.
12
.
"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu bisa membuat ruangan ini bisa bersih dan menjadi begitu cantik dalam waktu yang begitu singkat. Jangan-jangan benar, jika kamu ini penyihir?! Dan apa ini..." Astrid baru menyadari jika Vivi memakai gaun yang memperlihatkan lengan dan kakinya, dan itu membuatnya berfikir jika dia sedang berusaha untuk menggoda Sky dan juga Cloud, "pakaian macam apa yang kamu pakai? Kamu seperti wanita jal*ng. Apa ini kebiasaanmu?" tanya Astrid dengan penuh selidik.
Vivi benar-benar merasa sangat geram pada apa yang Astrid katakan padanya, namun dia tidak ingin terpengaruh pada apa yang dia katakan, dan hanya akan membuatnya merasa marah.
"Ada baiknya jika tuan putri seperti anda menjaga setiap kata-kata anda, saya tidak pernah ingin menggoda siapapun. Ini adalah pakaian yang biasanya memang saya pakai saat saya tidur. Saya punya ribuan dan semuanya masih baru, jika tuan putri mau, saya bisa memberikannya. Jadi, tolong jaga ucapan tuan putri Astrid..." jawab Vivi.
"Tentang tempat ini, saya sudah bekerja keras bersama dengan kedua pangeran. Jika tidak percaya tanyakan saja pada mereka berdua. Saya tidak mungkin melakukan ini sendirian tuan putri Astrid. Saya di bantu oleh pangeran Sky dan Cloud dan bahkan tuan putri Belinda. Jika tuan putri Astrid tidak percaya, bisa tanyakan pada mereka bertiga, tapi sayangnya tuan putri Belinda sudah tidur. Jadi, sebaiknya tanyakan saja pada mereka tentang semuanya ini, karena saya tidak tahu apapun." jawab Vivi dengan senyuman yang sopan dan berbicara dengan begitu merendah.
Mendengar itu Cloud hanya bisa mengikuti permainan yang Vivi katakan, walaupun dia tidak melakukan apapun pada kamar Vivi.
"Iya! Aku yang membantunya! Kak Sky juga! Memangnya apa yang salah dengan itu! Kamu sendiri yang memberikan ruangan buruk ini padanya! Jadi kami harus membantunya untuk membersihkan semua ini agar dia bisa merasa nyaman di sini! Dia adalah keponakan dari tetua guru Oberon, tapi kamu memperlakukannya seperti sampah! Kamu akan menyesal Astrid!" ucap Cloud
Mendengar apa yang Cloud katakan, Astrid merasa sangat khawatir, dia takut jika raja Orion Janus akan sampai mengetahui apa yang sudah dia lakukan.
"Maaf Cloud, aku hanya bercanda dengannya. Tapi kalian menanggapinya dengan serius." wajah ramah Astrid kini terkiht. Vivi hanya merasa jika itu sangat-sangat memuakkan.
"Kamu bilang bercanda? candaan mu sangat tidak bisa di terima!" jawab Sky dengan begitu tegas dan serius
Astrid melihat tatapan mata Sky yang penuh dengan amarah, terlihat jelas jika Sky sama sekali tidak menyukai apa yang sudah dia lakukan itu.
"Sky... Aku akan meminta pelayan untuk membawa Vivi pindah ke kamarnya yang seharusnya. Jangan seperti ini, aku sungguh-sungguh hanya sedang bercanda." ucap Astrid sembari memperlihatkan ekspresi dimana dia memang hanya sedang bercanda dengan apa yang sudah dia lakukan itu.
"Untuk apa aku pindah! Aku sudah susah payah membersihkan tempat ini, sekarang sudah terlihat sangat indah dan bagus. Lalu aku harus pergi begitu saja? Aku tidak mau!" tolak Vivi dengan tegas.
"Jangan pernah berpikir untuk menolak apa yang aku perintahkan!" jawab Astrid dengan penuh ancaman.
Vivi tertawa kering, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi untuk memberikan pelajaran pada keras kepala gadis yang ada di depannya saat ini.
"Bawa saja aku kesana jika tuan putri Astrid bisa melakukannya!" ucap Vivi menantang Astrid.
"Kamu berani! Kamu akan tahu akibatnya..."
"Kamu yang akan tahu akibatnya! Jangan melewati batasanmu!" Vivi terlihat begitu marah. Dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya lagi dengan sikap Astrid yang sudah sangat melewati batas kesabarannya.
Melihat itu, Sky juga tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia tidak mau membuat Vivi marah, di bahkan tidak akan pernah tahu, apa yang bisa Vivi lakukan jika sampai itu terjadi. Mungkin kerajaan Awan Langit akan hancur dalam sekejap mata saja.
"Astrid! Kamu benar-benar melebihi batas! Apa salah Vivi sampai kamu selalu saja menggangunya? Dia baru pertama kalinya datang kemari, tapi kamu justru memberikan kesan buruk bagi seluruh kerajaan Awan Langit!" kali ini Sky juga benar-benar terlihat marah.
Cloud juga merasa jika Astrid sudah benar-benar keterlaluan, "Aku sejak dulu tidak pernah menyukaimu! Jika bukan karena ibunda adalah bibimu, aku tidak akan pernah mau dekat-dekat denganmu! Dan kali ini Kamu juga sudah benar-benar keterlaluan! Ayah juga tidak akan memaafkan tentang ini, jika dia tahu apa yang kamu lakukan pada Vivi." ucapnya.
Astrid benar-benar tidak menyangka jika kedua pangeran begitu marah padanya saat ini hnya karena seorang gadis yang baru mereka temui.
"Kalian membelanya begitu besar. Apa kalian begitu mengenal dia, daripada mengenalku?" tanya Astrid. Matanya sudah mulai menitikkan air matanya.
Vivi menghela nafasnya, "aku tidak pernah tahu kehidupan macam apa yang ada di sini, atau ini memang sudah menjadi kebiasaan. tapi aku benar-benar ingin istirahat saat ini. Tidakkah kalian tahu waktu? Sungguh... Aku kini benar-benar menyesal kenapa aku bisa mau saja datang ke tempat seperti ini!" Vivi merasa sangat lelah setelah membersihkan kamarnya itu, dan sekarang harus di hadapkan pada keadaan yang sama sekali tidak memberikan dia kedamaian sama sekali
Dia yakin jika saat ini mungkin sudah sekitar pukul tiga dini hari, tapi dia masih harus terjaga hanya karena dia terjebak dalam lingkungan yang sama sekali tidak menguntungkan baginya.
"Bisakah kita membahas ini besok pagi? Aku benar-benar ingin tidur, jika tidak aku mungkin tidak akan pernah bisa mengepakkan sayap ku..." tambahnya dengan raut wajah yang sudah terlihat begitu kelelahan.
Semuanya terkejut mendengar apa yang Vivi katakan, Terlebih Astrid yang kini menatapnya dengan penuh selidik.
"Kamu mengatakan apa tadi?" tanya Astrid.
Sky dan Cloud terlihat panik, dia yakin jika karena kelelahan, Vivi sampai mengatakan hal itu tadi.
"Sebaiknya kita keluar! Kita tidak perlu membahas apapun di sini!" Sky menarik tangan Astrid agar dia dan pelayan nya segera keluar dari kamar Vivi, karena dia tidak ingin jika sampai Astrid menanyakan lebih lanjut tentang apa yang Vivi katakan.
Vivi menghela nafasnya kembali, rasanya benar-benar lelah, setelah seharian harus berkelana di tempat antah berantah yang sama sekali dia tidak kenali, bahkan dia juga tidak mengenal siapapun yang dia sebut saudara
"Aku akan tidur saja." ucapnya seraya berjalan untuk menggelar selimutnya di lantai kayu yang sudah dia pasang karpet bulu tebal. Dia tidak bisa tidur di atas tempat tidurnya, karena Belinda sudah lebih dulu menempatinya, dan sepertinya akan selalu seperti itu.
"Kehidupan akan benar-benar sulit selama di sini." ucapnya dengan nafasnya yang berat.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments