Bab. 7 Permintaan

Pak Jim membawa Celine menuju ke taman yang letaknya tidak terlalu jauh dari kolam ikan yang ada di depan rumah. Pria paruh baya itu duduk di salah satu kursi besi yang ada di sana. Dia meletakkan ponselnya di atas meja yang ada didepannya. Pak Jim diam sejenak sembari memeriksa kebersihan taman yang ada di depannya. Pria itu merasa puas dengan hasil kerja bawahannya.

Celine juga duduk di kursi besi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Pak Jim. Dari posisinya itu dia bisa melihat dengan jelas pemandangan indah pada malam hari. Taburan bintang di angkasa seperti sebuah lukisan. Udara segar dan juga dingin membuat Celine memegang kedua lengannya dan mengusapnya dengan lembut.

"Pak Jim, apa saya melakukan kesalahan?" tanya Celine dengan wajah gelisah.

"Tidak, Nona." Pak Jim tersenyum ramah agar Celine tidak takut padanya. Sejak Celine tiba di rumah utama, ini baru pertama kalinya mereka mengobrol berdua seperti ini. Pak Jim tahu kekhawatiran yang kini dirasakan oleh Celine. "Anda wanita yang baik, sopan dan juga cantik."

Celine menunduk mendengarnya. "Anda terlalu berlebihan, Pak Jim. Saya sama dengan wanita pada umumnya. Tidak ada yang menarik dari diri saya ini. Saya hanya wanita biasa yang tidak punya apa-apa. Tinggal di rumah ini merupakan suatu keberuntungan bagi saya. Selama ini saya bahkan tidak berani untuk bermimpi. Rasanya tidak mungkin juga mimpi saya bisa terkabul. Bahkan sampai detik ini saya masih sering berpikir, apa semua ini mimpi? Semua terjadi dengan sangat cepat."

"Takdir sudah merubah nasip anda menjadi jauh lebih baik, Nona. Jarang-jarang Nyonya mau sedekat ini dengan orang asing. Bisa dipastikan kalau ada sesuatu di dalam diri anda yang membuat Nyonya Lyn nyaman ada di dekat anda, Nona." Pak Jim tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Jangankan Nyonya Lyn. Beberapa pelayan yang bekerja di rumah ini juga merasakan sesuatu yang berbeda sejak anda tinggal di rumah ini. Rumah ini tidak lagi terasa hampa. Lebih berwarna dan lebih hidup."

"Anda terlalu berlebihan, Pak Jim. Saya jadi merasa tidak enak." Celine menyelipkan rambutnya dibalik telinga. Berusaha terlihat tenang meskipun sebenarnya dia mulai gugup saat ini. Pak Jim terlalu berlebihan memujinya. Celine merasa dirinya tidak sesempurna itu.

"Anda wanita pertama yang dibawa Nyonya Lyn ke rumah ini, Nona. Anda sudah membuat Nyonya Lyn tidak menangis lagi. Anda juga yang sudah membuat Nyonya Lyn lebih semangat lagi menjalani kehidupan ini."

Ekspresi wajah Celine berubah. Dia jadi penasaran sebenarnya apa yang membuat Nyonya Lyn tidak bahagia? Dia memiliki uang yang banyak, rumah yang bagus dan anak yang sukses. Apa lagi? Meskipun suaminya sudah tiada. Tetapi dia masih dikategorikan beruntung dibandingkan wanita seusianya yang kini ada di luar sana.

"Pak Jim, kalau boleh saya tahu. Sebenarnya apa yang membuat rumah ini terasa hampa? Apa karena Tuan Jason jarang pulang?"

Pak Jim menggelengkan kepalanya. "Ada atau tidaknya Tuan Jason di rumah ini. Sama sekali tidak mengubah apapun. Nyonya Lyn tetap murung di dalam kamarnya. Itu kenapa Tuan Jason lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah karena dia tidak tega melihat kesedihan di wajah Nyonya Lyn."

"Dulu keluarga Lionidas terkenal dengan keharmonisannya. Saya pelayan pertama yang sampai detik ini masih bekerja dengan keluarga Lionidas. Meskipun dulu keluarga Lionidas tidak sekaya sekarang, tetapi rumah itu terasa hidup dan lebih berwarna.

Sejak Tuan besar tewas dalam kecelakaan, semua berubah. Para pembunuh mulai bermunculan untuk menghabisi Nyonya Lyn dan juga Tuan Jason. Tapi mereka semua gagal. Karena selama ini ternyata secara diam-diam Tuan Jason sudah memiliki sebuah komplotannya sendiri.

Beliau menjalankan bisnis gelap untuk memperluas kekuasaannya. Satu persatu para pembunuh mulai hilang. Sampai akhirnya Tuan Jason berhasil menguasai seluruh Sisilia. Kini tidak ada lagi yang berani mengusik ketenangan Tuan Jason. Akan tetapi ...

Keadaan Nyonya Lyn tetap sama. Ada atau tidaknya pembunuh, tidak membuat Nyonya Lyn berubah sikap. Beliau tetap mengurung diri di kamar. Jika keluar juga hanya sebatas ke kuburan saja. Sesekali Nyonya Lyn memang menyempatkan diri untuk pergi ke luar negeri. Tapi ketika pulang ke rumah, semua kembali seperti semula."

Celine bisa membayangkan seperti apa kesepiannya Nyonya Lyn selama ini. "Nyonya Lyn pasti sangat mencintai Tuan Lionidas. Itu kenapa Nyonya Lyn merasa sangat kehilangan. Saya bisa merasakan kesedihan Nyonya Lyn. Seorang wanita yang diperlakukan dengan baik oleh pasangannya, tidak akan pernah sanggup jika ditinggal pergi. Apa lagi sampai pergi dan tidak pernah kembali." Kedua mata Celine tiba-tiba berkaca-kaca.

Entah kenapa cerita ini cukup menyentuh hatinya. Seolah-olah Celine juga merasakan sesuatu yang sama dengan apa yang sekarang dirasakan oleh Nyonya Lyn. Ada yang hilang di diri Celine. Sesuatu yang sangat dia rindukan selama ini. Tetapi Celine tidak tahu. Apa yang sebenarnya sedang dia tunggu dan dia rindukan.

"Nona, terima kasih karena sudah memberikan cahaya terang bagi rumah ini. Berkat anda, kegelapan yang sempat menyelimuti rumah ini hilang begitu saja."

Pak Jim terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Pria paruh baya itu tidak terlalu suka bercerita. Jika dia sudah bicara seperti ini, itu berarti dia memang sudah benar-benar percaya terhadap Celine.

"Pak Jim, saya juga ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menerima saya di rumah ini. Saya tidak perlu lagi bekerja keras untuk mendapatkan uang. Saya bahkan bisa memakan makanan enak yang sebelumnya belum pernah saya makan."

"Nona, ada satu hal lagi yang ingin saya katakan. Apakah anda mau mengabulkan semua permintaan, Nyonya Lyn?" Wajah Pak Jim yang semakin serius membuat Celine mengernyitkan dahinya.

"Permintaan? Apa yang bisa saya berikan kepada Tante Lyn, Pak? Saya tidak memiliki apa-apa."

Pak Jim kembali tersenyum. "Ada Nona. Jika anda mau mengabulkan keinginan Nyonya Lyn, saya berani jamin kalau rumah ini akan benar-benar seperti rumah."

Celine berusaha tetap tenang meskipun kini dia mulai terlihat gelisah. "Pak Jim, sebenarnya apa yang diinginkan oleh Tante Lyn?"

***

Jason duduk di samping tempat tidur Ny. Lyn dengan tatapan tidak terbaca. Kedua tangannya menggenggam tangan ibu kandungnya yang terlihat sudah mulai keriput. Sesekali Jason mengecup punggung tangan wanita paruh baya itu dengan penuh kasih sayang. Setelah mendengar penjelasan Dokter, Jason jadi tahu kalau ternyata ibu kandungnya itu hanya pura-pura saja. Tapi Jason tidak marah. Dia justru merasa bersalah saat ini.

"Ma, mau sampai kapan mama pura-pura tidur seperti itu? Bangun, Ma. Katakan sama Jason sebenarnya dimana letak kesalahan Jason? Mama marah sama Jason?" Nyonya Lyn masih tidak bergeming. Hal itu membuat Jason semakin frustasi. "Ma, Jason janji nggak akan tinggalin mama lagi. Jason janji akan selalu menemani mama. Jason akan lebih serius mengurus perusahaan. Sekarang cepat buka mata mama. Jason tahu mama cuma pura-pura kan?"

Jason memejamkan matanya. Pria itu menjatuhkan kepalanya di atas tangan Nyonya Lyn. "Jason akan mengabulkan semua keinginan mama. Apapun itu tanpa terkecuali."

Nyonya Lyn membuka matanya secara perlahan. Wanita paruh baya itu tersenyum lebar setelahnya. Jason kembali bernapas lega. Dia mengusap rambut ibu kandungnya yang mulai dipenuhi rambut putih. "Ma, berjanjilah sama Jason untuk tidak bersikap seperti ini lagi. Jason takut, Ma. Jason nggak mau mama pergi tinggalin Jason seperti papa tinggalin kita."

"Jason, apa kamu serius dengan perkataanmu? Kamu mau mengabulkan semua permintaan mama?" Nyonya Lyn justru hanya fokus dengan kalimat yang sempat diucapkan oleh Jason. Dia ingin memastikan lagi kalau putranya tidak sedang membohonginya.

"Ya, Ma. Mama mau apa? Jason akan lakukan semuanya ma."

Ny. Lyn diam sejenak. Wanita paruh baya itu menatap Jason dengan serius setelahnya. "Jason, menikahlah dengan Celine."

Terpopuler

Comments

TiniE's AcHmaD💏

TiniE's AcHmaD💏

jeng jeng jeeeeng....jason pasti kaget...tp dah janji lo 🤗
sama² tertekan nanti lama² bucin deh pasti jeson & celine

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Mula
2 Bab. 2 Nyonya Lyn
3 Bab. 3 Nona Muda
4 Bab. 4 Aberzio
5 Bab. 5 Pelukan Hangat
6 Bab. 6 Makan Malam
7 Bab. 7 Permintaan
8 Bab. 8 Jawaban
9 Bab. 9 Pertunangan
10 Bab. 10 Rahasia Celine
11 Bab. 11 Izin Mama
12 Bab. 12 Pemakaman
13 Bab. 13 Barang Bukti
14 Bab. 14 Kabur
15 Bab. 15 Maaf
16 Bab. 16 Kelakuan Celine
17 Bab. 17 Butuh Waktu
18 Bab. 18 Hilang
19 Bab. 19 Usaha Celine
20 Bab. 20 Rencana Kedua
21 Bab. 21 Usaha Terakhir
22 Bab. 22 Buktikan!
23 Bab. 23 Kasmaran
24 Tokoh Novel TDM
25 Bab. 24 Romantisnya Jason
26 Bab. 25 Liburan
27 Bab. 26 Tak Terduga
28 Bab. 27 Marahnya Aberzio
29 Bab. 28 Rahasia Musuh
30 Bab. 29 Cinta Mati
31 Bab. 30 Peresmian ROC Group
32 Bab. 31 Helenaku
33 Bab. 32 Taman Bunga
34 Bab. 33 Selamat
35 Bab. 34 Kalung Warisan
36 Bab. 35 Rencana
37 Bab. 36 Kacau
38 Bab. 37 Marah
39 Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40 Bab. 39 Nyaman
41 Bab. 40 Keras Kepala
42 Bab. 41 Kota Rio
43 Bab. 42 Berusaha Kabur
44 Bab. 43 Sama Saja
45 Bab. 44 Rencana
46 Bab. 45 Tidak Berdaya
47 Bab. 46 Usaha Kabur
48 Bab. 47 Salahmu Sendiri
49 Bab. 48 Kenangan
50 Bab. 49 Namaku Helena
51 Bab. 50 Wanita Pengganti
52 Bab. 51 Bingung
53 Bab. 52 Peduli
54 Bab. 53 Cemburu
55 Bab. 54 Perjuangan Jason
56 Bab. 55 Belum Bicara
57 Bab. 56 Kalung
58 Bab. 57 Dia Milikku
59 Bab. 58 Istriku
60 Bab. 59 Pergi
61 Bab. 60 Malam Panas
62 Bab. 61 Pernikahan
63 Bab. 62 Perjuangan
64 Bab. 63 Paksaan
65 Bab. 64 Pelukan Suami
66 Bab. 65 Rumah Kita
67 Bab. 66 Cerita Kenangan
68 Bab. 67 Keinginan Aberzio
69 Bab. 68 Kapal Pesiar
70 Bab. 69 Sayang Kamu
71 Bab. 70 Berbahaya
72 Bab. 71 Perlawanan
73 Bab. 72 Tidak Nyaman
74 Bab. 73 Kalung Guineno
75 Bab. 74 Meksiko
76 Bab. 75 Rumah Clara
77 Bab. 76 Aksi Helena
78 Bab. 77 Pertolongan Jason
79 Bab. 78 Cemburu Aberzio
80 Bab. 79 Karena Mabuk
81 Bab. 80 Rayuan Maut
82 Bab. 81 Ledekan Jason
83 Bab. 82 Masakan Istri
84 Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85 Bab. 84 Tidak Bersalah
86 Bab. 85 Gelisah
87 Bab. 86 Pertemuan Pertama
88 Bab. 87 Pembunuh Cantik
89 Bab. 88 Ingin Kamu
90 Bab. 89 Foto Tercinta
91 Bab. 90 Hadiah Kecil
92 Bab. 91 Jason Lagi
93 Bab. 92 Sudah Ingat
94 Bab. 93 Teman Lama
95 Bab. 94 Hidup Helena
96 Bab. 95 Cindy
97 Bab. 96 Aib Masa Lalu
98 Bab. 97 Tunangan Clous
99 Bab. 98 Gosip Istri
100 Bab. 99 Jalan Siang
101 Bab. 100 Kejadian Siang
102 Bab. 101 Markas
103 Bab. 102 Belanja
104 Bab. 103 Cat Woman
105 Bab. 104 Sakitnya Helena
106 Bab. 105 Panik
107 Bab. 106 Ajakan Helena
108 Bab. 107 Night in Milan
109 Bab. 108 Ketahuan
110 Bab. 109 Ide Helena
111 Bab. 110 Bertemu Robert
112 Bab. 111 Kekhawatiran
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab. 1 Awal Mula
2
Bab. 2 Nyonya Lyn
3
Bab. 3 Nona Muda
4
Bab. 4 Aberzio
5
Bab. 5 Pelukan Hangat
6
Bab. 6 Makan Malam
7
Bab. 7 Permintaan
8
Bab. 8 Jawaban
9
Bab. 9 Pertunangan
10
Bab. 10 Rahasia Celine
11
Bab. 11 Izin Mama
12
Bab. 12 Pemakaman
13
Bab. 13 Barang Bukti
14
Bab. 14 Kabur
15
Bab. 15 Maaf
16
Bab. 16 Kelakuan Celine
17
Bab. 17 Butuh Waktu
18
Bab. 18 Hilang
19
Bab. 19 Usaha Celine
20
Bab. 20 Rencana Kedua
21
Bab. 21 Usaha Terakhir
22
Bab. 22 Buktikan!
23
Bab. 23 Kasmaran
24
Tokoh Novel TDM
25
Bab. 24 Romantisnya Jason
26
Bab. 25 Liburan
27
Bab. 26 Tak Terduga
28
Bab. 27 Marahnya Aberzio
29
Bab. 28 Rahasia Musuh
30
Bab. 29 Cinta Mati
31
Bab. 30 Peresmian ROC Group
32
Bab. 31 Helenaku
33
Bab. 32 Taman Bunga
34
Bab. 33 Selamat
35
Bab. 34 Kalung Warisan
36
Bab. 35 Rencana
37
Bab. 36 Kacau
38
Bab. 37 Marah
39
Bab. 38 Sentuhan Kerinduan
40
Bab. 39 Nyaman
41
Bab. 40 Keras Kepala
42
Bab. 41 Kota Rio
43
Bab. 42 Berusaha Kabur
44
Bab. 43 Sama Saja
45
Bab. 44 Rencana
46
Bab. 45 Tidak Berdaya
47
Bab. 46 Usaha Kabur
48
Bab. 47 Salahmu Sendiri
49
Bab. 48 Kenangan
50
Bab. 49 Namaku Helena
51
Bab. 50 Wanita Pengganti
52
Bab. 51 Bingung
53
Bab. 52 Peduli
54
Bab. 53 Cemburu
55
Bab. 54 Perjuangan Jason
56
Bab. 55 Belum Bicara
57
Bab. 56 Kalung
58
Bab. 57 Dia Milikku
59
Bab. 58 Istriku
60
Bab. 59 Pergi
61
Bab. 60 Malam Panas
62
Bab. 61 Pernikahan
63
Bab. 62 Perjuangan
64
Bab. 63 Paksaan
65
Bab. 64 Pelukan Suami
66
Bab. 65 Rumah Kita
67
Bab. 66 Cerita Kenangan
68
Bab. 67 Keinginan Aberzio
69
Bab. 68 Kapal Pesiar
70
Bab. 69 Sayang Kamu
71
Bab. 70 Berbahaya
72
Bab. 71 Perlawanan
73
Bab. 72 Tidak Nyaman
74
Bab. 73 Kalung Guineno
75
Bab. 74 Meksiko
76
Bab. 75 Rumah Clara
77
Bab. 76 Aksi Helena
78
Bab. 77 Pertolongan Jason
79
Bab. 78 Cemburu Aberzio
80
Bab. 79 Karena Mabuk
81
Bab. 80 Rayuan Maut
82
Bab. 81 Ledekan Jason
83
Bab. 82 Masakan Istri
84
Bab. 83 Kenangan Masa Lalu
85
Bab. 84 Tidak Bersalah
86
Bab. 85 Gelisah
87
Bab. 86 Pertemuan Pertama
88
Bab. 87 Pembunuh Cantik
89
Bab. 88 Ingin Kamu
90
Bab. 89 Foto Tercinta
91
Bab. 90 Hadiah Kecil
92
Bab. 91 Jason Lagi
93
Bab. 92 Sudah Ingat
94
Bab. 93 Teman Lama
95
Bab. 94 Hidup Helena
96
Bab. 95 Cindy
97
Bab. 96 Aib Masa Lalu
98
Bab. 97 Tunangan Clous
99
Bab. 98 Gosip Istri
100
Bab. 99 Jalan Siang
101
Bab. 100 Kejadian Siang
102
Bab. 101 Markas
103
Bab. 102 Belanja
104
Bab. 103 Cat Woman
105
Bab. 104 Sakitnya Helena
106
Bab. 105 Panik
107
Bab. 106 Ajakan Helena
108
Bab. 107 Night in Milan
109
Bab. 108 Ketahuan
110
Bab. 109 Ide Helena
111
Bab. 110 Bertemu Robert
112
Bab. 111 Kekhawatiran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!