Ellisa terdiam

"Ellisa, maaf aku harus pergi. Ada urusan kantor mendadak," ujar Sam buru-buru setelah menutup teleponnya.

"Tapi, Kak, aku kan harus--" Ellisa mencoba menahan, namun suaranya terputus oleh langkah cepat Sam yang sudah menuju pintu.

"Tolong jagain Elmira, ya," pintanya tegas sebelum melangkah keluar dan tancap gas meninggalkan rumah.

Ellisa terdiam di ambang pintu, menatap mobil Sam yang semakin menjauh. Dia menoleh ke arah Elmira yang sedang ia gendong. "Om kamu apa emang gitu ya orangnya, Elmira? Selalu buru-buru dan ninggalin kita begitu aja," gumamnya.

Elmira meraih-raih ke arahnya dengan tangan mungilnya. "Ih, gemes banget kamu ini," kata Ellisa sambil menangkan tangan mungil itu.

Dia membawa Elmira ke ruang tengah dan mendudukkannya di sofa. Ellisa lalu berjongkok di depan bayi itu, menatap mata kecil Elmira yang cerah dan penasaran.

"Trus, kita harus ngapain donk sekarang? Rumah ini gede banget, tapi sepi dan hening," ujarnya sambil menggoyang-goyangkan jari di depan Elmira, yang langsung tertawa kecil.

Ellisa tersenyum, tapi hatinya terasa hampa. "Kalau aku bilang, aku takut sendirian, kamu bakal ngerti nggak ya, Elmira?" tanyanya pelan.

Elmira hanya membalas dengan suara gumaman bayi yang tak jelas, tapi entah kenapa itu cukup untuk membuat Ellisa merasa sedikit lebih baik.

Dia memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi rumah bersama Elmira, mencoba menghilangkan perasaan sepinya.

Rumah besar itu terasa begitu luas dan kosong. Setiap sudutnya bersih dan tertata, tapi juga terasa dingin, tanpa suara kehidupan kecuali mereka berdua.

"Kayaknya, kita harus bikin suasana jadi lebih seru deh," kata Ellisa dengan nada riang.

Dia mengambil mainan Elmira dari boks bayi dan mulai menggoyangkannya di depan Elmira, yang langsung tertawa ceria.

"Tuh, kamu udah bikin rumah ini nggak sepi lagi, kan. Kamu tahu nggak, Elmira? Senyummu aja udah cukup bikin aku lupa kalau aku lagi sendirian," ujarnya sambil mencium pipi Elmira.

Namun, di balik tawa dan senyum mereka, Ellisa tahu ada perasaan yang tak bisa diabaikan.

Sebuah pertanyaan besar yang muncul di benaknya: apakah dia benar-benar bisa menyesuaikan diri di dunia yang begitu berbeda ini, jauh dari kehidupan panti yang selama ini menjadi satu-satunya keluarga?

Saat Ellisa bermain dengan Elmira, tanpa sadar tatapannya menerawang jauh. Senyum kecil yang tadi menghiasi wajahnya perlahan memudar, tergantikan oleh pandangan kosong yang penuh dengan kenangan.

Bayang-bayang rumah dan sosok keluarga tiba-tiba hadir samar dalam pikirannya, seperti film yang lama tak diputar ulang.

"Aku jadi mikirin rumah... Udah lama banget aku nggak mikirin Ayah--" gumamnya pelan.

Seperti sebuah tetesan air yang membuka pintu memori, satu kenangan berjatuhan, dan tanpa sadar, setitik air mata meluncur di pipinya.

"Eh?" Ellisa tersentak, "Kok aku nangis?" pikirnya.

Hatinya terasa campur aduk—rindu, kehilangan, dan kekosongan yang selama ini ia tutupi, tiba-tiba menyeruak keluar.

Suara gumaman Elmira tiba-tiba memecah lamunannya. "Ma ma ma... nya nya nya," celoteh bayi itu, diselingi suara mainan yang digigitnya.

Elmira tampak asyik mengunyah mainan itu, dengan pipi mungilnya yang memerah karena gigitan.

"Astaga, Elmira! Basah semua mulut kamu, ih!" Ellisa terkekeh kecil, cepat-cepat mengambil tisu untuk mengelap mulut Elmira yang belepotan air liur.

Wajahnya yang tadi penuh kesedihan perlahan berubah. "Bilang aaa," ujar Ellisa lembut, sambil mencoba membuka mulut Elmira dengan hati-hati.

Dia sedikit terkejut ketika melihat sesuatu yang berbeda. "Ih, lucu banget! Gigi kecil kamu tumbuh satu!" serunya penuh antusias.

Elmira hanya tertawa kecil, memperlihatkan gigi kecil barunya yang baru muncul di gusi bawah. "Hebat, ya! Kamu udah mulai besar. Awas, jangan gigit Kak Ellisa, ya!" goda Ellisa sambil mencium pipi Elmira.

Elmira yang polos dan ceria seolah menjadi pengingat bagi Ellisa bahwa hidup terus berjalan, meski berat sekalipun.

"Kamu tahu nggak, Elmira? Aku senang bisa ada di sini sama kamu dan Kak Sam. Kalian adalah rumah baruku sekarang," bisiknya pelan.

Elmira tak menjawab, tentu saja, tapi senyumnya yang tulus seolah mengiyakan ucapan Ellisa.

"Kita makan dulu yuk," ajak Ellisa sambil menggendong Elmira dengan penuh kelembutan.

Langkahnya mengarah ke dapur yang masih terasa asing baginya, tapi ia berusaha mencari sesuatu untuk mengisi perut.

"Emm... ada makanan apa aja ya di dapur ini?" gumam Ellisa sembari membuka lemari dan memeriksa isi kulkas.

"Nen nen nen..." suara mungil itu keluar dari bibir Elmira, diiringi dengan tangannya yang menyentuh dada Ellisa.

"Eh?" Ellisa tersentak sejenak. Tatapannya jatuh ke arah dada sendiri.

Dalam diam, ia menyadari bahwa tubuhnya terasa lebih ringan. Dadanya yang semula penuh dan tegang kini terasa jauh lebih nyaman.

Ingatan tentang Sam kembali melintas di pikirannya, membuatnya sedikit tersenyum malu. "Kak Sam..." gumam Ellisa pelan, senyum hangat menghiasi wajahnya.

Ia merasakan rasa syukur yang tak terucap atas perhatian dan bantuannya. Tangan lembutnya menyentuh dadanya sendiri, seolah memastikan kenyamanan yang kini ia rasakan bukanlah mimpi.

Ellisa kemudian duduk di kursi dekat meja makan, mempersiapkan diri untuk menyusui Elmira.

Bayi mungil itu dengan antusias menyambut sentuhan 'ibunya', mulut kecilnya mencari kehangatan yang ia butuhkan.

Sentuhan Elmira di dadanya membawa ketenangan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ellisa merasakan getaran lembut dalam hatinya, seolah setiap isapan Elmira bukan hanya mengalirkan kehidupan, tetapi juga menenangkan luka-luka emosionalnya.

"Kamu tahu nggak, Elmira? Rasanya kamu ini seperti malaikat kecil buat aku," bisiknya sambil mengusap kepala bayi itu dengan lembut. "Aku jadi sadar, mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan buat bikin aku tetap bertahan."

Elmira menggenggam jari Ellisa dengan tangan mungilnya, membuat Ellisa semakin terenyuh. Elmira bukan hanya seorang bayi, tapi juga pengingat bahwa cinta dan harapan selalu ada, bahkan di tengah kesulitan.

Sementara itu, Sam tiba di kantornya dengan langkah cepat dan sorot mata yang menandakan amarah tertahan.

Aura tegangnya terasa hingga ke lorong-lorong kantor, membuat para pegawai yang semula beres-beres mau pulang mulai saling berbisik.

“Bos datang! Bos datang. Ada apa ini?!” bisik salah satu karyawan, wajahnya penuh tanda tanya.

Seorang staf yang lebih senior mencoba memberanikan diri mendekati Sam, namun langkah bosnya tidak melambat sedikit pun. "Ada yang bisa saya bantu, Bos?"

“Ah, minggir!” sergah Sam singkat, suaranya tajam.

"Gawat, bos lagi mode tempur!" celetuk salah satu karyawan, membuat mereka yang mendengar langsung gugup.

“Apa kita salah input data atau ada laporan yang keliru?” seorang pegawai pria berbisik cemas.

"Duh, padahal ini udah jam kita pulang."

“Cek semua laporan keuangan dan email klien. Teliti semua!” seru staf senior, menginstruksikan anak buahnya.

"Haaaa..." keluar semua karyawan.

"Esa! Dimana lo, Esa!!"

Terpopuler

Comments

Pembaca Novel

Pembaca Novel

duh, lucu banget si Elmira ☺☺

2025-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Membawa Ellisa (REVISI)
2 Penasaran dengan Ellisa
3 menatap Ellisa
4 sosok Ellisa
5 Ellisa mengangguk
6 Ellisa pulang
7 menikahi Ellisa
8 Ellisa merasa
9 perasaan Ellisa
10 Ellisa terdiam
11 Bos Sam
12 Sam mendengus
13 sebenarnya Ellisa
14 membangunkan Ellisa
15 Ellisa mengurus Elmira
16 Ellisa tersentak
17 Ellisa dan Alana
18 Ellisa melangkah
19 Ellisa mendengus
20 Sam tersenyum
21 Ellisa menunduk
22 Sam tenggelam
23 Sam melirik
24 jerit Ellisa
25 Sam tidak pulang
26 Ellisa merengut
27 Ellisa terkejut
28 melihat Elmira
29 dari Alana
30 Alana berulah
31 membuat Sam merasa
32 Esa melangkah
33 Esa jatuh
34 Alana pulang
35 Alana tertawa
36 Ellisa menggigil
37 Ellisa menatap Sam
38 kepala Esa
39 Esa geram
40 Sam melangkah
41 Ellisa tiduran
42 respons Ellisa
43 menatap Sam
44 Esa mengepal erat
45 Sam benar
46 Esa lebih tegas
47 memikirkan Ellisa
48 pertanyaan Esa
49 Esa bersikeras
50 Ellisa menatap kedua pria itu
51 di hadapan Sam
52 mendengar Sam
53 Suara ceria Ellisa
54 Alana menyela
55 Alana kaget
56 Esa terkejut
57 Sam meraung
58 menghibur Ellisa
59 Esa meraih remot
60 sosok Sam
61 Alana tersenyum
62 Pak Kepala Sekolah
63 Sam di mana
64 menatap Delisa
65 Bagi Ellisa
66 Ellisa sungguh tulus
67 Indra tergeletak
68 Sam harus bertahan
69 Bukan Delisa
70 kata Dokter
71 Esa dan Delisa
72 akhirnya Sam
73 Esa melanjutkan,
74 Elmira senang
75 Nyonya Koki
76 Fokus Ellisa
77 Ellisa Mencoba
78 menatap Sam
79 Ellisa berbinar
80 Komitmen Sam
81 Sam tertarik
82 Genggaman tangan Sam
83 E SAMS Multimedia
84 Sam salah tingkah
85 Alexa dan Kawan-kawan
86 Ichi dan Ocha
87 sudut pandang Ellisa
88 Ellisa tertawa kecil, pahit.
89 Delisa mengancam
90 Dia hanya Sam
91 Danish dan Ellisa
92 Sam menurut
93 Sam menangis
94 Langkah Sam
95 menampar Sam
96 Gaya Busana Ellisa
97 Delisa Yandere
98 S E E
99 Mengangkat Elmira
100 Pernikahan Ellisa dan Sam
101 Bonus Spesial ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Membawa Ellisa (REVISI)
2
Penasaran dengan Ellisa
3
menatap Ellisa
4
sosok Ellisa
5
Ellisa mengangguk
6
Ellisa pulang
7
menikahi Ellisa
8
Ellisa merasa
9
perasaan Ellisa
10
Ellisa terdiam
11
Bos Sam
12
Sam mendengus
13
sebenarnya Ellisa
14
membangunkan Ellisa
15
Ellisa mengurus Elmira
16
Ellisa tersentak
17
Ellisa dan Alana
18
Ellisa melangkah
19
Ellisa mendengus
20
Sam tersenyum
21
Ellisa menunduk
22
Sam tenggelam
23
Sam melirik
24
jerit Ellisa
25
Sam tidak pulang
26
Ellisa merengut
27
Ellisa terkejut
28
melihat Elmira
29
dari Alana
30
Alana berulah
31
membuat Sam merasa
32
Esa melangkah
33
Esa jatuh
34
Alana pulang
35
Alana tertawa
36
Ellisa menggigil
37
Ellisa menatap Sam
38
kepala Esa
39
Esa geram
40
Sam melangkah
41
Ellisa tiduran
42
respons Ellisa
43
menatap Sam
44
Esa mengepal erat
45
Sam benar
46
Esa lebih tegas
47
memikirkan Ellisa
48
pertanyaan Esa
49
Esa bersikeras
50
Ellisa menatap kedua pria itu
51
di hadapan Sam
52
mendengar Sam
53
Suara ceria Ellisa
54
Alana menyela
55
Alana kaget
56
Esa terkejut
57
Sam meraung
58
menghibur Ellisa
59
Esa meraih remot
60
sosok Sam
61
Alana tersenyum
62
Pak Kepala Sekolah
63
Sam di mana
64
menatap Delisa
65
Bagi Ellisa
66
Ellisa sungguh tulus
67
Indra tergeletak
68
Sam harus bertahan
69
Bukan Delisa
70
kata Dokter
71
Esa dan Delisa
72
akhirnya Sam
73
Esa melanjutkan,
74
Elmira senang
75
Nyonya Koki
76
Fokus Ellisa
77
Ellisa Mencoba
78
menatap Sam
79
Ellisa berbinar
80
Komitmen Sam
81
Sam tertarik
82
Genggaman tangan Sam
83
E SAMS Multimedia
84
Sam salah tingkah
85
Alexa dan Kawan-kawan
86
Ichi dan Ocha
87
sudut pandang Ellisa
88
Ellisa tertawa kecil, pahit.
89
Delisa mengancam
90
Dia hanya Sam
91
Danish dan Ellisa
92
Sam menurut
93
Sam menangis
94
Langkah Sam
95
menampar Sam
96
Gaya Busana Ellisa
97
Delisa Yandere
98
S E E
99
Mengangkat Elmira
100
Pernikahan Ellisa dan Sam
101
Bonus Spesial ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!