# flashback on
Ketika Rion dan Echa pergi meninggalkan mereka di tempat makan, Ayuna masih memperhatikan Rion hingga menghilang dari pandangannya. Arya yang sangat peka dengan keadaan, langsung menanyakan perihal kecurigaannya kepada Ayuna.
"Yuna," panggil Arya. Ayuna pun tersadar dari lamunannya tentang Rion. Dia tersenyum ke arah Arya.
"Ada apa kak?" tanyanya.
"Kamu suka sama Rion?" Hanya seulas senyum dengan pipi yang merona yang Ayuna tunjukkan. Arya hanya mengusap wajahnya kasar dan menghembuskan nafas berat.
Arya yang mengejar Ayuna tapi Ayuna malah menyukai sahabatnya sendiri. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
"Kak, kok aku sangat yakin ya. Kalo kak Rion itu jodoh aku," ujar Ayuna.
Hati Arya seperti dihantam belati tajam. Akhirnya Arya merasakan sakit namun tak berdarah.
"Yuna ingin menjadi istrinya," lanjutnya.
Arya menatap Ayuna dengan tatapan penuh luka. "Dia duda beranak satu. Jika kamu menginginkan Rion kamu juga harus mau sama anaknya," balas Arya.
"Insyaallah Yuna akan menerima anaknya kak," sahutnya dengan penuh keyakinan. Hanya seulas senyum yang Arya tunjukkan pada Ayuna. Senyum yang penuh dengan kesakitan.
# flashback off.
Inikah yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan, batinnya.
"Ada apa dengan anak Pak Danu?" tanya Rion santai.
Pak Danu bingung dengan pertanyaan Rion. Ayuna mengatakan kepadanya jika dia telah beberapa kali bertemu dengan Rion, tapi kenapa Rion seperti tidak tahu kepada anaknya.
"Dia menyukaimu dan menginginkan kamu jadi suaminya," jawab Pak Danu.
Mimpi apa Rion semalam, wanita yang sama sekali tidak ia kenal ingin menjadikannya suami. Rion hanya menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Jangan bercanda, Pak."
"Kapan saya main-main dengan ucapan saya?" tanya Pak Danu.
"Saya harap kamu tidak menolaknya karena dia putri saya satu-satunya," lanjut Pak Danu.
Rion benar-benar dibuat pusing sekarang. Dia tidak tahu harus bagaimana. Rion sangat berhutang budi ke Pak Danu tapi permintaan Pak Danu sangat tidak masuk akal baginya.
"Datanglah ke acara makan malam di rumah saya," pinta Pak Danu. Rion hanya terdiam tak mampu untuk menjawabnya.
"Itung-itung mengenal putri saya lebih dekat," ujarnya seraya menepuk bahu Rion. Pak Danu pun meninggalkan ruangan Rion.
Hanya tersisa Rion dan Arya dengan pikiran mereka masing-masing. Arya dengan cinta yang tak terbalaskan dan Rion dengan permintaan Pak Danu yang di luar nalar pikirannya membuatnya pusing sendiri.
"Bhas ...."
"Tau ah," potong Arya dan meninggalkan Rion. Rion hanya menatap punggung Arya bingung. Tidak biasanya Arya bersikap seperti ini kepadanya.
Rion hanya menyandarkan kepalanya di sofa. Dia bingung apa yang harus dia lakukan. Menolak itu sangat tidak mungkin, Pak Danu adalah orang yang paling berjasa dalam kemajuan bisnisnya. Menerima anak Pak Danu untuk menjadi istrinya itu juga mustahil. Belum ada wanita yang bisa menggantikan Ayanda di hatinya sampai saat ini. Di sisi lain ada hati putrinya yang harus dia jaga. Sekarang, sahabatnya yang selalu memberikan solusi kepadanya seolah acuh. Ada apa sebenarnya? Begitulah yang ada di benak Rion.
Di sinilah Arya, di sebuah tempat makan di dalam mall besar. Dia duduk dipojokan seorang diri dan meratapi kesedihannya. Cinta pada pandangan pertamanya ternyata hanya bertepuk sebelah tangan. Sakit sungguh sakit, ketika dia mengetahui jika sahabatnya lah yang Ayuna kagumi dan ingini.
Arya sebenarnya tidak marah kepada Rion karena ini bukan salah sahabatnya. Hanya saja dia ingin terlihat baik-baik saja di hadapan semua orang. Biarkan patah hatinya dia pendam sendiri. Cukup dia dan Tuhan yang tahu bagaimana sakit dan pedihnya mengagumi tanpa dicintai.
"Ngapain lu di sini?" tanya seorang wanita.
Arya hanya mendengus kesal karena dia sangat mengenali suara itu.
"Ayuna, kan?" tanya Arina pada Arya.
"Kenapa lu selalu tau sih Mbak? Udah kayak Mbah Mizone aja," sungutnya.
Arina hanya tertawa. "Lu bisa tutupin semuanya dari orang lain tapi lu gak bisa bohongin gua," ucap Arina lembut. Tidak ada jawaban dari Arya.
"Persahabatan lu jauh lebih berharga dari pada seorang wanita."
"Gua gak marah sama Rion Mbak, Rion juga gak tau siapa Ayuna. Gua tau Rion luar dalam, semenjak berpisah dengan Ayanda dia seolah menutup hati dan matanya untuk wanita lain. Hanya saja, sesak dada gua Mbak," tutur Arya.
"Lu adek gua terhebat," ucap Arina. Dan Arya hanya tersenyum.
"Kalo dada lu sesak minum obat asma gih," cela Arina.
"Sekalian Mbak lu bawain tabung oksigen ke sini buat gua," timpal Arya kesal.
Arina pun terkekeh mendengar jawaban dari adiknya. Melihat senyuman hangat yang melengkung dari bibir Arina sesak di dada Arya perlahan menghilang. Seulas senyum yang kini terukir dari bibirnya. Inilah kekuatan cinta antara adik dan kakak. Meskipun bertengkar setiap hari bukan berarti membenci. Itulah cara mereka menyampaikan rasa sayang mereka satu sama lain.
Waktu terus berputar, siang pun sudah berganti malam. Rion masih betah rebahan di kamar hotelnya, untuk beberapa hari ini dia ingin menenangkan hati dan pikirannya dari Mamahnya. Bukannya tenang malah menambah masalah baru.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Keluarga Ayuna sudah menunggu kehadiran Rion dari sehabis Maghrib. Akan tetapi, yang ditunggu tak kunjung datang malah sedang asyik video call-an dengan keluarga mantan istrinya beserta putrinya di Singapura. Rona bahagia selalu menghiasi wajah Rion ketika melihat keharmonisan Ayanda, Gio dan juga Echa.
Di rumah P
"Pah, apakah kak Rion tidak akan datang?" tanya Ayuna resah. Melihat wajah putrinya yang nampak sendu akhirnya Pak Danu menghubungi Rion, namun panggilannya selalu sibuk.
Sebenarnya Pak Danu tidak ingin memaksakan Rion untuk dekat dengan putrinya. Dia tahu bagaimana Rion dengan pendiriannya dan juga perasaanya. Dan dia juga tahu menaklukan Echa anak dari Rion itu sangat sulit. Echa bisa seperti anak kucing yang manja dan juga bisa berubah garang seperti harimau. Demi putrinya, Pak Danu rela meminta kepada Rion untuk mendekati putrinya. Walaupun dia tahu harapannya sangat kecil Rion mau menerima putrinya.
"Yuna, apakah kamu serius dengan perasaanmu?" tanya Pak Danu.
"Sangat serius, Pah. Sejak pertama kali melihat kak Rion, Yuna sangat yakin jika kak Rion adalah pria baik dan sangat menyayangi putrinya. Pasti akan menjadi imam yang baik untuk Yuna," jawabnya dengan wajah berbinar.
Pak Danu menghembuskan nafas kasar. Dia tidak ingin melihat anaknya kecewa. Baru kali ini Ayuna mengenal cinta dan dengan lantangnya dia menginginkan Rion untuk menjadi imamnya. Pak Danu hanya bisa mengurut keningnya yang pusing.
Malam semakin larut, gamis cantik yang Ayuna kenakan sudah kusut seperti wajahnya. Berkali-kali Ayuna melihat jam di dinding, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Dari yang hanya menunggu di sofa ruang tamu hingga menunggu di kursi depan rumah sudah Ayuna lakukan, namun pangeran tampan yang dia tunggu tak kunjung menampakkan diri.
"Yuna, udah malam. Kita masuk, angin malam tidak baik untuk kesehatan, Nak," pinta Pak Danu. Dengan wajah sendu dah hati kecewa Ayuna pun menuruti perintah ayahnya.
Inilah yang Ayah takutkan, batin Pak Danu.
Pangeran tampan yang ditunggu ternyata sudah terlelap di atas ranjang empuknya, dengan ponsel yang sudah tergeletak di sampingnya dalam kondisi mati total.
*****
Apakah Ayuna jodoh Rion? Ataukah jodoh Arya?
Ikutin terus ceritanya, jangan lupa like, komen dan juga vote sebanyak-banyaknya ya ...
Happy reading semua ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
Novie Gwen Naura
mungkin kah jodohnya Arya Nisa atau sebaliknya gtw lah serah sama yg maha mengetahui yaitu author 😁
2021-10-16
0
Asna Deli
bagusan rion sma ayuna dri pd amanda..kek nya anak pak danu baik orang nya..
2021-09-25
0
Aulia Trenanda M
jodoh arya aja lah,trus rian cari yang bar bar
2021-07-30
0