.
10
.
"Ayah, kita semuanya menang dalam perang, hanya karena bantuan dari Dewi kupu-kupu. Seperti yang di katakan oleh ramalan dari tetua guru Oberon, Dewi kupu-kupu memang ada, dan dia membantu kami untuk memenangkan perang ini." ucap Sky seraya melihat ke arah Vivi.
Sementara Vivi yang masih memangku Belinda hanya tersenyum tipis padanya.
"Benarkah? Jadi kupu-kupu raksasa itu memang ada? Dan dia membantu kita? Lalu dimana kupu-kupu itu sekarang?" tanya raja Orion Janus
"Dia..."
"Dia sudah pergi setelah perang selesai." jawab Cloud karena dia melihat Sky begitu kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari ayahnya.
Sky memang tidak pernah berbohong. Itu sebabnya dia kesulitan untuk mengatakan seseorang yang mengharuskan dia berbohong seperti itu, walaupun itu demi kebaikan. Karena baginya, kebohongan tetaplah kebohongan. Walaupun tujuannya mungkin baik.
"Sayang sekali. Aku tidak sempat berterimakasih padanya. Tapi kita semuanya harus bersyukur dengan semua ini. Karena berkat bantuan dari Dewi kupu-kupu, kita semuanya bisa memenangkan peperangan ini. Mulai hari ini... Kita semuanya yang ada di sini akan mendoakannya setiap hari, agar dia selalu di berikan kebahagiaan dan umur yang panjang." ucap Raja Orion Janus.
"Iya yang mulia" jawab semuanya yang ada di sana begitu serempak.
Vivi tersenyum lebar melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang itu sungguh-sungguh ingin berterima kasih padanya.
"Dewi.... Setelah ini, jangan buat keributan lagi. Mencoba untuk mengalah untuk bisa mendapatkan apa yang menjadi tujuanmu. Hidup di dalam istana, tidak semudah yang di bayangkan. Jadi jangan membuat masalah untuk dirimu sendiri, atau aku tidak akan bisa menghadapi kemarahan peri agung Auzora, jika sampai terjadi sesuatu padamu." bisik tetua guru Oberon padanya.
"Aku mengerti. Aku sudah menyaksikan semuanya sendiri. Sekarang aku tidak akan merepotkanmu lagi, aku akan melakukan seperti yang kamu katakan. Walaupun itu benar-benar melukai harga diri ku." jawab Vivi yang juga berbisik pada tetua guru Oberon.
"Terimakasih banyak. Kami semuanya sangat berhutang banyak padamu, jika sudah tiba waktunya, kami juga akan mengorbankan segalanya untukmu. Jadi, tetaplah bertahan sampai peri agung Auzora datang menjemput mu." Vivi tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Dia mengerti. Dia memang harus menjaga sikapnya mulai dari detik dia memasuki istana itu.
.
.
"Jadi, ini kamarku?" tanya Vivi saat seseorang menunjukkan sebuah ruangan sempit, kotor dan begitu pengap padanya.
"Iya nona, saya hanya di berikan tugas oleh tuan putri Astrid untuk menunjukkan kamar ini pada anda." jawab gadis pelayan yang mengantarkannya ke sana.
Vivi tersenyum geram, dia hanya bisa menahan diri untuk tidak bereaksi apapun pada apapun yang dia terima.
'Astrid ini! Apa dia selalu mencari masalah dengan orang yang baru dia kenal?! Aku bahkan baru saja muncul di sini!' geram Vivi dalam hatinya.
"Keluarlah! Aku akan membersihkannya!" perintah Vivi pada gadis pelayan itu.
"Baik nona."
Gadis pelayan itu pergi dari sana dan membiarkan Vivi yang masih berdiri di depan pintu ruangan itu dengan tatapan kekesalannya.
"Aku adalah super model goddess Silvyna Bellatrix! Aku harus tinggal di tempat seperti ini?! yang benar saja! Bahkan villa termurah yang keluarga ku miliki tidak seburuk ini! Aissshhh! Terlebih aku harus menahan semuanya ini!" sungut Vivi sembari menendang pintu ruangan jelek itu.
"Vivi..." suara seseorang mengejutkannya.
Vivi melihat ke arah orang yang memanggilnya.
Vivi tersenyum menyeringai pada dua pria yang sudah dia selamatkan itu.
"Kenapa kamu disini?" tanya Sky dengan lembut. Dia terlihat heran saat melihat Vivi ada di gudang sempit yang sama sekali tidak pernah di kunjungi.
"Apa seperti ini cara negara kalian dalam menyambut seorang tamu ? Apa seperti ini juga cara kalian menyambut seseorang yang sudah menyelamatkan kerajaan kalian? Memberikan ruangan terburuk dari yang pernah aku lihat di dunia ini! Apa tempat ini pantas untuk di tinggali?" tanya Vivi sarkis bahkan mengabaikan pertanyaan dari Sky.
"Apa?! Kenapa kamu harus tinggal di sini?" tanya Sky yang merasa jika ada sesuatu yang salah saat ini.
"Aku bisa apa lagi memangnya. seorang pelayan wanita membawaku kemari, dan dia mengatakan jika ini adalah ruangan untukku selama aku tinggal di sini. Wahh! Aku sangat berterimakasih pada kalian yang mulia pangeran...." Vivi membungkuk hormat pada Sky dan Cloud yang terlihat begitu kebingungan dengan situasi yang ada saat ini.
"Vivi... pasti ada kesalahan, ini adalah gudang yang tidak pernah di tinggali siapapun. Aku justru meminta pelayan untuk mengantarmu ke kamar terbaik di sini. Itu ada di dekat kamar Belinda, karena aku lihat dia sangat menyukaimu." jelas Sky.
"Oh benarkah? Jadi ini kamar terbaik yang kamu katakan itu?" tanya Vivi masih dengan sarkis.
"Bukan tempat ini, kita pergi ke sana sekarang. Ini bukan tempat untukmu." Cloud menarik tangan Vivi untuk segera mengikuti langkahnya, namun Vivi menahannya.
"Berhenti!" perintahnya.
"Vivi... ini bukan kamar yang kami berikan untukmu. Tidak perlu lagi untuk berada di sini!" jawab Cloud dengan keras.
"Tapi tuan putri Astrid sudah memberikan tempat ini padaku. Aku tidak peduli lagi. Kalain pergilah! Aku benar-benar ingin beristirahat. Aku sangat lelah! Aku juga ingin sendiri!" Vivi menghentikan langkahnya. Dia menatap kesal pada kedua pria yang tidak bisa melakukan ataupun mengatakan apapun lagi padanya.
"Get lost!" ucap Vivi seraya masuk ke dalam kamar yang merupakan gudang.
Sky dan Cloud sudah ingin menghentikan apa yang Vivi lakukan, tapi mendengar Vivi mengatakan sesuatu yang mereka tidak tahu artinya, bahkan dengan kemarahannya.
Mereka tahu jika Vivi sedang sangat marah kali ini, setelah apa yang keluarganya lakukan padanya tadi dan sekarang ini memberikan tempat yang sama sekali tidak layak bagi seseorang yang sudah berjasa besar bagi kerajaan mereka.
Vivi menutup pintunya, dia mulai memindahkan beberapa barang yang ada di sana untuk bisa dia pakai tidur malam ini.
Dia harus melihat beberapa hewan penghuni kamar tempat itu yang merasa terganggu karena kehadiran dirinya yang kini tengah mengusir mereka dari sana.
"bye tikus, kecoa, dan kawan-kawan kalian semua. maaf untuk sementara tempat ini adalah milik ku..."
Setelah berurusan dengan mereka semua, vivi mengeluarkan vacum cleaner untuk membersihkan debu-debu yang ada di sana. Vivi tidak peduli jika itu menimbulkan suara bising atau akan menggangu siapapun. Terlebih dia tahu jika itu adalah sebuah gudang yang tidak pernah di tinggali oleh siapapun. Jadi dia berfikir jika tidak akan ada orang yang akan kesana.
Vivi membersihkan lantai kayu itu hingga menjadi bersih luar biasa. Mungkin dia menggunakan waktunya sampai tengah malam untuk merapikan tempat itu, sampai dia tersenyum lebar dengan hasil karyanya.
"Wow! Ini baru kamar Goddess Silvyna Bellatrix! Untungnya kamar ini kecil, jadi aku bisa membersihkannya dengan cepat. Aku akan membersihkan diri, setelah itu baru tidur. Tapi dimana kamar mandinya? Jangan-jangan aku harus ke sungai hanya untuk mandi? Argh! Kenapa susah sekali hanya ingin hidup tenang di sini saja!" gerutu Vivi.
"Auzora! Aku mau bak mandi cantik yang lengkap dengan air hangat!!!" teriak Vivi dengan marah.
Vivi memejamkan matanya untuk meminta apa yang dia inginkan, tapi kali ini dia agak kecewa dengan apa yang dia dapatkan.
"Ckk... ini bak mandi bayi! Brengsek!" Tanpa berpikir panjang lagi, Vivi hanya bisa menghela nafasnya dan kemudian mandi dengan apa adanya.
Vivi sudah menyelesaikan acara mandi dan berpakaiannya. Kini dia memakai juga sudah memakai gaun tidur cantik yang selalu dia pakai saat tidur.
"Tapi aku sangat lapar. Aku bahkan hanya makan satu ice cream." gumamnya.
"Auzora... Aku ingin makan sup ayam dengan nasi putih, ada ikan gurami bakar dengan sambal terasi juga, jangan lupa lalapan dan kerupuk bulat putihnya. Minumannya es jeruk. aja. Sekarang ya!" Vivi memejamkan matanya, detik berikutnya perlahan-lahan dia mulai membuka matanya.
Dia tersenyum lebar saat menu makanan yang dia inginkan ada di meja kecil tepat di depan matanya.
"Terimakasih Auzora... Kamu yang terbaik. Aku mencintaimu..."
ucap Vivi dengan senyuman manisnya, walaupun Auzora tidak ada di sana bersamanya saat ini
Dia mulai berjalan mendekati meja kecil penuh makan malamnya, tapi sepertinya seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa yang menggangguku!" desisnya
Mau tidak mau Vivi harus membuka pintu kamarnya yang sudah dia hias dan tata sedemikian rupa menjadi begitu indah dan menarik.
klek!
Vivi membuka pintu kamarnya, dia melihat gadis kecil yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya sambil tersenyum manis padanya.
"Vivi... Pakaian mu sangat cantik. Kulitmu juga sangat indah." ucap Belinda begitu dia melihat gaun tidur cantik milik Vivi .
"Aku punya ribuan yang seperti ini" jawab Vivi dengan tawa kecilnya, "tapi, apa yang kamu lakukan di sini?"
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Suri Hadassa
Buka Hati menorehkan 10 like buatmu Thor, Semangat 💪💪
Ditunggu feedbacknya ya 😊🙏
2021-05-09
0