.
9
.
Vivi mengikuti langkah kaki Sky dan juga Cloud, dimana mereka berdua juga berada di belakang langkah kaki tetua guru Oberon.
Vivi merasa jika dirinya saat ini sedang menjadi pusat perhatian dari semua orang yang sudah berkumpul di sana untuk menyambut kedatangan Cloud dan Sky atas kemenangan dalam perang mereka.
Vivi melihat sekilas pada para wanita yang ada di sana. Mereka memakai pakaian panjang yang bahkan menutupi seluruh tubuh mereka dan Hanya menyisakan kepalanya saja. bahkan telapak tangan mereka juga tertutup karena panjangnya lengan baju mereka.
"Ckk... Pasti akan sangat panas." gumam Vivi.
Vivi melihat jika mereka juga tidak menghias diri mereka dengan berlebihan, mereka terlihat natural, namun tetap memperlihatkan kepribadian mereka yang anggun.
'Walaupun begitu, aku memang lebih cantik dari mereka. Aku ini adalah Vivi the goddess of beauty. Aku adalah model terkenal sepanjang masa! Tidak ada yang bisa mengalahkan ku , terlebih aku ini sangat pintar dalam hal apapun.' ucap Vivi dalam hatinya.
"Salam yang mulia..." ucap tetua guru Oberon, Sky dan juga Cloud pada pria yang sedang duduk di kursinya kemegahannya, dimana kursi itu berada di tingkat yang paling tinggi dari semuanya.
Vivi hanya bisa membungkukkan badannya seperti yang Sky dan Cloud lakukan.
"Tidak perlu memberi hormat, kemenangan kalian berdua sudah menjadi penyemangat bagi ku." jawab raja Orion Janus.
Sky dan Cloud tersenyum lebar pada ayah mereka berdua, rasanya sangat bahagia bisa melihat senyuman bangga dari bibir sang ayah
Raja Orion Janus melihat ke arah Vivi yang masih menundukkan kepalanya, "Siapa dia?" tanyanya.
Semua orang yang ada di sana juga melihat ke arah Vivi yang terlihat begitu berbeda dari yang lainnya, walaupun dia sudah memakai pakaian yang menurutnya sama seperti yang orang-orang di sana gunakan.
"Dia keponakan jauh dari hamba, Yang Mulia. Dia baru saja sampai tadi, bersamaan dengan sampainya ke dua pangeran." jawab tetua guru Oberon.
"Oh, keponakanmu? Dia sangat cantik. Apa kamu membawannya kemari karena untuk di jodohkan dengan salah satu putraku?" tanya Raja Orion Janus.
"Omong kosong! Apa dia bercanda..." Vivi menggerutu pada tetua guru Oberon, namun dengan cepat, dia menutup mulut Vivi dengan telapak tangannya.
Sky dan Cloud juga terkejut dengan apa yang ayah mereka katakan, namun mereka tidak berani bereaksi. Tidak seperti Vivi yang masih saja bersikap jika dia sedang berada di dunianya sendiri.
"Lancang! Beraninya kamu... Hukum dia dengan lima puluh cambukan!" Teriak seorang wanita paruh baya yang sejak tadi duduk di samping raja Orion Janus.
"Ampuni dia Yang Mulia ratu Amalthea. Dia masih sangat muda. Dia juga baru pertama kalinya masuk ke dalam istana. Dia selalu saja berada di rumah untuk belajar." ucap tetua guru Oberon seraya segera berlutut di hadapan raja Oberon dan juga wanita yang dia panggil sebagai ratu Amalthea.
Tetua guru Oberon juga segera menarik Vivi untuk melakukan hal yang sama. Walaupun awalnya Vivi enggan melakukannya, namun pada akhirnya dia melakukan hal itu juga.
"Aku tidak pernah berlutut pada siapapun selain pada Tuhanku! kenapa aku harus melakukan hal itu disini?!" desis Vivi dengan suara yang lemah menahan kemarahannya.
Saat ini dia hanya bisa menahan dirinya saja, dia tidak bisa berbuat semuanya sendiri, jika tidak, mungkin dia akan dalam bahaya, mengingat jika dia juga tidak tahu, jika saja tiba-tiba kekuatannya untuk terbang atau meminta sesuatu miliknya bisa hilang begitu saja. Maka dia akan berakhir di sana selamanya. Terlebih saat ini dia sama sekali tidak tahu cara untuk kembali, selain mengikuti aturan yang ada di sana.
Sky dan Cloud melihat jelas, jika Vivi saat ini sedang sangat marah. Mereka melihat Vivi yang mengepalkan tangannya dengan kuat, sampai terlihat begitu jelas otot-otot tangannya.
Sky dan Cloud segera ikut berlutut di hadapan kedua orang tuanya, "Ibunda... mohon ampuni dia, dia adalah keponakan dari tetua guru Oberon, kita tidak bisa melakukan apapun padanya bukan?" ucap Sky.
"Iya Ibunda... Dia juga baru saja sampai, mungkin dia sangat lelah. Jangan memikirkan apa yang dia katakan. Dia juga baru saja keluar dari rumahnya, dia tidak tahu tata cara hidup di dalam istana." tambah Cloud yang juga begitu membela Vivi.
Semuanya terkejut melihat kedua pangeran yang begitu membela seorang gadis yang bahkan baru saja mereka temui tadi.
"Bibi... Sepertinya gadis itu adalah penyihir. Kenapa bisa kak Sky dan kak Cloud bisa berlutut begitu hanya untuk membelanya?" bisik seorang gadis yang berdiri di sebelah ratu Amalthea
"Jangan berbicara omong kosong Astrid! Dia adalah keponakan dari tetua guru Oberon! Karena jasa-jasanya, kerajaan kita menjadi kaya seperti ini! Walaupun gadis itu bersalah, tapi dia juga tidak melakukan apapun yang membahayakan. Dia hanya tidak sopan! itu yang membuat ku tidak menyukainya!" jawab ratu Amalthea.
Gadis bernama Astrid itu segera membungkuk pada ratu Amalthea untuk meminta maaf.
"Maaf bibi. Aku hanya terlalu fokus pada keselamatan kak Sky dan kak Cloud." ucap Astrid yang terlihat begitu merasa bersalah, namun Vivi tahu jika gadis itu menyembunyikan wajah aslinya.
'ckk! ternyata tidak di sini, tidak di tempat ku! Sama saja di penuhi oleh manusia munafik!' ucap Vivi dalam hatinya.
"Sudahlah, hari ini adalah hari bahagia untuk kerajaan kita. Aku juga bersalah karena mengatakan hal seperti itu di saat dia baru saja sampai di sini. Sekarang kita lupakan saja semuanya ini dan kita harus merayakan kemenangan kita." ucap raja Orion Janus pada semuanya.
"Terimakasih yang mulia...." ucap Sky, Cloud dan tetua guru Oberon, sementara Vivi masih dia saja dengan posisinya yang masih membungkuk hormat pada raja dan ratu itu .
"Sudahlah, kalian berdirilah. Klian harus bersenang-senang di sini. Kita sudah menyiapkan pesta untuk kalian saat tetua guru Oberon mengatakan jika kalian memenangkan peperangan." jawab raja Orion Janus.
"Sekali lagi terimakasih yang mulia." ucap tetua guru Oberon seraya bergerak untuk kembali berdiri, diikuti oleh Vivi dan juga kedua bersaudara itu.
"Putraku, silahkan kalian berdua duduk dan menikmati hidangan yang ada." ucap ratu Amalthea pada sky dan Cloud dengan senyuman yang begitu manis.
"Baik Ibunda." jawab keduanya bersamaan.
"Tetua guru Oberon, kamu juga bawa keponakanmu untuk menikmati pesta perayaan ini." ucap ratu Amalthea seraya menunjuk pada tempat duduk, diman tetua guru Oberon dan Vivi akan duduk sambil menikmati pesta perayaan kemenangan Cloud dan Sky.
Vivi duduk di sebelah tetua guru Oberon, dengan wajah kesalnya.
"tempat ini jauh mengerikan dari yang kuduga!" ucap Vivi dengan kesal, namun dengan suara yang berbisik.
"Kalau begitu, katakan pada semuanya jika kamu adalah Dewi kupu-kupu. Mungkin saat ini mereka akan memujamu, tapi siapa tahu yang akan mereka lakukan padamu besok? apa mereka masih akan tetap melakukan itu? Atau melakukan segala cara untuk membunuhmu? Karena mungkin akan ada orang yang menjadikanmu sebagai ancaman baginya?" tanya tetua guru Oberon.
Vivi terdiam. Dia memang tidak akan membiarkan ada orang lain yang mengetahui jika dia bukan berasal dari sana, apalagi jika sampai ada yang tahu jika dia adalah kupu-kupu. Itu pasti akan sangat membayangkan dirinya.
"Aku tidak akan membahasnya lagi denganmu! Menyebalkan sekali!" gerutu Vivi.
Dia melihat menu makanan yang ada di depannya, di sana bahkan hanya ada buah-buahan saja, itupun hanya ada apel, jeruk dan anggur.
"Hanya ini makanan pestanya pelit sekali!" desis Vivi, namun segera tetua guru Oberon mencubitnya.
"****! Sakit!" Vivi hanya bisa menahan dirinya saja, karena dia merasa jika semua orang tengah memperhatikan dirinya.
"Sangat menyebalkan !" ucap Vivi dengan kesal seraya mengeluarkan ice cream cone yang dia percayai bisa meredakan emosionalnya saat ini.
"Jangan sembarang menggunakan kekuatan mu, Dewi!" tetua guru Oberon menarik tangan Vivi untuk menyembunyikan ice cream yang baru saja dia keluarkan.
"Jangan khawatir, paman! Aku juga mengeluarkannya dari dalam lengan panjang bajuku yang besar ini! Walaupun mereka bertanya, aku bisa mengatakan jika ini aku bawa dari tempat asalku!" jawab Vivi seraya membuka ice cream cone itu dan mulai memakannya.
"Aahh! Ini sangat enak." ucapnya dengan senyuman lebarnya.
Tetua guru Oberon hanya bisa menghela nafasnya melihat tingkah Vivi yang sangat sulit untuk di atur.
"Dia benar-benar ingin mengakhiri nyawanya sendiri." ucapnya.
Namun Vivi tidak peduli. Saat ini mendinginkan kepalanya adalah yang terpenting. Saat ini dia merasa sangat kesal pada keadaannya sendiri yang harus terjebak ke dalam ruang lingkup kerajaan yang membuatnya tidak bisa bergerak dengan bebas seperti sebelumnya.
"Vivi... Apa itu?" bisik Cloud yang duduk tidak jauh darinya.
"Racun! Jangan memintanya!" jawab Vivi dengan kesal seraya kembali memakannya tanpa peduli pada tatapan mata orang-orang yang tengah menatapnya.
Cloud hanya bisa menatap Vivi yang sedang memakannya dengan begitu lahap.
Sky menggelangkan kepalanya pada adiknya yang selalu saja ingin meminta apa saja yang Vivi keluarkan.
"Vivi.... Apa yang kamu makan itu?" tanya raja Orion Janus yang juga penasaran dengan apa yang sedang Vivi makan.
uhuk uhuk uhuk uhuk
Vivi terkejut mendengar pertanyaan dari raja Orion Janus yang menanyakan tentang apa yang dia makan itu.
'sungguh... Ada raja yang penasaran dengan apa yang aku makan? lucu sekali...' ucap Vivi dalam hatinya.
"Ini... Ini adalah makanan yang hamba bawa dari tempat asal hamba yang mulia." Jawab Vivi seraya menghentikan dirinya untuk memakannya, "ini bukan sesuatu yang berharga Yang Mulia... Ini hanya makanan rakyat jelata seperti hamba ini."
"Apa namanya? Sepertinya sangat enak." tanya gadis kecil yang duduk di pangkuan ratu Amalthea.
"Ini namanya ice cream cone. Ini manis dan dingin. Sangat cocok untuk memenangkan hati dan pikiran yang panas, yang mulia...." jawab Vivi lagi dengan begitu hormat.
"Apa masih ada yang lainnya?" tanya gadis kecil itu lagi.
"Jangan memintanya Belinda! Itu bisa saja makanan yang beracun dan mematikan!" ucap Astrid menghentikan apa yang ingin Belinda lakukan.
"Iya benar yang Mulia. Lebih baik jangan memintanya. Saya takut jika ini beracun." jawab Vivi seraya tersenyum lebar, kemudian dia kembali menjilat ice cream miliknya dengan begitu menggoda gadis kecil bernama Belinda itu dan juga gadis bernama Astrid itu itu.
"Bibi! lihatlah! Dia berani menjawab apa yang aku katakan!" ucap Astrid mengadu pada ratu Amalthea.
"Apa salahnya memangnya. Bukankah itu yang memang kamu katakan tadi? Dia hanya mengatakan apa yang kamu katakan saja! Lalu dimana salahnya!" kali ini Sky yang menjawabnya.
Sky merasa geram dengan sikap Astrid yang sepertinya terus saja mencoba untuk mengadu domba ibunya dengan Vivi.
Mendengar itu Astrid benar-benar terkejut. Pria yang sangat di sukainya kini justru membela gadis lainnya di depan semua orang.
Walaupun terkejut dengan sikap Sky, ratu Amalthea juga mengerti jika dia hanya mencoba untuk membela Vivi yang memang benar.
"Sudahlah. Jangan mengacau lagi. Belinda hanya ingin tahu apa yang sedang Vivi makan itu, dia masih anak-anak. Dia tidak tahu apapun selain meminta." jawab ratu Amalthea.
Astrid lagi-lagi hanya bisa mengiyakan apapun yang ratu Amalthea katakan. Dia juga tidak ingin membuatnya marah padanya hanya karena dia terus saja mencoba untuk menjelekkan Vivi. Karena Astrid berfikir, jika Vivi sudah menggoda Sky.
"Tuan putri Belinda mau?" tany Vivi dengan senyuman manisnya.
Belinda menganggukkan kepalanya, dia memang sangat menginginkan itu.
"Masih ada satu." ucap Vivi seraya menunjukkan satu buah ice cream cone yang baru saja dia ambil lagi dari lengan bajunya yang besar itu.
Dengan cepat Belinda turun dari dari pangkuan ratu Amalthea, dan dia segera berlari ke arah Vivi untuk mengambil ice cream dari tangannya. Belinda bahkan duduk di pangkuan Vivi. Dan itu mengejutkan semua orang. Pasalnya, Belinda adalah anak yang sangat sulit untuk di dekati, bahkan oleh Astrid yang selama ini selalu mencoba untuk berusaha dekat dengannya. Terlebih Belinda adalah adik kesayangan dari Sky
"Dingin..." ucapnya saat menyentuh bagian luar dari bungkus ice cream yang kini sudah dalam genggamannya.
"Cobalah."
Dengan cepat Belinda sudah membukanya seperti yang Vivi lakukan tadi, dengan cepat juga dia memakannya.
"Wow! ini sangat enak..." ucap Belinda seraya begitu rakus dan cepat memakan ice cream yang kini ada di tangannya.
"Pelan-pelan yang mulia.... "Vivi tersenyum geli melihat bagaimana Belinda memakan ice cream darinya.
"Kamu suka?" bisik Vivi
"Sangat" jawab Belinda dengan begitu bersemangat.
"Aku masih punya yang lainnya yang lebih enak. Kamu pasti akan sangat menyukainya." bisik Vivi lagi.
"Sungguh? Aku mau." jawab Belinda dengan semakin bersemangat.
"Tentu saja , tapi kamu harus selalu membelaku, kelihatannya, Astrid sangat tidak menyukaiku. Kamu harus selalu membelaku, saat dia mengatakan hal buruk tentangku. Bagaimana?" tanya Vivi.
dengan cepat Belinda menganggukkan kepalanya, "aku mau! aku juga tidak menyukainya!" jawabnya.
Mendengar itu Vivi terkejut, namun dia tersenyum senang karena kini ada orang lain yang akan membantunya di sana.
"Ini untukmu. Tapi di makan saat sendiri saja. Jangan sampai ada yang melihatnya, atau mereka akan mengira jika aku membawa makanan aneh, bisa saja aku di penggal bukan?" Vivi memberikan satu bungkus cokelat warna warni Cha-cha pada Belinda secara diam-diam, dan itu membuat Belinda jelas terlihat begitu bahagia.
"Terimakasih banyak kak Vivi, aku tidak akan membiarkan siapapun mengetahuinya..." ucap Belinda seraya terus memakan ice cream di tangannya sampai habis, dia juga menyembunyikan coklat warna warni dari Vivi di balik pakaiannya.
Sky dan Cloud yang melihatnya hanya membiarkannya saja, karena memang makanan ataupun minuman yang Vivi bawa, semuanya sangat enak.
"Aku juga mau itu." ujar Cloud yang lagi-lagi mendapatkan pukulan di lengannya oleh kakaknya
"Berisik!"
"Sakit kak!" sungut Cloud
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Rika_Faris
eh.... emg vivi udh memperkenalkan namanya ya????
2022-08-27
0
Hairani Siregar
vivi... blom apa2 udah membuat geger kerajaan dgn makanan dri dunia modern. kasihan raja n keluarganya, bingung gituuu.
2021-07-20
1