Aku Bukan Kupu-kupu
.
1
.
Hai all.... 🤗
Ini adalah novel iseng author. Ini juga novel fantasi yang pertama author buat. Mungkin aneh, tapi namanya juga fantasi, pasti semuanya di luar nalar. 😅
happy reading 😉
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Yang mulia... Jika seperti ini terus, maka kerajaan kita akan hancur. Musuh kita bahkan terus menerus menekan kita untuk menyerah begitu saja." Ucap seorang pria yang dengan hormat berdiri di depan seseorang yang sedang duduk di singgasana kerajaannya.
"Yang mulia, tolong dengarkan apa yang penasihat kerajaan sudah katakan pada kita semua. Kita tidak bisa menunggu ramalan dari tetua guru oberon yang mengatakan hal omong kosong belaka. Kita tidak bisa mempercayainya yang mulia." Ucap yang lainnya.
Saat ini kerajaan sebuah pertemuan penting sedang di gelar. Di mana sebuah kerajaan yang sedang di desak untuk menyerahkan diri begitu saja. Pada kerajaan lawan mereka.
"Dari dulu kerajaan Awan Langit tidak pernah terkalahkan. Dan aku percaya pada apa yang tetua guru Oberon katakan tentang ramalan. Di mana akan ada kupu-kupu raksasa yang akan menyelamatkan kita semua dari krisis dan ketegangan ini. Saya Orion Janus raja dari kerajaan Awan Langit, tidak akan menyerah begitu saja.
Bagi kalian yang masih ingin terus mendesakku agar mau menerima permintaan dari kerjaan Awan Petir untuk menerima ajakan damai mereka dengan menyerahkan sebagian dari kerajaan ku! Aku tidak akan mengikuti keinginannya! Kita akan berperang jika itu harus! Walaupun kita kalah, kita tidak akan merasa malu pada keturunan kita di masa depan!" Tatapan keyakinan terlihat jelas di mata pria yang sudah berusia lebih dari enam puluh tahunan itu.
"Penasehat kerajaan Triton, sepertinya anda begitu ingin agar kita menyerahkan sebagian dari kerajaan kita pada lawan kita?" Ucap seorang pria muda dengan sarkis. Tatapan matanya begitu tajam, seolah-olah dia mengetahui apa yang sedang di pikirkan pria dengan tongkat kayu mengkilat di tangannya, yang terus terlihat begitu gelisah.
Cloud menyeringai ketika pria tua di hadapannya itu menurunkan tatapannya.
"Iya, sepertinya panglima perang Perseus juga sangat tidak sabar untuk menyerah. Apa itu hanya pendapatku saja? Bagaimana menurutmu Cloud?" Tanya seorang pria muda yang berdiri di sebelahnya sedari tadi. Dia merangkul adiknya yang dia panggil dengan nama Cloud itu tadi.
"Tentu saja kak Sky... Mereka berdua sangat terburu-buru ingin menyerahkan kerajaan kita pada lawan kita." Jawab Cloud kakaknya kandungnya, yang bernama Sky.
"Kita akan berperang dengan mereka walau apapun yang akan terjadi nantinya. Aku percaya pada takdir dan ramalan dari tetua guru Oberon. Dia tidak pernah menghianati kita selama ini. Kita akan melawan mereka semua dengan sekuat tenaga kita!" Ucap Cloud dengan begitu penuh percaya diri dan juga tekad yang kuat.
"Ayo kita berperang, kita pertaruhkan seluruh hidup kita untuk kerajaan kita! Tidak ada yang bisa menghalangi tekad kita semua. Walaupun kita kalah, kita akan kalah dengan terhormat!" Tambah Sky.
Orion Janus tersenyum melihat kedua putranya begitu gigih membela kerajaannya, walaupun mereka berdua tahu jika kerajaan lawan mereka bukanlah kerajaan yang bisa di kalahkan dengan mudah.
Penasehat kerajaan Triton dan panglima perang Perseus saling menatap satu sama lain, seolah memberikan sinyal untuk tidak mengatakan apapun lebih jauh lagi.
"Sudah di putuskan! Kita akan berperang melawan kerajaan Awan Petir untuk memperjuangkan kerajaan kita!" Keputusan akhir raja Orion Janus yang harus di setujui, di hormati dan juga di laksanakan oleh seluruh rakyatnya.
"Kita akan melakukan penyerang itu besok pagi. Sekarang persiapkan semuanya! Pertemuan kali ini selesai!" Tambah raja Orion Janus.
"Baik yang mulia raja." Jawab semua para petinggi kerajaan yang hadir dalam pertemuan mendesak itu.
Mereka semua mulai keluar dari aula pertemuan, menyisakan raja Orion Janus dan juga ke dua putranya.
"Sky... Kamu sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya Orion pada putra sulungnya.
"Iya ayah. Saya susah menyiapkan semuanya. Panglima perang Perseus dan penasehat kerajaan Triton sudah bekerja sama dengan musuh, aku yakin jika mereka akan melakukan sesuatu. Kita harus berhati-hati." Jawab Sky dengan sikap santainya.
"Apa yang sudah kamu siapkan Cloud?" Kali ini Orion Janus bertanya pada putra bungsunya yang kini tengah duduk dengan santainya di kursi yang ada di sana.
"Sudah semuanya ayah. Kita hanya tinggal berangkat saja." Jawab Cloud yang berusia lima tahun lebih muda dari Sky. Saat ini usia Sky adalah 27 tahun, itu berarti usia Cloud saat ini adalah 22 tahun.
Orion Janus berjalan mendekati kedua putranya. Dia tersenyum lebar dan penuh rasa bangganya. Namun dia juga terlihat sedikit khawatir.
"Kalian harus hati-hati. Aku tidak ingin kehilangan salah satu dari kalian. Kalian harus pulang dengan membawa kemenangan." Ucapnya.
"Pasti ayah." Jawab keduanya.
.
.
Di dimensi lain.
Sebuah kota metropolitan dengan berbagai kebisingan terdengar dimana-mana, bahkan kejahatan juga di mana-mana. Ditambah dengan jalanan yang macet.
"Miss Vivi, untunglah hari ini hanya ada satu pemotretan saja. Setelah itu kita bisa kembali untuk beristirahat. Karena besok kita akan ada acara jumpa fans." Ucap seorang gadis yang sedang duduk di kursi kemudi menatap pada layar tablet yang ada di tangannya, karena jalanan begitu macet.
"Iya, kepalaku juga pusing. Apalagi tadi aku bertemu dengan gadis rubah itu. Aku sangat jijik padanya!" Jawab gadis yang dipanggil dengan nama Vivi itu.
"Kamu adalah 'Sylvina angel' yang begitu luar biasa. Dewi Silvyna Bellatrix, Miss Vivi. Aku sampai bingung harus memanggilmu bagaimana, kamu terlalu sempurna bagiku. Wanita j*lang sepertinya tidak akan bisa mengalahkanmu! Lihat saja penampilannya, muka plastik gitu. Dia enggak nyadar kalau hidungnya itu miring." Ujar gadis muda yang sekarang duduk di sebelah Vivi atau biasa di panggil dengan nama Nilam.
"Nilam, Kamu bawa mobil aku aja. Udah malem, enggak bagus cewek pulang sendirian. Kalau mau, kamu bisa nginep di rumahku." Ucap Vivi. tanpa menjawab gerutu dari mulut Nilam tadi.
"haisssh..." kesal Nilam yang hanya bisa meredam kekesalannya itu. dia tahu kalau boss' nya itu adalah gadis yang sama sekali tidak memperdulikan tentang bagaimana dia di nilai oleh orang lain.
"Jangan di pikirkan. aku tidak masalah sama sekali. lagi pula... aku sangat tidak ingin membuang waktu berharga ku untuk orang-orang sepertinya itu." Jawab Vivi dengan santainya, "sebaiknya pikirkan dirimu sendiri. bagaimana kamu akan pulang di waktu yang sudah sangat malam ini." lanjutnya.
"Tidak Miss Vivi, aku tidak bisa menginap di rumahmu. Aku akan pulang saja. Kamu sudah sangat baik padaku. Aku tidak mau mengambil lebih dari itu. Kamu adalah Dewiku, yang selalu membantuku sejak dulu." Jawab Nilam.
"Kamu itu manager sekaligus assisten pribadi aku, kalau kamu kenapa-napa aku tidak tahu lagi harus bagaimana, hanya kamu yang aku percaya Nilam. Kamu juga udah aku anggep seperti adikku sendiri." Ujar Vivi.
"Aku yang sangat berterimakasih padamu Miss, karena kamu sudah membantuku selama ini. Aku hanya yatim-piatu yang tidak punya apa-apa. Tapi kamu memberikan aku tempat dan pelukan hangat sehingga aku bisa menyebutnya sebagai rumah dan keluarga." Nilam meletakkan tablet dari tangannya dan mulai memegang stir mobilnya untuk melaju karena jalanan sudah mulai lenggang.
"Sudah jangan bahas itu lagi. Sebentar lagi aku sampai. Kamu bawa mobil aku aja. Motor kamu biarin di tempatku." Vivi menepuk pundak Nilam seraya tersenyum lebar padanya.
"Siap Miss Vivi." Jawab Nilam dengan semangat.
Nilam membawa mobil Vivi menuju ke rumahnya yang bak istana.
Dewi Sylvina Bellatrix , atau Vivi adalah gadis berusia 20 tahun, dia putri dari seorang pengusaha besar dan juga seorang musisi ternama. Namun setelah menikah, ibu Vivi memutuskan untuk mengakhiri karirnya di dunia tarik suara. Dia lebih memilih mengikuti suaminya untuk terjun ke dalam dunia bisnis. Keluarga juga sepertinya juga memiliki sebuah rahasia yang tidak di ketahui oleh siapapun. Namun Vivi tidak ingin mencari tahu apa itu, karena dia pikir jika itu akan dia ketahui jika keluarganya mengizinkannya.
Saat ini, kedua orang tua Vivi sedang berada di luar negeri untuk waktu yang lama, karena mereka harus mengurus beberapa bisnis keluarga mereka yang sedang di bangun disana.
"Miss, selamat malam. Besok aku akan datang pagi-pagi sekali." Ucap Nilam setelah sampai di halaman rumah Vivi.
"Iya, kamu juga hati-hati." Jawab Vivi.
"Siap Miss"
Vivi membawa tasnya di pundaknya dan berjalan dengan anggun menuju ke rumahnya.
"Selamat malam Miss Vivi." Ucap asisten rumah tangga yang membukakan pintu untuknya.
"Selamat malam bik Ani. Vivi ke kamar dulu ya bik, bibik istirahat aja. Vivi juga udah makan." jawab Vivi dengan ramah.
"Iya Miss Vivi" Bik Ani menutup pintu dan kembali ke kamarnya.
Vivi berjalan menaiki anak tangga sembari membuka jam tangannya. Setelah itu dia membuka pintu kamarnya dan segera memasukinya.
Vivi menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya yang empuk dan memejamkan matanya merasakan kenyamanannya.
"Rasanya sangat melelahkan hari ini. Aku ingin berenang malam ini. Rasanya sungguh tidak nyaman. Setelah itu baru aku melakukan misiku kali ini."
Vivi segera melepaskan high heels miliknya dan membuka semua pakaiannya, menyisakan pakaian dalamnya saja. Setelah itu, dia melemparkan semuanya ke keranjang pakaian kotor yang ada di sudut kamar mandinya.
Vivi memakai bathrobe dan mengambil handuk, setelah itu dia keluar dari kamarnya untuk menuju ke kolam renang yang ada di belakang rumahnya.
"Ini akan sangat menyegarkan." Gumamnya.
Vivi melepaskan bathrobe yang menutupi tubuhnya dan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalamnya saja.
Byuuurrrrr...
Vivi melompat ke kolam renang dan mulai bergerak kesana-kemari mengitari kolam renang itu.
Vivi terkejut saat merasakan jika ada seseorang yang menarik kakinya.
"Ini... Apa ada monster kolam renang?" Tanya Vivi pada dirinya sendiri.
Vivi membalikkan badannya dan langsung membelalakkan matanya, saat melihat seseorang dengan pedang panjang di tangannya sedang menahan kakinya.
"Aaaaaah!!!" Teriak Vivi
"Jangan teriak seperti itu! Atau aku akan membunuhmu saat ini juga!" Ancamnya sembari mengulurkan pedangnya di leher Vivi.
"A-a-ku ti-tidak a-a-kan be-be-berteriak lagi. A-ku jan-ji" jawab Vivi dengan terbata-bata.
'Sial! Aku tidak membawa senjata apapun! Ikuti maunya saja dulu! Aku akan memberinya pelajaran nanti.' batin Vivi kesal.
"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Vivi seraya melihat sosok tinggi di hadapannya. wajahnya sama sekali tidak terlihat karena tertutup oleh masker hitam yang dia pakai. Vivi hanya bisa melihat rambut panjang dari pria itu yang di ikat rapi.
"Pergi denganku ke suatu tempat. Menjadi kupu-kupu di sana." Jawab pria itu.
"kupu-kupu?! Kamu gila! Aku tidak mau!" Tolak Vivi.
"Kamu adalah keturunan dari Dewi kupu-kupu tercantik di dunia. Namamu Dewi Sylvina Bellatrix bukan, itu berarti aku benar. Kamu adalah keturunan murni dari kupu-kupu bersayap transparan Sylphina Angel. Kupu-kupu dengan sayap yang transparan dengan garis hitam di bagian luarnya. Bagian ekor sayapnya memiliki warna reflektif hijau, biru dan pink. Kamu adalah dia." Jawab pria itu.
'dia gila!' desis Vivi setelah mendengar ocehan pria yang masih mengarahkan pedang panjangnya ke lehernya.
"Bersiaplah!" ucap pria itu lagi tanpa memperdulikan tatapan mata Vivi yang sudah terlihat sangat kesal padanya.
"Bersiap katamu?!! Dan apa itu kupu-kupu?! Aku sama sekali tidak tertarik pada ajakan gila mu!" tolak Vivi keras.
"Tapi kamu tidak memiliki pilihan lain. kamu hanya memiliki satu pilihan untuk ikut dengan ku dan menjadi kupu-kupu di sana."
"Kupu-kupu lagi? Aku bukan kupu-kupu! Seenaknya saja! Aku bukan kupu-kupu malam seperti pikiran kotormu itu brengsek! Aku model terkenal! Aku juga pemilik sabuk hitam dari bela diri karate! Aku pemanah, penembak, dan penunggang kuda terbaik. Aku juga sangat berbakat. Aku juga koki terbaik dalam keluarga ku. Aku sangat sempurna dalam segala hal, untuk apa aku menjadi kupu-kupu malam! dasar mesum!" Vivi merasa tidak terima saat dirinya di panggil kupu-kupu oleh pria aneh. Vivi mencoba untuk melepaskan diri, namun pedang pria itu begitu panjang dan begitu dekat dengan lehernya, itu sebabnya dia hanya diam saja.
"Itu sebabnya jika aku ini benar. Kamu adalah keturunan murni dari Dewi kupu-kupu Silvyna. Bukan kupu-kupu malam!" Jelas pria yang belum diketahui namanya itu.
Vivi terkejut mendengar penjelasan dari pria itu, jika dirinya tidak akan di jadikan sebagai kupu-kupu malam, tapi dia masih tidak mengerti kenapa pria itu mengatakan jika dirinya adalah keturunan murni dari kupu-kupu Sylphina angel.
"Kamu di takdirkan sebagai Dewi Sylvina, yaitu kupu-kupu terbaik dan tercantik, kamu memiliki tugas penting dalam hidupmu yang tidak dimiliki oleh siapapun." Jawab pria itu.
"Apa maksudmu?" Tanya Vivi yang mulai tertarik dengan pembicaraan itu.
"Lihat ini...."
Vivi terkejut saat dia merasa tubuhnya seperti sedang melayang semakin tinggi.
"A-a-ku terbang?" Tanyanya.
Vivi melihat ke belakang tubuhnya, dia semakin terkejut saat melihat sayap besar seperti kupu-kupu yang di jelaskan oleh pria tadi ada di tubuhnya. Dia juga melihat pakaiannya sudah berubah, dia terlihat seperti peri mariposa dalam animasi Barbie yang pernah dia tonton di televisi.
"Jadi, aku benar-benar kupu-kupu?" Tanya Vivi lagi masih tidak percaya pada apa yang dia lihat.
Vivi semakin terkejut saat pria memakai topeng tadi juga memiliki sayap besar yang mirip sepertinya, hanya saja berwarna hitam keemasan dan sangat berkilauan.
"Kamu memang keturunan murni Dewi kupu-kupu Silvyna. Garis takdirmu adalah untuk membantu menghentikan sebuah tragedi besar yang akan terjadi di sebuah tempat yang teramat jauh , dan bahkan berada di dimensi lain. Jelas pria itu.
"Maksudnya, aku harus menghentikan tragedi besar yang akan terjadi? Yang benar saja! Aku bukan ibu peri yang hanya tinggal menggerakkan tongkat saktiku untuk menyelesaikan semuanya! Aku tidak mau!" tolak Vivi.
"Kamu akan memiliki lebih dari itu." jawab pria itu.
Mendengar itu Vivi terkejut, dia tidak begitu jelas mendengarnya, namun sepertinya pria itu mengatakan jika dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar tongkat sakti.
"Maksudmu, aku juga memiliki kekuatan?" tanya Vivi.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Jangan lupa kritik dan sarannya. like juga kalau berkenan...😝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
@Intan.PS_Army🐨💜
hai kak aku mampir wih nie novel dri 2020 tapi ngga pp ya walau baru nemu
siapa yang sudi mampir di novel pertama qu
2024-02-22
0
Sri Yuli Yanti
ceritanya menarik jariku untuk terus menggeser terus layar hpku ke atas,, 🤭 lanjut baca Thor ☺️
2023-11-23
1
Amira Neha
mampir thor. serasa mau terbang nih que 😀
2021-08-15
1