenyum penuh arti. "Anda benar, Tuan. Tapi jika preman-preman itu tahu kalau Nona Celine adalah calon istri anda."

Jason menarik kembali kakinya saat pelayan wanita itu berlutut ingin membukakan sepatunya. "Shit!" umpat Jason. Pria itu segera merapikan penampilannya dan melangkah cepat menuju ke mobil. Ben mengejar Jason dari belakang. Dua pria itu mengendarai mobil yang berbeda agar bisa lebih cepat menemukan keberadaan Celine.

Di makam, Celine terbangun dari tidurnya. Wanita itu kaget melihat langit yang sudah berubah gelap. Dia terlihat khawatir dan takut. Karena terlalu banyak menangis, Celine merasa ngantuk. Dia tidak menyangka akan selama ini tidurnya.

"Astaga, Celine. Kau ini memang tukang tidur." Celine memukul kepalanya sendiri. Dia berdiri dan memandang keadaan sekitar. Wanita itu segera berlari meninggalkan lokasi makam.

"Bahkan aku tidak bawa ponsel. Di mana jalan rayanya? Di mana aku bisa menemukan taksi?"

Celine terus berjalan cepat menuju ke jalan masuk lokasi pemakaman. Dia kembali ingat kalau di sana dia pasti bisa menemukan taksi. Sepatunya telah terlepas dan Celine lebih memilih untuk melangkah tanpa sepatu hak tingginya.

"Apa jaraknya begitu jauh? Kenapa tidak sampai-sampai?" protes Celine lagi saat kakinya mulai lelah karena berjalan terlalu jauh. Sesekali Celine memandang ke belakang. Sunyi dan begitu menakutkan. Pohon-pohon yang ada di pinggiran jalan terlihat begitu menyeramkan.

"Kakiku sakit sekali." Celine duduk di pinggir jalan. Lututnya belum sembuh dan sekarang dia harus melangkah dengan begitu jauh. Dengan kesal Celine melempar sepatu yang sempat dia jinjing ke depan. "Bodoh, Celine. Kau begitu ceroboh."

Celine berusaha mengatur napasnya. Dia harus tenang menghadapi situasi seperti ini. Dipandangnya sekali lagi jalanan menuju ke jalan raya. Dengan penuh tekad wanita itu berdiri dan melanjutkan langkah kakinya.

"Hei, cantik. Apa kau tersesat?"

Celine manahan langkah kakinya. Dia menoleh ke samping. Kedua matanya membulat lebar melihat tiga orang preman berdiri di sana. Memegang sebotol minuman keras. Penampilannya dan gayanya begitu urakan. Bahkan untuk berjalan saja mereka terlihat sempoyongan.

"Kau dalam masalah, Celine." Celine segera mengatur strategi sebelum berlari kencang untuk menjauh dari preman itu. Dia tidak mau sampai tertangkap. Entah bagaimana nasipnya nanti jika dia sampai tertangkap.

Prang.

Suara pecahan kaca terdengar begitu nyaring ketika sebuah botol anggur berhasil mendarat di kepala Celine. Wanita itu terduduk sambil berusaha menahan rasa sakit. Dia memegang kepalanya yang berdarah. Bersamaan dengan itu, preman tersebut sudah mengepungnya. Menertawainya seperti sudah tidak sabar untuk memilikinya.

"Mau lari ke mana cantik? Ayo kita bersenang-senang." Salah satu preman ingin menyentuh tangan Celine. Tapi dengan cepat wanita itu menangkisnya.

Preman lain justru menjambak rambut Celine karena tahu Celine akan berontak. Sisanya mengangkat tubuh Celine dan mereka membawanya ke pinggir jalan.

"Lepaskan. Bajingan!" Celine berusaha mengumpat. Dia tidak habis pikir, kenapa lagi-lagi harus mengalami kejadian buruk seperti ini?

"Sssttt. Diam, cantik. Kau bisa kehabisan tenaga nanti." Dua preman itu memegang kedua tangan Celine. Sedangkan satunya seperti sudah tidak sabar memiliki Celine.

Dengan napas terputus-putus Celine berusaha mengumpulkan seluruh tenaganya yang tersisa. Tepat saat pria itu ingin memilikinya, Celine berhasil menendang organ produksi pria itu. Lumayan menyakitkan. Bahkan berhasil membuat pria itu meringis kesakitan.

"Jalang, sialan!" Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Celine. Sudut bibir wanita itu berdarah. Ketika satu preman yang sempat memegang tangannya berusaha menolong temannya yang terduduk menahan sakit. Celine memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Dia mengigit satu tangan yang memegang tangannya. Hingga genggaman itu berhasil terlepas.

"Kau tidak akan bisa kabur dari sini!" ancam preman itu lagi.

Celine melihat sorot lampu mobil menuju ke arahnya. Wanita itu tidak mau memandang ke belakang lagi. Dia terus saja berlari kencang. Tapi sialnya, preman itu berhasil menangkap Celine. Memegang tangan Celine dengan sekuat tenaga. Celine kehabisan akal. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk melawan preman itu. Celine ditarik ke balik pohon untuk bersembunyi.

"Aku harus bisa meminta tolong pada pemilik mobil itu?"

Preman itu menarik blazer Celine. Celine hanya diam memandangnya. Tidak lagi melakukan perlawanan. Preman itu tersenyum puas. "Sudah menyerah?"

Celine tersenyum tipis sebelum memukul pria itu dengan batu yang baru saja dia temukan.

Celine berlari kencang ke tengah jalan saat mobil itu melaju dengan cepat. Suara decitan rem terdengar dengan jelas. Meleset sedikit saja, mungkin Celine akan tertabrak mobil itu karena muncul secara tiba-tiba.

Celine memandang ke arah preman itu lagi. Bersamaan dengan itu, Jason keluar dari mobil. Pria itu shock melihat keadaan Celine. "Celine."

Celine memandang ke samping. Wajahnya terlihat lega melihat Jason berhasil menemukannya. Jason segera melepas jasnya dan menutupi tubuh Celine. Tiga preman itu muncul dan berdiri menatap ke arah Jason. Wajah mereka bertiga terlihat ketakutan.

Mobil Ben juga berhenti setelahnya. Pria itu keluar dari mobil dan menghampiri Celine. Melihat wajah Celine yang memar karena ditampar membuat Ben melirik tajam ke arah preman-preman itu.

"Mereka mau memperko*saku!" ucap Celine dengan penuh rasa dendam.

Jason menggertakkan giginya. Tangannya terkepal kuat membayangkan perlakuan jahat preman itu terhadap tunangannya. Ben segera maju untuk memberi mereka pelajaran.

"Beraninya kalian menyentuh tunangan Jason Lionidas."

Mendengar nama Jason Lionidas membuat tiga preman itu segera berlutut dan memohon ampun. Jason segera menggendong Celine. Membawanya masuk ke dalam mobil. Masalah preman itu dia serahkan kepada Ben.

Di dalam mobil, Celine kembali bernapas lega. Bahkan saat darah mengalir deras di kepalanya dia tidak lagi merasakan sakit sedikitpun. Jason menyentuh sudut bibir Celine dengan jempolnya. Pria itu tersenyum sinis setelahnya. Dia kembali turun dari mobil. Jason tidak akan puas jika tidak menghajar preman-preman itu dengan tangannya sendiri.

Di dalam mobil, Celine memilih untuk memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya. Dia bisa melihat jelas ketika seorang Jason menyiksa orang yang dibencinya dengan sangat keji. Bahkan Celine pernah ada di posisi itu. Amukannya sangat tidak terkendali. Pria itu selalu saja berubah menjadi iblis ketika ada yang berani mengusik ketenangannya.

"Jason Lionidas. Iblis berwujud manusia," umpat Celine di dalam hati.

Terpopuler

Comments

TiniE's AcHmaD💏

TiniE's AcHmaD💏

posisi yg sulit jika celine sampe jatuh cinta sama jason n ingatanya kembali....dan ketemu belahan hatinya yg dulu

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Mula
2 Bab. 2 Nyonya Lyn
3 Bab. 3 Nona Muda
4 Bab. 4 Aberzio
5 Bab. 5 Pelukan Hangat
6 Bab. 6 Makan Malam
7 Bab. 7 Permintaan
8 Bab. 8 Jawaban
9 Bab. 9 Pertunangan
10 Bab. 10 Rahasia Celine
11 Bab. 11 Izin Mama
12 Bab. 12 Pemakaman
13 Bab. 13 Barang Bukti
14 Bab. 14 Kabur
15 Bab. 15 Maaf
16 Bab. 16 Kelakuan Celine
17 Bab. 17 Butuh Waktu
18 Bab. 18 Hilang
19 Bab. 19 Usaha Celine
20 Bab. 20 Rencana Kedua
21 Bab. 21 Usaha Terakhir
22 Bab. 22 Buktikan!
23 Bab. 23 Kasmaran
24 Tokoh Novel TDM
25 Bab. 24 Romantisnya Jason
26 Bab. 25 Liburan
27 Bab. 26 Tak Terduga
28 Bab. 27 Marahnya Aberzio
29 Bab. 28 Rahasia Musuh
30 Bab. 29 Cinta Mati
31 Bab. 30 Peresmian ROC Group
32 Bab. 31 Helenaku
33 Bab. 32 Taman Bunga
34 Bab. 33 Selamat
35 Bab. 34 Kalung Warisan
36 Bab. 35 Rencana
37 Bab. 36 Kacau
38 Bab. 37 Marah
39 Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40 Bab. 39 Nyaman
41 Bab. 40 Keras Kepala
42 Bab. 41 Kota Rio
43 Bab. 42 Berusaha Kabur
44 Bab. 43 Sama Saja
45 Bab. 44 Rencana
46 Bab. 45 Tidak Berdaya
47 Bab. 46 Usaha Kabur
48 Bab. 47 Salahmu Sendiri
49 Bab. 48 Kenangan
50 Bab. 49 Namaku Helena
51 Bab. 50 Wanita Pengganti
52 Bab. 51 Bingung
53 Bab. 52 Peduli
54 Bab. 53 Cemburu
55 Bab. 54 Perjuangan Jason
56 Bab. 55 Belum Bicara
57 Bab. 56 Kalung
58 Bab. 57 Dia Milikku
59 Bab. 58 Istriku
60 Bab. 59 Pergi
61 Bab. 60 Malam Panas
62 Bab. 61 Pernikahan
63 Bab. 62 Perjuangan
64 Bab. 63 Paksaan
65 Bab. 64 Pelukan Suami
66 Bab. 65 Rumah Kita
67 Bab. 66 Cerita Kenangan
68 Bab. 67 Keinginan Aberzio
69 Bab. 68 Kapal Pesiar
70 Bab. 69 Sayang Kamu
71 Bab. 70 Berbahaya
72 Bab. 71 Perlawanan
73 Bab. 72 Tidak Nyaman
74 Bab. 73 Kalung Guineno
75 Bab. 74 Meksiko
76 Bab. 75 Rumah Clara
77 Bab. 76 Aksi Helena
78 Bab. 77 Pertolongan Jason
79 Bab. 78 Cemburu Aberzio
80 Bab. 79 Karena Mabuk
81 Bab. 80 Rayuan Maut
82 Bab. 81 Ledekan Jason
83 Bab. 82 Masakan Istri
84 Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85 Bab. 84 Tidak Bersalah
86 Bab. 85 Gelisah
87 Bab. 86 Pertemuan Pertama
88 Bab. 87 Pembunuh Cantik
89 Bab. 88 Ingin Kamu
90 Bab. 89 Foto Tercinta
91 Bab. 90 Hadiah Kecil
92 Bab. 91 Jason Lagi
93 Bab. 92 Sudah Ingat
94 Bab. 93 Teman Lama
95 Bab. 94 Hidup Helena
96 Bab. 95 Cindy
97 Bab. 96 Aib Masa Lalu
98 Bab. 97 Tunangan Clous
99 Bab. 98 Gosip Istri
100 Bab. 99 Jalan Siang
101 Bab. 100 Kejadian Siang
102 Bab. 101 Markas
103 Bab. 102 Belanja
104 Bab. 103 Cat Woman
105 Bab. 104 Sakitnya Helena
106 Bab. 105 Panik
107 Bab. 106 Ajakan Helena
108 Bab. 107 Night in Milan
109 Bab. 108 Ketahuan
110 Bab. 109 Ide Helena
111 Bab. 110 Bertemu Robert
112 Bab. 111 Kekhawatiran
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1 Awal Mula
2
Bab. 2 Nyonya Lyn
3
Bab. 3 Nona Muda
4
Bab. 4 Aberzio
5
Bab. 5 Pelukan Hangat
6
Bab. 6 Makan Malam
7
Bab. 7 Permintaan
8
Bab. 8 Jawaban
9
Bab. 9 Pertunangan
10
Bab. 10 Rahasia Celine
11
Bab. 11 Izin Mama
12
Bab. 12 Pemakaman
13
Bab. 13 Barang Bukti
14
Bab. 14 Kabur
15
Bab. 15 Maaf
16
Bab. 16 Kelakuan Celine
17
Bab. 17 Butuh Waktu
18
Bab. 18 Hilang
19
Bab. 19 Usaha Celine
20
Bab. 20 Rencana Kedua
21
Bab. 21 Usaha Terakhir
22
Bab. 22 Buktikan!
23
Bab. 23 Kasmaran
24
Tokoh Novel TDM
25
Bab. 24 Romantisnya Jason
26
Bab. 25 Liburan
27
Bab. 26 Tak Terduga
28
Bab. 27 Marahnya Aberzio
29
Bab. 28 Rahasia Musuh
30
Bab. 29 Cinta Mati
31
Bab. 30 Peresmian ROC Group
32
Bab. 31 Helenaku
33
Bab. 32 Taman Bunga
34
Bab. 33 Selamat
35
Bab. 34 Kalung Warisan
36
Bab. 35 Rencana
37
Bab. 36 Kacau
38
Bab. 37 Marah
39
Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40
Bab. 39 Nyaman
41
Bab. 40 Keras Kepala
42
Bab. 41 Kota Rio
43
Bab. 42 Berusaha Kabur
44
Bab. 43 Sama Saja
45
Bab. 44 Rencana
46
Bab. 45 Tidak Berdaya
47
Bab. 46 Usaha Kabur
48
Bab. 47 Salahmu Sendiri
49
Bab. 48 Kenangan
50
Bab. 49 Namaku Helena
51
Bab. 50 Wanita Pengganti
52
Bab. 51 Bingung
53
Bab. 52 Peduli
54
Bab. 53 Cemburu
55
Bab. 54 Perjuangan Jason
56
Bab. 55 Belum Bicara
57
Bab. 56 Kalung
58
Bab. 57 Dia Milikku
59
Bab. 58 Istriku
60
Bab. 59 Pergi
61
Bab. 60 Malam Panas
62
Bab. 61 Pernikahan
63
Bab. 62 Perjuangan
64
Bab. 63 Paksaan
65
Bab. 64 Pelukan Suami
66
Bab. 65 Rumah Kita
67
Bab. 66 Cerita Kenangan
68
Bab. 67 Keinginan Aberzio
69
Bab. 68 Kapal Pesiar
70
Bab. 69 Sayang Kamu
71
Bab. 70 Berbahaya
72
Bab. 71 Perlawanan
73
Bab. 72 Tidak Nyaman
74
Bab. 73 Kalung Guineno
75
Bab. 74 Meksiko
76
Bab. 75 Rumah Clara
77
Bab. 76 Aksi Helena
78
Bab. 77 Pertolongan Jason
79
Bab. 78 Cemburu Aberzio
80
Bab. 79 Karena Mabuk
81
Bab. 80 Rayuan Maut
82
Bab. 81 Ledekan Jason
83
Bab. 82 Masakan Istri
84
Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85
Bab. 84 Tidak Bersalah
86
Bab. 85 Gelisah
87
Bab. 86 Pertemuan Pertama
88
Bab. 87 Pembunuh Cantik
89
Bab. 88 Ingin Kamu
90
Bab. 89 Foto Tercinta
91
Bab. 90 Hadiah Kecil
92
Bab. 91 Jason Lagi
93
Bab. 92 Sudah Ingat
94
Bab. 93 Teman Lama
95
Bab. 94 Hidup Helena
96
Bab. 95 Cindy
97
Bab. 96 Aib Masa Lalu
98
Bab. 97 Tunangan Clous
99
Bab. 98 Gosip Istri
100
Bab. 99 Jalan Siang
101
Bab. 100 Kejadian Siang
102
Bab. 101 Markas
103
Bab. 102 Belanja
104
Bab. 103 Cat Woman
105
Bab. 104 Sakitnya Helena
106
Bab. 105 Panik
107
Bab. 106 Ajakan Helena
108
Bab. 107 Night in Milan
109
Bab. 108 Ketahuan
110
Bab. 109 Ide Helena
111
Bab. 110 Bertemu Robert
112
Bab. 111 Kekhawatiran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!