sebenarnya Ellisa

"Lo tunggu sebentar. Gue mau nulis surat dulu buat kasih pesan ke mereka," kata Sam dengan nada serius.

"Ealah, jadul amat lo, Sam. Kayak anak sekolahan aja," sindir Esa sambil melipat tangannya dengan gaya santai.

Sam masuk ke dalam kamar dan duduk di meja kerjanya. Esa berdiri di dekat pintu, diam-diam mengamati dengan rasa penasaran.

Matanya fokus, mencoba menangkap setiap detail, termasuk siapa sebenarnya Ellisa yang sering disebut Sam barusan.

Dengan hati-hati, Sam mulai menulis surat. Pena menari di atas kertas, menulis pesan singkat namun penuh makna.

Ellisa,

Aku cukup sibuk hari ini, jadi maaf, tolong jagain Elmira. Aku percaya sama kamu, dan aku akan pulang secepatnya.

Setelah selesai, Sam tidak langsung melipat kertas itu. Sebagai gantinya, dia menaruhnya begitu saja di atas meja, lalu menindihnya dengan salah satu mainan koleksinya, sebuah patung figure mini yang menjadi favoritnya.

Sam kemudian beranjak dari meja dan berjalan menuju tempat tidur, di mana Ellisa dan Elmira tertidur dengan tenang.

Meskipun suasana tampak damai, sedikit berantakan dengan mainan yang berserakan, Sam tak bisa menahan senyum kecil melihat mereka.

Dengan hati-hati, Sam merapikan rambut Ellisa yang tergerai, kemudian dengan lembut membenahi tangan Elmira yang terentang di luar selimut. Tanpa membuat kebisingan, dia menyelipkan selimut di bawah dagu keduanya.

Esa yang berdiri di balik pintu, mengamati adegan itu dengan senyuman hangat. Melihat Sam yang begitu perhatian, tidak bisa dipungkiri, ada sisi lembut yang jarang terlihat dari sahabatnya itu.

Sam menunduk, dan dengan lembut mengusap kening Ellisa, berbicara dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Ellisa," katanya pelan.

Tangan Sam mengelus rambut Ellisa sekali lagi sebelum ia menunduk dan memberi ciuman lembut di bibirnya, "Chup" sebuah ciuman penuh kasih sayang dan rasa terima kasih yang dalam.

"Mimpi indah, ya kalian."

Ellisa sedikit menggeliat, meski matanya masih tertutup rapat. Hanya bibirnya yang tampak tersenyum tipis, merasakan kedekatan yang hangat itu.

Sam mundur perlahan, memastikan semuanya dalam keadaan baik sebelum dia berdiri dan meninggalkan kamar.

Meski tubuhnya tampak lelah, Sam tak bisa berhenti. Ia membereskan mainan yang berserakan di ruang tengah dengan tangan yang sedikit gemetar.

Esa, yang melihat itu, langsung ikut membantu. "Elo tampak lelah, Sam," kata Esa dengan nada khawatir.

"Gue tahu. Tapi gue nggak bisa berhenti sekarang. Gue harus terus bertahan," jawabnya dengan tekad.

Esa menggelengkan kepala. "Gue pikir, sebaiknya elo jangan terlalu memaksakan diri. Lo butuh istirahat."

Sam tersenyum tipis dan melambaikan tangannya. "Sudahlah. Jangan coba ubah pikiran gue. Ayo, kita berangkat."

Esa mengangkat bahu. "Baiklah, terserah lo."

Sam berjalan keluar rumah, diikuti oleh Esa yang masih menggoda. Begitu sampai di teras, Sam mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon asisten keluarga Elmira.

"Jojo, jemput gue sekarang di rumah gue," perintah Sam, suaranya tegas namun terdengar lelah.

"Siap, bos," jawab Jojo dari ujung telepon dengan nada sigap.

"Oya, bawa satu asisten dan koki ke rumah," lanjut Sam.

"Siap, bos," jawab Jojo.

Sam akhirnya bisa bersandar pada kursi teras, merasakan angin malam yang agak dingin menyapu wajahnya. Meskipun begitu, pikirannya masih sibuk.

Esa duduk di sampingnya, lalu memandang Sam dengan senyuman jahil. "Gue pikir hidup lo emang berat, tapi enak juga ya kalau tinggal suruh sana-sini."

Sam berbalik menggodanya. "Kalo lo butuh juga, tinggal minta aja ke mereka. Mereka bakalan siap bantu," jawab Sam, senyum licik terukir di wajahnya.

Esa terkekeh, tak bisa menahan tawa melihat sikap Sam yang tenang meski banyak hal yang harus dipikulnya.

Sam memejamkan matanya sejenak, mencoba mengusir rasa lelah yang semakin menggerogoti tubuhnya. Angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, memberi sedikit kenyamanan.

Namun, tiba-tiba suara Esa memecah keheningan. "By the way, Ellisa itu siapa?" tanya Esa, dengan nada penasaran. Nama itu, mirip sekali dengan nama adik perempuannya.

Sam perlahan membuka matanya, lalu menatap sahabatnya.

Pertanyaan itu membuatnya terdiam sejenak, mengingatkan dirinya pada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar hubungan biasa.

Ellisa mungkin terlihat seperti gadis biasa, namun perannya dalam hidup Sam jauh lebih penting dari yang terlihat.

"Sam?" Esa menunggu jawaban, tak sabar.

Rasa ingin jujur ada di ujung lidahnya, tapi Sam menahannya. "Dia... babysitter buat Elmira," jawabnya dengan suara datar.

"Aahh... babysitter," Esa berseru, seolah terkejut. "Gue pikir elo nggak butuh hal kayak gitu."

Sam tersenyum tipis, lalu menggeleng. "Dan sekarang gue sangat butuh."

Esa tertawa, membuat Sam merasa sedikit canggung. Ia mengalihkan pandangannya, berusaha menjaga sikap dinginnya, meski dalam hatinya merasa sedikit kikuk.

"Ngomongin soal ciuman tadi, elo jadi ngingetin gue akan kenangan masa lalu," ujar Esa setelah tertawa, berusaha mengubah topik.

Sam menatapnya dengan mata penuh curiga. "Ngapain lo bahas ciuman segala?"

"Ahahaha..." Esa tertawa.

Sam mendengus dan mengangkat bahu, berusaha bersikap santai. "Jangan mulai ya, Es! Itu cuma ciuman. Ketawa mulu, aneh lu!"

"Hey, itu langka tauk," ujar Esa, masih dengan tawa di bibirnya. "Gue nggak pernah lihat dan denger lo deket sama cewek, apalagi ciuman. Tapi—" Tiba-tiba, Esa terdiam sejenak, membuat Sam terkejut.

"Tapi... ada satu momen waktu kita masih kecil. Ingat nggak?" kata Esa, suaranya lebih serius kini.

Sam mencoba mengingat. "Apa?"

"Waktu kita SMP," lanjut Esa, "elo tahu kan, gue baru punya adek. Adek cewek gue masih umur satu tahun, kalau nggak salah."

Sam meringis, merasa canggung dengan percakapan ini. "Elo ngomong apa sih?"

"Gue yang punya adik itu membuat lo juga pingin punya adik," kata Esa, tersenyum mengenang masa kecil mereka. "Bahkan tiap kali lo main ke rumah gue, lo sering menghibur dia dan ngajak dia main."

Sam mengerutkan kening. "Trus apa hubungannya?"

Esa menatap Sam dengan senyum nakal. "Jelas saja ada hubungannya. Waktu adek gue tidur, elo diem-diem cium dia."

Seketika wajah Sam memerah, darahnya terasa menyusup ke pipinya. Ia langsung merasa malu, mengingat kejadian itu yang kini muncul kembali dalam pembicaraan mereka.

"Sialan lo, Es," dengus Sam, mencoba menutupi rasa malu yang membekapnya.

Esa tertawa terbahak-bahak, merasa puas melihat reaksi Sam yang terguncang. "Gue cuma ingetin lo aja, Sam. Gue kan sahabat lo, harus tahu semuanya," katanya sambil masih tertawa.

Sam menundukkan kepala, berusaha meredakan rasa panas di pipinya. "Lo memang nggak pernah berubah, ya."

"Ya emang. Dan elo juga nggak pernah berubah. Masih Sam yang dulu. Kayaknya, kecintaan lo sama bayi kebawa sampe elo udah segede ini." Canda Esa.

"Sekarang beda kali."

"Beda apanya? Oh, gue tahu. Yang dulu itu karna cinta dan sekarang karna sayang. Iya kan?" Esa terus saja menggodanya.

"Diam lo, Es! Gue tonjok juga muka lo biar sama kek gue!"

Episodes
1 Membawa Ellisa (REVISI)
2 Penasaran dengan Ellisa
3 menatap Ellisa
4 sosok Ellisa
5 Ellisa mengangguk
6 Ellisa pulang
7 menikahi Ellisa
8 Ellisa merasa
9 perasaan Ellisa
10 Ellisa terdiam
11 Bos Sam
12 Sam mendengus
13 sebenarnya Ellisa
14 membangunkan Ellisa
15 Ellisa mengurus Elmira
16 Ellisa tersentak
17 Ellisa dan Alana
18 Ellisa melangkah
19 Ellisa mendengus
20 Sam tersenyum
21 Ellisa menunduk
22 Sam tenggelam
23 Sam melirik
24 jerit Ellisa
25 Sam tidak pulang
26 Ellisa merengut
27 Ellisa terkejut
28 melihat Elmira
29 dari Alana
30 Alana berulah
31 membuat Sam merasa
32 Esa melangkah
33 Esa jatuh
34 Alana pulang
35 Alana tertawa
36 Ellisa menggigil
37 Ellisa menatap Sam
38 kepala Esa
39 Esa geram
40 Sam melangkah
41 Ellisa tiduran
42 respons Ellisa
43 menatap Sam
44 Esa mengepal erat
45 Sam benar
46 Esa lebih tegas
47 memikirkan Ellisa
48 pertanyaan Esa
49 Esa bersikeras
50 Ellisa menatap kedua pria itu
51 di hadapan Sam
52 mendengar Sam
53 Suara ceria Ellisa
54 Alana menyela
55 Alana kaget
56 Esa terkejut
57 Sam meraung
58 menghibur Ellisa
59 Esa meraih remot
60 sosok Sam
61 Alana tersenyum
62 Pak Kepala Sekolah
63 Sam di mana
64 menatap Delisa
65 Bagi Ellisa
66 Ellisa sungguh tulus
67 Indra tergeletak
68 Sam harus bertahan
69 Bukan Delisa
70 kata Dokter
71 Esa dan Delisa
72 akhirnya Sam
73 Esa melanjutkan,
74 Elmira senang
75 Nyonya Koki
76 Fokus Ellisa
77 Ellisa Mencoba
78 menatap Sam
79 Ellisa berbinar
80 Komitmen Sam
81 Sam tertarik
82 Genggaman tangan Sam
83 E SAMS Multimedia
84 Sam salah tingkah
85 Alexa dan Kawan-kawan
86 Ichi dan Ocha
87 sudut pandang Ellisa
88 Ellisa tertawa kecil, pahit.
89 Delisa mengancam
90 Dia hanya Sam
91 Danish dan Ellisa
92 Sam menurut
93 Sam menangis
94 Langkah Sam
95 menampar Sam
96 Gaya Busana Ellisa
97 Delisa Yandere
98 S E E
99 Mengangkat Elmira
100 Pernikahan Ellisa dan Sam
101 Bonus Spesial ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Membawa Ellisa (REVISI)
2
Penasaran dengan Ellisa
3
menatap Ellisa
4
sosok Ellisa
5
Ellisa mengangguk
6
Ellisa pulang
7
menikahi Ellisa
8
Ellisa merasa
9
perasaan Ellisa
10
Ellisa terdiam
11
Bos Sam
12
Sam mendengus
13
sebenarnya Ellisa
14
membangunkan Ellisa
15
Ellisa mengurus Elmira
16
Ellisa tersentak
17
Ellisa dan Alana
18
Ellisa melangkah
19
Ellisa mendengus
20
Sam tersenyum
21
Ellisa menunduk
22
Sam tenggelam
23
Sam melirik
24
jerit Ellisa
25
Sam tidak pulang
26
Ellisa merengut
27
Ellisa terkejut
28
melihat Elmira
29
dari Alana
30
Alana berulah
31
membuat Sam merasa
32
Esa melangkah
33
Esa jatuh
34
Alana pulang
35
Alana tertawa
36
Ellisa menggigil
37
Ellisa menatap Sam
38
kepala Esa
39
Esa geram
40
Sam melangkah
41
Ellisa tiduran
42
respons Ellisa
43
menatap Sam
44
Esa mengepal erat
45
Sam benar
46
Esa lebih tegas
47
memikirkan Ellisa
48
pertanyaan Esa
49
Esa bersikeras
50
Ellisa menatap kedua pria itu
51
di hadapan Sam
52
mendengar Sam
53
Suara ceria Ellisa
54
Alana menyela
55
Alana kaget
56
Esa terkejut
57
Sam meraung
58
menghibur Ellisa
59
Esa meraih remot
60
sosok Sam
61
Alana tersenyum
62
Pak Kepala Sekolah
63
Sam di mana
64
menatap Delisa
65
Bagi Ellisa
66
Ellisa sungguh tulus
67
Indra tergeletak
68
Sam harus bertahan
69
Bukan Delisa
70
kata Dokter
71
Esa dan Delisa
72
akhirnya Sam
73
Esa melanjutkan,
74
Elmira senang
75
Nyonya Koki
76
Fokus Ellisa
77
Ellisa Mencoba
78
menatap Sam
79
Ellisa berbinar
80
Komitmen Sam
81
Sam tertarik
82
Genggaman tangan Sam
83
E SAMS Multimedia
84
Sam salah tingkah
85
Alexa dan Kawan-kawan
86
Ichi dan Ocha
87
sudut pandang Ellisa
88
Ellisa tertawa kecil, pahit.
89
Delisa mengancam
90
Dia hanya Sam
91
Danish dan Ellisa
92
Sam menurut
93
Sam menangis
94
Langkah Sam
95
menampar Sam
96
Gaya Busana Ellisa
97
Delisa Yandere
98
S E E
99
Mengangkat Elmira
100
Pernikahan Ellisa dan Sam
101
Bonus Spesial ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!