Di dalam taksi, Echa hanya menangis. Kembalinya dia karena rindu dengan ayahnya, tapi apa yang dia dapatkan. Surprise yang sangat luar biasa yang membuat dia syok.
Taksi berhenti di sebuah taman terbuka. Echa melangkahkan kakinya menuju pohon besar. Di dudukkan tubuhnya di sana dengan wajah yang yang dia benamkan di atas lututnya. Tangisan lirih sangat terdengar. Tubuhnya bergetar karena isak tangisnya.
Belaian hangat dari tangan seseorang membuat Echa menegakkan kepalanya. Echa pun langsung berhambur memeluk tubuh Gio. Papanya mendekap tubuh Echa dengan hangat mendengarkan suara tangisan lirih yang keluar dari mulut Echa. Dari dalam mobil Rion memperhatikan kedekatan putrinya dengan Papa sambungnya. Ada rasa cemburu dihatinya, kenapa dia tidak bisa sedekat itu dengan anak kandungnya sendiri.
Echa dan Gio kini duduk di atas rumput dengan saling pandang. "Sayang," ucap Gio seraya tersenyum ke arah Echa.
"Lihat Papa," pinta Gio kepada Echa yang sedang menundukkan kepalanya. Echa mendongakkan kepalanya menatap ke arah Gio.
"Kenapa?"
"I'm shock," lirihnya.
"Apa kamu tidak ingin melihat Ayah bahagia?"
"No, tapi Echa belum siap Pa memiliki ibu tiri," jawabnya dengan air mata yang telah terjatuh.
"Apa alasannya?" tanya Gio lagi.
"Echa hanya ingin memiliki keluarga yang benar-benar tulus menyayangi Echa. Seperti Papa dan juga Mamah. Echa ingin hidup tanpa kepura-puraan. Pura-pura baik kepada ibu tiri jika di hadapan Ayah begitu pula sebaliknya. Echa tidak mau Pa," jawabnya.
"Echa ingin memiliki keluarga utuh. Sudah cukup Echa menjadi anak broken home. Tapi Echa beruntung karena memiliki Papa sambung seperti Papa, dan Echa harap Echa memiliki Mamah sambung sebaik Papa juga," ungkapnya.
Gio langsung memeluk tubuh Echa. Dia tak kuasa mendengar ungkapan hati yang tulus dari putri kesayangannya ini.
"Echa tidak pernah menunjukkan kesedihan Echa kepada siapapun. Ketika Ayah dan Mamah berpisah, sesakit apapun hati Echa cukup Echa rasakan sendiri. Echa tidak mau melihat Mamah dan Ayah sedih. Echa tidak mau memaksakan kehendak Echa agar Mamah dan Ayah bersatu lagi," tuturnya dalam dekapan Gio.
"Echa hanya ingin melihat Mamah bahagia, dan akhirnya Tuhan mengirimkan malaikat untuk Echa dan juga Mamah yaitu Papa."
"Dan sekarang bohong jika Echa tidak ingin melihat Ayah bahagia. Echa ingin sekali, tapi bukan dengan cara seperti ini," imbuhnya dengan berlinangan air mata.
"Sayang, seandainya wanita tadi jodoh Ayah bagaimana?" tanya Gio.
"Echa bisa apa? Mungkin Echa akan memilih untuk tinggal bersama Papa dan Mamah. I don't like her," jawabnya.
"Why?" tanya Gio.
"I don't know."
Gio mengusap rambut Echa, dia merasakan apa yang dulu pernah Gio rasakan ketika masih remaja. Ayahnya yang ingin menikah lagi, namun dia dan Giandra menentang keras karena mereka tidak ingin memiliki ibu tiri. Di dalam pikirannya, ibu tiri itu jahat. Ibu tiri itu hanya sayang kepada ayahnya tapi kejam terhadap anaknya. Itu juga yang Echa pikirkan.
"Tidak semua ibu tiri itu jahat, buktinya Papa. Walaupun Papa hanya ayah tiri kamu tapi Papa sayang sama kamu," jelasnya.
"Ya, I know. Tapi feeling Echa berkata beda Pa. Tidak ada yang benar-benar tulus menyayangi Ayah. Semua wanita mendekati Ayah karena hanya sayang kepada Ayah dan juga hartanya. Dan tidak peduli terhadap anaknya."
"Bicaralah baik-baik dengan Ayah, Ayah ada di dalam mobil. Kamu juga perlu mendengarkan penjelasan dari Ayah. Jangan langsung terbawa emosi seperti ini," ujar Gio.
"I want to be alone."
(aku ingin sendiri)
"No, you have to talk to your dad and listen to the explanation," ucap Gio.
(Tidak, kamu harus berbicara dengan ayahmu dan dengarkan penjelasannya)
"Pa ...."
"No, kita bicarakan baik-baik. Atau semua ini Papa laporkan ke Mamah biar kamu kena semprot tujuh hari tujuh malam oleh Mamah," ancam Gio.
"I give up." Echa mengangkat tangannya hingga atas kepala.
Gio hanya tersenyum melihat tingkah putrinya satu ini. Hanya Mamahnya yang mampu melunakkan keras kepala Echa. Gio merangkul tubuh Echa menuju mobil yang dia bawa. Di dalam mobil sudah ada Rion yang sedari tadi memperhatikan Gio dan juga Echa dari dalam mobil.
Echa masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Tidak ada percakapan yang terdengar. Mobil pun melaju ke kantor pusat Rion. Setelah sampai di sana, Echa hanya membuntuti papa dan juga ayahnya. Sheza yang melihat mereka datang menyapanya dengan sopan. Sheza sangat melihat ada raut kecewa di wajah Echa dan dia bisa merasakan itu.
Didalam ruangan Rion masih ada Ayuna dan juga Arya yang sedang berbincang serius. Melihat Echa sudah bersama Rion dan juga Giondra hati Arya merasa lega. Dia menghampiri Echa dan merangkul tubuh kecil Echa.
"Kemana aja lu curut?" tanyanya.
"Kabur," jawab singkat Echa. Arya mengajak Echa duduk di sofa bersama dia dan juga Ayuna. Di hadapannya sudah ada Gio dan juga Rion.
"Siapa dia?" tanya datar Echa kepada Rion.
"Dia teman rekan bisnis Ayah, Dek."
"Apa maksudnya dia bilang kalo dia calon ibu tiri Echa?"
Rion hanya bisa menghela nafas berat sedangkan Gio dan juga Arya mengulum bibir mereka menahan senyum. Seorang pebisnis muda yang hebat takluk menghadapi putrinya sendiri. Sedangkan Ayuna tertunduk dalam.
"Papanya meminta Ayah untuk memberikan kesempatan kepada dia agar bisa dekat dengan Ayah," jawab Rion jujur.
"Dan Ayah mau menjadikannya istri?"
Rion sama sekali tidak bisa menjawab. Dia ingin berkata tidak tapi sama saja dia menyakiti hati Ayuna dan mempermalukannya di hadapan orang banyak.
"Diam Ayah Echa simpulkan iya. Echa tidak akan pernah melarang Ayah meskipun Echa tidak suka kepada calon istri Ayah. Lakukan apa yang membuat Ayah bahagia," ucapnya. Echa meninggalkan ruangan ayahnya. Rion hendak mengejar namun ditahan oleh Gio.
"Biarkan dia sendiri," ujarnya. Rion hanya menghela nafas kasar dan mengacak-acak rambutnya.
"Sebelum berbicara, kamu pikirkan dulu konsekuensinya apa," ujar Arya pada Ayuna.
*****
Di sinilah Echa di pantry seorang diri. Sheza yang ingin membuat teh untuk dirinya mendekati Echa yang sedang melamun. Dia pun menarik kursi dan duduk disamping Echa.
"Pasti kamu kecewa," ucap Sheza tiba-tiba. Echa hanya melirik sinis kepada Sheza.
"Gak usah sok tahu."
"Saya tau, karena saya juga pernah merasakan hal yang sama sepertimu," ucap Sheza.
"Aku dan kamu beda. Jadi jangan pernah kamu samain," bentakna. Sheza hanya tersenyum.
"Keluarkan apa yang menjadi beban mu saat ini. Tidak baik semuanya kamu pendam sendiri, tidak usah merasa baik-baik saja sedangkan kamu dalam kondisi kacau," ucap Sheza.
Air mata Echa pun mengalir deras mendengar ucapan Sheza. Terlalu banyak beban yang Echa pendam sendiri. Terlalu banyak kesedihan yang Echa tutupi agar semua orang melihatnya baik-baik saja. Termasuk kedua orangtuanya.
"Aku kecewa," ungkap Echa.
Sheza memeluk tubuh kacau Echa. Menyalurkan ketenangan kepada tubuh Echa yang dipenuhi kepura-puraan. Tanpa sadar Echa membalas pelukan Sheza, ada kehangatan yang Echa rasakan seperti dekapan mamahnya.
Dari balik pintu, ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka. Gio melirik ke arah Rion, hanya dijawab dengan gelengan kepala olehnya. Sheza adalah wanita yang sangat Echa tidak sukai, tapi sekarang Echa yang merasa nyaman berada dalam pelukan tulus Sheza.
*****
Pilih mana?
Tulis di kolom komentar ya ..
Jangan lupa like, komen dan juga vote ya biar Bang Duda semakin cepat dapet jodohnya ...
Happy reading semua ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
Novie Gwen Naura
gio lah...pasti....
2021-10-17
0
Nurmiati Aruan
Bang duda sama Sheza az deh..
2021-08-19
0
Indah Kurniawati
papa gi dong lebih ganteng dan dewasa
2021-07-22
0