2 Minggu kemudian.
Komplotan geng mafia baru saja tiba di kota Sisilia. Seorang pria berjas hitam dengan mata yang tegas turun dari pesawat dengan wajah angkuhnya. Dia memandang kota Sisilia yang tersaji di depan sana.
Langkahnya cepat dan pasti. Dia berada di tengah-tengah bodyguardnya. Tatapannya terlihat sangat dingin. Pria itu berjalan lurus tanpa peduli dengan keadaan disekitarnya. Di sepanjang jalan ada awak pesawat yang kini menunduk hormat.
Sebuah mobil anti peluru telah menunggu kehadirannya. Pria bermata cokelat itu menatap bawahannya dengan tajam. Aberzio menghela napas sebelum merapikan penampilannya.
"Bos, semua sudah dipersiapkan. Tuan Jason telah menunggu anda di restoran yang ada di dekat sini. Setelah pertemuan dengan Tuan Jason selesai, kita akan berangkat ke Belanda." Strike menjelaskan kegiatan mereka hari ini dengan singkat.
Tanpa menjawab, pria yang paling ditakuti di kota Rio De Janiero itu segera masuk ke dalam mobil. Strike menutup pintu mobil dan segera mengambil alih kemudi. Mobil berwarna hitam mengkilap itu melaju cepat meninggalkan bandara.
Di sebuah restoran ternama yang ada di kota Sisilia, terlihat Ny Lyn dan juga Celine yang sedang menikmati hidangan penutup. Beberapa koki yang baru saja selesai menyajikan hidangan tersebut pamit undur diri. Ny. Lyn terlihat sangat menikmati sajian didepannya. Wanita paruh baya itu memakan hidangan penutupnya dengan elegan.
Celine memperhatikan Ny. Lyn dengan serius. Wanita itu berusaha mengikuti apa yang dilakukan oleh Nyonya Lyn. Bibirnya tersenyum manis. Dia sangat menyukai semua makanan yang kini disajikan di depannya. Ny. Lyn juga memperhatikan Celine dengan penuh rasa bahagia.
Sudah hampir dua minggu ia bersama dengan Celine. Semakin lama dia semakin menyayangi calon menantunya itu. Celine sendiri juga tidak ada memperlihatkan sifat-sifat yang mencurigakan. Justru wanita cantik itu terus saja menonjolkan kepribadiannya hingga membuat Nyonya Lyn semakin kagum dengannya.
"Aku tidak salah memilih Celine menjadi menantu. Selain cantik dia merupakan wanita yang cepat tanggap dan juga dewasa. Benar-benar cocok mendampingi Jason," batin Ny. Lyn. "Saat diberi uang juga dia tidak terlalu boros menggunakannya. Celine bisa mengendalikan dirinya sendiri."
"Tante, Celine mau ke toilet." Celine meletakkan sendok dan garpu yang sempat digenggam. Wanita itu beranjak dari kursi.
"Celine, nanti langsung ke mobil saja. Tante mau menemui Jason sebentar. Dia juga ada di restoran ini."
"Baik, Tante." Celine segera pergi menuju ke toilet. Sedangkan Ny. Lyn segera pergi menemui putranya, yang sampai detik ini tidak juga pulang ke rumah sejak pertemuan terakhir mereka di Swiss. Bahkan Jason juga tidak bisa dihubungi selama dua minggu ini.
Sementara itu, Jason terlihat mengobrol ringan setelah sukses menjalin kerja sama dengan pria sukses didepannya. "Tuan Aberzio, setelah ini anda mau ke mana? Kabar yang saya dengar anda ini pria yang sangat sibuk. Hingga tidak pernah menetap di satu tempat lebih dari 24 jam. Saya merasa beruntung bisa bertemu dengan Anda seperti ini."
Aberzio tersenyum tipis mendenganya. "Anda terlalu berlebihan, Tuan Jason. Lebih tepatnya saya sengaja menyibukkan diri, Tuan." Aberzio meletakkan gelas kopi yang sempat dia teguk. Pria itu mengambil ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku.
Strike mengambil dokumen yang akan mereka bawa. Hal itu juga merupakan kode kalau penerbangan selanjutnya akan segera tiba. Aberzio kembali memandang Jason. Dia harus segera berpamitan. "Kalau begitu saya pamit undur diri, Tuan. Senang bisa bertemu dengan Anda lagi. Ke depannya Saya harap kerjasama kita bisa berjalan dengan baik."
Jason membalas uluran tangan Aberzio. "Saya harap kita bisa sering-sering bertemu, Tuan. Saya akan segera mengirim undangan jika peresmian ROC Group telah tiba. Anda harus datang untuk menghadiri acara peresmian gedung baru saya, Tuan. Saya tidak mau mendengar alasan apapun," ujar Jason dengan serius. Hal itu membuat Aberzio mengangguk mendengarnya. "Kabari saya satu atau dua minggu sebelum acara, Tuan."
"Itu sudah pasti, Tuan. Berjanjilah untuk datang," ucap Jason dengan penuh harap.
"Pasti, Tuan. Saya akan datang nanti."
Aberzio dan Jason terlihat begitu akrab. Dua pria sukses itu seperti saling menjaga perasaan satu sama lain. Mereka memang pernah kenal lima tahun yang lalu. Tapi, baru ini mereka kembali bertemu untuk menjalin sebuah bisnis.
Aberzio memandang ke luar. Pria itu langsung shock melihat wanita yang sangat ia rindukan berdiri di luar restoran. "Helena?"
Tanpa pikir panjang lagi, Aberzio segera mengejar wanita yang sangat ia cintai itu. Strike juga berlari mengejar Aberzio. Pria itu juga kaget melihat kelakuan Aberzio siang ini. Setibanya di depan restoran, Aberzio menarik punggung wanita yang kini membelakanginya. Saat wanita itu berbalik badan, Aberzio hanya diam dengan tatapan bingung.
"Anda siapa?" protes wanita itu tidak suka.
"Maaf," ucap Aberzio pelan. "Sepertinya saya salah orang." Wanita itu segera pergi meninggalkan Aberzio. Sedangkan Aberzio masih berdiri di sana dengan tatapan tidak terbaca.
Strike yang baru saja tiba, hanya bisa memandang sedih ke arah Aberzio. Ini bukan pertama kalinya pria itu berhalusinasi. Sejak kehilangan wanita yang dicintainya satu tahun yang lalu, Aberzio sering melamun. Bahkan sering berhalusinasi seolah-olah wanita yang dicintainya itu berdiri dihadapannya. "Bos, mau sampai kapan anda seperti ini? Sudah hampir satu tahun Nona Helena meninggal. Tapi, anda belum juga bisa melupakannya."
"Tuan, ada apa?" Jason yang baru saja muncul bingung melihat sikap Aberzio yang aneh.
Aberzio kembali tersadar. Pria itu memandang Strike sebelum ke arah Jason lagi. "Tidak ada, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu."
Jason mengangguk. Pria itu memandang rombongan Aberzio pergi meninggalkan restoran. Dari dalam mobil, Celine memandang Jason dengan serius.
"Bukankah itu Jason? Putranya Tante Lyn? Apa yang dia lakukan di sana? Apa orang-orang tadi rekan bisnisnya? Mereka kelihatan seperti kumpulan pria kaya yang memiliki harta berlimpah. Apa mereka semua konglomerat?" batin Celine. Dia kembali bersandar dan memandang ke arah lain. Wanita itu memegang dadanya yang terasa sedikit nyeri. "Lagi-lagi perasaan itu muncul. Sebenarnya aku ini kenapa?"
Di pesawat, Aberzio masih memikirkan sosok wanita yang dia lihat di restoran tadi. Wajahnya sangat mirip dengan Helena. Tapi kenapa saat dia berhasil mendekati wanita itu, justru wajahnya berubah? Aberzio menjadi tidak yakin dengan apa yang dia lihat tadi. Apa mungkin dia berhalusinasi lagi? Setelah jenazah Helena ditemukan, Aberzio sendiri yang melihat langsung wajah Helena sebelum dikebumikan. Rasanya tidak mungkin ada kesalahan di sana. Helena memang sudah tidak ada.
"Bos, anda memikirkan Nona Helena lagi?"
"Setiap saat aku selalu memikirkannya. Apa sekarang dia sedang menertawaiku dari atas sana?" Aberzio tersenyum pahit. Pria itu meneguk minuman yang ada di tangannya.
Strike kembali diam. Tidak ada lagi kata-kata yang bisa dia keluarkan jika sudah menyangkut soal Helena. "Nona Helena sudah tenang di surga. Tetapi hidup anda semakin berantakan setiap harinya, Bos."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
TiniE's AcHmaD💏
apakah celine sebenernya adalah helena yg lupa ingatan mungkin
aah jadi makin penasaran...
2025-03-03
0