Ellisa pulang

Dalam perjalanan mengantar Ellisa pulang, Ellisa duduk di kursi belakang bersama Elmira yang tampak ceria.

Sam sesekali melirik mereka melalui kaca spion, tak bisa mengabaikan keakraban yang terjalin antara Ellisa dan bayi mungil itu.

"Kalo ada apa-apa, kamu bisa menyusui Elmira di belakang. Itu lebih aman daripada duduk di depan," kata Sam, matanya tetap fokus pada jalan di depannya.

Ellisa mengangguk sambil menepuk punggung Elmira dengan lembut. "Baiklah. Terima kasih."

"Jadi, sekarang kasih tahu aku, di mana alamat rumahmu?" tanya Sam, mencoba memastikan arah tujuan.

Ellisa menjawab pelan, "Aku nggak tahu."

Sam menoleh sekilas, bingung. "Gimana bisa kamu nggak tahu alamat rumahmu? Trus aku harus mengantarmu ke mana?"

Ellisa tersenyum tipis sambil memainkan tangan kecil Elmira yang melambai-lambai. "Kembalikan saja aku ke tempat saat kamu menemukanku."

"Enteng banget kamu bicara," gumam Sam, sedikit frustrasi. Ia menggelengkan kepala, tak habis pikir.

Ellisa hanya tertawa kecil sambil mengalihkan perhatian kembali pada Elmira. Bayi itu menggeliat dalam gendongannya, mencoba meraih dagu Ellisa.

"Hei, Elmira. Kamu lucu banget, ya," ujar Ellisa lembut, suaranya dipenuhi kehangatan.

Sam berusaha untuk tidak terganggu, tapi semakin lama ia memerhatikan mereka lewat kaca spion, perasaannya makin campur aduk.

Ada sesuatu dalam cara Ellisa memperlakukan Elmira yang membuatnya teringat pada sosok ibu sejati—sesuatu yang ia rasa belum pernah Elmira dapatkan sejak kehilangan kedua orang tuanya.

Namun, keheningan di dalam mobil membuat Sam merasa sedikit gelisah. Ia akhirnya berkata dengan nada lebih lembut, "Dengar, Ellisa. Aku cuma mau memastikan kamu sampai dengan aman. Jadi, tolong pikirkan lagi, apa ada tempat tertentu yang bisa kutuju untuk mengantarmu?"

Ellisa menghela napas panjang, tatapannya menunduk ke Elmira. "Aku nggak punya tempat lain. Yang aku tahu, aku harus kembali ke tempat di mana kamu membawaku."

Sam mendesah berat. Ia tidak tahu apakah frustrasi karena jawaban Ellisa yang samar atau karena ia mulai merasa terikat pada dua makhluk di kursi belakang.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia menginjak pedal gas, memutuskan untuk membawa Ellisa kembali ke tempat di mana ia menemukannya.

"Semoga ini bukan keputusan yang salah," batin Sam.

Sesampainya di tempat di mana Ellisa ditemukan pingsan sebelumnya, Sam menginjak rem perlahan dan menoleh ke belakang. "Ini tempatnya, kan?"

Ellisa memandang keluar jendela, matanya langsung tertuju pada bangunan sederhana dengan tulisan besar di atas gerbang: Panti Asuhan Cahaya Mentari.

Dia mengangguk. "Iya, itu pantinya. Bisa antar aku sampai ke dalam?"

Sam mendesah. "Kenapa nggak bilang dari tadi? Aku kan bisa langsung belok kanan. Sekarang malah harus mutar balik. Lihat tuh, jalanan rame banget," gerutunya, sambil melirik kendaraan yang lalu lalang tanpa henti.

Ellisa tidak berniat membalas omelan Sam. Sebaliknya, ia fokus menenangkan Elmira yang mulai rewel di gendongannya. Bayi itu menggeliat dan mulai menangis pelan.

Dengan hati-hati, Sam menunggu celah di tengah arus kendaraan untuk menyebrang.  Jalan itu besar dan sibuk, jauh dari lampu lalu lintas.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dia melaju maju, melirik Ellisa sekilas melalui kaca spion. "Kamu santai banget, ya. Padahal aku yang stres ngurusin jalanan ini," gumamnya.

"Aku percaya kok sama kamu," balas Ellisa ringan.

Sam mendengus, tapi sedikit tersenyum mendengar jawabannya.

Sesampainya di persimpangan, dia berbelok menuju gerbang panti. Seorang satpam membuka gerbang perlahan, menatap mobil mereka dengan tatapan penasaran.

Bangunan panti terlihat sederhana, dengan dinding bercat putih yang mulai pudar. Namun, suasana di dalamnya terasa hidup. Anak-anak batita bermain di halaman kecil, tertawa riang meski fasilitas yang mereka miliki tampak minim.

Ada ayunan kecil, bola-bola plastik berserakan, dan beberapa anak saling berkejaran bersama pengasuh panti lainnya.

Ellisa mengamati pemandangan itu dengan mata berbinar. "Ini tempatku. Tempat aku tinggal. Juga... ini rumahku. Terima kasih sudah mengantarku." Dia membuka pintu mobil dan turun dengan hati-hati, lalu menyerahkan Elmira pada Sam.

Sebelum Ellisa melangkah pergi, Sam memanggilnya. "Ellisa."

"Aku... aku akan mengantarmu masuk ke dalam," ucap Sam dengan sedikit gugup. "Setidaknya, aku bisa menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi kemarin. Mungkin, ibu panti khawatir denganmu."

Ellisa mengangguk pelan. "Em, baiklah."

Ellisa melangkah lebih dulu, sementara Sam mengikuti di belakangnya, menggendong Elmira yang mulai menggeliat tak tenang.

"Mama Ellie... Mama Ellie..."

Anak-anak yang sudah pandai berjalan dan berlari, menyambut kedatangan Ellisa dengan gembira. Suara mereka lucu dan tingkah kecilnya menggemaskan.

Ellisa jongkok dan menyambut dengan pelukan hangat. "Mereka ini, anak-anak aku," kata Ellisa.

"Ha?" Sam tercengang dibuatnya. Hampir lima anak yang memeluk Ellisa, belum lagi yang masih berlari dari halaman menuju Ibu Susuan mereka itu.

"Kenapa? Kamu terkejut? Atau... Nggak percaya?" Ellisa menoleh.

Sam sampai gemetar memberikan jempol tangannya, "Wa-- wa-- kamu... Hebaatt..."

Saat mereka masuk ke ruangan kepala panti, Ellisa disambut dengan penuh haru oleh seorang wanita tua yang mengenakan kain batik sederhana.

Wanita itu adalah Bu Ningsih, kepala panti yang telah menerima kehadiran Ellisa saat usianya 15 tahun.

Mata Bu Ningsih tampak berkaca-kaca ketika melihat Ellisa. "Ellisa..." panggil Bu Ningsih dengan suara bergetar. Ia langsung menghampiri dan memeluk Ellisa erat-erat.

"Syukurlah kamu kembali. Ibu sangat khawatir. Kamu tiba-tiba menghilang, tidak ada kabar sama sekali."

Ellisa tersenyum kecil, meski ada rasa bersalah di matanya. "Maaf, Bu Ningsih. Saya nggak bermaksud bikin Ibu cemas."

Seorang pria paruh baya, Pak Herman, yang merupakan suami Bu Ningsih, mempersilakan Sam duduk di ruang tamu.

"Mari duduk dulu. Saya siapkan teh hangat," katanya ramah.

Setelah semua duduk, suasana sedikit lebih tenang. "Ellisa, kenapa kamu bisa keluar dari panti, nak? Bukankah Ibu sudah bilang, jangan keluar sendirian, bahkan untuk sebentar? Ibu takut terjadi sesuatu padamu."

Ellisa menunduk sedikit, merasa bersalah. "Saya tidak bermaksud membuat Ibu khawatir. Tapi... saya baik-baik saja sekarang, Bu. Pak Sam sudah menolong saya."

Bu Ningsih mengalihkan pandangannya ke Sam. "Terima kasih banyak ya, Pak Sam. Kamu sudah membawa pulang Ellisa."

Sam mengangguk sopan, "Sam saja, Bu. Tidak perlu panggil saya Pak."

Pak Herman mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Sam. "Terima kasih ya, Nak Sam. Kamu sudah banyak membantu kami."

Senyum Sam tipis, sementara Elmira di gendongannya mulai menggeliat lebih aktif. Bayi itu meraih tangan kecilnya ke arah Ellisa, celotehnya mulai terdengar.

"Sepertinya dia minta gendong," ujar Sam sambil tersenyum kecil, sedikit lega bisa memecah suasana.

Ellisa dengan lembut mengulurkan tangan. "Biar saya yang menggendongnya," katanya sambil mendekati Sam.

"Shh shh shh, cup cup..."

Sam menyerahkan Elmira dengan hati-hati. Begitu berada di pelukan Ellisa, bayi mungil itu langsung diam, matanya berbinar dan senyum kecil muncul di wajahnya.

Bu Ningsih memperhatikan interaksi mereka. "Ellisa memang sangat pandai soal bayi. Dia bahkan melebihi dari seorang ibu."

Ellisa tersenyum kecil, "Saya hanya melakukan apa yang biasa saya lakukan di sini, Bu."

Sam mencuri pandang ke arah Ellisa, merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari kata-katanya. Tapi ia memilih diam, membiarkan suasana berjalan alami.

Pak Herman akhirnya membuka suara. "Nak Sam, apakah Ellisa bercerita apa yang terjadi padanya? Kami benar-benar ingin tahu."

Sam menghela napas. "Sebenarnya, saya juga nggak tahu banyak. Saya hanya menemukannya pingsan di jalanan saat hujan deras. Jadi, saya membawanya ke rumah dan merawatnya sebentar sebelum akhirnya mengantarnya ke sini."

Bu Ningsih menatap Ellisa penuh perhatian. "Ellisa, apa kamu benar-benar baik-baik saja sekarang? Kalau ada sesuatu, katakan pada Ibu. Ibu hanya ingin kamu aman."

Ellisa mengangguk pelan. "Saya baik-baik saja, Bu. Terima kasih sudah khawatir."

Terpopuler

Comments

Pembaca Novel

Pembaca Novel

Malu lah kalo mau diceritain ☺☺

2025-03-22

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus iklan 👍

2025-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Membawa Ellisa (REVISI)
2 Penasaran dengan Ellisa
3 menatap Ellisa
4 sosok Ellisa
5 Ellisa mengangguk
6 Ellisa pulang
7 menikahi Ellisa
8 Ellisa merasa
9 perasaan Ellisa
10 Ellisa terdiam
11 Bos Sam
12 Sam mendengus
13 sebenarnya Ellisa
14 membangunkan Ellisa
15 Ellisa mengurus Elmira
16 Ellisa tersentak
17 Ellisa dan Alana
18 Ellisa melangkah
19 Ellisa mendengus
20 Sam tersenyum
21 Ellisa menunduk
22 Sam tenggelam
23 Sam melirik
24 jerit Ellisa
25 Sam tidak pulang
26 Ellisa merengut
27 Ellisa terkejut
28 melihat Elmira
29 dari Alana
30 Alana berulah
31 membuat Sam merasa
32 Esa melangkah
33 Esa jatuh
34 Alana pulang
35 Alana tertawa
36 Ellisa menggigil
37 Ellisa menatap Sam
38 kepala Esa
39 Esa geram
40 Sam melangkah
41 Ellisa tiduran
42 respons Ellisa
43 menatap Sam
44 Esa mengepal erat
45 Sam benar
46 Esa lebih tegas
47 memikirkan Ellisa
48 pertanyaan Esa
49 Esa bersikeras
50 Ellisa menatap kedua pria itu
51 di hadapan Sam
52 mendengar Sam
53 Suara ceria Ellisa
54 Alana menyela
55 Alana kaget
56 Esa terkejut
57 Sam meraung
58 menghibur Ellisa
59 Esa meraih remot
60 sosok Sam
61 Alana tersenyum
62 Pak Kepala Sekolah
63 Sam di mana
64 menatap Delisa
65 Bagi Ellisa
66 Ellisa sungguh tulus
67 Indra tergeletak
68 Sam harus bertahan
69 Bukan Delisa
70 kata Dokter
71 Esa dan Delisa
72 akhirnya Sam
73 Esa melanjutkan,
74 Elmira senang
75 Nyonya Koki
76 Fokus Ellisa
77 Ellisa Mencoba
78 menatap Sam
79 Ellisa berbinar
80 Komitmen Sam
81 Sam tertarik
82 Genggaman tangan Sam
83 E SAMS Multimedia
84 Sam salah tingkah
85 Alexa dan Kawan-kawan
86 Ichi dan Ocha
87 sudut pandang Ellisa
88 Ellisa tertawa kecil, pahit.
89 Delisa mengancam
90 Dia hanya Sam
91 Danish dan Ellisa
92 Sam menurut
93 Sam menangis
94 Langkah Sam
95 menampar Sam
96 Gaya Busana Ellisa
97 Delisa Yandere
98 S E E
99 Mengangkat Elmira
100 Pernikahan Ellisa dan Sam
101 Bonus Spesial ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Membawa Ellisa (REVISI)
2
Penasaran dengan Ellisa
3
menatap Ellisa
4
sosok Ellisa
5
Ellisa mengangguk
6
Ellisa pulang
7
menikahi Ellisa
8
Ellisa merasa
9
perasaan Ellisa
10
Ellisa terdiam
11
Bos Sam
12
Sam mendengus
13
sebenarnya Ellisa
14
membangunkan Ellisa
15
Ellisa mengurus Elmira
16
Ellisa tersentak
17
Ellisa dan Alana
18
Ellisa melangkah
19
Ellisa mendengus
20
Sam tersenyum
21
Ellisa menunduk
22
Sam tenggelam
23
Sam melirik
24
jerit Ellisa
25
Sam tidak pulang
26
Ellisa merengut
27
Ellisa terkejut
28
melihat Elmira
29
dari Alana
30
Alana berulah
31
membuat Sam merasa
32
Esa melangkah
33
Esa jatuh
34
Alana pulang
35
Alana tertawa
36
Ellisa menggigil
37
Ellisa menatap Sam
38
kepala Esa
39
Esa geram
40
Sam melangkah
41
Ellisa tiduran
42
respons Ellisa
43
menatap Sam
44
Esa mengepal erat
45
Sam benar
46
Esa lebih tegas
47
memikirkan Ellisa
48
pertanyaan Esa
49
Esa bersikeras
50
Ellisa menatap kedua pria itu
51
di hadapan Sam
52
mendengar Sam
53
Suara ceria Ellisa
54
Alana menyela
55
Alana kaget
56
Esa terkejut
57
Sam meraung
58
menghibur Ellisa
59
Esa meraih remot
60
sosok Sam
61
Alana tersenyum
62
Pak Kepala Sekolah
63
Sam di mana
64
menatap Delisa
65
Bagi Ellisa
66
Ellisa sungguh tulus
67
Indra tergeletak
68
Sam harus bertahan
69
Bukan Delisa
70
kata Dokter
71
Esa dan Delisa
72
akhirnya Sam
73
Esa melanjutkan,
74
Elmira senang
75
Nyonya Koki
76
Fokus Ellisa
77
Ellisa Mencoba
78
menatap Sam
79
Ellisa berbinar
80
Komitmen Sam
81
Sam tertarik
82
Genggaman tangan Sam
83
E SAMS Multimedia
84
Sam salah tingkah
85
Alexa dan Kawan-kawan
86
Ichi dan Ocha
87
sudut pandang Ellisa
88
Ellisa tertawa kecil, pahit.
89
Delisa mengancam
90
Dia hanya Sam
91
Danish dan Ellisa
92
Sam menurut
93
Sam menangis
94
Langkah Sam
95
menampar Sam
96
Gaya Busana Ellisa
97
Delisa Yandere
98
S E E
99
Mengangkat Elmira
100
Pernikahan Ellisa dan Sam
101
Bonus Spesial ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!