Bab. 6 Makan Malam

Jason dan Nyonya Lyn sudah duduk di meja makan. Ibu dan anak itu belum mau memulai makan malam mereka karena Celine belum turun. Sesekali Jason mengusap tangan Nyonya Lyn dan tersenyum. Pria itu sangat-sangat menyayangi ibu kandungnya. Dia terlihat begitu manja dan jauh lebih lembut.

"Jason, apa mama sudah pantas menggendong cucu?"

Pertanyaan Nyonya Lyn membuat Jason terdiam. Dia mengernyitkan dahinya lalu mengangkat kedua bahunya. "Sebaiknya mama jangan memikirkan soal cucu. Mama akan stress setelah memiliki cucu. Anak kecil selalu saja merepotkan."

Nyonya Lyn segera melayangkan sendok ke kepala Jason. Wanita paruh baya itu kesal mendengar jawaban putranya. "Kau ini normal tidak sih? Apa jangan-jangan kau ini gay."

"Ma, mama ini kenapa? Jason happy- happy aja dengan hidup Jason selama ini. Kenapa lagi-lagi mama membahas soal pernikahan." Jason terlihat kesal. Namun dia berusaha tetap tenang agar tidak sampai melukai hati ibu kandungnya. "Ma, jika waktunya telah tiba. Jason pasti akan menikah."

"Kapan? Mama sudah mendengar kalimat itu sejak usiamu 28 tahun. Sudah hampir 6 tahun mama menunggu Jason. Bahkan mama bersih keras untuk tidak menjodohkanmu dengan putri teman mama demi menjaga perasaanmu. Tapi sampai detik ini kamu tidak juga membawa wanita yang ingin kau nikahi ke rumah ini. Apa semua ini karena geng mafiamu itu?"

Jason terdiam. Dia benar-benar kehabisan kata-kata saat ini. Jason juga tidak menyangka kalau sebenarnya ibu kandungnya tahu dengan apa yang dia lakukan selama ini.

Dari kejauhan, terdengar suara sendal Celine turun dari tangga. Nyonya Lyn memandang ke depan dan memperhatikan penampilan Celine. Tidak dengan Jason. Pria itu memasang ekspresi dingin dan segera mengambil alat makannya. Dia ingin acara makan malam ini segera berakhir. Pria itu merasa tidak nyaman sejak Celine ada di rumahnya.

"Celine, kamu cantik sekali malam ini. Sini duduk di dekat Jason." Nyonya Lyn menunjuk kursi yang ada di seberang meja. Posisinya saling berhadapan dengan Nyonya Lyn. Waktu itu Jason yang duduk di kursi utama.

Celine hanya mengangguk sebelum duduk. Dia semakin tidak nyaman. Bahkan untuk memandang wajah Jason secara langsung tidak berani.

Sedangkan Jason bersikap tak acuh. Dia menganggap Celine itu hanya sebuah patung. Tidak perlu dianggap ada. Bahkan melirik sedikitpun ke arah wajah Celine, Jason tidak mau melakukannya.

Setelah melihat Celine telah tiba di meja makan, para koki mulai menghidangkan masakan mereka. Para pelayan juga terlihat sibuk ke sana kemari mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka semua tidak ada yang berani mengangkat kepala selama Jason ada di meja makan.

Aura pria itu memang sangat menakutkan. Meskipun dia tidak mengeluarkan kata, tapi jika Jason sudah ada di rumah. Semua pekerja seperti merasa tidak nyaman. Mereka semua tahu seperti apa kejamnya seorang Jason Lionidas.

Sejak Tuan Lionidas tewas dalam insiden kecelakaan, sejak saat itu juga rumah ini terasa seperti neraka. Tidak ada lagi canda tawa maupun kehangatan sebuah keluarga bahagia. Semua hilang begitu saja.

Nyonya Lyn yang lebih sering menghabiskan waktunya di kamar dan pemakaman tidak pernah tahu betul seperti apa kejamnya Jason. Dia hanya tahu kalau putranya mulai terjun ke dalam dunia gelap sejak suaminya tewas. Setelah itu dia tidak lagi tahu banyak tentang putranya.

Celine memperhatikan para pelayan dengan alis saling bertaut. Biasanya dia masih bisa melihat jelas senyum ramah di wajah para pelayan tersebut. Tetapi kini semua terlihat jauh berbeda.

"Apa yang mereka takuti? Apa mereka merasa tidak nyaman melihat Jason ada di sini? Mereka juga merasakan apa yang aku rasakan?" batin Celine.

Para pelayan dan koki berbaris rapi setelah selesai menghidangkan makanan di meja. Posisi mereka tidak terlalu jauh di belakang Nyonya Lyn. Dari posisi itu, Celine bisa melihat jelas ketakutan di wajah pelayan tersebut. Mereka menunduk dengan tangan gemetar. Padahal seharusnya mereka semua tidak perlu sampai setakut itu. Jason juga tidak mengigit. Dia hanya duduk di kursinya sambil memainkan ponsel tanpa mengeluarkan satu katapun.

"Celine, ayo di makan," tawar Nyonya Lyn.

"Terima kasih, Tante." Celine mengambil pisau dan garpu yang ada di dekat tangannya.

Jason segera meletakkan ponselnya di meja. Pria itu juga segera memulai makan malamnya. Ekspresi wajahnya benar-benar menakutkan. Sampai-sampai Celine tidak selera makan saat itu. Debaran jantungnya menjadi tidak karuan. Celine tidak bisa duduk di dekat Jason seperti ini. Rasanya untuk menghirup oksigen yang ada di sekitarnya terasa begitu sulit.

"Celine, kamu tidak suka dengan steaknya?" tanya Nyonya Lyn.

Koki yang berdiri di belakang sana mengangkat kepalanya. Koki itu seperti sedang berpikir keras sambil mengingat-ingat. Kira-kira apa yang salah dari masakannya malam ini.

Celine bisa melihat raut kekhawatiran di wajah koki tersebut. Wanita itu langsung tersenyum ramah. "Ini enak, Tante. Celine hanya bingung, harus makan yang mana dulu. Semua terlihat sangat lezat."

Nyonya Lyn tersenyum. Dia melanjutkan makan malamnya yang sempat tertunda. Begitupun dengan Celine yang mulai memasukkan makan malamnya ke dalam mulut. Meskipun tidak berselera, dia berusaha agar terlihat seperti sedang menikmati makan malamnya.

"Rasanya aku ingin segera kabur saja dari rumah ini. Aku benar-benar takut. Aku merasa tidak layak ada di tengah-tengah mereka," batin Celine dengan gelisah.

"Celine, apa kamu menyukainya?"

Celine menurunkan garpunya. "Menyukai, Tante?"

Nyonya Lyn tertawa kecil. "Apa kamu menyukai anak Tante."

Jason yang saat itu sedang meneguk minumannya langsung tersedak mendengar pertanyaan ibu kandungnya. "Ma, bukankah mama sendiri yang bilang. Saat makan tidak boleh bicara."

Nyonya Lyn menghela napas kasar. Wanita paruh baya itu kembali diam setelahnya. Dia tidak lagi mengeluarkan kata meskipun ada sejuta Kalim yang ingin dia ucapkan detik ini juga.

"Apa putraku ini benar-benar normal? Jelas-jelas malam ini Celine terlihat sangat cantik. Penampilannya sungguh menarik. Pria mana yang akan menolaknya. Jika saja aku seorang pria, mungkin aku sudah tergila-gila padanya. Tetapi putraku ini tidak memandang Celine sedetikpun," protes Nyonya Lyn di dalam hati.

Tiba-tiba Nyonya Lyn memegang dadanya. Gelas yang ada di dekat Nyonya Lyn tersenggol dan terjatuh ke lantai. Suara pecahan kaca mengalihkan perhatian semua orang.

"Mama!"

"Tante!"

Jason dan Celine sama-sama beranjak dari kursi mereka. Mendekati Nyonya Lyn untuk memeriksa keadaan wanita paruh baya itu. Kini Nyonya Lyn terlihat memejamkan mata. Bibirnya terlihat sedikit pucat.

"Ma," panggil Jason khawatir. Pria itu segera menggendong ibu kandungnya. "Ben, kita ke rumah sakit sekarang."

Ben mengangguk dan berlari menuju ke mobil. Celine juga berusaha untuk mengejar Jason. Dia ingin ikut ke rumah sakit. Celine ingin menemani Nyonya Lyn. Dia khawatir. Dia tidak mau sampai wanita paruh baya itu kenapa-kenapa. Semua orang yang ada di ruangan itu juga ikut panik. Sebagian membereskan meja makan, sebagian lagi ikut berlari ke depan.

Setibanya di depan, Jason segera memasukkan Nyonya Lyn ke dalam mobil. Dia menatap sinis ke arah Celine. "Kau tidak perlu ikut!"

Mendengar perkataan Jason membuat Celine terdiam. Dia tidak berani membantah. Wanita itu terlihat sedih ketika memandang mobil hitam itu melaju kencang. Kedua tangannya ada di sisi samping gaun sambil menggenggam gaun berwarna biru muda itu dengan cemas. Ingin sekali Celine ikut. Tapi dia juga tidak memiliki keberanian untuk melawan Jason.

Pak Jim seolah mengerti dengan apa yang dirasakan Celine. Pria paruh baya itu berjalan mendekat Celine. Dia memegang pundak Celine hingga membuat wanita tersebut tersentak kaget.

"Pak Jim." Celine memalingkan wajahnya dan segera menghapus air mata yang baru saja menetes.

"Nona, apa anda mau mengobrol dengan saya?"

Celine mengangguk. "Tentu, Pak Jim. Apa yang ingin anda bicarakan?"

Pak Jim tersenyum. "Mari ikut saya, Nona."

Celine diam sejenak. Dia memperhatikan keadaan sekitar yang sudah sunyi. Semua pelayan yang sempat keluar rumah sudah masuk kembali ke dalam. Celine segera melangkahkan kakinya mengikuti Pak Jim dari belakang. Meskipun begitu, pikiran Celine masih tertuju kepada Nyonya Lyn.

"Tante ... Semoga Tante baik-baik saja. Celine sangat mengkhawatirkan keadaan Tante."

Terpopuler

Comments

MissKei

MissKei

baca sdh pelan2😂.. tetep cepat habis 😂😂... lanjut lagiiiiii kakak Author... 🥰

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Mula
2 Bab. 2 Nyonya Lyn
3 Bab. 3 Nona Muda
4 Bab. 4 Aberzio
5 Bab. 5 Pelukan Hangat
6 Bab. 6 Makan Malam
7 Bab. 7 Permintaan
8 Bab. 8 Jawaban
9 Bab. 9 Pertunangan
10 Bab. 10 Rahasia Celine
11 Bab. 11 Izin Mama
12 Bab. 12 Pemakaman
13 Bab. 13 Barang Bukti
14 Bab. 14 Kabur
15 Bab. 15 Maaf
16 Bab. 16 Kelakuan Celine
17 Bab. 17 Butuh Waktu
18 Bab. 18 Hilang
19 Bab. 19 Usaha Celine
20 Bab. 20 Rencana Kedua
21 Bab. 21 Usaha Terakhir
22 Bab. 22 Buktikan!
23 Bab. 23 Kasmaran
24 Tokoh Novel TDM
25 Bab. 24 Romantisnya Jason
26 Bab. 25 Liburan
27 Bab. 26 Tak Terduga
28 Bab. 27 Marahnya Aberzio
29 Bab. 28 Rahasia Musuh
30 Bab. 29 Cinta Mati
31 Bab. 30 Peresmian ROC Group
32 Bab. 31 Helenaku
33 Bab. 32 Taman Bunga
34 Bab. 33 Selamat
35 Bab. 34 Kalung Warisan
36 Bab. 35 Rencana
37 Bab. 36 Kacau
38 Bab. 37 Marah
39 Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40 Bab. 39 Nyaman
41 Bab. 40 Keras Kepala
42 Bab. 41 Kota Rio
43 Bab. 42 Berusaha Kabur
44 Bab. 43 Sama Saja
45 Bab. 44 Rencana
46 Bab. 45 Tidak Berdaya
47 Bab. 46 Usaha Kabur
48 Bab. 47 Salahmu Sendiri
49 Bab. 48 Kenangan
50 Bab. 49 Namaku Helena
51 Bab. 50 Wanita Pengganti
52 Bab. 51 Bingung
53 Bab. 52 Peduli
54 Bab. 53 Cemburu
55 Bab. 54 Perjuangan Jason
56 Bab. 55 Belum Bicara
57 Bab. 56 Kalung
58 Bab. 57 Dia Milikku
59 Bab. 58 Istriku
60 Bab. 59 Pergi
61 Bab. 60 Malam Panas
62 Bab. 61 Pernikahan
63 Bab. 62 Perjuangan
64 Bab. 63 Paksaan
65 Bab. 64 Pelukan Suami
66 Bab. 65 Rumah Kita
67 Bab. 66 Cerita Kenangan
68 Bab. 67 Keinginan Aberzio
69 Bab. 68 Kapal Pesiar
70 Bab. 69 Sayang Kamu
71 Bab. 70 Berbahaya
72 Bab. 71 Perlawanan
73 Bab. 72 Tidak Nyaman
74 Bab. 73 Kalung Guineno
75 Bab. 74 Meksiko
76 Bab. 75 Rumah Clara
77 Bab. 76 Aksi Helena
78 Bab. 77 Pertolongan Jason
79 Bab. 78 Cemburu Aberzio
80 Bab. 79 Karena Mabuk
81 Bab. 80 Rayuan Maut
82 Bab. 81 Ledekan Jason
83 Bab. 82 Masakan Istri
84 Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85 Bab. 84 Tidak Bersalah
86 Bab. 85 Gelisah
87 Bab. 86 Pertemuan Pertama
88 Bab. 87 Pembunuh Cantik
89 Bab. 88 Ingin Kamu
90 Bab. 89 Foto Tercinta
91 Bab. 90 Hadiah Kecil
92 Bab. 91 Jason Lagi
93 Bab. 92 Sudah Ingat
94 Bab. 93 Teman Lama
95 Bab. 94 Hidup Helena
96 Bab. 95 Cindy
97 Bab. 96 Aib Masa Lalu
98 Bab. 97 Tunangan Clous
99 Bab. 98 Gosip Istri
100 Bab. 99 Jalan Siang
101 Bab. 100 Kejadian Siang
102 Bab. 101 Markas
103 Bab. 102 Belanja
104 Bab. 103 Cat Woman
105 Bab. 104 Sakitnya Helena
106 Bab. 105 Panik
107 Bab. 106 Ajakan Helena
108 Bab. 107 Night in Milan
109 Bab. 108 Ketahuan
110 Bab. 109 Ide Helena
111 Bab. 110 Bertemu Robert
112 Bab. 111 Kekhawatiran
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1 Awal Mula
2
Bab. 2 Nyonya Lyn
3
Bab. 3 Nona Muda
4
Bab. 4 Aberzio
5
Bab. 5 Pelukan Hangat
6
Bab. 6 Makan Malam
7
Bab. 7 Permintaan
8
Bab. 8 Jawaban
9
Bab. 9 Pertunangan
10
Bab. 10 Rahasia Celine
11
Bab. 11 Izin Mama
12
Bab. 12 Pemakaman
13
Bab. 13 Barang Bukti
14
Bab. 14 Kabur
15
Bab. 15 Maaf
16
Bab. 16 Kelakuan Celine
17
Bab. 17 Butuh Waktu
18
Bab. 18 Hilang
19
Bab. 19 Usaha Celine
20
Bab. 20 Rencana Kedua
21
Bab. 21 Usaha Terakhir
22
Bab. 22 Buktikan!
23
Bab. 23 Kasmaran
24
Tokoh Novel TDM
25
Bab. 24 Romantisnya Jason
26
Bab. 25 Liburan
27
Bab. 26 Tak Terduga
28
Bab. 27 Marahnya Aberzio
29
Bab. 28 Rahasia Musuh
30
Bab. 29 Cinta Mati
31
Bab. 30 Peresmian ROC Group
32
Bab. 31 Helenaku
33
Bab. 32 Taman Bunga
34
Bab. 33 Selamat
35
Bab. 34 Kalung Warisan
36
Bab. 35 Rencana
37
Bab. 36 Kacau
38
Bab. 37 Marah
39
Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40
Bab. 39 Nyaman
41
Bab. 40 Keras Kepala
42
Bab. 41 Kota Rio
43
Bab. 42 Berusaha Kabur
44
Bab. 43 Sama Saja
45
Bab. 44 Rencana
46
Bab. 45 Tidak Berdaya
47
Bab. 46 Usaha Kabur
48
Bab. 47 Salahmu Sendiri
49
Bab. 48 Kenangan
50
Bab. 49 Namaku Helena
51
Bab. 50 Wanita Pengganti
52
Bab. 51 Bingung
53
Bab. 52 Peduli
54
Bab. 53 Cemburu
55
Bab. 54 Perjuangan Jason
56
Bab. 55 Belum Bicara
57
Bab. 56 Kalung
58
Bab. 57 Dia Milikku
59
Bab. 58 Istriku
60
Bab. 59 Pergi
61
Bab. 60 Malam Panas
62
Bab. 61 Pernikahan
63
Bab. 62 Perjuangan
64
Bab. 63 Paksaan
65
Bab. 64 Pelukan Suami
66
Bab. 65 Rumah Kita
67
Bab. 66 Cerita Kenangan
68
Bab. 67 Keinginan Aberzio
69
Bab. 68 Kapal Pesiar
70
Bab. 69 Sayang Kamu
71
Bab. 70 Berbahaya
72
Bab. 71 Perlawanan
73
Bab. 72 Tidak Nyaman
74
Bab. 73 Kalung Guineno
75
Bab. 74 Meksiko
76
Bab. 75 Rumah Clara
77
Bab. 76 Aksi Helena
78
Bab. 77 Pertolongan Jason
79
Bab. 78 Cemburu Aberzio
80
Bab. 79 Karena Mabuk
81
Bab. 80 Rayuan Maut
82
Bab. 81 Ledekan Jason
83
Bab. 82 Masakan Istri
84
Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85
Bab. 84 Tidak Bersalah
86
Bab. 85 Gelisah
87
Bab. 86 Pertemuan Pertama
88
Bab. 87 Pembunuh Cantik
89
Bab. 88 Ingin Kamu
90
Bab. 89 Foto Tercinta
91
Bab. 90 Hadiah Kecil
92
Bab. 91 Jason Lagi
93
Bab. 92 Sudah Ingat
94
Bab. 93 Teman Lama
95
Bab. 94 Hidup Helena
96
Bab. 95 Cindy
97
Bab. 96 Aib Masa Lalu
98
Bab. 97 Tunangan Clous
99
Bab. 98 Gosip Istri
100
Bab. 99 Jalan Siang
101
Bab. 100 Kejadian Siang
102
Bab. 101 Markas
103
Bab. 102 Belanja
104
Bab. 103 Cat Woman
105
Bab. 104 Sakitnya Helena
106
Bab. 105 Panik
107
Bab. 106 Ajakan Helena
108
Bab. 107 Night in Milan
109
Bab. 108 Ketahuan
110
Bab. 109 Ide Helena
111
Bab. 110 Bertemu Robert
112
Bab. 111 Kekhawatiran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!