Binar bahagia tercetak jelas di wajah Dewi. Entah bagaimana awalnya, Andre tiba-tiba memuji gadis tambun yang kini telah resmi menjadi istrinya tersebut
Sebuah senyum tersungging di wajah tampannya, seperti terhipnotis oleh pesona Dewi.
Sampai-sampai, Andre tidak menyadari jika Anggita telah berdiri di hadapannya mengukirkan tangan untuk memberikan selamat.
Raut kecewa tampak jelas di wajah cantik Anggita. Hari ini, dia telah berdandan habis-habisan agar terlihat sempurna di hadapan Andre.
Nyatanya, sang lelaki pujaan malah tengah asyik menikmati pemandangan yang mungkin terlihat indah di sampingnya.
Andre menoleh kala mendengar suara seseorang berdehem di hadapannya.
Matanya terbelalak, seperti hendak ke luar. Jantungnya berdegup seolah ingin keluar bebarengan dengan kedua mata.
Sontak tangannya memegang dada, agar jantung tetap bertahan di sarangnya.
Kedua matanya pun terpejam erat, agar tidak terlempar keluar.
"Anggita ... kamu, datang." Andre bergumam, lebih tepatnya berbisik pada diri sendiri.
Melihat senyum manis Anggita, jantungnya berdentam-dentam. Kemudian, Andre pun mengulurkan tangan menyambut tangan kekasih yang telah lama mengisi hatinya.
Kedua manusia itu bersalaman, kedua tangan saling menggenggam erat.
Mereka saling berpandangan, menyelami pikiran masing-masing.
Tepukan di pundak menyadarkan Andre dari buaian. Dia sontak melepas genggaman eratnya, lalu menggaruk kening yang tidak gatal. Untuk sesaat, pikirannya tiba-tiba menjadi kosong.
Anggita mengangguk, lalu melangkah melewati Andre. Berpindah mengulurkan tangan pada sang mempelai wanita.
"Selamat, ya ...." Dada Andre menjadi terasa nyeri saat mendengar ucapan selamat dari Anggita yang justru wanita itu berikan pada Dewi.
"Makasih, Kak ...." Senyum tulus terpancar di wajah Dewi. Seperti tadi, Andre seolah terhipnotis pada senyum Dewi.
Entah kenapa, Andre seolah telah terbiasa melihat senyum yang terpancar di wajah Dewi. Hatinya tiba-tiba menjadi hangat, walau hanya menikmati senyuaman tersebut. Namun, secepat kilat ditepisnya perasaan itu. Meyakinkan diri, jika pernikahan ini hanya kepura-puraan, yang akan segera berakhir secepatnya.
Tidak lama kemudian, kedua sahabat dekatnya berdiri di atas panggung. Di tempat dua pengantin menjadi raja dan ratu sehari.
"Hai, Bro. Cieee, yang udah menikah. Ehm ... ehm ...." Bobi tidak henti-hentinya menggoda Andre. Tampaknya, dia sangat bahagia melihat Andre yang telah menikah.
Disusul Arman yang berdiri di belakang Bobi. "Selamat ya Ndre. Semoga, pernikahan kalian langgeng, bahagia selalu. Yakin, deh. Lu gak akan menyesal kalah taruhan." Ucapan lirih Arman mendapat pelototan dari Andre.
Arman hanya menyeringai menerima raut wajah marah dari sahabatnya itu. Kemudian, dia pun berlalu, berdiri tepat di hadapan Dewi.
"Jagain sahabat gue, ya ... Wi. Dia emang kadang songong, tapi sebenarnya dia sangat baik, kok. Gak tegaan orangnya. Lu tau lah ya ... lu yang lebih tahu gimana Andre, Wi."
Arman berucap tulus.
Andre terbengong, bingung melihat interaksi antara Arman dan Dewi. Sepertinya mereka terlihat akrab, lebih dari yang dia perkirakan.
Kemudian ucapan Arman kembali terngiang di telinga Andre, sebelum dia menikah.
"Dewi dulu langsing, lho. Lo pasti jatuh cinta kalau tahu gimana dia."
'Apa maksud ucapan Arman waktu itu?' hati Andre bertanya-tanya.
Kemudian, mereka saling berpoto dengan berbagai pose.
Tak lupa, teman-teman Dewi di kampus datang menghadiri pernikahan mereka.
"Awas aja, kalau Kak Andre menyakiti hati sahabat kami Dewi. Kakak akan tahu akibatnya." ancaman salah seorang sahabat Dewi hanya ditanggapi seringai tawa dari Andre.
Dia tidak terlalu peduli dengan ocehan para gadis tersebut.
Akhirnya, pesta usai menjelang malam. Banyak kolega keluarga Dewi yang datang. Sepertinya, keluarga istri nya tersebut adalah orang yang terpandang.
Berbeda dengan keluarganya yang tergolong dari kalangan biasa.
Herannya orangtua Dewi sangat ramah pada semua tamu dan bersikap santun. Seperti tidak ada jenjang sosial di antara mereka.
***
Saat ini, Andre dan Dewi tengah berada dalam kamar hotel bintang lima. Sebuah kado pernikahan dari salah satu rekan orang tuan Dewi.
Tentu ini adalah pengalaman pertama Andre memasuki dan bisa tidur di hotel bintang lima seperti ini.
'Bisa-bisanya aku mendapatkan jackpot seperti ini. Banyak kejutan dalam hidupku kali ini. Menikah dengan si Dewi gendut, dan karenanya pula aku bisa merasakan hotel berbintang seperti ini.' Andre merenung, menghitung-hitung banyaknya kejutan yang dia dapatkan akhir-akhir ini.
Taruhan, menikah, hubungan yang kandas, wisuda entah apa lagi setelah ini.
Andre berbaring, melepaskan penat di ranjang yang bertabur banyak kelopak mawar di sana.
Harun ruangan menambah suasana menjadi sangat romantis.
Saat matanya mulai terpejam, terdengar pintu kamar terbuka. Sontak Andre duduk bersila dengan tangan berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya.
Bagaimanapun awal pernikahan nya, dia adalah lelaki normal. Ditambah suasana romantis yang mendukung pikiran mesumnya berkelabatan di kepala.
Tampak Dewi tengah berjalan dengan wajah menunduk. Kedua tangan menggenggam serat gaun pengantinnya yang menjuntai ke bawah, menghalangi langkah.
Andre tiba-tiba tersenyum melihat tingkah malu-malu yang ditunjukkan Dewi saat ini.
Wajah istrinya itu tampak bersemu merah. Kemudian, Dewi berdiri mematung dekat ranjang pengantin mereka.
Andre benar-benar tidak bisa menahan senyum. Lantas dia berdiri, menarik tangan Dewi menyuruhnya duduk di ranjang.
Tidak cukup dengan satu tangannya, Andre butuh dua tangan untuk menarik tubuh Dewi agar mau bergerak mengikuti isyarat instruksinya tersebut.
'Sepertinya aku butuh vitamin sekarang. Biar bisa menggeret wanita gendut ini.' rutuk Andre dalam hati.
"Lo, duduk sini. Kata orang, pengantin cewek itu gak bisa buka kancing gaun pengantinnya. Selain karena tangannya gak sampe, mungkin karena bajunya itu sempit alias ngepress body. Apa lo gak sesak pake gaun begini?"
Andre berdiri berkacak pinggang, di hadapan Dewi yang tengah duduk di bibir ranjang dengan wajah tertunduk. Kedua pipi wanita itu bersemu merah. Mungkin karena malu atau sedang berpikir yang aneh-aneh.
"No!" Andre menyilang tangan di depan dada. "Gue cuma mau bantu lo melepaskan kancing baju itu. Kalau Lo enggak mau, enggak papa kok." lanjut Andre menjelaskan.
Saat dia akan melangkah ke kamar mandi. Andre merasakan genggaman halus di lengannya. Otomatis, dia pun menghentikan langkah lalu berbalik menghadap Dewi.
"Ngapa?" Andre berusaha berbicara dengan nada sebiasa mungkin. Tidak ingin Dewi mendengar deru jantungnya.
"Saya ... emmm, aku ... eh, gue--"
"Ealah, Lu bisa ngomong sesuka lu aja. Yang nyaman di lu aja. Bingung amat," potong Andre cepat, mendengar Dewi yang berbicara kebingungan.
"Aku ... mau minta tolong ...." Dewi mendongak, menatap dalam kedua mata Andre.
Sesaat Andre terpukau melihat kedua bola mata hazel milik Dewi. Cepat-cepat, dia mengontrol ekspresi diri agar tidak terpesona oleh wanita yang baru beberapa jam ini menjadi istrinya.
"Tolong bukakan resleting gaun ini," lanjut Dewi gugup.
"Oke. Cuma buka doang. Gak lebih." Andre berbicara lebih pada meyakinkan diri sendiri. Jika dia tidak akan melakukan hal itu malam ini.
"Iya ...," balas Dewi pelan.
***
Terimakasih yang udah baca ... jika kalian suka, dukung aku ya biar tambah semangat mengetik ceritanya. Berikan like, komentarnya dan aku tunggu vote kalian.
Salam kenal dari aku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Tulip
emang dasar andre sm pacarnya janji gak nyentuh istrinya, pas merasakan kamar hotel bintang 5 dg kelopak bunga mawar memberi kesan romantis hilang sudah janjinya 😂
2022-08-24
0
🍀 chichi illa 🍒
mungkin Arman teman kecil nya Dewi .. dan Arman tau klo Dewi suka sama Andre dr dlu
2022-03-16
0
naning
gendutnya sebrp sih..klo kyk Dewi Hughes yg dl msh gendut itu tp beliau manis lho ga bosenin kalau dipandang..☺️
2021-12-17
0