Penasaran dengan Ellisa

Sam memandang Ellisa yang berdiri di depannya, menggigil kedinginan sambil memegang erat jas miliknya yang kini menutupi tubuh gadis itu.

Tatapannya tanpa sadar menelusuri dari ujung kepala hingga ujung kaki, memperhatikan detail yang tampak sederhana namun memikat.

Rambut cokelat Ellisa dikepang ke belakang, jatuh hingga di bawah pundaknya. Di balik jas yang membungkus tubuhnya, dress putih sederhana yang hanya mencapai lutut sedikit terlihat, memberi kesan polos namun anggun.

Kakinya mengenakan flat shoes yang kini agak basah, dipadukan dengan kaus kaki pendek yang berhenti di mata kaki.

Kulitnya bersih dan tampak terawat, seperti cerminan seorang gadis yang berasal dari keluarga penuh kasih.

“Kenapa kamu melihatku seperti itu?” suara lembut Ellisa memecah lamunannya.

“Oh?” Sam segera tersadar dari pikirannya. Ia mengalihkan pandangannya dengan canggung, lalu menggaruk pipi dengan ujung jari telunjuk. “Maaf, aku nggak bermaksud menilaimu atau membuatmu nggak nyaman. Aku hanya… penasaran. Kau dari mana sebenarnya?”

Ellisa menatapnya dengan tatapan bingung dan sedikit waspada. “Kenapa kamu membawaku ke sini? Aku benar-benar kedinginan,” jawabnya dengan suara serak.

"Kamu pingsan tadi," jawab Sam mudah.

Ellisa menarik lebih erat jas yang membungkus tubuhnya, “Bisakah kamu meminjamiku pakaian? Aku nggak bisa terus seperti ini.”

“Ah, maaf. Aku nggak bermaksud membuatmu semakin kedinginan. Tentu saja, tunggu sebentar. Aku akan bawakan baju ganti untukmu.”

Sam segera menekan tombol pada earphone-nya, menghubungi Asisten No.2

Suaranya terdengar tegas namun tetap tenang. “Two, bawakan gue sepasang baju ganti. Cepat!”

"Siap, Bos Sam!” sahut Two di seberang.

Sam Adhipati.

Pria lajang berusia 30 tahun, dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan visi tajam dalam dunia teknologi gaming.

Sebagai CEO dari startup inovatif yang sedang berkembang pesat, ia jarang memiliki waktu luang, tetapi malam ini ia mendapati dirinya dalam situasi yang tak biasa. Berhadapan dengan seorang gadis yang basah kuyup dan membutuhkan bantuan.

Sambil menunggu, Sam berdiri di samping pintu, melipat tangan di dadanya. Jari-jarinya tanpa sadar mengetuk-ngetuk lengannya, sebuah kebiasaan yang muncul saat ia mencoba menghitung waktu dalam pikirannya.

Matanya sesekali melirik ke arah Ellisa yang sedang duduk di kursi. Ada sesuatu tentang gadis itu yang membangkitkan rasa ingin tahunya, meski ia sendiri tak sepenuhnya memahami apa.

Ketukan pelan terdengar di pintu. Seorang pria bertubuh kekar dengan jas hitam berdiri di ambang pintu.

“Ini, Bos. Pakaiannya,” kata Two.

“Oke, thanks. Good job, Two.”

Setelah Two pergi, Sam memberikan pakaian itu kepada Ellisa. “Ini, pakaian ganti. Kupikir ini akan lebih nyaman untukmu. Kalau perlu bantuan atau butuh apa pun, panggil saja aku,” ucap Sam sambil meletakkan pakaian itu di tepi ranjang.

Ellisa menatap Sam dengan sedikit ragu. “Terima kasih,” katanya pelan.

Sam mengangguk singkat, “Aku akan keluar sebentar supaya kamu punya ruang untuk berganti pakaian."

Sam keluar dan menutup pintu kamar tamu yang dipakai oleh Ellisa.

Ellisa berdiri mematung sejenak sambil memandang kaos pria berwarna abu-abu yang tergantung di tangannya.

Ukurannya jelas terlalu besar untuk tubuhnya yang mungil, tetapi itu satu-satunya pilihan. Ia menarik napas dalam-dalam dan menggumam pelan, "Ini… kaos pria? Aku belum pernah memakainya."

Meski merasa canggung, Ellisa akhirnya mengenakannya. Kaos itu menjuntai hingga hampir menyentuh lututnya.

Setelah selesai, ia melepaskan kepangan rambut cokelatnya yang sudah basah kuyup. Dengan handuk yang diberikan Sam, ia mulai mengusap rambutnya perlahan, gerakannya seirama dengan gumaman yang terlepas tanpa sadar dari bibirnya.

"Sebenarnya, aku di mana? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia memandang cermin yang tergantung di sudut kamar, menatap pantulan wajahnya yang terlihat lelah tetapi tetap memancarkan kecantikan alami.

Namun, tangannya tiba-tiba terhenti. Sebuah sensasi tak nyaman menyergap dadanya, seperti ada beban yang semakin berat.

Ellisa menunduk dengan wajah gelisah, merasakan tekanan di dadanya yang semakin mengencang.

"Ugh! Dadaku mulai kencang… Aku nggak bisa lama-lama di sini. Aku harus pulang," desahnya, setengah panik.

Saat itu juga, ia menyadari sesuatu yang membuat darahnya berdesir. Dua titik basah mulai tercetak di bagian depan kaos yang ia kenakan. Asinya mulai merembes.

"Astaga," gumamnya, wajahnya memerah karena malu. "Di sini… mana ada bayi? Aku butuh bayi," bisiknya cemas, tangannya refleks mencoba menutupi noda yang semakin membesar.

Rasa sakit yang menusuk mulai terasa di dadanya. Ellisa menggigit bibir, mencoba menahan perasaan yang semakin tak tertahankan.

“Emh! Sakit juga kalau nggak segera disalurin. Tapi gimana?” pikirnya keras.

Ia memutar otak, mencari solusi di tengah rasa panik. Tapi, situasi ini bukanlah hal yang mudah baginya.

Ia sudah terbiasa membantu anak-anak panti dengan memberikan ASI-nya, tetapi kali ini, ia berada di tempat asing, tanpa bayi, tanpa bantuan, dan tanpa tahu harus berbuat apa.

"Haruskah aku bilang? Tapi… itu pasti canggung banget. Gimana kalau dia menganggapku aneh? Ah, kenapa ini semua harus terjadi sekarang?" Ia meremas tangannya dengan gelisah, mencoba menenangkan diri.

Dari luar kamar, terdengar suara tangisan bayi yang samar-samar. Ellisa yang sedang duduk gelisah langsung menoleh ke arah pintu, ekspresi wajahnya berubah penasaran.

"Apa aku nggak salah dengar?" gumamnya, mencoba memastikan.

Tangisan itu semakin keras, terdengar memohon dan penuh kebutuhan. Seolah-olah bayi itu sedang meminta sesuatu dengan sangat mendesak.

"Benar. Itu bayi. Tapi… apa yang harus aku lakukan? Aku harus menenangkannya. Tapi… gimana caranya?" pikir Ellisa panik, tangannya tanpa sadar memegang erat bagian depan kaosnya yang mulai basah lagi.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka perlahan. Seorang wanita paruh baya berpakaian koki masuk dengan mendorong troli berisi makanan.

Senyumnya ramah, tetapi belum sempat ia bicara, Ellisa langsung mengangkat tangannya, memberikan isyarat agar wanita itu berhenti.

"Ja—jangan mendekat! Berhenti di situ!" kata Ellisa dengan nada tegas namun gugup.

Wanita itu menghentikan langkahnya, bingung dengan permintaan mendadak Ellisa. "Maaf, Nona. Memangnya ada apa?" tanyanya sopan, meski sedikit cemas.

Ellisa masih membelakangi wanita itu, tubuhnya kaku seperti mencoba menyembunyikan sesuatu.

Dengan suara pelan tapi mantap, ia bertanya, "Apa di sini… ada bayi?"

Wanita itu tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Bayi? Oh, mungkin yang Nona dengar adalah tangisan putri Bos Sam. Tapi tenang saja, sepertinya sudah ditangani oleh Asisten No. 3. Dia sedang membuatkan susu untuk si kecil."

Mendengar itu, Ellisa langsung menoleh sedikit, matanya penuh harap. "Putri Bos Sam? Apa aku bisa… maksudku… bisakah kamu membawanya ke sini? Tolong, aku hanya ingin menenangkannya. Aku—aku punya cara agar dia berhenti menangis."

Wanita itu terlihat ragu. "Membawanya ke sini, Nona? Saya harus meminta izin dulu kepada Bos Sam."

"Baik, aku mohon, sampaikan padanya. Katakan ini penting," pinta Ellisa, suaranya terdengar tulus dan mendesak.

Wanita itu mengangguk. "Baiklah, saya akan berbicara dengan Bos Sam terlebih dahulu. Tapi... Nona, apakah Anda baik-baik saja? Kenapa membelakangi saya?"

Ellisa terdiam sejenak, lalu menjawab dengan nada pelan, "Aku… tidak apa-apa. Aku hanya… lebih nyaman begini. Maaf, jika ini membuatmu bingung."

Wanita itu tersenyum simpul meski tak sepenuhnya mengerti. "Tidak apa-apa, Nona. Saya akan segera kembali setelah berbicara dengan Bos Sam."

"Te—terima kasih. Maaf sudah merepotkanmu," ucap Ellisa dengan nada menyesal.

Wanita itu keluar dari kamar dengan langkah cepat, meninggalkan Ellisa yang masih berdiri di tempat.

Tangisan bayi di kejauhan terus terdengar, menambah rasa gelisah di hati Ellisa. Ia memandang pintu yang baru saja tertutup rapat, berharap permintaannya akan segera terpenuhi.

Dengan napas tertahan, ia bergumam pelan, "Aku harus membantu bayi itu. Ini satu-satunya cara… untuk meredakan rasa sakit ini."

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

aku baru tau ini,,ada keistimewaan seperti Elisa

2025-03-18

1

Pembaca Novel

Pembaca Novel

Duh, thor... gue deg2an
Kirain bayinya Sam... untung aja ada bayi lain 😆😆

2025-03-22

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

penasaran sama Elisa nih si Sam

2025-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Membawa Ellisa (REVISI)
2 Penasaran dengan Ellisa
3 menatap Ellisa
4 sosok Ellisa
5 Ellisa mengangguk
6 Ellisa pulang
7 menikahi Ellisa
8 Ellisa merasa
9 perasaan Ellisa
10 Ellisa terdiam
11 Bos Sam
12 Sam mendengus
13 sebenarnya Ellisa
14 membangunkan Ellisa
15 Ellisa mengurus Elmira
16 Ellisa tersentak
17 Ellisa dan Alana
18 Ellisa melangkah
19 Ellisa mendengus
20 Sam tersenyum
21 Ellisa menunduk
22 Sam tenggelam
23 Sam melirik
24 jerit Ellisa
25 Sam tidak pulang
26 Ellisa merengut
27 Ellisa terkejut
28 melihat Elmira
29 dari Alana
30 Alana berulah
31 membuat Sam merasa
32 Esa melangkah
33 Esa jatuh
34 Alana pulang
35 Alana tertawa
36 Ellisa menggigil
37 Ellisa menatap Sam
38 kepala Esa
39 Esa geram
40 Sam melangkah
41 Ellisa tiduran
42 respons Ellisa
43 menatap Sam
44 Esa mengepal erat
45 Sam benar
46 Esa lebih tegas
47 memikirkan Ellisa
48 pertanyaan Esa
49 Esa bersikeras
50 Ellisa menatap kedua pria itu
51 di hadapan Sam
52 mendengar Sam
53 Suara ceria Ellisa
54 Alana menyela
55 Alana kaget
56 Esa terkejut
57 Sam meraung
58 menghibur Ellisa
59 Esa meraih remot
60 sosok Sam
61 Alana tersenyum
62 Pak Kepala Sekolah
63 Sam di mana
64 menatap Delisa
65 Bagi Ellisa
66 Ellisa sungguh tulus
67 Indra tergeletak
68 Sam harus bertahan
69 Bukan Delisa
70 kata Dokter
71 Esa dan Delisa
72 akhirnya Sam
73 Esa melanjutkan,
74 Elmira senang
75 Nyonya Koki
76 Fokus Ellisa
77 Ellisa Mencoba
78 menatap Sam
79 Ellisa berbinar
80 Komitmen Sam
81 Sam tertarik
82 Genggaman tangan Sam
83 E SAMS Multimedia
84 Sam salah tingkah
85 Alexa dan Kawan-kawan
86 Ichi dan Ocha
87 sudut pandang Ellisa
88 Ellisa tertawa kecil, pahit.
89 Delisa mengancam
90 Dia hanya Sam
91 Danish dan Ellisa
92 Sam menurut
93 Sam menangis
94 Langkah Sam
95 menampar Sam
96 Gaya Busana Ellisa
97 Delisa Yandere
98 S E E
99 Mengangkat Elmira
100 Pernikahan Ellisa dan Sam
101 Bonus Spesial ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Membawa Ellisa (REVISI)
2
Penasaran dengan Ellisa
3
menatap Ellisa
4
sosok Ellisa
5
Ellisa mengangguk
6
Ellisa pulang
7
menikahi Ellisa
8
Ellisa merasa
9
perasaan Ellisa
10
Ellisa terdiam
11
Bos Sam
12
Sam mendengus
13
sebenarnya Ellisa
14
membangunkan Ellisa
15
Ellisa mengurus Elmira
16
Ellisa tersentak
17
Ellisa dan Alana
18
Ellisa melangkah
19
Ellisa mendengus
20
Sam tersenyum
21
Ellisa menunduk
22
Sam tenggelam
23
Sam melirik
24
jerit Ellisa
25
Sam tidak pulang
26
Ellisa merengut
27
Ellisa terkejut
28
melihat Elmira
29
dari Alana
30
Alana berulah
31
membuat Sam merasa
32
Esa melangkah
33
Esa jatuh
34
Alana pulang
35
Alana tertawa
36
Ellisa menggigil
37
Ellisa menatap Sam
38
kepala Esa
39
Esa geram
40
Sam melangkah
41
Ellisa tiduran
42
respons Ellisa
43
menatap Sam
44
Esa mengepal erat
45
Sam benar
46
Esa lebih tegas
47
memikirkan Ellisa
48
pertanyaan Esa
49
Esa bersikeras
50
Ellisa menatap kedua pria itu
51
di hadapan Sam
52
mendengar Sam
53
Suara ceria Ellisa
54
Alana menyela
55
Alana kaget
56
Esa terkejut
57
Sam meraung
58
menghibur Ellisa
59
Esa meraih remot
60
sosok Sam
61
Alana tersenyum
62
Pak Kepala Sekolah
63
Sam di mana
64
menatap Delisa
65
Bagi Ellisa
66
Ellisa sungguh tulus
67
Indra tergeletak
68
Sam harus bertahan
69
Bukan Delisa
70
kata Dokter
71
Esa dan Delisa
72
akhirnya Sam
73
Esa melanjutkan,
74
Elmira senang
75
Nyonya Koki
76
Fokus Ellisa
77
Ellisa Mencoba
78
menatap Sam
79
Ellisa berbinar
80
Komitmen Sam
81
Sam tertarik
82
Genggaman tangan Sam
83
E SAMS Multimedia
84
Sam salah tingkah
85
Alexa dan Kawan-kawan
86
Ichi dan Ocha
87
sudut pandang Ellisa
88
Ellisa tertawa kecil, pahit.
89
Delisa mengancam
90
Dia hanya Sam
91
Danish dan Ellisa
92
Sam menurut
93
Sam menangis
94
Langkah Sam
95
menampar Sam
96
Gaya Busana Ellisa
97
Delisa Yandere
98
S E E
99
Mengangkat Elmira
100
Pernikahan Ellisa dan Sam
101
Bonus Spesial ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!