Bab 7. Status Baru

Tiga hari berlalu begitu saja terlewati. Sepasang pengantin baru yang seharusnya saking bermesraan, malah sebaliknya. Mereka seperti orang asing yang tidak saling mengenal.

Duduk di bangku penumpang dengan jarak saling berjauhan. Sama-sama duduk di pinggir pintu, sehingga tersekat jarak kosong di antara mereka.

Selama perjalanan, mereka tidak saling bicara. Tidak saling memandang, tidak pula saling tersenyum seperti pasangan pengantin kebanyakan. Mereka lebih seperti dua orang yang saling bermusuhan.

Sebelumnya, Andre dan Dewi telah sama-sama menerima pernikahan ini. Walaupun tidak ada kontak fisik lebih lanjut di antara keduanya. Namun, mereka telah sepat untuk menerima hubungan dan status baru ini.

Namun, sebuah panggilan yang masuk pada ponsel Andre merubah segalanya. Dia kembali menjadi sosok dingin dan cuek.

Anggita menelpon, mengabarkan tentang kerinduan pada sang kekasih yang telah beberapa hari tidak berjumpa.

Seperti alarm, telpon dari Anggita mengingatkan hubungan mereka dan asal mula pernikahan ini terjalin.

Taruhan, hanya taruhan saja. Dan peneikajan mereka akan segera berakhir. Setidaknya, hanya butuh satu tahun ke depan hingga pernikahan mereka selesai.

Bukankah sepatunya, dia tidak membuka diri pada Dewi?

Andre harus ingat tujuan awal pernikahan mereka.

Sampai pada akhirnya, Andre marah saat mendapati Dewi naik ke ranjang untuk membaringkan diri.

"Lo, pindah ke sofa. Atau pergi saja sekalian. Gua gak suka liat tampang Lo itu. Lemak di mana-mana, tubuh Lo itu membuat gue mual." Usir Andre berang.

Dewi terkejut mendengar perkataan Andre. Padahal baru saja mereka menonton televisi bersama. Tertawa bersama. Tidak menyangka jika Andre tiba-tiba berubah seperti sekarang.

Dewi beringsut mundur, menuju sofa tanpa bicara. Wajahnya telah basah bersimbah air mata. Rasa sakit itu menjalar ke dalam tubuh seperti penyakit yang menggerogoti dirinya.

Sampai pagi hari, Dewi diam tak lagi bersuara. Dia hanya menggeleng dan mengangguk saat Andre menanyakan sesuatu atau mengajaknya bicara.

Dewi, tidak mau mendengar Andre berkata kasar lagi padanya. Dia harus menutup telinga rapat-rapat, agar tidak mendengar kemarahan itu.

"Dew, baju gue mana?" tanya Andre saat mereka tengah bersiap pulang.

Dewi tidak bersuara. Dia langsung menghentikan aktivitasnya menyusun baju ke dalam koper. Menghampiri Andre, membuka koper milik suaminya. Mengambil kaus tanpa sepatah kata.

Setelah itu, Dewi langsung kembali menyibukkan diri dengan apapun.

Andre berdecak kesal, mendapati Dewi yang bungkam seperti mayat hidup.

"Dew, ambilin gua minum. Haus." Andre berubah menjadi majikan sok perintah. Memberi perintah kepada Dewi ini itu.

"Dew, ambilin sepatu gue."

"Dew, kopernya bawa semuanya."

"Dew, pesan taksi sekarang."

"Dew, duduk di sana."

Dewi menuruti semua perintahnya tanpa membantah, tanpa kata. Persis budak yang mengikuti perintah tuannya.

Mereka tiba di kontrakan. Setelah menikah, Andre meminta agar mereka langsung mengontrak sendiri.

Selain karena ingin dekat dengan kampus, Andre tidak ingin keluarga mereka curiga dengan hubungan pernikahan mereka yang tidak biasa.

Kontrakan ini terbilang sederhana, terdiri dari tiga pintu. Kontrakan mereka tepat di pinggir, dengan dua pintu yang lain.

Satu kontrakan ini terdiri dari empat ruangan. Dapur, kamar, kamar mandi dan kamar tamu.

"Susun semua dalam satu kamar. Gue tidur di kamar ini, lu tidur di depan." Andre memberi penjelasan singkat.

Dewi hanya bergeming tidak merespon. Tidak menolak, Tidka pula mengiyakan. Dia masih berdiri di pintu kamar yang hanya di tutupi gorden saja tanpa daun pintu.

Sebenarnya, kedua orangtua Dewi meminta mereka tinggal di sebuah ruang yang lebih layak dari ini.

Namun, Andre menolak. Dengan alasan, ingin bertanggung jawab sepenuhnya pada pernikahan mereka. Dan dia ingin belajar mandiri.

Sebenarnya, Andre tidak peduli apakah Dewi bisa bertahan hidup miskin atau tidak?

Bahkan dia sangat berharap, Dewi akan lelah dan meminta cerai lebih dulu padanya karena tidak bisa hidup miskin seperti ini.

Bagaimanapun, Dewi adalah seorang anak dari keluarga kaya dengan fasilitas yang memadai.

Anehnya, Dewi mau menerima tinggal di kontrakan kecil ini. Bahkan sangat jauh dari kehidupan mewah yang biasa dia terima. Tanpa penolakan.

"Ngapa Lo, masih berdiri di situ? Enggak suka tidur di luar. Mau tidur barengan. Ha?"

Dewi menggelang, segera dia menuju dapur. Memasak air berniat membuatkan kopi untuk Andre, suaminya.

"Dasar, aneh. Dari kemarin diajak ngomong, diam terus. Kayak patung berjalan," gerutu Andre, lalu merebahkan diri di kasur.

Di dapur, Dewi kembali menangis. Bukan ... bukan kehidupan miskin ini yang dia tangisi. Dia sedang meratapi diri, sampai kapan Andre akan bertahan hidup dengannya di tengah hubungan lelaki itu bersama kekasihnya. Lantas di mana posisi dia saat ini?

Setelah menyeduh kopi, Dewi memberikannya kepada Andre yang sedang menghadap layar ponsel. Dewi meletakkan di meja, kemudian langsung keluar.

Beberapa menit berlalu, Andre baru menyadari jika rumah ini sepi. "Ke mana perginya si Dewi?"

Andre menuju dapur, kosong. Membuka kamar mandi, kosong.

"Apa dia sering hilang, sih? Badan gendut begitu, kok bis agak kelihatan ya? Ke mana dia?"

Andre berdiri di pintu. Mencari kontak bernama Dewi, lalu menghubungi.

"Sial, mana gak bawa hp lagi?"

Andre mondar mandir di depan pintu kontrakan. Ingin bertanya pada penghuni di sebelahnya, tapi merasa enggan.

Akhirnya, dia pun memutuskan menunggu berdiri di depan. Rasa pegal mulai terasa di kedua kakinya. Lumayan lama dia menunggu. Namun, sosok Dewi belum juga muncul.

"Ya ampun, Dew. Kalau lu ilang, gimana gua ngomongnya sama bokap Lu. Bisa-bisa gua ditembak di tempat." Andre mengacak rambut frustrasi.

Sekitar satu jam Andre berdiri di depan pintu, akhirnya yang ditunggu datang juga. Dengan membawa beberapa bungkus plastik di tangan.

Dahi Andre berkerut bingung. Tidak menunggu lama, dia pun memberondong pertanyaan kepada Dewi saat wanita itu telah berada di hadapannya.

"Dari mana, Lu? Lu enggak tahu, gua nyariin dari tadi. Mana hp enggak bawa lagi? Lu sengaja ya?"

Betapa kesalnya Andre, saat pertanyaan-pertanyaannya malah diacuhkan oleh Dewi.

Dewi berlaku masuk ke dalam rumah, tanpa berniat menjawab satu pun pertanyaan darinya.

Dengan bodohnya, Andre mengikuti langkah Dewi dari belakang. Mengambil kantong-kantong plastik di tangan wanita itu. Lalu meletakkannya di meja dapur.

"Lu budek, ya?!" Suara Andre mulai meninggi. Kesabarannya tadi mulai terkikis kala mendapati Dewi tetap bungkam.

Dewi membuka bungkusan tersebut, mengeluarkannya lalu memasukkannya ke dalam kulkas.

Berbagai sayuran dan buah, serta bumbu-bumbu memenuhi isi dalam kulkas.

Sebenarnya, hanya dengan melihat saja Andre tahu ke mana perginya Dewi tadi. Hanya saja, dia merasa kesal dan marah, karena Dewi tidak bilang mau pergi. Padahal, dia tidak akan keberatan jika Dewi memintanya menemani.

Namun, Dewi memilih pergi tanpa katam Dan pulang tanpa kata.

Tidak, lebih tepatnya, sepulang dari hotel bahkan sedari semalam Dewi tidak berbicara sama sekali. Walaupun sekadar senyum pun tidak.

'Ada apa dengannya?' batin Andre bertanya.

Kesadarannya mulai terusik dengan tingkah Dewi yang tidak biasa. Diam sepanjang waktu.

Terpopuler

Comments

mom's ana

mom's ana

iiihh cungur lu nyebelin..gue tabok pake sendal

2022-02-27

0

mom's ana

mom's ana

laki kere so soan lu...liat aja tar kalo kurus..lo dijamin nyesel dan jadi gembel yg haqiqi

2022-02-27

0

Hidayati Wiwid

Hidayati Wiwid

dewi rubah penampilan supaya andre ngemis cinta ke dewi

2022-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Jawaban
3 Bab 3. Rencana
4 Bab 4. Pernikahan
5 Bab 5. Rasa Canggung
6 Bab 6. Kesepakatan
7 Bab 7. Status Baru
8 Bab 8. Perselisihan
9 Bab 9. Cewek Gendut
10 Bab 10. Diet
11 Bab 11. Menangis
12 Bab 12. Sebuah Fakta
13 Bab 13. Empati
14 Bab 14. Hati yang Mencintai
15 Bab 15. Hati yang Mencintai (2)
16 Bab 16. Kedatangan Teman-Teman
17 Bab 17. Rindu
18 Bab 18. Malam yang Indah
19 Bab 19. Godaan
20 Bab 20. Sekamar
21 Bab 21. Tragedi
22 Bab 22. Porak Poranda
23 Bab 23. Awal yang Baru
24 Bab 24. Awal yang Baru 2
25 Bab 25. Cinta atau Kesepakatan
26 Bab 26. Jangan Pergi
27 Bab 27. Dingin
28 Bab 28. Bahagia
29 Bab 29. Fakta Baru
30 Bab 30. Apa ini?
31 Bab 31. Terkejut
32 Bab 32. Kabar Apa Ini?
33 Bab 33. Terluka Lagi
34 Bab 34. Berubah
35 Bab 35. Keputusan
36 Bab 36. Keputusan (2)
37 Bab 37. Janji
38 Bab 38. Bertemu Dia
39 Bab 39. Terbuka
40 Bab 40. Kejujuran
41 Bab 41. Perseteruan
42 Bab 42. Sebuah Pilihan
43 Bab 43. Keputusan (2)
44 Bab 44. Kesedihan
45 Bab 45. Bertemu
46 Bab. 46
47 Bab 47. Anak Kita
48 Bab 48. Terimakasih
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 6 4
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab. 67
68 Bab 68
69 Pengumuman
70 Bab 69 (Season 2)
71 Bab. 70
72 Bab. 71
73 Bab. 72
74 Bab. 73
75 Bab. 74
76 Bab 75
77 Bab. 76
78 Bab. 77
79 Bab 78
80 Bab. 79
81 Bab. 80
82 Bab. 81
83 Bab. 82
84 Bab. 83
85 Bab. 84
86 Bab. 85 (Tamat)
87 Halo!
88 Suami Lelangan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Jawaban
3
Bab 3. Rencana
4
Bab 4. Pernikahan
5
Bab 5. Rasa Canggung
6
Bab 6. Kesepakatan
7
Bab 7. Status Baru
8
Bab 8. Perselisihan
9
Bab 9. Cewek Gendut
10
Bab 10. Diet
11
Bab 11. Menangis
12
Bab 12. Sebuah Fakta
13
Bab 13. Empati
14
Bab 14. Hati yang Mencintai
15
Bab 15. Hati yang Mencintai (2)
16
Bab 16. Kedatangan Teman-Teman
17
Bab 17. Rindu
18
Bab 18. Malam yang Indah
19
Bab 19. Godaan
20
Bab 20. Sekamar
21
Bab 21. Tragedi
22
Bab 22. Porak Poranda
23
Bab 23. Awal yang Baru
24
Bab 24. Awal yang Baru 2
25
Bab 25. Cinta atau Kesepakatan
26
Bab 26. Jangan Pergi
27
Bab 27. Dingin
28
Bab 28. Bahagia
29
Bab 29. Fakta Baru
30
Bab 30. Apa ini?
31
Bab 31. Terkejut
32
Bab 32. Kabar Apa Ini?
33
Bab 33. Terluka Lagi
34
Bab 34. Berubah
35
Bab 35. Keputusan
36
Bab 36. Keputusan (2)
37
Bab 37. Janji
38
Bab 38. Bertemu Dia
39
Bab 39. Terbuka
40
Bab 40. Kejujuran
41
Bab 41. Perseteruan
42
Bab 42. Sebuah Pilihan
43
Bab 43. Keputusan (2)
44
Bab 44. Kesedihan
45
Bab 45. Bertemu
46
Bab. 46
47
Bab 47. Anak Kita
48
Bab 48. Terimakasih
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 6 4
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab. 67
68
Bab 68
69
Pengumuman
70
Bab 69 (Season 2)
71
Bab. 70
72
Bab. 71
73
Bab. 72
74
Bab. 73
75
Bab. 74
76
Bab 75
77
Bab. 76
78
Bab. 77
79
Bab 78
80
Bab. 79
81
Bab. 80
82
Bab. 81
83
Bab. 82
84
Bab. 83
85
Bab. 84
86
Bab. 85 (Tamat)
87
Halo!
88
Suami Lelangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!