menatap Ellisa

Sam masuk ke kamar dengan perlahan, menggendong seorang bayi kecil yang sudah tenang setelah minum susu dari botol dot.

Bayi itu, Elmira Adhiyaksa.

Berusia 7 bulan, tampak mengisap dot dengan tenang sambil sesekali menggerakkan tangan mungilnya.

"Apa aku nggak salah dengar? Tadi koki bilang kamu minta aku membawa Elmira ke sini?" Sam membuka percakapan, suaranya penuh rasa ingin tahu.

Ellisa yang berdiri membelakangi Sam tidak langsung menjawab. Dia hanya terus mencoba menenangkan diri. Menahan rasa sakit yang sulit dijelaskan.

"Maaf, Izinkan aku menggendongnya." Ucap Ellisa penuh permohonan.

Sam mengerutkan dahi, bingung dengan permintaan itu. "Menggendongnya? Tapi kenapa?"

"Aku mohon... aku hanya ingin menenangkannya. Itu saja," jawab Ellisa tanpa banyak penjelasan.

Sam memiringkan kepala, jelas masih tidak mengerti. Dia melirik bayi dalam gendongannya, lalu kembali menatap Ellisa.

Gadis ini sejak tadi memberikan jawaban yang terasa seperti menghindar, tidak pernah benar-benar menjawab pertanyaannya secara langsung.

Ellisa berdiri dengan tubuh yang tampak gelisah. Kakinya bergerak maju-mundur kecil, jemarinya meremas ujung kaos kebesaran yang menjuntai hingga menutupi lututnya.

Sam menatap rambut coklatnya yang terurai basah terlihat mulai kering, tetapi masih tampak kusut.

"Please, Bisakah kau memberikan anak itu padaku?" Desak Ellisa sekali lagi.

"Kenapa kau ingin menggendongnya? Kau belum menjelaskannya," ujar Sam akhirnya.

Ellisa menggigit bibirnya, merasa terpojok. "Aku... aku nggak bisa menjelaskan. Tapi aku mohon... aku butuh menggendongnya. Bayi itu... dia membutuhkanku."

Perkataan itu membuat Sam terkejut. "Membutuhkanmu? Kau bahkan tidak mengenalnya. Bagaimana mungkin seorang bayi membutuhkanku menyerahkan dia kepadamu?"

Ellisa menggenggam ujung kaosnya lebih erat, suaranya melemah. "Tolong... ini penting. Kalau kau tidak percaya, kau bisa berdiri di sini dan memperhatikan. Tapi aku harus memegangnya sekarang."

Sam akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah," katanya. Dengan hati-hati, dia mendekati Ellisa dan mengulurkan Elmira ke arahnya.

Ellisa berbalik perlahan, matanya berkaca-kaca saat melihat bayi itu. Dengan gerakan yang sangat lembut, dia meraih Elmira ke dalam pelukannya.

Sesaat setelah bayi itu berada di dekapannya, Elmira langsung tenang, bahkan senyuman kecil muncul di bibir mungilnya.

Dengan posisi tetap membelakangi, Ellisa perlahan mengangkat kaos kebesaran yang ia kenakan, memperlihatkan celana pendek dan pinggangnya yang ramping.

Sam, yang berdiri tak jauh darinya, tercekat. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Ellisa, tapi pemandangan itu membuat pikirannya penuh tanda tanya.

Ellisa, menyadari tatapan Sam yang tajam meski berada di belakangnya, "Sesuai yang kubilang, kamu boleh melihatnya... tapi jangan bertanya tentang apapun."

Sam hanya bisa diam.

Bibirnya ingin bergerak untuk bertanya, tapi kata-kata itu tertahan. Ada sesuatu yang membuatnya tidak ingin melanggar permintaan gadis itu.

Ellisa lalu menurunkan botol susu dari mulut kecil Elmira. Bayi itu tampak sedikit resah, menggerakkan tubuh mungilnya, seolah mencari sesuatu.

Dengan gerakan penuh kasih sayang, Ellisa mendekap bayi itu lebih erat ke dadanya. Membiarkannya menghisap ASI semau Elmira.

Napas Ellisa teratur, dan dia mulai bersenandung dengan lembut, nada yang indah dan menenangkan memenuhi ruangan.

Tubuh Ellisa perlahan bergoyang lembut, menciptakan irama yang menenangkan, seirama dengan senandungnya.

Elmira, yang awalnya sedikit gelisah, kini tampak tenang dan mulai mengisap dengan nyaman.

"Aku bahkan belum tahu namanya, tapi aku sudah tahu kebiasannya," gumam Sam pelan, hampir seperti bisikan.

Tapi suara itu tidak sampai ke telinga Ellisa, yang tampaknya sudah larut dalam dunianya sendiri, memberikan ketenangan kepada Elmira.

Satu hal yang jelas bagi Sam adalah bahwa dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis itu. Ada sesuatu tentang Ellisa yang membuatnya ingin tahu lebih banyak.

“Kau… menyusuinya?” tanya Sam menebak, alisnya terangkat sebelah. “Apa kau wanita bersuami yang sudah memiliki anak?”

Ellisa tetap membelakangi Sam, “Aku sudah bilang, jangan bertanya.”

Sam mendengus frustrasi. “Kau benar-benar tidak sopan pada orang yang telah menolongmu. Jelaskan padaku sekarang juga!” Nada suaranya naik, kali ini penuh dorongan untuk mendapatkan jawaban.

Tanpa sadar, tangan Sam bergerak, meraih pundak Ellisa dengan niat untuk memutarnya agar menatapnya langsung.

Tapi saat tubuh Ellisa sedikit berputar, pandangan Sam terhenti pada pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ellisa sedang menyusui Elmira. Bayi kecil itu tampak nyaman dalam pelukan hangatnya, sementara tangan mungil Elmira menyentuh lembut dada Ellisa, seolah mencari lebih banyak kehangatan.

Sam terdiam, tubuhnya membeku di tempat. Mata kelabunya menatap penuh keterkejutan, hampir tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

“Please…” suara Ellisa terdengar gemetar. “Jangan ganggu aku dulu. Aku butuh anak ini…”

Ellisa merangkul Elmira dengan erat, seolah bayi itu adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkannya dari kehancuran.

Sam mengerutkan kening, matanya melembut meski pikirannya tetap diliputi kebingungan. “Apa maksudmu? Apa yang sebenarnya terjadi padamu?”

Ellisa kembali membalikkan badannya. Dia hanya memejamkan mata, mencoba mengendalikan perasaannya yang kacau.

“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Aku hanya tahu, aku butuh bayi ini untuk… mengurangi rasa sakit ini. Aku tahu ini aneh, tapi tolong, percayalah padaku…”

Sam menghela napas panjang, berusaha meredam gelombang emosi yang melanda dirinya.

Dia melangkah mundur, memberikan sedikit ruang untuk Ellisa. “Baiklah,” katanya akhirnya, meski nada suaranya masih menunjukkan ketidakpastian.

“Aku akan percaya padamu, untuk sekarang. Tapi setelah ini, aku butuh penjelasan. Aku tidak bisa terus membiarkanmu menyimpan rahasia seperti ini di rumahku.”

Ellisa mengangguk kecil.

Setelah Ellisa merasa tenang dan Elmira tertidur di pelukannya, dia bertanya lembut, "Siapa nama bayi ini?"

Sam menjawab, "Elmira. Elmira Adhiyaksa."

Ellisa tersenyum kecil, menundukkan kepala untuk menatap wajah mungil Elmira. “Elmira… Terima kasih ya atas kehadiranmu. Aku akan selalu menyayangimu, seperti aku menyayangi anak-anak di panti. Sekarang, tidur yang nyenyak, ya…” ucapnya lirih, seolah sedang berbicara pada sesuatu yang rapuh dan sangat berharga.

Sam memiringkan kepala, “U—udah?” tanyanya dengan nada gugup.

Ellisa mengangkat wajahnya, perlahan menyerahkan Elmira kembali kepada Sam. “Dia sudah kenyang. Terima kasih, kamu sudah mengizinkanku menyusui Elmira.”

“Mengizinkan?” Sam mengerutkan dahi, lalu memutar matanya. “Kalau meminta izin dengan paksaan, apa itu masih bisa dibenarkan?”

Sam akhirnya menerima Elmira dengan hati-hati, menatap bayi yang kini tampak begitu damai dalam tidurnya.

Ia melirik Ellisa sekali lagi sebelum melangkah menuju pintu. “Kalau begitu, aku akan membawanya ke kamarnya.”

Ellisa menatapnya dengan tatapan penuh arti, seolah dia tahu bahwa Sam tidak sepenuhnya marah, hanya bingung. Namun, dia memilih untuk tidak menjawab.

Dia memegang dadanya yang terasa kembali sedikit menegang, menandakan bahwa kenyamanan yang baru saja ia dapatkan dari menyusui Elmira tidak akan bertahan lama.

Di kamar Elmira, Sam menatap Elmira yang kini tertidur pulas dalam ranjangnya. Dia menghela napas berat. “Apa yang sebenarnya sedang terjadi?” tanyanya pelan.

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

tentu Sam bingung lah dgn yg terjadi dihadapan nya

2025-03-18

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

pasti cantik bayinya secantik namanya

2025-04-04

0

Pembaca Novel

Pembaca Novel

Kan,, bikin bingung Sam 😖😖
Ellisa cantik. Keibuan banget. Elmira juga lucu. Nama mereka hampir mirip 🤔🤔

2025-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Membawa Ellisa (REVISI)
2 Penasaran dengan Ellisa
3 menatap Ellisa
4 sosok Ellisa
5 Ellisa mengangguk
6 Ellisa pulang
7 menikahi Ellisa
8 Ellisa merasa
9 perasaan Ellisa
10 Ellisa terdiam
11 Bos Sam
12 Sam mendengus
13 sebenarnya Ellisa
14 membangunkan Ellisa
15 Ellisa mengurus Elmira
16 Ellisa tersentak
17 Ellisa dan Alana
18 Ellisa melangkah
19 Ellisa mendengus
20 Sam tersenyum
21 Ellisa menunduk
22 Sam tenggelam
23 Sam melirik
24 jerit Ellisa
25 Sam tidak pulang
26 Ellisa merengut
27 Ellisa terkejut
28 melihat Elmira
29 dari Alana
30 Alana berulah
31 membuat Sam merasa
32 Esa melangkah
33 Esa jatuh
34 Alana pulang
35 Alana tertawa
36 Ellisa menggigil
37 Ellisa menatap Sam
38 kepala Esa
39 Esa geram
40 Sam melangkah
41 Ellisa tiduran
42 respons Ellisa
43 menatap Sam
44 Esa mengepal erat
45 Sam benar
46 Esa lebih tegas
47 memikirkan Ellisa
48 pertanyaan Esa
49 Esa bersikeras
50 Ellisa menatap kedua pria itu
51 di hadapan Sam
52 mendengar Sam
53 Suara ceria Ellisa
54 Alana menyela
55 Alana kaget
56 Esa terkejut
57 Sam meraung
58 menghibur Ellisa
59 Esa meraih remot
60 sosok Sam
61 Alana tersenyum
62 Pak Kepala Sekolah
63 Sam di mana
64 menatap Delisa
65 Bagi Ellisa
66 Ellisa sungguh tulus
67 Indra tergeletak
68 Sam harus bertahan
69 Bukan Delisa
70 kata Dokter
71 Esa dan Delisa
72 akhirnya Sam
73 Esa melanjutkan,
74 Elmira senang
75 Nyonya Koki
76 Fokus Ellisa
77 Ellisa Mencoba
78 menatap Sam
79 Ellisa berbinar
80 Komitmen Sam
81 Sam tertarik
82 Genggaman tangan Sam
83 E SAMS Multimedia
84 Sam salah tingkah
85 Alexa dan Kawan-kawan
86 Ichi dan Ocha
87 sudut pandang Ellisa
88 Ellisa tertawa kecil, pahit.
89 Delisa mengancam
90 Dia hanya Sam
91 Danish dan Ellisa
92 Sam menurut
93 Sam menangis
94 Langkah Sam
95 menampar Sam
96 Gaya Busana Ellisa
97 Delisa Yandere
98 S E E
99 Mengangkat Elmira
100 Pernikahan Ellisa dan Sam
101 Bonus Spesial ^_^
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Membawa Ellisa (REVISI)
2
Penasaran dengan Ellisa
3
menatap Ellisa
4
sosok Ellisa
5
Ellisa mengangguk
6
Ellisa pulang
7
menikahi Ellisa
8
Ellisa merasa
9
perasaan Ellisa
10
Ellisa terdiam
11
Bos Sam
12
Sam mendengus
13
sebenarnya Ellisa
14
membangunkan Ellisa
15
Ellisa mengurus Elmira
16
Ellisa tersentak
17
Ellisa dan Alana
18
Ellisa melangkah
19
Ellisa mendengus
20
Sam tersenyum
21
Ellisa menunduk
22
Sam tenggelam
23
Sam melirik
24
jerit Ellisa
25
Sam tidak pulang
26
Ellisa merengut
27
Ellisa terkejut
28
melihat Elmira
29
dari Alana
30
Alana berulah
31
membuat Sam merasa
32
Esa melangkah
33
Esa jatuh
34
Alana pulang
35
Alana tertawa
36
Ellisa menggigil
37
Ellisa menatap Sam
38
kepala Esa
39
Esa geram
40
Sam melangkah
41
Ellisa tiduran
42
respons Ellisa
43
menatap Sam
44
Esa mengepal erat
45
Sam benar
46
Esa lebih tegas
47
memikirkan Ellisa
48
pertanyaan Esa
49
Esa bersikeras
50
Ellisa menatap kedua pria itu
51
di hadapan Sam
52
mendengar Sam
53
Suara ceria Ellisa
54
Alana menyela
55
Alana kaget
56
Esa terkejut
57
Sam meraung
58
menghibur Ellisa
59
Esa meraih remot
60
sosok Sam
61
Alana tersenyum
62
Pak Kepala Sekolah
63
Sam di mana
64
menatap Delisa
65
Bagi Ellisa
66
Ellisa sungguh tulus
67
Indra tergeletak
68
Sam harus bertahan
69
Bukan Delisa
70
kata Dokter
71
Esa dan Delisa
72
akhirnya Sam
73
Esa melanjutkan,
74
Elmira senang
75
Nyonya Koki
76
Fokus Ellisa
77
Ellisa Mencoba
78
menatap Sam
79
Ellisa berbinar
80
Komitmen Sam
81
Sam tertarik
82
Genggaman tangan Sam
83
E SAMS Multimedia
84
Sam salah tingkah
85
Alexa dan Kawan-kawan
86
Ichi dan Ocha
87
sudut pandang Ellisa
88
Ellisa tertawa kecil, pahit.
89
Delisa mengancam
90
Dia hanya Sam
91
Danish dan Ellisa
92
Sam menurut
93
Sam menangis
94
Langkah Sam
95
menampar Sam
96
Gaya Busana Ellisa
97
Delisa Yandere
98
S E E
99
Mengangkat Elmira
100
Pernikahan Ellisa dan Sam
101
Bonus Spesial ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!