Setelah keputusan final Gio, Pak Danu kini sudah jatuh miskin. Kurang dari setengah jam perusahaannya hancur.
"Dad, apa itu tidak berlebihan?" tanya Ayanda yang kini duduk bersama Gio, Arya dan juga Rion.
"Itu baru sentilan untuk dia Mom," jawab Gio yang kini memeluk tubuh istrinya.
"Itu belum seberapa Dek. Kalo sampe terjadi apa-apa sama kamu dan juga baby twin kita semua bisa lebih murka dari ini," timpal Rion.
"Tuh denger, kita semua sayang sama Mommy dan juga baby twin. Jadi, kita semua akan melindungi kalian kesayangan Daddy," ucap Gio lalu mengecup kening Ayanda.
"Lama-lama di sini mata gua panas ngeliat pasutri kelewat mesra," cela Arya.
"Balik lah, sesak dada gua. Mereka berdua bikin gua cemburu sampe ke ubun-ubun," ajak Rion pada Arya.
Gio dan Ayanda hanya tertawa. Ucapan Rion hanya candaan biasa, jadi tidak akan dianggap serius oleh Gio dan Ayanda.
"Jaga Echa di apartment gua," ucap Gio pada Rion. Dan Rion hanya menganggukkan kepalanya.
"Dad, kalo semua saham Daddy dicabut berarti perusahaan Papanya Ayuna bangkrut dong," ujar Ayanda.
"Bisa dibilang begitu, perusahaan dia maju karena perusahaan Ayah menanam saham besar di sana. Tanpa saham Ayah perusahaannya tidak ada apa-apanya," balas Gio.
"Apa tidak bisa ...."
"No, sudah final. Tidak ada siapapun yang bisa merubah keputusanku," sela Gio dengan nada sedikit meninggi.
Ayanda hanya diam, dia menutup mulutnya rapat-rapat. Ucapan aku yang terlontar dari mulut Gio menandakan kesabaran Gio sudah habis. Ucapannya dengan nada tinggi menandakan dia benar-benar marah.
Melihat Ayanda yang terdiam dan menunduk, Gio memeluk tubuh istrinya. "Sorry, Daddy hanya tidak ingin terjadi apa-apa dengan Mommy dan juga baby twin kita," ucapnya melemah.
Gio mencium kening Ayanda sangat lama, dan membelai pipi istrinya. Dia tahu Ayanda masih marah karena dibentak olehnya.
"Jangan marah dong, Daddy marah karena Daddy sayang kalian," imbuhnya. Mengecup bibir Ayanda lama dan sedikit memainkan lidahnya.
Mereka sedang asyik menikmati ciuman hangat dan ciuman pelepas rindu. Saling membalas satu sama lain. "Eh sorry," ucap Remon yang sudah berdiri di ambang pintu. Tanpa permisi Remon masuk ke ruang rawat Ayanda dan sekilas melihat adegan ciuman mereka.
Gio hanya berdecak kesal sedangkan Ayanda menelusupkan kepalanya ke dada bidang suaminya. Memeluk pinggang Gio erat.
"Ada apa?" tanya Gio yang juga mengeratkan pelukannya kepada Ayanda.
"Semuanya sudah beres," jawab Remon.
"Istirahatlah." Perintah Gio. Remon pun menuruti perintah dari Bossnya.
Gio tersenyum melihat istrinya merasa malu karena kepergok sedang berciuman. "Kita tidur ya," ajak Gio dan membawa tubuh istrinya ke kamar perawatan.
Di kediaman Danu Suseno.
Pak Danu sangat marah kepada Ayuna. Ternyata aduannya itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Tamparan dari tangan Pak Danu pun tak terelakan hingga Ayuna tersungkur.
"Papa nyesel kenapa harus ngikutin permintaan kamu. Dan sekarang kamu sudah menghancurkan semuanya," bentak Pak Danu.
Ayuna hanya menangis mendengar bentakan dari Papanya. Seumur hidupnya, Papanya tidak pernah membentak ataupun memarahi dirinya sekalipun dia salah.
"Maafkan Yuna Pah," ucapnya dengan bersimpuh di kaki papanya.
"Nasi sudah menjadi bubur. Mustahil semuanya akan kembali lagi," jawab Pak Danu dan meninggalkan Ayuna seorang diri di ruang tamu.
Pak Danu menghentikan langkahnya. "Bersiaplah untuk angkat kaki dari rumah ini. Dan merasakan dinginnya tinggal di balik jeruji besi," ucap Pak Danu yang tengah membelakangi putrinya.
"Pertanggung jawabkanlah perbuatan mu karena tidak akan ada pengacara yang sanggup membelamu. Mereka sangat kuat terlebih memiliki bukti yang banyak," ujar Pak Danu lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar atas.
Keesokan paginya, Gio membawa pekerjaannya ke rumah sakit. Semuanya sudah Remon atur termasuk sekretaris Gio yang berada di Jakarta.
Ayanda mengernyitkan dahinya ketika melihat seorang wanita duduk di samping suaminya.
"Dad," panggil Ayanda dengan wajah yang menahan amarah.
"Kenapa keluar dari kamar Mom?" tanyanya yang kini sudah merengkuh tubuh istrinya.
Ayanda menatap Gio dengan tatapan tajam. "Who is she?" tanyanya sedikit meninggi.
"Sekretaris kantor Mom," ucapnya, lalu Gio mengecup kening Ayanda dan menariknya agar ikut bergabung dengannya dan juga sekretarisnya yang didampingi Remon.
Tidak ada tanda-tanda sekretaris "gatal" dari wanita yang berada di samping suaminya. Sedangkan dengan posesif dan penuh cinta tangan Gio melingkar di pinggang Ayanda, dan meletakkan kepala istrinya di bahu Gio. Sesekali Gio menciumi ujung kepala Ayanda di sela-sela waktu kerjanya.
Remon dan sekretaris kantor Gio merasa iri dengan keharmonisan rumah tangga Bossnya itu. Gio benar-benar pria idaman. Pekerjaan mereka pun selesai, Remon dan sekretaris Gio pun meninggalkan ruang perawatan.
Tinggallah pasangan suami-istri ini, mereka sedang bercanda ria. Tertawa bersama seraya menikmati makan siang. Pintu kamar perawatan pun terbuka. Wanita yang membuat Gio murka dengan lancangnya menampakkan diri di hadapannya.
"Mau apa kamu kesini?" tanya Gio dengan nada sangat tidak suka.
"Saya mau minta maaf, Pak," ucap Ayuna dengan wajah yang menunduk.
"Tidak ada maaf bagi siapapun yang sudah menyelakai keluarga saya terutama istri saya," balasnya dengan penuh emosi.
Ayanda mengusap bahu Gio memberikan isyarat agar Gio bisa tenang. Tidak terbawa emosi seperti ini.
"Maafkan saya, Pak. Saya menyesal," ucap Ayuna dengan nada yang sangat memohon.
"Tidak ada penyesalan yang datang duluan kan, semuanya pasti belakangan" jawab Gio dingin.
Ayuna sama sekali tidak bisa menjawab. Yang bisa dia lakukan memohon dengan sangat iba agar Gio berempati kepadanya.
"Maafkan saya, Pak. Saya Mohon, dan pulihkan perusahaan Papa saya kembali. Dan tolong cabut laporan terhadap saya. Saya janji akan menuruti semua kemauan Bapak," pintanya yang kini sudah bersimpuh di hadapan Gio dengan berlinangan air mata.
Gio hanya tertawa hambar mendengar kalimat permohonan dari Ayuna. Sedangkan Ayanda merasa kasihan kepada Ayuna.
"Dad." Sorot mata Ayanda sangat memohon kepada suaminya. Gio hanya membalas dengan tatapan dingin dan datar.
Ayuna semakin menunduk dan terus terisak, kini dia bersujud kepada Gio memohon pengampunan dan juga berharap Gio menormalkan kembali perusahaan Papanya.
"Tidak ada gunanya kamu bersujud seperti ini di hadapan saya karena saya tidak akan pernah mengubah keputusan akhir saya ini," imbuh Gio.
"Orang yang kamu coba sakiti adalah wanita yang sangat saya sayangi. Apapun akan saya lakukan untuk melindungi istri saya. Termasuk membunuh kamu pun saya bisa," tambah Gio.
Ayanda melebarkan matanya mendengar ucapan dari Gio. Ayuna mendongakkan kepalanya menatap Gio dengan linangan air mata. Seringai jahat muncul dari matanya.
"Sebelum Anda membunuh saya, akan saya bunuh istri Anda," ucapnya yang sudah mengarahkan pisau ke perut Ayanda. Secepat kilat pisau itu mengenai perut dan darah pun berceceran.
"Daddy," teriak histeris Ayanda.
Wajah Ayuna sangat pias dengan pisau yang berlumuran darah di tangannya. Perlahan Ayuna mundur dan berlari meninggalkan Ayanda dan juga Gio.
*****
Happy reading,
Jangan lupa like, komen dan juga vote ya ..
Yang belum tekan ikon ❤️ sok geura tekan ❤️-nya. Biar gak ketinggalan cerita Bang Duda-nya.
Komen kalian adalah penyemangat ku untuk terus menulis. Percaya atau tidak, kalo aku lagi buntu mau nulis apa, baca komen kalian itu kayak hiburan sendiri buat aku dan pelan-pelan ada aja ide yang muncul. 😍
Terimakasih atas komen positif kalian dan komen-komen lucu kalian.
Thank You so much all ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 431 Episodes
Comments
mommy neng
psikopat dah ni anak
2023-03-07
0
Murnia Angieribi
ni cewek gak waras ya thor
🤯🤯🤯🤯🤯🤯
2022-11-03
0
Lusia Tania
Ayuna psycopat perempuan iblis benar ni ?
2021-08-09
0