Setelah Rion memberikan kesempatan kepada Ayuna, Ayuna semakin sering menghubungi Rion hanya sekedar menanyakan kabar atau berbasa-basi layaknya muda-mudi bertanyasudah makan apa belum. Saking risihnya, Rion mengubah pengaturan whatsappnya. Merubah centang whatsapp dengan hanya centang dua saja tanpa berubah warna menjadi biru. Enggan sekali dia membalas chat tidak penting dari Ayuna.
Rion memandang ponselnya dengan lengkungan senyum di bibirnya. Memandangi wajah Sheza dalam foto profil WhatsApp kontak Sheza. Senyuman Sheza mampu membuat hati seorang duda judes sedikit meleleh.
"Ngapa lu musam mesem?" tanya Arya yang baru saja masuk ke ruangan Rion.
Rion berdecak kesal karena sahabatnya ini selalu seperti hantu jika masuk ke ruangannya. Tanpa mengetuk pintu ataupun bersuara terlebih dahulu.
"Lu serius sama Ayuna?" tanya Arya.
"Gak, gua cuma sekedar ngasih kesempatan," jawabnya santai dan masih memandang foto Sheza.
"Kalo gak suka ngapain lu kasih kesempatan sama dia bege? Kasian tuh anak," sarkas Arya.
"Eh tolong dengar ya saudara Arya Bhaskara, ntu cewek yang bilang suka sama gua terus dengan lantangnya bilang pengen menjadikan gua sebagai suaminya. Gila gak tuh," ujar Rion bersungut-sungut.
"Itu namanya cinta pada pandangan pertama Rion Juanda oon," balas Arya.
"Gua gak peduli, yang penting gua gak suka sama tuh cewek dan gua paling benci sama cewek yang suka manfaatin keluarganya untuk deketin gua. Sampe sini paham?" ocehan Rion.
"Bodo, urusan lu itu mah," sahut Arya yang memilih membuka pekerjaannya.
Mereka pun fokus ke pekerjaan mereka masing-masing hingga ketukan suara pintu membuyarkan kefokusan mereka.
"Masuk," jawab Rion.
Munculah seorang wanita bergamis indah berwajah cantik dengan lengkungan senyum di bibirnya. Rion hanya menghela nafas kasar. Arya bisa merasakan jika sahabatnya ini tidak suka jika Ayuna datang ke kantornya.
"Assalamualaikum," ucap Ayuna.
"Wa'alaikun salam," jawab Rion dan Arya.
"Ini kak aku bawain makan siang buat kak Rion," ujar Ayuna dengan wajah yang bahagia.
"Makasih, tapi saya sudah memesan makanan." Rion beralasan.
"Gak apa-apa kak, jadi kan menunya banyak," ujar Ayuna.
Arya hanya mengulum bibirnya menahan tawa. Ternyata Ayuna sudah mulai kebal dengan sifat dingin sahabatnya ini. Ayuna pun menata makanannya di meja. Dan lagi-lagi Rion hanya bisa menghembuskan nafas kasar.
"Gua pamit lah, mau makan di luar," ujar Arya.
"Makan bareng aja di sini, ajak sekalian si Sheza."
"Et dah, tumben banget nyebut nama asisten lu. Sepertinya ...."
"Apaan sih?" potong Rion. Arya hanya tertawa sedangkan wajah Ayuna sedikit bermuram durja.
Asistennya yang di depan kan? batinnya.
Arya pun memanggil Sheza, dengan tidak banyak tanya Sheza menuruti perintah Arya. Sheza tersenyum kepada Ayuna dan di balas dengan senyuman pula oleh Ayuna. Senyuman Sheza membuat Rion terpesona dalam beberapa detik.
Arya yang awalnya mengagumi Ayuna kini hanya bersikap biasa saja. Benar kata kakaknya, persahabatan lebih penting dari segalanya. Lagi pula ada wanita yang akhir-akhir ini memenuhi kepalanya.
"Echa kapan kembali ke sini?" tanya Arya pada Rion. Kedua wanita yang berada di hadapan Rion dan Arya hanya terdiam. Ada sedikit ketakutan di hati Ayuna untuk menghadapi seorang Echa.
"Weekend mungkin. Soalnya setiap video call dia selalu bilang bahagia berada di Singapura bersama Mamah dan Papanya dan juga baby twin," jawabnya.
"Bahagia banget dah tuh si curut punya Papa sambung kayak si Andra. Tajirnya melebihi bapak kandungnya," cela Arya.
Sheza pun tertawa mendengar ocehan Arya hingga mata Rion bertemu dengan nektra cantik milik Sheza. Tanpa Rion sadari bibirnya melengkung dengan sempurna.
Baru kali ini melihat senyuman yang tulus dari Pak Boss. Jantung gua berasa mau copot, batinnya.
"Ehem," suara deheman Ayuna menyudahi acara saling pandang antara Boss dan asistennya.
"Kak, abis ini anterin Yuna pulang ya. Yuna gak bawa mobil," ujarnya.
"Saya masih ada pekerjaan. Nanti saya pesankan taksi online aja," jawab Rion.
"Ya udah kalo begitu Yuna nunggu kakak aja sampai selesai kerja," sahut Yuna.
"Tapi saya ...."
"Kan kak Rion sendiri yang bilang mau ngasih kesempatan ke Yuna. Jadi boleh dong Yuna menunggu kakak di sini," timpalnya.
Dada Sheza terasa sesak mendengar ucapan Ayuna yang mengatakan jika Rion memberikan kesempatan kepadanya. Sheza pun tidak tahu kenapa jika ada wanita yang mendekati Bossnya ini hatinya selalu sesak. Apakah dia mulai mencintai Bossnya? Sheza menyingkirkan perasaanya yang aneh ini. Dan meyakinkan dirinya sendiri jika ini hanya rasa kagum bukan cinta. Tidak mungkin seorang bawahan akan menjadi pacar seorang Bossnya. Ini dunia nyata bukan kisah novel yang bisa berhalu ria seindah dan setinggi mungkin.
Setelah selesai makan siang, Sheza kembali ke mejanya dan Arya kembali ke laptopnya tanpa meninggalkan ruangan ini. Meskipun dia sudah memiliki ruangan sendiri tapi Arya merasa nyaman jika bekerja di ruangan Rion. Mereka seperti Upin dan Ipin yang harus selalu bersama.
Ayuna membereskan bekas makan siang, dan sesekali melihat ke arah Rion yang terlihat sangat tampan ketika fokus menatap laptopnya.
Masya Allah, calon suami Yuna tampan sekali, batinnya.
Ponsel Arya berdering, dia buru-buru mengangkatnya dan tak lama dia izin kepada Rion untuk keluar sebentar. Hanya tinggal mereka berdua di dalam ruangan itu. Aura dingin sangat terasa. Tidak ada obrolan apapun dari mulut mereka.
Sheza yang sedang fokus dengan pekerjaannya mendongakkan kepalanya mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Suara Echa yang sedang bercanda gurau dengan pria tampan yang sedang berjalan menuju ruangan bossnya.
Sheza sangat kagum kepada pria yang bersama Echa. Echa memanggilnya papa, dan Sheza langsung menangkap jika pria itu adalah Papa tiri dari Echa. Sangat terlihat jelas jika Papa tirinya sangat menyayangi Echa.
"Sungguh beruntungnya kamu Echa, memiliki Papa tiri yang baik dan sangat menyayangi kamu," gumamnya seraya memegang dadanya yang terasa sesak.
Echa dan Gio masuk ke ruangan Rion tanpa mengetuk pintu, Echa mematung di tempatnya. Melihat seorang wanita seperti sedang memeluk tubuh ayahnya.
"Ayah," panggilnya dengan suara bergetar. Mata Echa sudah berkaca-kaca.
Rion langsung menoleh ke asal suara seraya tersenyum diikuti oleh Ayuna yang menampakkan wajahnya dari belakang tubuh ayahnya.
"Itu siapa?" tanya Echa dengan jari telunjuk diarahkan kepada Ayuna.
"Hai Echa, saya calon mamah tiri kamu," jawab Ayuna dengan rona bahagia.
Raut wajah Echa seketika berubah memerah. Dadanya sesak dan matanya sudah perih menahan tangis. Sedangkan Rion menajamkan tatapannya kepada Ayuna membuat Ayuna tak berani melihat ke arah Rion.
"Bukan Dek, dia anak dari ...."
"Ayah jahat!" teriak Echa dan langsung berlari meninggalkan ruangan ayahnya dengan air mata yang sudah terjatuh.
Bantingan pintu sangat keras membuat Sheza terperanjat dari duduknya. Dilihatnya Echa yang mencoba menghapus air matanya. Hati Sheza terenyuh melihatnya.
Dari belakang Gio dan Rion berlari mengejar Echa, dan Ayuna hanya tertunduk dengan air mata yang membasahi pipinya.
"Benar kata Papa, anakmu adalah tembok penghalang terbesar untukku mendapatkan mu," gumamnya.
Arya baru saja kembali dari urusannya, dia melihat pintu ruangan Rion terbuka. "Pak Boss kemana?" tanyanya pada Sheza.
"Ngejar neng Echa Pak," jawab Sheza.
"Echa?" Sheza hanya menganggukkan kepalanya. Arya masih belum paham apa yang terjadi sebenarnya. Hingga dia memutuskan untuk masuk ke ruangan Rion. Dilihatnya Ayuna sedang menunduk dengan tubuh yang bergetar.
"Ada apa?" tanya Arya. Ayuna hanya menggelengkan kepala. Arya tetap mendesak Ayuna agar mau buka suara.
"Tadi ... Yuna hanya bilang jika Yuna calon mamah tiri Echa," imbuhnya. Arya membelalakkan matanya.
"Mampoes." Dia pun meninggalkan Ayuna seorang diri di ruangan Rion dan ikut mengejar Echa.
"Kenapa semua orang sangat peduli dengan perasaan Echa? Kenapa mereka gak peduli dengan perasaan Yuna," teriaknya.
Sheza yang mendengar teriakan Ayuna hanya menggelengkan kepalanya.
*****
Hai, up lagi ..
Mon maap kemarin gak up karena kondisi badan aku yang lagi drop jadi gak bisa diajak begadang dan untuk beberapa hari ke depan juga up-nya rada ngaret atau malah gak up. Badanku perlu istirahat dan otakku perlu aku rebonding biar lurus lagi karena udah keriting gantung nih otak mikirin cerita Bang Duda.
Tadinya aku mau libur up untuk beberapa hari ke depan, tapi aku berat banget sama kalian yang selalu baca dan dukung karya aku. Jujur, Komen positif kalian adalah penyemangat dan mood booster buat aku. Komen emosi kalian juga adalah hiburan buat aku, makasih udah bikin aku tertawa😁
Maaf ya untuk mbak-mbak yang komen terus aku bales komenannya rada gak waras.😁 karena itulah sifat asliku dan berinteraksi dengan kalian ternyata sangat menghibur. Jangan tersinggung dan marah dengan balasan komenku, hidup jangan serius-serius amat butuh kegilaan juga agar hidup kita berwarna.😂
Jangan lupa like, komen dan.vote ya biar Bang Duda semakin tak terkalahkan 😂
Happy reading semua ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
guntur 1609
yuna sepertnya gak tukussm echa. krn dilihat dari sifatnya. sangat ambisius
2023-08-30
0
smile
cewek mah di rumah jg ada yg datang nglanar klo aklhaknya baik neng
2022-05-21
0
Arlinia Teti
eeehh busyet dah Neng Yuna ,gitu bngt ya sifatnya
2021-10-15
0