.
3
.
Clank...! clank...! clank...!
Suara pedang berbenturan terdengar begitu keras, bahkan bau amis darah tercium dari begitu kentara, karena banyaknya jumlah korban yang mati dalam peperangan yang sedang terjadi di sebuah Medan perang.
"Hahaha...Lihatlah Cloud... Pasukanmu sudah ku pukul mundur! Jadi, sebaiknya kamu juga menyerah saja, dan mengakhiri hidupku sendiri!" Tawa pria dengan pedang panjang di tangannya yang sudah berhasil melukai seorang pria dengan tatapan matanya yang begitu tajam seperti elang.
"Walaupun aku mati di sini, aku tidak akan pernah menyerah padamu. Aku tidak akan pernah tunduk padamu Rain! Aku adalah pangeran kerajaan Awan Langit. Bukan seperti kamu, pria yang dipungut dari tempat sampah oleh ayahku! Yang dia besarkan dengan kasih sayangnya, tapi kini menghianatinya bahkan ingin membunuhnya! Walaupun kini aku kalah karena kamu telah mensabotase semuanya. Tapi aku akan datang lagi kesini untuk merebut semua apa yang seharusnya menjadi milikku darimu!" Jawab Cloud.
"Itu benar! Aku tidak akan membiarkan pria seperti dirimu menguasai seluruh kerajaan awan langit. Bahkan jika itu berarti aku harus sampai mengorbankan nyawaku sendiri!" Tambah Sky.
Rain adalah anak angkat dari Orion Janus, yang merupakan saudara angkat juga bagi Sky dan Cloud, tapi dia menghianati semuanya dan melakukan pemberontakan sampai-sampai mereka harus berperang seperti ini dan membuat mereka semua kehilangan banyak pasukan, dan kali ini mereka juga harus berusaha mati-matian untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya, dan juga untuk sesuatu yang bernama sebuah harga diri.
Rain tertawa keras. Dia menyeringai pada dua saudara yang masih terus memperjuangkan kerajaan mereka dari seorang penghianat yang tengah melakukan pemberontakan terhadap kerajaannya.
"Hahaha... Lucu sekali. Bahkan di hari kematian kalian ini kalian masih bisa mengancam ku! Aku, Rain thunder akan mengakhiri semuanya, hingga tidak ada lagi yang berani mengancam ku di kehidupan ku kelak. Dan aku akan menjadi raja bagi seluruh daratan kerajaan Awan Langit." Jawab Rain.
Rain kembali mengayunkan pedangnya ke arah Cloud yang sudah siap untuk menahannya dengan pedangnya.
"Kalian berdua bahkan tidak tahu seperti apa rasanya menjadi anak pungut! Kalian berdua mendapatkan apapun yang kalian inginkan, tapi aku, aku tidak pernah berani untuk meminta apapun dari pria yang mengatakan jika aku boleh memanggilnya dengan sebutan ayah. Menggelikan! nasib sial seperti ini, siapa yang akan mau menerimanya?!" Rain menatap tajam ke arah Sky dan Cloud yang sedang bersiap siaga untuk menyerangnya atau menahan serangan darinya.
Clank...! Clank...! Clank...!
Pedang mereka berdua berbenturan, hingga pedang milik Rain terjatuh ke tanah.
"Kamu salah Rain! Ayahanda selalu menganggapmu sebagai putranya, dia tidak membedakan antara kita. Tapi kamu justru melakukan sesuatu yang membuatnya merasa sangat kecewa padamu! Kamu diam-diam mencuri semua pasukan kami, hasil panen rakyat kami, kekayaan kami, hanya karena kamu ingin mendirikan kerajaan mu sendiri yang bahkan hanya mengandalkan dari kerajaan kami. Itu sangat memalukan!" teriak Cloud dengan kemarahannya.
"Ini hari kematianmu Rain!" tambah Sky yang sama-sama begitu penuh amarah.
"Ha ha ha... Kalian hanya seperti seekor kecoa bagiku. Akan sangat mudah untuk membunuhnya!" jawab Rain masih dengan tawanya yang terus saja menggema di Medan perang, walaupun kini dia dalam keadaan yang tidak menguntungkan baginya.
"Sudah ku bilang, jika aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu!" geram Cloud seraya mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaganya untuk menebas kepala Rain yang sudah tidak bisa menghindarinya lagi.
Blesss!!!
Cloud terhenti untuk melakukan itu, karena ada seseorang yang tiba-tiba memanah lengannya hingga pedang yang ada di tangannya hampir saja terjatuh.
"Sial! Siapa yang berani melakukan ini!" Teriaknya. Seraya melihat ke arah datangnya panah tadi.
Cloud membelalakkan matanya, saat melihat ribuan pasukan perang di bawah perintah Rain sedang berdatangan ke sana. Begitu juga dengan Sky yang tidak menyangka jika akan ada penghianatan sebesar itu di kerajaannya yang selalu damai dan tentram.
Kini justru menjadi kerajaan yang mengerikan dan penuh darah dan mayat di mana-mana.
"Itu panglima perang Perseus! Mereka benar-benar menghianati kita!" Teriak Sky dengan geram.
"Hahaha... lihat baik-baik Cloud... Sky... Kalian saudara yang sangat di sayangkan akan mau begitu saja. Sekarang kalian tamat! Selamat tinggal saudara ku. Aku yang akan memimpin kerajaan ini, jadi kalian bisa tenang setelah kematian kalian berdua. Aku jgia akan berdoa untuk kalian berdua saat aku ingat." Ucapnya.
Cloud dan Sky mengepalkan tangannya kuat-kuat dan berjalan mundur mendekati tebing tinggi yang ada di belakangnya.
"Kak.... Maaf." Ucap Cloud pada kakaknya seraya menggenggam tangannya.
"Tidak apa-apa, kita sudah berjuang keras mengerahkan seluruh kekuatan kita, tapi kita kalah karena sebuah penghianatan. Ayah akan tetap bangga pada kita." Jawab Sky dengan senyumannya. Walaupun Sky sendiri juga sedang merasa kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi tanah kelahirannya dan juga kerajaan milik keluarganya yang sudah ribuan tahun selalu dalam kedamaian.
"Menyerah dan berlutut di bawah kakiku, aku akan mengampuni kalian." kata Rain dengan kesombongannya.
"Aku lebih memilih untuk mati secara terhormat daripada harus berlutut di bawah kakimu. Aku tidak tertarik untuk mendapatkan pengampunan darimu!" jawab Cloud dengan senyuman menyeringainya.
"Aku juga tidak sudi untuk melakukannya." jawab Sky yang juga sama sekali tidak ingin melakukan apa yang Rain katakan.
"Cih! Mau mati saja masih sombong! Aku akan memperlihatkan pada kalian berdua, bagaimana cara mati seorang pangeran yang terhormat. Aku akan memakai darah kalian berdua untuk mandi saat penobatan ku menjadi raja dari daratan kerajaan awan langit dan awan Petir. Ha ha ha...." lagi-lagi Rain tertawa begitu keras, dia benar-benar sudah tidak sabar untuk segera melihat kematian sky dsn juga Cloud.
"Habisi mereka berdua!" Perintah Rain pada pasukannya.
Sky tersenyum pada adiknya yang juga sedang tersenyum padanya.
"Kita akan berakhir di sini." Ucapnya.
"Mm... Kita akan pergi bersama." Jawab Cloud.
Cloud dan Sky memejamkan matanya saat mereka berdua terus bergerak mundur sampai merasakan jika mereka sudah sampai di ujung tebing.
Boooomm!!! Boommmm!!! booommm!!!
Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang begitu besar, dan bahkan sangat memekakakn telinganya.
Ledakan begitu hebat, hingga memusnahkan ribuan pasukan yang sedang bergerak untuk menyerang Sky dan Cloud.
Sky dan Cloud segera membuka mata mereka, dan mereka berdua terbelalak saat melihat sesuatu yang sangat membuat keduanya merasa tidak percaya pada apa yang mereka lihat.
Booommm!! Boommmm!!! Boommmm!!!
Kambali terdengar lagi ledakan itu, sampai pasukan Rain semuanya tergeletak tanpa nyawa.
Kini tinggal Rain, panglima perang Perseus dalam pasukan mereka, karena mereka berhasil melindungi diri mereka dari ledakan itu.
"Apa yang terjadi!" teriak Rain begitu murka.
Dia dan Perseus melihat ada bayangan yang terlihat jelas di tanah Medan perang itu. Mereka segera mendongakkan kepala mereka untuk melihat apa yang sebenarnya ada di langit hingga bayangannya begitu besar terlihat jelas di tanah.
Begitu juga dengan Sky dan Cloud yang merasa sangat penasaran dengan apa yang sudah membuat semua pasukan Rain tergeletak tak bergerak di tanah.
"Itu...." Mereka semua melihat kupu-kupu raksasa yang terbang di atas mereka semua.
"Kupu-kupu raksasa? Itu nyata?" tanya Cloud dan Sky bersamaan.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments