Saat ini Dino sudah berada di depan gerbang sekolah. Lalu tiba-tiba, seseorang berseru memanggil namanya. Dino pun menoleh ke belakang.
“Dinoo!”
Ternyata si Liena yang memanggilnya. Dia sedang berjalan bersama dengan kakaknya. Mereka juga selalu bersama ternyata jika berangkat ke sekolah.
Dino sangat terkejut saat melihat Devan yang ada di depannya itu, tapi ia berusaha untuk tenang saat ini. Kemudian Liena berlari menghampirinya.
“Kyaaa… Dino! Ternyata kau lebih tinggi yah, sekarang.” Ucap Liena kegirangan.
Entah kenapa tiba-tiba pipinya memerah karena malu saat mendengar kata Liena. “Ah… haha… Iya! Karena aku banyak makan sih akhir-akhir ini.”
Kemudian Devan datang mendekat. Dino tidak berani menatap wajahnya. Entah kenapa ia selalu merinding kalau melihat tampang Devan yang dingin, cuek dan menyeramkan.
“Lina, kita harus pergi sekarang.” Ajak Kak Devan.
“Yaah… tapi aku ingin pergi bersama Kak Dino saja… Kakak duluan saja!” Liena merengek. Dino hanya bisa diam saja di dekat kedua adik kakak ini. Ia juga membiarkan tangan kirinya ditarik-tarik Liena.
“Tidak bisa, Lina! Kau harus cepat masuk ke kelasmu sekarang, bentar lagi bel. Ayo!” Devan menegaskan.
Liena menundukkan kepala sambil menggenggam tangan Dino. Lalu dia mengangkat kembali kepalanya dan melirik kearah Dino. Matanya tersentak kaget saat Liena menatapnya.
“Kak Dino… maaf yah, aku duluan, oke! Ayo kak Devan!” kata Liena lirih pada Dino.
“Ayo!”
Saat Adik kakak itu pergi meninggalkan Dino, ia pun langsung berjalan agak jauh dibelakang mereka untuk sampai di dalam lingkungan sekolah dan kelasnya.
Perasaan Dino lega sekali saat Devan menjauh darinya. Tapi tiba-tiba perasaan tegangnya ini muncul lagi saat ponsel yang ada di saku celananya bergetar.
Dino merogoh saku celananya dan mengambil ponsel yang ada di dalamnya. Ia buka ponselnya. Saat ia lihat, ternyata ada pesan masuk.
"Aldy?"
KRIIING… KRIING…
Yah, Dino tidak sempat untuk membaca pesan itu karena bel masuk kelas sudah berbunyi. Ia harus cepat ke Kelas.
****
Saat di kelas….
Sebelum pelajaran dimulai, Pak Wanto akan mengabsen murid yang ada di kelas terlebih dahulu. Satu per satu Pak Wanto memanggil mereka semua.
“Adit!”
“Hadir, Paak!”
“Ahmad?”
“Hadir!”
“Aldy?”
“….”
“Aldy ada?” tanya Pak Wanto. Semua anak saling melirik mencari Aldy, tapi ternyata Aldy tidak ada di kelas. Dino sendiri juga baru sadar kalau ternyata sembari tadi Aldy tidak ada di kelas.
Ke mana dia?
“Apa ada yang tau keberadaan Aldy di mana sekarang?” tanya Pak Wanto lagi.
Semuanya menggeleng. Pak Wanto mengangguk pelan. “Oke kalau begitu, berarti Aldy kena Alfa hari ini! Ayo lanjut….”
“Aldy ke mana? Kenapa dia tidak masuk sekolah hari ini? Aku tanya Chelsea saja deh!”
Dino perlahan merubah posisinya menghadap ke Chelsea yang ada di sampingnya. “Hei, Chelsea!” Ia berbisik.
Chelsea menengok ke arahnya dan menyahut. “Apa?”
“Umm… apa kau tahu Aldy berada di mana sekarang?”
Chelsea menggeleng. “Tidak! Memangnya kau sendiri tidak tau keberadaanya sekarang?” Ia bertanya balik.
Dino menggeleng. “Aku juga tidak tahu!”
Dari semalam, Dino terus mencemaskan temannya itu, perasaan Dino tidak enak tentangnya.
"Akh! Seharusnya tadi malam aku menemuinya! Apa yang terjadi padanya? Apa dia dalam bahaya? Aku tidak tahu. Bagaimana kalau dia diculik atau ditangkap orang jahat? Bagaimana kalau dia dimakan hewan buas? Apa dia diculik Alien? Bagaimana kalau dia menghilang untuk selamanya? Dan yang terburuk, bagaimana kalau aku tidak bisa bertemu dengannya lagi!? Ini bencana!"
“Dino… Dino! Dino Dirmansyah!”
“Hei, Dino! Namamu dipanggil!” bisik Chelsea.
Dino yang sedang diam dan berpikir pun terkejut. Ia tahu absen masih berjalan, jadi dengan cepat ia berdiri dari kursi untuk menunjukkan kehadirannya. “Oh, iya Pak! Hadir!”
“Dino… jangan suka melamun terus, itu tidak baik untukmu!”
“I–Iya pak!”
"Haduh, malu rasanya."
****
KRIIING… KRIIING…
Jam istirahat–
“Dino, kau mau ikut bersamaku?” Ajak salah satu anak perempuan yang ada di kelasnya.
“Ah, Maaf yah! Aku lagi ingin berada di kelas sekarang.” Dino menjawab.
“Oh, baiklah kalau begitu, aku duluan yah! Bye.” Kata Perempuan itu pergi dan sambil melambaikan tangan.
Sekarang lagi-lagi di kelas Dino hanya ada dirinya dengan Chelsea. Chelsea sedang membaca bukunya. Dino juga sedang melakukan hal yang sama seperti yang Chelsea lakukan, hanya saja, buku-buku yang ia baca ini berasal dari perpustakaan. Dino yang meminjamnya.
Saat selesai baca, Dino pun menutup bukunya dan langsung berdiri dari tempat duduk. Ia ingin mengembalikan buku-buku ini kembali ke perpustakaan.
“Chelsea, aku ingin ke perpustakaan dulu, yah! Mau mengembalikan buku ini dulu.”
“Oh, ya sudah silahkan.” Chelsea masih sibuk dengan bukunya. Dino pun beranjak pergi meninggalkan Chelsea dan keluar dari Kelasnya.
****
Saat di Perpustakaan…
“Oke, hanya tinggal buku ini saja yang belum kutaruh. Tadi buku ini aku ambil dari rak keberapa yah? Aku lupa.” Gumam Dino sambil berjalan menyusuri setiap rak buku yang ada di sana.
“Sini, biar kubantu!” Tiba-tiba ada yang mengambil buku yang Dino pegang tadi. Ternyata itu Liena!
“Liena, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Dino bingung.
“Haha… Kak Dino pasti sedang kebingungan ingin menaruh buku ini, kan? Aku tau di mana letaknya.” Jawab Liena.
Kemudian Liena pergi ke suatu tempat di dalam perpustakaan ini menuju ke tempat buku itu diletakkan. Dino pun mengikuti Liena dari belakang.
“Nah, di sinilah buku ini diletakkan!” kata Liena.
Ternyata, buku itu diletakan dalam rak nomor tiga. Dino lupa. Sebenarnya, saat jam pelajaran Bahasa Indonesia tadi, ia sempat ke tempat rak ketiga itu bersama Chelsea untuk mengambil buku yang ingin ia naca.
Guru menyuruhnya untuk meminjam dan membaca buku-buku cerita fiksi dan mencari tahu amanat yang tersimpan di dalamnya. Begitulah tugas mereka di kelas Dino, hanya untuk mengamati isi buku. Tapi menurut Dino, tugas itu agak menyenangkan.
“Oh, oke. Terima kasih!” ucap Dino sambil tersenyum. “Tapi bagaimana kau bisa tahu letaknya di sini?”
“Umm… karena aku pernah membaca buku itu.” Jawabnya.
“Oh.”
Oh, jadi Liena pernah membaca buku itu. Buku yang barusan ia baca tadi adalah buku Novel horror yang berjudul “Lost”. Entah ia lupa siapa pencipta buku itu, tapi intinya, itu Novel terseram yang Dino suka.
Lalu tak lama kemudian, ponselnya kembali bergetar. Ada pesan masuk? Saat Dino buka, ternyata itu pesan dari Aldy lagi. Ah, kebetulan sekali!
Ada 2 pesan dari Aldy. Dino membuka pesan itu dan membacanya.
Pesan pertama itu dikirim pada jam 6:30 pagi. Pesannya berbunyi, [ Dino, aku tidak bisa ke sekolah hari ini. ]
Dink bergumam, "Oh... pantas saja tadi dia tidak ada di kelas. Huh, kalau aku tahu dia izin padaku, aku akan memberitahu Pak Wanto agar Aldy tidak kena alfa."
Setelah itu, Dino menggeser jempol ku ke atas. Terlihat ada pesan masuk ke dua di layarnya. Itu dari Aldy lagi. Pesan tadi pagi juga, tapi beda jam. Pesan itu dikirim pukul 7 pagi, tepat bel masuk kelas berbunyi.
Pesan itu mengatakan, [ Dino, maukah kamu menemuiku di Jalan Beringin nomor 11 yang ada di dekat rumahku itu. Nanti setelah pulang sekolah. ]
“Oh! Aku tahu jalan itu! Itu dekat dengan pertigaan mau ke rumah Aldy. Sepulang sekolah yah? Oke deh!” Pikirnya dalam hati.
Kalau begitu akan Dino balas. “Oke!”
Tak lama kemudian, Aldy kembali membalasnya. Eh, cepat sekali dia langsung membalasnya.
[ Terima kasih. Aku akan menunggumu di sana. ]
Oke.
Sepertinya Dino tidak bisa pulang bersama dengan Chelsea. Dino memainkan ponselnta sebentar, lalu ia melihat ada tanda bekas seseorang yang menelponnya beberapa jam yang lalu.
"Itu Ibunya Aldy? Untuk apa dia menelponku? Biarkan saja deh!"
“Dino… sudah selesai dengan ponselmu?” tanya Liena tiba-tiba.
Dino terkejut. Ia mengangguk cepat. “Ah! Iya. Sudah.”
“Kalau begitu, ayo! Maukah kau bermain denganku selama jam istirahat ini? Sebentar saja. Ayolah….” bujuk Liena.
Dino berpikir sejenak. “Bagaimana ini? Chelsea bilang kalau aku tidak boleh dekat dengan anak ini. Tapi… aku tidak tega dengan mukanya yang imut itu memohon padaku agar aku mau jalan dengannya. Yah… apa boleh buat!”
“Oke! Ayolah. Tapi sebentar saja yah!” jawab Dino lirih.
“Iyeayy… ayoo!” Liena menarik tangan Dino bersamanya pergi. Mereka keluar dari perpustakaan itu dan langsung pergi ke taman sekolah.
Saat sampai di sana, Dino dan Liena duduk di bangku taman. Dino berusaha untuk duduk agak menjauh dari Liena, tapi setiap ia bergeser, Liena juga ikut bergeser, dia ingin mendekati Dino terus.
Lalu tak lama kemudian, Devan sempat lewat di hadapan mereka berdua. Kemudian Liena menyapanya, “Hai, kakak!”
Devan tersenyum kepada adiknya, tapi tidak pada Dino. Devan menatap sinis kepadanya. Hawanya mulai tidak enak di sini. Lalu Dino langsung berdiri dari tempat duduknya. Ia akan pergi dari sana. Tapi Liena mencegahnya.
“Kak Dino mau ke mana!?” tanyanya.
“Umm… aku mau kembali ke kelas, bentar lagi bel masuknya berbunyi.” Jawab Dino.
Liena memasang wajah sedih dengan imutnya. “Yaah… tapi Jam selesai istirahatnya tinggal 10 menit lagi. Kita masih punya waktu banyak bersama.”
“Tidak bisa! Aku punya urusan lain dikelas!” bentak Dino sambil melepaskan tangannya dari genggaman Liena.
Entah kenapa, seketika genggaman tangan Liena langsung melonggar dan melepaskan tangannya. Dino melihat Liena terdiam sejenak sambil menundukkan kepalanya. Lalu dia mengangkat tangan kanannya dan menunjuk ke arah Dino.
Liena mengangkat kepalanya dan menatap dengan tajam. Matanya berubah merah menyala. Dino sangat terkejut. Liena terus menatap Dino dengan mata merahnya itu.
Lalu seketika, tubuhnya tidak bisa digerakkan, seperti ada yang sedang menahannya dengan kuat. Dino ternyata telah dikendalikan oleh matanya Liena. Gerakkan lirikkan mata itulah yang mengendalikan tubuhnya.
“Kau sudah membuatku marah, karena menolak ajakanku! Sekarang rasakan akibatnya!” geram Liena.
Dino tidak bisa berkata apapun padanya. Lalu matanya melirik kebawah, dan seketika tubuhnya ikut terbanting ke tanah karena lirikkannya. Terasa sakit sekali. Lalu saat Dino sudah ada di bawah sambil merintih kesakitan, Liena berdiri tepat di hadapannya.
“Sekarang kau tau kan akibatnya kalau menolak ajakanku. Dino…“ Kata Liena dengan nada tegas dan wajah menyeramkanya.
Lalu setelah ia berkata seperti itu, matanya kembali seperti semula. “… Jangan diulangi lagi yah, kak!” Seketika suaranya kembali imut dan halus.
Dino akhirnya bisa bergerak kembali. Dalam posisi duduk sambil bersandar di atas bang taman, ia mengeluh dadanya sakit. Lalu Dinl melirik ke arah Liena yang sedang senyum-senyum sendiri di samping dirinya.
“Liena, ternyata begitu cara kerja matamu. Pantas saja Chelsea bilang kalau dia ini anak yang berbahaya. Pokoknya mulai sekarang, aku harus hati-hati dengannya.” Gumamnya di dalam hati.
****
Akhirnya Dino bisa kembali ke kelas. Bisa juga jauh dari anak itu. Saat ia sudah berada di dalam kelas dan duduk di tempatnya, Chelsea terkejut melihat Dino.
“Eh! Dino? Ada apa denganmu? Kau terlihat kacau sekali!”
Memang benar sih, saat Dino kembali keadaannya memang kacau. Baju kotor, rambutnya acak-acakkan, dan badannya terasa sakit semua.
“Umm… tidak apa-apa kok.” Dino menjawab pelan.
“Oh.” Chelsea kembali membaca bukunya. Tapi tatapannya masih melirik ke arah Dino yang sedang menyenderkan tubuhnya di dinding dekat jendela sambil memejamkan mata.
“Apa yang terjadi pada Dino? Dia tidak seperti biasanya. Apa sesuatu yang buruk sudah terjadi padanya?” Pikir Chelsea.
Kemudian Chelsea kembali membaca bukunya. Tak lama, Dino kembali bicara pada Chelsea. “Sea. Hari ini aku tidak bisa pulang bersama denganmu dulu, yah!”
“Loh? Kenapa?”
“Aku ada urusan setelah pulang sekolah nanti.”
Chelsea mengangguk. “Oh, oke!”
Mereka pun kembali diam.
Tak lama setelah itu, bel masuk kembali berbunyi. Istirahat sudah selesai. Semua murid masuk ke kelasnya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran mereka.
Pelajaran ke-3 di mulai. Hanya tinggal 2 pelajaran lagi yang tersisah, dan Dino akhirnya bisa keluar dari sekolah dan pulang ke rumah masing-masing.
****
Saat pulang sekolah–
Tubuh Dino terasa lemas semua. Rasanya ia ingin segera sampai di rumah dan langsung tidur, tapi sayangnya ia harus menemui Aldy dulu.
Dino akan pergi ke tempat yang di bilang Aldy. Tidak boleh membuat sahabatnta menunggu lama di sana. Ia harus cepat.
Tapi... kenapa tiba-tiba firasatnya jadi tidak enak begini. Ah!
Dino akan berusaha untuk tidak mempedulikannya.
*
*
*
To be continued-
Ig: @pipit_otosaka8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Asyfa Putri
yey
2023-01-21
0
Hiatus
yeeaay 👏👏👏
2019-12-28
2