.
17
.
"Jika dia lemah dan tidak berguna, dia tidak akan pernah bisa mengalahkan Astrid dan bahkan kakaknya Astrid yang selalu menjadi pengawal rahasia ibunda!" Jawab Sky
Ratu Amalthea terdiam, dia tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Semuanya yang Sky katakan memang benar.
"Ibunda telah di hasut oleh keponakan kesayangan Ibunda, dan membuat ibunda menjadi seperti ini. Dan karena itu, kita semuanya dalam masalah, bagaimana Vivi mengutuk kerajaan kita dengan kemarahannya. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menyelesaikan semuanya ini. Mungkin memang sudah seharusnya kerajaan ini hancur. Karena memiliki ratu yang sangat mudah di hasut, hanya karena air mata." Ucap Sky yang kini terlihat benar-benar pasrah.
Mengingat Vivi mengutuk kerajaannya, dia sudah tidak memiliki harapan apapun lagi.
"Sky... Maafkan ibu. Ibu tidak seharusnya hanya melihat Astrid yang terus menangis tanpa memperdulikan jika Vivi tidak bersalah dalam hal ini. Dia yang justru sudah menyelamatkan mu, tapi aku justru berbuat seperti ini padanya. Ibu akan meminta maaf padanya, sekarang kamu jangan seperti ini ya..." Ratu Amalthea mendekati putra sulungnya yang terlihat begitu sedih, marah, kecewa dan bahkan penuh dengan kebencian, dia juga terlihat sangat putus asa.
Itu semuanya baru pertama kalinya dia lihat pada putra sulungnya yang selalu tersenyum manis pada semuanya dan tidak pernah marah sekalipun padanya.
"Sky... Kita bisa memanggilnya untuk kembali kemari bukan? Tetua guru Oberon bisa mengajak Vivi kemari lagi, kita bisa memulai semuanya lagi. Menyambutnya seperti yang seharusnya. Aku juga akan meminta maaf padanya untuk apa yang sudah aku lakukan padanya. Jangan seperti ini Sky..." Ratu Amalthea mengusap lembut punggung putranya yang masih terlihat begitu sedih.
"Dia sudah pergi." Ucap Sky.
"Kita bisa memanggilnya kemari lagi, aku akan meminta pada yang mulia untuk memanggil secara langsung dengan perintah kerajaan. Dia pasti akan datang. Bukan begitu tetua guru Oberon?" Tanya ratu Amalthea.
Tetua guru Oberon menggelengkan kepalanya.
"Hamba tidak yakin tentang hal itu. Dia bukan tipe orang yang patuh. Dia akan melawan siapapun yang menurutnya tidak benar. Seperti yang dia lakukan pada yang mulia ratu Amalthea tadi. Dia tidak takut pada siapapun. Akan sangat sulit hanya untuk bisa menemukannya saja, jika dia sudah pergi dengan kemarahan seperti ini, hamba tidak bisa menjanjikan yang satu ini." Jawab tetua guru Oberon.
"Kenapa begitu? Bukankah dia adalah keponakan mu, dia pasti kembali pada keluargamu bukan?" Tanya ratu Amalthea. Dia tidak mengerti kenapa Vivi sepertinya sangat misterius.
"Dia memang keponakan hamba, tapi dia sangat berbeda dengan hamba. Saat ini hamba juga harus segera pergi. Ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Mungkin hamba akan pergi lebih dari satu bulan. Hamba harus mengurus kutukan kemarahan seseorang yang mengutuk kerajaan ini dengan kemarahannya. Ini membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan kutukan itu. Jika tidak, kerajaan Awan Langit akan benar-benar hancur." Jawab tetua guru Oberon.
Ratu Amalthea terkejut mendengar itu. Mereka semua sangat kental dengan keyakinan semacam itu. Terlebih tadi Vivi mengatakannya dengan sangat jelas dan penuh dengan kemarahan. Itu membuat mereka khawatir, jika sampai semua yang Vivi katakan akan benar-benar terjadi.
Ratu Amalthea terdiam, dia yang paling mendengar jelas saat Vivi mengatakan hal buruk tentang kerajaannya. Tadinya dia mengacuhkan itu semuanya, tapi setelah mendengar semuanya dari Sky, itu membuka matanya dan di bisa melihat jelas jika Vivi memang di perlakukan secara tidak adil dan sangat wajar jika dia mengutuk kerjaannya.
"Apa itu sangat berbahaya? Maksudku apa itu akan benar-benar terjadi karena ucapan kemarahannya?" Tanya ratu Amalthea.
"Itu pasti terjadi." Jawab Sky dengan marah.
"Sky..." Ratu Amalthea kembali membujuk putranya yang masih saja marah padanya, "Ibu sudah menyadari kesalahan ibu, kamu boleh mencarinya dan membawanya kembali kemari." Tambahnya.
"Dia tidak akan pernah kembali. Dia sudah kembali ke tempat asalnya." Jawabannya seraya berjalan untuk kembali ke kamarnya. Perasaannya sedang sangat kacau. Dia ingin menenangkan dirinya sendiri saat ini. Saat ini dia juga tidak tahu Vivi ada di mana. Apalagi kepergiannya dengan kemarahannya. Sky hanya bisa kembali menghela nafasnya yang terasa begitu berat.
"Tetua guru Oberon, bisakah menyuruhnya untuk kembali kemari? Sky dan Cloud sangat peduli padanya. Belinda juga sangat menyukainya, mereka semua akan marah padaku jika Vivi tidak kembali." Ucap ratu Amalthea
"Dia tidak akan pernah kembali jika yang mulia ratu Amalthea hanya memikirkan tentang pangeran Sky, pangeran Cloud dan tuan putri Belinda. Maksud hamba, yang Mulia ratu Amalthea harus benar-benar merasa jika dia memang perlu ada di sini dengan sepenuh hati yang Mulia ratu Amalthea. Yang mulia ratu Amalthea harus benar-benar tulus ingin dia kembali kemari. Jika tidak, dia tidak akan pernah kembali." Jawab tetua guru Oberon
"Kenapa dia sangat misterius. Dia juga seperti seorang Dewi atau peri saja. Bukankah dia hanya keponakanmu?"
"Dia keponakan hamba, tapi kami memang berbeda." Jawab tetua guru Oberon.
Ratu Amalthea menghela nafasnya, dia memang sangat merasa bersalah pada Vivi. Sudah seharusnya dia memang mengharapkan Vivi untuk segera kembali, agar dia bisa berbicara padanya meluruskan semua masalah yang terjadi.
"Ya... Kamu benar. Lalu, dimana dia saat ini?" Tanya ratu Amalthea.
"Hamba tidak tahu. Dia tidak bisa di tebak." Jawab tetua guru Oberon.
"Baiklah, biar aku sendiri yang akan mencarinya untuk memintanya kembali. Karena semua itu ini memang kesalahanku." Ucap ratu Amalthea.
"Yang mulia adalah seorang ratu, tidak perlu sampai melakukan hal itu!" Ucap Astrid yang tiba-tiba sudah sampai di sana.
"Untuk apa bibi mencarinya?! Dia sengaja melakukan hal ini agar bibi mau melakukan semua ini, dan dia akan menang. Dia jelas adalah seorang penyihir! Bagaimana mungkin dia juga bisa mengalahkan kakak-ku yang merupakan pengawal bayangan. Dia pasti adalah seorang penyihir! Keluarganya semuanya adalah penyihir!" Ucap Astrid lagi.
Tetua guru Oberon hanya bisa melihatnya saja yang sedang terus kembali menghasut ratu Amalthea bahkan ratu Amalthea juga terkejut mendengar apa yang Astrid katakan.
"Ucapan tuan putri Astrid sangat tidak baik. Bahkan mengatakan seseorang sebagai seorang penyihir. Hamba tidak bisa lagi menjadi tetua guru di kerajaan ini. Hamba mohon undur diri, dan hamba akan kembali ke kampung halaman hamba segera. Mohon yang mulia ratu Amalthea dan yang mulia raja Orion Janus tidak meminta hamba untuk kembali kemari, karena hamba tidak akan pernah mau melakukannya." Tetua guru Oberon membungkuk hormat pada ratu Amalthea setelah itu pergi dari sana, sebelum ratu Amalthea mengatakan apa yang ingin dia kat.
"Astrid! Kamu keterlaluan! Ini semua adalah karena kesalahanmu! Jika yang mulia raja mengetahuinya, aku tidak bisa membelamu lagi! Aku sendiri sudah memiliki beban yang harus aku pertanggungjawaban pada yang mulia raja! Dan sekarang kamu membuat orang yang sangat dia percayai dan merupakan guru baginya pergi dari sini dan tidak akan pernah kembali.
Ini masalah besar. Dan kamu juga menyebabkan banyak masalah besar pada Vivi. Cloud pasti sudah mengatakannya pada yang mulia, mengingat dia tidak pernah menyukaimu. Kali ini kamu harus mengurus semuanya sendiri, kakakmu juga pasti akan terbawa dalam masalahmu. Kamu juga melanggar janjimu sendiri, itu adalah hukuman terberat dalam kerajaan ini! Aku tidak bisa membela kalian lagi, jadi bersiaplah untuk menerima hukuman dari yang mulia raja." Ucap ratu Amalthea seraya mulai berjalan untuk segera pergi dari sana.
"Tunggu bibi... Aku tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Bibi harus membantuku." Astrid menghentikan langkah kaki ratu Amalthea dengan berlutut dia hadapannya, "aku hanya memiliki bibi sebagai orang tuaku..." Ucapnya yang mulai terisak.
"Itu benar. Karena aku adalah satu-satunya orang yang merupakan walimu, jadi aku memang sudah seharusnya bertindak tegas padamu, bukan justru memanjakanmu sampai membuatmu menjadi orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak mau menepati janjinya seperti ini! Aku menyesal karena telah melakukan hal itu selama ini, menuruti saja setiap permintaan dan keinginanmu hanya karena kamu mengatakan jika aku adalah satu-satunya orang yang ada untukmu.
Air mata mu telah menyebabkan semuanya ini terjadi. Aku tidak akan pernah lagi bisa terpengaruh dengan itu. Jadi, jangan pernah berpikir jika aku akan luluh hanya karena kamu menangis seperti ini. Berdirilah! Dan pertanggung jawabkan semua perbuatanmu!" Jawab ratu Amalthea seraya berjalan meninggalkan Astrid yang masih berlutut di tempatnya dengan perasaan yang tidak percaya jika bibinya yang selama ini selalu menuruti apapun keinginanya, kini justru langsung menolaknya begitu saja.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sepertinya aku harus segera menemukan Vivi, atau aku akan berakhir." Ucap Astrid seraya beranjak dari posisinya, setelah itu dia berlari pergi dari sana untuk segera mencari Vivi. Walaupun dia tidak tahu saat ini Vivi ada dimana.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments