Celine hanya bisa duduk diam saat mobil mewah itu melaju cepat meninggalkan tempat tinggalnya selama ini. Di sampingnya ada Nyonya Lyn yang sejak tadi tersenyum lebar. Sepertinya wanita paruh baya itu senang sekali kini Celine ada di mobilnya. Sedangkan Jason ada di mobil yang berbeda. Lebih tepatnya di belakang mobil yang kini ditumpangi oleh Celine dan Nyonya Lyn.
Celine mengernyitkan dahi saat mobil yang ia tumpangi kini memasuki kawasan bandara. Wanita itu terlihat gusar sambil memperhatikan sekitarnya. Tatapannya bingung. Hal itu bisa dirasakan dengan jelas oleh Nyonya Lyn. Wanita paruh baya tersebut segera menggenggam tangan Celine untuk membuatnya kembali tenang.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Celine?"
Celine memandang ke arah Ny. Lyn sejenak sebelum ke samping. "Kita mau ke mana, Tante?"
"Pulang." Ny. Lyn terlihat biasa saja. Dia tidak merasa ada yang salah dengan perbuatannya malam itu.
"Pulang? Rumah tante nggak di kota ini?" Celine kembali memastikan.
Ny. Lyn tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya. "Nggak, Celine. Tante ke kota ini karena ingin menghadiri pesta Putri teman Tante. Rumah Tante ada di Sisilia."
"Sisilia?" Kedua mata Celine sampai hampir keluar saat mendengar jawaban Ny. Lyn. Bagaimana tidak? Sejak awal Celine berpikir kalau dia akan tetap berada di Swiss meskipun tidak lagi tinggal di apartemen sederhananya. Tidak disangka, kini dia harus pergi meninggalkan kota kesayangannya itu.
"Kenapa, Celine? Apa kamu tidak suka? Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh. Tante ini orang baik. Tante janji tidak akan mencelakaimu." Ny. Lyn berusaha untuk meyakinkan Celine agar mau ikut dengannya. Dia tidak mau jika Celine sampai berubah pikiran. Akan sangat sulit bagi mereka untuk bertemu kembali jika Celine tidak jadi ikut dengannya ke Sisilia. Mengingat mereka berdua tinggal di negara yang berbeda.
"Tante, Celine percaya sama Tante," jawab Celine. Dia kembali membuang tatapannya keluar jendela mobil. "Hampir 1 tahun aku tinggal di kota ini. Tidak aku sangka malam ini aku harus meninggalkannya. Di sini aku juga tidak memiliki kerabat dekat. Kelihatannya Tante Lyn juga wanita yang baik. Semoga saja aku telah mengambil keputusan yang tepat."
Jet pribadi itu sudah menunggu kedatangan Jason dan Ny. Lyn. Para awak pesawat berbaris rapi menyambut kedatangan Nyonya Lyn dan juga Celine. Mereka menunduk hormat. Celine melirik satu persatu awak kapal sambil terus mengikuti Nyonya Lyn dari belakang. Wanita itu hampir saja terpeleset karena tidak fokus dengan langkah kakinya. Seorang pramugari memegang tangan Celine dan tersenyum ramah.
"Hati-hati, Nona," ucap pramugari itu.
Celine hanya mengangguk saja. Dia kembali melanjutkan langkah kakinya mengikuti Ny. Lyn.
Dari bawah, Jason memperhatikan Celine dengan tatapan tidak suka. Sebuah mobil berhenti di dekat mobil yang ditumpangi Jason. Ben keluar dengan tumpukan berkas di tangannya. Dia berjalan mendekati Jason untuk menyampaikan informasi yang baru saja berhasil ia dapatkan.
"Namanya Celine, Tuan. Sudah satu tahun dia tinggal di apartemen tadi. Selama ini dia bekerja di restoran cepat saji. Beberapa hari yang lalu dia baru saja diberhentikan karena memukul pelanggan. Dari penyelidikan saya dia sama sekali tidak mencurigakan, Tuan."
"Apa kau sudah membawa mereka ke tempat yang aku katakan?" Jason kembali ingat dengan sekelompok orang yang sudah berani mengusik ketenangan ibu kandungnya.
"Sudah, Tuan."
Jason segera mengambil ponselnya dari dalam saku. "Ma, Jason masih ada urusan." Pria itu segera memutuskan panggilan teleponnya. Tidak lama setelah itu, pesawat segera lepas landas. Jason dan Ben segera masuk ke dalam mobil. Mereka akan pergi ke tempat musuh mereka berkumpul.
***
Pukul 10.00 malam Celine dan Nyonya. Lyn tiba di sebuah rumah mewah yang ada di Sisilia. Para pelayan dan pengawal telah menyambut kedatangan mereka. Pelayan wanita itu mengenakan setelan biru tua sedangkan para pengawal dengan jas hitam yang lengkap dengan senjata api. Dua pengawal segera membukakan pintu mobil. Memberi jalan kepada Nyonya Lyn dan Celine turun dari mobil.
Celine menurunkan kakinya dan melangkah dengan hati-hati. Jantungnya terus saja berdebar saat melihat rumah berukuran luas yang ada di hadapannya. Rumah itu memang besar dan mewah. Sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan apartemen yang selama ini ditempati oleh Celine. Sejenak Celine berpikir kalau bangunan rumah itu mirip dengan hotel berbintang yang ada di Swiss.
"Celine, ayo masuk." Ny. Lyn memecah lamunan Celine. Wanita paruh baya itu segera memegang tangan Celine dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Dia memperlakukan Celine layaknya calon menantu.
"Tante, apa ini rumah Tante?"
"Bisa dibilang rumah ini milik anak Tante, Celine." Wanita itu tersenyum ramah. Dia ingin Celine tetap merasa nyaman berada di rumahnya.
"Selamat malam, Nyonya." Seorang pria berumur 50-an menyapa Nyonya Lyn dengan penuh hormat. Namun kini pria itu memandang Celine dengan penuh tanya.
"Celine, ini Pak Jim. Orang yang bertanggung jawab atas rumah ini. Dia kepala pelayan di sini." Ny. Lyn memandang Pak Jim. "Dia Celine. Tolong bawa Celine ke kamarnya."
"Baik, Nyonya." Pak Jim memandang pelayan di dekatnya. Seorang wanita muda berjalan mendekati Celine.
"Mari, Nona. Saya akan mengantar Anda ke kamar."
"No ... Nona?" celetuk Celine bingung. Bukankah dia datang ke rumah itu untuk bekerja? Kenapa sekarang dia harus diperlakukan layaknya tuan rumah.
"Celine, pergilah. Kamu pasti sangat lelah. Kamu bisa istirahat setelah mandi."
Celine mengangguk canggung. Tubuhnya benar-benar lelah saat ini. Dia memang membutuhkan tempat untuk istirahat. "Selamat malam, Tante."
"Selamat malam, Celine."
Nyonya Lyn terus aja memandang punggung Celine sampai wanita itu benar-benar menjauh. "Pak Jim, saya membawanya dengan alasan memberinya pekerjaan di rumah ini. Tetapi tujuan saya bukan itu. Celine memiliki aura yang berbeda. Saya akan merubahnya menjadi wanita berkelas. Setelah itu saya akan meminta Jason untuk menikahinya."
"Nyonya, apa ini tidak terlalu mendadak? Bagaimana kalau Tuan Jason tidak siap?" Terlihat jelas kekhawatiran di wajah Pak Jim. Pria itu paham betul seperti apa sifat Jason.
"Dengan gaya hidup Jason yang sekarang dia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya. Usianya sudah hampir 34 tahun. Mau sampai kapan aku menunggu? Mulai sekarang perlakukan Celine dengan baik. Pastikan dia nyaman selama tinggal di rumah ini. Soal Jason akan menjadi urusanku nanti." Ny. Lyn tidak suka dibantah. Dia sudah merencanakan semua ini sejak pertama kali berkenalan dengan Celine.
"Baik, Nyonya." Pak Jim tidak bisa protes lagi. Pria itu menunduk sampai Ny. Lyn menghilang dari pandangannya. Dia kembali mengangkat kepalanya setelah Ny. Lyn benar-benar menjauh.
"Rencana Ny. Lyn cukup bagus. Tapi wanita itu akan menderita jika Tuan Jason tidak menyukainya."
Di sisi lain, Jason menatap tajam satu pria yang kini berlutut dihadapannya. Dia adalah bagian dari komplotan yang hampir saja melukai Ny. Lyn. Wajahnya sudah babak belur karena Ben telah memberi perhitungan kepadanya terlebih dulu.
"Tuan, ampuni saya. saya melakukan semua ini karena diancam. Saya tidak bersalah," ucap pria itu dengan wajah memohon. Hanya dengan menatap Jason dia sudah merinding ketakutan. Tidak bisa dibayangkan seperti apa sakitnya jika Jason sampai menyiksanya detik ini juga.
"Tidak bersalah?" Jason berjongkok di depan pria itu. Dia memamerkan belatihnya yang tajam. Pria itu memainkannya di udara sebelum menusuk dada pria yang ada di hadapannya. Suara erangan terdengar dengan jelas. Pria itu kesulitan bernapas. Darah segar mengalir dengan deras. Setelah puas melihat lawannya kesakitan, Jason menarik belatih itu. Dia memamerkan darah segar yang tersisa di senjata tajam tersebut.
"Sekarang cepat katakan. Siapa yang sudah menyuruhmu melakukan semua ini?"
"Tuan ...." Pria itu memegang dadanya yang terluka. "Semua ini perbuatan-" Mata pria itu langsung melotot dan seketika tubuhnya jatuh tergeletak. Sebuah peluru mendarat sempurna di pelipis kanannya.
Jason memandang ke samping. Pria itu mengumpat kesal karena secara diam-diam ada yang mengawasinya.
"Tangkap bajingan itu!"
Ben segera berlari mencari keberadaan si penembak jitu. Sedangkan Jason, menatap sinis ke arah pria yang sudah tidak bernyawa tersebut. "Apa masih orang yang sama? Sepertinya dia tidak pernah puas melihatku duduk tenang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
TiniE's AcHmaD💏
selamat celine sekarang jadi nona muda....
kayaknya musuh bebuyutan jason dtng mengusik lagi...
kutunggu aksi² mu jeson kyknya bkl tambh seru ...ditambah rncan mamanya yg mau menjodohkan dgn celine🤣pasti kesel bnget dia
2025-03-03
0