Setelah Gio dan Ayanda pergi ke Singapura tanpa batas waktu yang ditentukan, Echa tinggal bersama ayahnya. Suasana berbeda Echa rasakan di sana, namun dia tidak ambil pusing dengan semuanya. Di dalam pikirannya yang penting uang jajan dari ayah dan Papanya memenuhi dompetnya. Itu sudah lebih dari cukup.
Echa menikmati sarapannya, sedangkan ayahnya sudah beberapa hari ini tidak ikut sarapan ataupun makan malam bersama. Rion benar-benar marah kepada mamahnya. Perkataan mamahnya terhadap mantan istrinya sungguh membuat hatinya sakit. Hingga menyebabkan Ayanda harus merelaksasi kan kandungannya ke Singapura. Rion bingung dengan pikiran mamahnya.
Baru saja Rion mendudukkan diri di kursi kebesarannya, dengan langkah seribu Arya menghampiri Rion dan duduk dihadapannya.
"Hari ini ada meeting, tapi gua gak bisa nemenin. Singa betina gua masuk rumah sakit." Rion sangat tau singa betina yang Arya maksud itu siapa. Dengan cepat Rion menganggukkan kepalanya, karena dia tidak mau masuk ke dalam kandang singa betina, yaitu kakak dari Arya. Mulut yang asal jeplak ditambah kegilaan yang hakiki membuat Rion menyerah duluan.
"Ajak si Ceca aja tuh," ujar Arya sebelum meninggalkan Rion.
"Ceca?"
"Eh, Sheza maksud gua. Maaf, mulut gua suka hilaf," candanya. Rion hanya mendelikan matanya.
Ketika Arya telah pergi dari kantor. Rion sibuk menghubungi Sita agar menemaninya meeting yang sebentar lagi akan dimulai. Akan tetapi, Sita pun harus menghadiri rapat lain di toko cabang. Mau tidak mau Rion akan mengajak Sheza sesuai anjuran Arya. Enggan rasanya bagi Rion, tapi tidak ada pilihan lain.
Akhirnya, dia menyuruh Sheza untuk bersiap dan ikut meeting bersama dirinya. Dengan kecepatan bulan, Sheza pun bergegas membereskan semuanya dan keperluan meeting Bossnya. Rion sudah menunggu Sheza di dalam mobilnya. Tak berselang lama, Sheza pun sudah sampai parkiran. Dia membuka pintu penumpang dan Rion pun berdecak kesal.
"Emang saya supir kamu," pekiknya. Belum sampai satu menit mereka bersama, Rion sudah naik darah.
"Hah? Emang saya boleh duduk di depan?" tanyanya dengan wajah polos.
Wajah geram Rion sangat terlihat jelas. "pindah sekarang atau kamu saya pecat," sarkasnya. Dengan cepat kilat Sheza pindah ke depan. Duduk berdampingan dengan Boss judesnya membuat irama jantung Sheza seperti lari maraton.
Slow dong jantung, baru juga duduk deketan begini. Gimana kalo Boss gua nyium gua coba, bisa-bisa loncat nih jantung, batinnya.
Mobil terasa berjalan seperti siput. Lambat bin lelet, sedangkan jantungnya tak henti-hentinya berdisko ria. Tak lama, mereka tiba di sebuah kantor yang cukup besar. Meeting pun dimulai, dibalik sifat menyebalkan asistennya ternyata menyimpan kecerdasan yang luar biasa. Rion sama sekali tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sheza mampu membuat kliennya dengan cepat menandatangani kerja sama dengan toko miliknya. Padahal kliennya yang satu ini terbilang alot. Harus punya seribu satu cara untuk meyakinkannya. Setelah meeting berakhir, mereka pun kembali ke kantor.
"Terimakasih, sudah membuat klien tadi dengan mudah bekerjasama dengan toko kita," ucap Rion tulus seraya tersenyum.
Baru kali ini Sheza melihat senyum manis dari Bossnya. Hatinya meleleh, tak kuat menahan panasnya aura ketampanan seorang Rion Juanda.
Coba kalo tiap hari begini Pak, lama-lama bisa jatuh cinta gua, batinnya sambil senyum-senyum sendiri.
Rion membelokkan mobilnya ke sebuah restoran. Sheza melihat ke arah Rion yang baru saja memberhentikan mobilnya. "kita makan dulu," ujar Rion.
Sheza pun mengikuti langkah kaki Bossnya. Mereka duduk saling berhadapan. Menatap wajah Bossnya yang tengah memilih makanan, membuat mata Sheza tak berkedip. Ingin rasanya dia menyentuh wajah tampan Bossnya ini.
"Kamu pesan apa?" Sheza pun langsung menyadarkan dirinya.
"Samain aja kayak Bapak." Rion pun memesan dua makanan yang sama untuknya dan juga Sheza. Tidak ada obrolan apapun dari mereka. Rion fokus dengan ponselnya sedangkan Sheza sibuk dengan menatap Bossnya yang berada di depannya. Ketampanannya mampu menghipnotis Sheza.
Makanan pun tiba, Sheza hanya memandangi makanannya tanpa menyentuhnya sama sekali. "kenapa tidak dimakan?" tanya Rion.
Sheza pun diam, tidak menjawab. "makan," titahnya. Akhirnya, Sheza menuruti perintah dari Bossnya. Dia berharap, setelah makan makanan ini dirinya akan baik-baik saja. Baru tiga suap, perut Sheza terasa diremas-remas. Dia memegang perutnya dan menghentikan makannya. Ringisan dari mulut Sheza terdengar oleh Rion.
"Kamu kenapa?"
"Perut saya sakit, Pak." Melihat wajah Sheza yang teramat kesakitan, Rion memapah tubuh Sheza menuju mobilnya. "kita ke rumah sakit," ucap Rion.
"Tidak usah, Pak. Beli obat magh di apotik saja, nanti juga sembuh," balasnya.
Rion hanya menuruti ucapan Sheza. Setelah sampai di depan apotik, Sheza yang hendak keluar dari mobil Bossnya dihadang oleh Rion. "saya aja yang beli, kamu istirahat saja."
Sheza merasa bahagia dengan perlakuan manis Bossnya ini. Hatinya sangat berbunga-bunga diperlakukan seperti ini oleh Rion.
"Ada apa dengan hati gua? Apa gua jatuh cinta?" Monolognya.
Setelah masuk ke dalam mobil, Rion memberikan obat yang Sheza sebutkan tadi dan sebotol air mineral. "minum obatnya dulu." Sheza jadi wanita penurut sekarang. Semua yang Rion perintahkan selalu dia laksanakan.
Mobil mereka telah tiba di kantor, namun Sheza sedang terlelap dengan damainya. Rion tidak tega membangunkannya. Hingga dia memutuskan untuk meninggalkan Sheza di dalam mobil dengan membuka kaca mobilnya yang dijaga oleh security.
Perlakuan manis Rion semata-mata hanya rasa kemanusiaan saja. Tidak lebih tidak kurang. Di dalam mobil, Sheza baru saja membuka matanya. Dia meregangkan ototnya yang pegal. Tidur dalam kondisi duduk sungguh tak nyaman. Dia melihat sekelilingnya. "udah sampe, eh kenapa Pak Rion gak bangunin gua? Kalo gak tega gendonglah badan gua. Badan gua kecil, imut, mungil begini ya kali berat kayak beras Bulog," gumamnya.
Security yang berada disamping mobil Rion hanya mengulum bibirnya. "masih ngigo ini karyawan baru," batinnya.
Dengan wajah kecewa Sheza menuju meja kerjanya. Dia berpapasan dengan Rion yang baru saja keluar dari ruangannya. Tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut Bossnya itu. Seperti angin lalu, yang lewat begitu saja. Sheza menatap punggung Bossnya dengan hati yang kecewa. "berasa bola bekel hati gua, dilambungkan ke atas terus dibanting dengan sangat keras sampe masuk lapisan tanah paling bawah," lirihnya.
Sheza sudah anteng di mejanya, dan Rion pun telah kembali bersama putrinya. Ayah dan anak itu bercanda ria sambil berjalan ke arah ruangan kerja. Sheza yang melihat tawa bahagia nan tulus dari Rion, dengan rasa penuh kasih sayang merasa sedikit sesak hatinya. Beda sekali dengan apa yang tadi Sheza lihat.
Senyummu membawa luka, Pak. batinnya.
Sheza terus memandangi ayah dan anak dihadapannya hingga menghilang terhalang pintu kerja ruangan Bossnya.
*****
Semoga terhibur ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
guntur 1609
mudahan jodoh sheza rion
2023-08-30
0
@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞
maaf ,KK Author aku bantu promo di story' WA , soalnya banyak temen aku yg suka baca🤭🙏✌️💞
2022-02-18
0
Leni Fairus II
Mohon dukung karya saya juga Bidadari Surga Yang Dirindukan
2021-07-02
0