Bab 6. Kesepakatan

Suasana hening menyelimuti sepasang pengantin baru itu.

Dengan perasaan kikuk, Andre menghadap punggung Dewi. Tangannya terulur menyentuh gaun putih itu.

Rasa dingin mengalir ke sekujur tubuh. Andre tiba-tiba merasa menggigil. Degup jantung berpacu hebat. Sekuat tenaga dia tahan desiran gairah dalam dadanya.

Perlahan, tangannya turun membuka resleting panjang itu. Punggung Dewi mulai ter-ekspos seiring semakin turunnya tangan Andre ke bawah.

Sesekali kulit lelaki itu bersentuhan dengan kulit polos sang Dewi. Kepalanya sejenak terasa pening. Menahan gejolak dalam dada.

Suhu ruangan yang semula dingin, tiba-tiba menjadi panas. Sepanas aliran darah.

Detik waktu terasa begitu lama berjalan. Padahal, Andre ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini.

'Aku bisa gila kalau begini terus,' gerutunya dalam hati.

Setelah usai, Andre bernapas lega. Rasanya, beban ber ton-ton telah hilang begitu saja dalam dadanya. Plong!

Dewi langsung ke kamar mandi, menutup pintu dengan kencang. Mungkin sangking terburu-buru nya.

Saat Andre menoleh, badan besar itu telah hilang ditelan pintu. Lelaki itu menggelang, mengelus tengkuk kemudian bergidik ngeri membayangkan jika dirinya harus bergulat malam ini dengan Dewi.

"Ya Tuhan! Kayaknya aku belum sanggup. Tapi, kenapa bayangan punggung nya tadi enggak hilang-hilang. Sialan!" Andre terus mengoceh, sedangkan badannya berguling-guling di ranjang.

Tangannya sesekali mengacak rambutnya. Dia benar-benar seperti orang gila. Pikirannya terus berpikir yang aneh-aneh tentang Dewi dan dirinya. Namun, sekuat tenaga hatinya memberontak. Sesuatu yang tidak sinkron dalam dirinya.

Tanpa sadar, Dewi telah berdiri mematung di samping ranjang memperhatikan tingkah polah Andre.

Dewi menarik-narik baju tidurnya malam ini. Sebuah baju minim di atas lutut berwarna merah. Membuat tubuhnya terlihat di mana-mana.

Gugup bercampur malu menguasai hatinya saat ini. Dewi bingung harus melakukan apa?

Saat Andre membuka mata, betapa terkejutnya dia menyadari Dewi berdiri di samping ranjang.

"Ap-apa yang Lu lakuin, ha?!" Andre bertanya sarkas. Sejujurnya, dia gugup melihat penampilan Dewi yang menggoda.

"Ma-af ...." Air mata Dewi mengalir membasahi ke dua pipinya.

Andre bertambah bingung sekaligus merasa bersalah melihat respon Dewi yang menangis. Lama kelamaan, tangis Dewi terisak-isak.

"Maaf ... maaf. Gue gak bermaksud marahin Lo, Dew." Andre berdiri, menarik Dewi dalam pelukannya. Seketika tangisan Dewi pun pecah hingga membasahi kaos yang dikenakan Andre.

"Sudah, dong ... nangisnya, Dew. Gue enggak sengaja ngebentak tadi." Dewi sesunggukan. Kemudian tangisnya berhenti.

Dewi menarik diri dari pelukan Andre. Mengusap wajahnya yang basah sampai kering.

"Maaf, aku gak ada baju ganti yang lain. Jadi ... jadi terpaksa pakai baju ini untuk tidur." Dewi berbicara di sela isakan. Pandangannya menunduk fokus pada lantai yang berlapis karpet tebal.

"Iya ... iya, gua minta maaf. Hmmm, malam ini kita tidur di ranjang itu."

Dewi langsung mendongak, matanya terbelalak, sepertinya terkejut mendengar penuturan Andre.

"Maksud gua, kita tidur di ranjang yang sama. Tapi gua janji enggak akan ngelakuin itu sekarang." Dewi melongo mendengar penjelasan Andre.

"Lo ngerti maksud gua, kan?" Andre duduk di tepi ranjang, mengusap wajah. Melihat ekspresi Dewi, dia pun menjadi ragu. Apa yang sebenarnya akan terjadi pada pernikahannya?

Padahal, sudah jelas Andre telah berjanji pada Anggita bahwa pernikahan ini hanyalah sementara saja. Namun, mengapa hatinya diselimuti keraguan?

"Mak-maksudnya?" Dewi bertanya dengan wajah polos.

"Pernikahan kita itu, mendadak banget. Dan, sebenarnya alasan gua melamar Lo waktu itu ... karena ... karena ...?" Andre sangat bingung mengatakannya.

Namun, detik kemudian suaranya terdengar begitu lirih melanjutkan kalimatnya. "Kalah taruhan."

"Oohh ...." Hanya itu yang keluar dari mulut Dewi.

Andre terkaget mendengar tanggapan Dewi. Apa maksudnya?

"Maksud, Lo?" Dahi Andre berkerut bingung. Menunggu kelanjutan dari kalimat Dewi, tapi sia-sia. Karena wanita itu merapatkan mulutnya, seolah telah terkunci rapat.

Dewi memutari ranjang, sampai di ujung, dia pun segera naik. Berbaring di pinggir, lalu menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya, termasuk kepala.

"Dewi, apa maksudnya jawaban Lo tadi?" Andre bertanya dengan menuntut. Dia sangat tidak sabar menanti kelanjutan dari kalimat Dewi tadi.

Hening, Dewi tidak merespon. Hanya terdengar helaan napas panjang dari balik selimut itu.

'Apa dia nangis lagi?' batin Andre bertanya-tanya.

Tangannya terulur hendak membuka selimut itu, ingin melihat apa yang terjadi di dalam sana. Namun, dia urungkan. Tidak berani.

Aneh rasanya melakukan kebaikan itu, walaupun Dewi sekarang adalah istrinya. Hanya saja, semua ini masih terkesan sangat aneh dan membingungkan.

"Tenang aja, Kak. Aku enggak akan berharap lebih kok dari pernikahan kita ini. Aku tahu diri. Sampai ... hati kita masing-masing yang memutuskan. Kakak yang akan menerimaku sepenuhnya, atau aku yang akan berlari dari kehidupan Kakak." Dewi berkata pelan dari dalam selimut, tapi masih terdengar jelas oleh Andre.

"Sebelum itu semua, biarkan aku melayani keperluanmu sebagai istri. Dan ... jangan sampai orangtuaku tahu tentang kita," lanjut Dewi. Kemudian suaranya menghilang tidak terdengar lagi.

Malam ini mereka melewati malam pertama dengan tidur saling memunggungi. Sesekali terbesit keinginan pada Andre untuk melihat di balik punggungnya, tapi dia urung melakukannya.

Sampai fajar menyingsing, mengganti pekatnya malam dengan sinar yang terang benderang. Menghangatkan hari setelah berlalu melewati dingin. Sampai Andre sadar, jika di balik punggungnya tidak ada lagi siapapun.

Andre terduduk, kaget. Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok Dewi yang dia yakin semalam mereka tidur bersama. Maksudnya, tidur di ranjang yang sama.

Namun, Dewi tidak ada di sana. Sontak, dia pun beranjak turun dari ranjang menuju kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka lebar, tahu begitu, Andre tetap masuk memastikan keadaan di dalam. Kosong.

Kemudian, Andre menuju balkon. 'Ah, di sini rupanya.' Andre tersenyum mendapati Dewi yang tengah duduk menikmati pemandangan di luar melalui balkon. Seketika senyumnya memudar, menyadari sesuatu. 'Tunggu, ngapain gua sibuk nyariin dia. Bodo amat, dah.'

"Kak Andre." Suara panggilan dari Dewi, menghentikan langkah Andre yang akan berbalik meninggalkan wanita itu.

"Ah, ya ...."

"Kakak udah bangun? Mau minum kopi di sini?" tanya Dewi dengan senyum tulus.

"Ah, iya. Boleh." Andre duduk di kursi samping Dewi. Dari sini dia dapat melihat pemandangan gedung-gedung, dengan laju kendaraan yang padat di bawahnya.

"Aku buatkan kopi bentar, ya ...." Setelah mengatakan itu, Dewi berdiri meninggalkan Andre sendirian.

"Hmmm." Andre menjawab dengan gumaman, yang entah terdengar atau tidak oleh Dewi.

Tidak menunggu lama, Dewi kembali dengan membawa baki di tangan. Berisi kopi, dan roti untuk sarapan.

"Nanti, Kakak mau makan apa?" Setelah meletakkan baki di meja, Dewi ikut duduk di kursi. Mereka menikmati pemandangan yang sama dari tempat yang sama pula.

"Apa aja, deh," jawab Andre singkat.

Dewi mengangguk, kemudian berbicara pelan. "Kita, punya waktu tiga hari di sini."

"Oohh, iya."

Kemudian suasana kembali hening. Dewi menunduk, meremas jemari di pangkuan. Sedangkan Andre, berpikir apa yang akan mereka lewati setelah ini?

Terpopuler

Comments

mom's ana

mom's ana

laki miskin gak usah banyak gaya deehh...

2022-02-27

0

Ima Kalibaru

Ima Kalibaru

aku suka ceritanya enggak ada kekerasan walaupun nikah karena taruhan

2021-03-09

4

Anisa Azahra

Anisa Azahra

keren thor ceritanya💪💪💪

2021-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula
2 Bab 2. Jawaban
3 Bab 3. Rencana
4 Bab 4. Pernikahan
5 Bab 5. Rasa Canggung
6 Bab 6. Kesepakatan
7 Bab 7. Status Baru
8 Bab 8. Perselisihan
9 Bab 9. Cewek Gendut
10 Bab 10. Diet
11 Bab 11. Menangis
12 Bab 12. Sebuah Fakta
13 Bab 13. Empati
14 Bab 14. Hati yang Mencintai
15 Bab 15. Hati yang Mencintai (2)
16 Bab 16. Kedatangan Teman-Teman
17 Bab 17. Rindu
18 Bab 18. Malam yang Indah
19 Bab 19. Godaan
20 Bab 20. Sekamar
21 Bab 21. Tragedi
22 Bab 22. Porak Poranda
23 Bab 23. Awal yang Baru
24 Bab 24. Awal yang Baru 2
25 Bab 25. Cinta atau Kesepakatan
26 Bab 26. Jangan Pergi
27 Bab 27. Dingin
28 Bab 28. Bahagia
29 Bab 29. Fakta Baru
30 Bab 30. Apa ini?
31 Bab 31. Terkejut
32 Bab 32. Kabar Apa Ini?
33 Bab 33. Terluka Lagi
34 Bab 34. Berubah
35 Bab 35. Keputusan
36 Bab 36. Keputusan (2)
37 Bab 37. Janji
38 Bab 38. Bertemu Dia
39 Bab 39. Terbuka
40 Bab 40. Kejujuran
41 Bab 41. Perseteruan
42 Bab 42. Sebuah Pilihan
43 Bab 43. Keputusan (2)
44 Bab 44. Kesedihan
45 Bab 45. Bertemu
46 Bab. 46
47 Bab 47. Anak Kita
48 Bab 48. Terimakasih
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 6 4
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab. 67
68 Bab 68
69 Pengumuman
70 Bab 69 (Season 2)
71 Bab. 70
72 Bab. 71
73 Bab. 72
74 Bab. 73
75 Bab. 74
76 Bab 75
77 Bab. 76
78 Bab. 77
79 Bab 78
80 Bab. 79
81 Bab. 80
82 Bab. 81
83 Bab. 82
84 Bab. 83
85 Bab. 84
86 Bab. 85 (Tamat)
87 Halo!
88 Suami Lelangan
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula
2
Bab 2. Jawaban
3
Bab 3. Rencana
4
Bab 4. Pernikahan
5
Bab 5. Rasa Canggung
6
Bab 6. Kesepakatan
7
Bab 7. Status Baru
8
Bab 8. Perselisihan
9
Bab 9. Cewek Gendut
10
Bab 10. Diet
11
Bab 11. Menangis
12
Bab 12. Sebuah Fakta
13
Bab 13. Empati
14
Bab 14. Hati yang Mencintai
15
Bab 15. Hati yang Mencintai (2)
16
Bab 16. Kedatangan Teman-Teman
17
Bab 17. Rindu
18
Bab 18. Malam yang Indah
19
Bab 19. Godaan
20
Bab 20. Sekamar
21
Bab 21. Tragedi
22
Bab 22. Porak Poranda
23
Bab 23. Awal yang Baru
24
Bab 24. Awal yang Baru 2
25
Bab 25. Cinta atau Kesepakatan
26
Bab 26. Jangan Pergi
27
Bab 27. Dingin
28
Bab 28. Bahagia
29
Bab 29. Fakta Baru
30
Bab 30. Apa ini?
31
Bab 31. Terkejut
32
Bab 32. Kabar Apa Ini?
33
Bab 33. Terluka Lagi
34
Bab 34. Berubah
35
Bab 35. Keputusan
36
Bab 36. Keputusan (2)
37
Bab 37. Janji
38
Bab 38. Bertemu Dia
39
Bab 39. Terbuka
40
Bab 40. Kejujuran
41
Bab 41. Perseteruan
42
Bab 42. Sebuah Pilihan
43
Bab 43. Keputusan (2)
44
Bab 44. Kesedihan
45
Bab 45. Bertemu
46
Bab. 46
47
Bab 47. Anak Kita
48
Bab 48. Terimakasih
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 6 4
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab. 67
68
Bab 68
69
Pengumuman
70
Bab 69 (Season 2)
71
Bab. 70
72
Bab. 71
73
Bab. 72
74
Bab. 73
75
Bab. 74
76
Bab 75
77
Bab. 76
78
Bab. 77
79
Bab 78
80
Bab. 79
81
Bab. 80
82
Bab. 81
83
Bab. 82
84
Bab. 83
85
Bab. 84
86
Bab. 85 (Tamat)
87
Halo!
88
Suami Lelangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!