Semenjak perdebatan dengan putranya, Bu Dina tidak keluar kamar hingga makan siang. Tujuannya menjodohkan Rion semata-mata hanya ingin melihat anaknya bahagia. Tidak terkurung dalam kesedihan terus menerus. Di mata Bu Dina, Rion belum bisa melupakan Ayanda sepenuhnya hingga menutup diri kepada semua wanita.
Dirinya hanya duduk di tepian ranjang, hingga satu nama mengisi pikirannya.
"Ayanda. Iya si Teteh," gumamnya.
Bu Dina pun bergegas mengambil tas dan keluar dari kamarnya. Nisa yang berpapasan dengan Mamahnya enggan untuk bertanya. Perdebatan tadi pagi dengan kakaknya menyisakan sedikit rasa tidak suka kepada mamahnya.
Bu Dina meminta Pak Mat untuk mengantarnya ke sebuah apartemen mewah di Jakarta. Pak Mat sama sekali tidak tau apartment siapa yang ibu dari majikannya ini datangi. Selama Ayanda menikah dengan Gio, Pak Mat hanya tahu jika Ayanda tinggal di Singapura. Ke Jakarta hanya untuk menjenguk putrinya atau juga mengecek perusahaan milik suami Ayanda.
Di dalam kamar, pasangan suami-istri itu sedang menikmati surga dunia. Udara yang panas ditambah kamar yang memanas membuat mereka semakin mengeluarkan keringat. Olahraga di siang bolong judulnya. Hampir setiap hari Gio meminta untuk menengok baby twin kepada Ayanda hingga istrinya tak kuasa untuk menolak. Belum juga sampai puncak kenikmatan, suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi akan kenikmatan pasangan suami-istri ini.
"Siapa sih?" geramnya. Gio menggenjot lebih cepat namun Ayanda sedikit meringis.
"Dad, baby twin-nya." Gio langsung menghentikan aktifitasnya. Lalu mencium perut istrinya yang mulai membesar. "maafkan Daddy."
Gio mengecek CCTV melalui ponselnya. Dia hanya menghela nafas kasar. "Mamah," ucapnya.
"Pakai bajumu Dad, terus bukakan pintu. Mommy ganti baju dulu."
"Tapi Mom, adik kecil Daddy ...."
Ayanda mengecup bibir suaminya dan memainkannya sebentar. "setelah Mamah pulang, Mommy janji akan memuaskan Daddy." Wajah Gio nampak sumringah. Dia bergegas memakai bajunya dan membukakan pintu untuk Bu Dina.
"Lama banget sih," ucap Bu Dina.
"Tadi lagi tidur Mah, jadi gak kedengeran." Gio mencium tangan Mamah mertuanya.
"Teteh mana?"
"Masih di kamar mandi, Mah," jawab Gio sambil menutup pintu.
"Mamah," sapa Ayanda dengan senyuman bahagia. Gio bergegas menghampiri Ayanda dan menggandeng tangannya. Suaminya selalu memperlakukan Ayanda seperti barang pecah belah semenjak perutnya sedikit menonjol.
Bu Dina pun berbasa-basi terlebih dahulu sebelum mengutarakan maksud dan tujuannya datang menemui mantan menantunya ini.
"Teh, tolong bantu Mamah." Bu Dina mulai membuka suara.
Ayanda melihat ke arah Gio. Hanya wajah santai suaminya yang dirinya lihat. Jika Mamahnya memerlukan bantuan uang, berapapun pasti Gio mampu. The power of anak Sultan.
"Bantu Mamah untuk meyakinkan Rion agar mau menikahi Amanda," lanjutnya.
Ayanda dan Gio hanya saling tatap. Nama yang Mamahnya sebutkan masih asing di telinga mereka berdua. Siapa Amanda? Kenapa Mamahnya ingin menjodohkan Amanda dengan Rion? Ada apa sebenarnya? Hanya pertanyaan itu yang ada di kepala Gio dan Ayanda.
Ayanda menyentuh tangan mamahnya dengan lembut. "Mah, itu privasi Mas Rion. Aku tidak bisa ikut campur," ujarnya.
"Hanya sama kamu Rion akan nurut. Jadi Mamah mohon bantu Mamah untuk kali ini."
"Mah, soal menikah dengan status Mas Rion sekarang ini tidak mudah. Ada anak kami di sini. Echa perlu tahu dan yang terpenting Echa harus setuju. Jika Echa tidak setuju, Mas Rion pasti tidak akan mau menikahi wanita manapun. Kebahagiaan anak kami lebih penting dari apapun," jelasnya.
Gio hanya diam tak ikut bicara. Bukan kapasitasnya untuk ikut campur dalam masalah ini. Gio sangat setuju dengan ucapan istrinya, masalah pasangan Rion adalah privasi Rion sendiri. Siapa pun tidak boleh ikut campur, kecuali Echa. Dia yang berhak menentukan semuanya.
"Kenapa sih Teteh sama si Aa bilangnya privasi? Mamah melakukan ini semua hanya ingin membuat anak Mamah bahagia, seperti kalian. Apa Mamah salah?" Emosi Bu Dina mulai tak bisa terkontrol.
"Mah, ada kalanya seorang anak ingin menentukan masa depannya sendiri tanpa ada campur tangan kedua orangtuanya. Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menderita. Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Tapi terkadang pilihan orangtua bisa menyakiti anaknya sendiri," jelas Ayanda.
"Oh jadi menurut kamu, pilihan saya ini salah, iya? Dan akan menyakiti putra saya," ucapnya penuh dengan emosi. Ayanda hendak meraih tangan mamahnya namun ditepis oleh Bu Dina. Bu Dina bangun dari duduknya.
"Bilang saja kamu masih mencintai anak saya dan tidak rela jika dia menikah dengan wanita yang lebih cantik dari kamu. Munafik," sarkasnya. Bu Dina langsung melenggangkan kaki keluar dari apartment Ayanda dengan gerutuan ala emak-emak. Sedangkan Ayanda hanya membisu. Baru kali ini mantan mertuanya semarah ini padanya hingga menyebutnya wanita munafik.
Gio langsung memeluk tubuh istrinya yang kini tengah terisak. Gio sebenarnya sudah geram ingin sekali menimpali ucapan Bu Dina. Hanya saja, gerak mata istrinya mengisyaratkan agar dia diam.
"Dad, kenapa ucapan Mamah membuat dada Mommy sesak? Mommy sama sekali sudah tidak memiliki perasaan apapun kepada Mas Rion. Mommy ...."
Gio langsung mengecup bibir istrinya yang sedang terisak. "Daddy tau, Mommy cuma menyayangi Daddy dan juga Echa. Jangan menangis lagi ya, kasihan baby twin-nya." Hanya kalimat itu yang bisa Gio ucapkan. Dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan istrinya dan juga kandungannya.
Setelah Ayanda bisa istirahat dan terlelap, Gio memutuskan untuk bertemu Rion di sebuah cafe yang tak jauh dari apartment Gio. Gio menitipkan Ayanda kepada Echa yang baru saja sampai rumah. Tak lupa Gio menempatkan beberapa orang untuk berjaga di luar.
Gio dan Rion sudah berada di cafe yang sudah ditentukan. Gio menceritakan semuanya tanpa ada satu yang terlewat. Rion hanya menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Benar-benar nekat." Rion memijat pangkal hidungnya yang teramat pusing karena dari pagi hingga petang semua orang berhasil membuatnya emosi terus menerus.
"Gua gak abis pikir, Mamah bisa ngomong begitu ke Yanda. Keterlaluan," geramnya.
Ponsel Gio berdering, dengan cepat Gio menjawab panggilan tersebut. Seketika wajahnya langsung berubah, Rion yang menyadari ada perubahan dari Gio langsung bertanya. "Yanda," jawab Gio.
Tanpa menunggu lama mereka pun bergegas ke apartment Gio. Gio berlari menuju apartment miliknya. Dilihatnya Ayanda yang tengah meringis memegangi perutnya. Ketakutan kini melanda Gio, tak lama dokter obgyn yang sedari tadi Gio hubungi datang. Dokter memeriksa keadaan ibu dan bayinya.
"Ini hanya kram perut. Mungkin Nona terlalu banyak pikiran. Untuk penderita lemah kandungan tidak diperbolehkan untuk berpikir yang berat-berat," tukas dokter.
Setelah diberikan obat oleh dokter, keadaan Ayanda mulai membaik. Gio hanya menghela nafas panjang. Rion dan Echa sudah berada di ruang tamu karena tidak mau mengganggu waktu istirahat Ayanda. Ponsel Ayanda sedari tadi terus berdering. Baru kali ini Gio memberanikan diri membuka ponsel milik istrinya. Alangkah terkejutnya, berentetan pesan chat dari Bu Dina dengan kata-kata tak sopannya. wajah Gio sangat murka. Tanpa sepengetahuan Ayanda, Gio memblokir nomor Bu Dina dan menonaktifkan nomor telepon istrinya. Cara itu lah yang sangat ampuh untuk menjaga kandungan istrinya.
Gio menghampiri Echa dan juga Rion di ruang tamu. "Papa sama Mamah besok kembali ke Singapur." Wajah Echa pun berubah sendu.
"Echa, Mamah harus memeriksakan kandungan di sana. Dokter kandungan Mamah berada di Singapura. Papa janji, kalo Mamah udah sehatan Papa dan Mamah akan kembali ke Jakarta. Dan setiap weekend Papa akan menjemput kamu untuk bertemu Mamah di Singapura," jelasnya.
Akhirnya, Echa pun menyetujui keputusan Papanya. Semuanya Papa Gi lakukan hanya untuk menjaga Mamahnya. Sebenarnya berat untuk Gio meninggalkan Echa, tapi jika Ayanda terus di sini akan membahayakan kandungan istrinya. Gio berniat untuk menjauhkan Ayanda dari orang-orang yang ingin membuatnya menderita. Kedatangan Mamahnya hanya membawa petaka untuk istrinya.
*****
Semoga terhibur ..
Happy reading ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
Yus Nita
Sultan mah... bebassss...
jakarta Singapura kayak jakarta-bandung.
sekelip mata nyampe
2024-10-04
0
Ani Nur
bgus banget ceritanya, lanjutkan tor
2021-12-16
0
Asna Deli
mama sirion mulutnya ke balsem..pedas amat..prempuan yg dijodokan sma rion pun jalang kelas kakap..dh kek jaman siti nurbaya aja main jodoh2an..🙄🙄🙄
2021-09-25
0