Eps 2– Siapa Perempuan Itu?

Dino sudah mempunyai banyak kenalan anak baru di sini. Sebagian dari mereka menjadi temannya. Ia sangat senang. Tapi entah kenapa si anak perempuan di sampingnya ini terus saja membaca buku dan tidak bergaul dengan yang lainnya.

Sifatnya sangat dingin. Saat kesempatan dia memperkenalkan diri tadi, anak itu sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya seperti yang lain. Dia hanya berdiri di tempat dan menyebut nama panggilannya saja setelah itu langsung kembali duduk. Entah kenapa dengannya, sangat aneh.

Anak perempuan itu kalau Dino perhatikan, dia memiliki sifat yang pendiam dan dingin. Suka membaca buku. Berambut pendek warna biru muda. Dia menggunakan Bando kuning dengan dua pita kuning yang menjulur ke atas, itu membuatnya semakin cantik.

Tapi yang membuat Dino bingung, adalah gaya model pony rambutnya itu, Pony di bagian kanannya itu sangat panjang hingga menutupi mata kanannya. Dan sebelah kirinya tidak memiliki pony sehingga mata kiri dan dahinya dapat terlihat. Untuk apa dia memanjangkan pony sebelah kanannya? Dino jadi dibuat penasaran.

****

Pukul 11:00, Bel istirahat berbunyi …

Semua anak keluar kelas untuk pergi ke kantin. Saat Dino sedang membereskan barang-barangnya dari meja, tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampirinya. Ternyata itu Aldy.

Nama lengkapnya adalah Aldy Dimasta Pratama. Dia teman kenalan baru untuk Dino di kelas ini.

Dia cowok paling terpopuler di kelas, apalagi di kalangan anak perempuan. Bagaimana tidak?

Aldy memiliki wajah yang tampan, tinggi, jago berolahraga, baik hati, dan juga memiliki sifat yang dingin. Berambut hitam dan mata yang berwarna hijau gelap. Mustahil dengan ciri-ciri seperti itu dia tidak disukai banyak orang. Apalagi dikalangan para anak perempuan.

“No, ayo kita pergi ke kantin! Keburu masuk lagi, nih.” Ajak Aldy kepada Dino.

”Iya, ayo!” Dino menerima ajakannya sambil tersenyum.

Kemudian setelah selesai membereskan mejanya, ia beranjak dari kursi dan langsung pergi ke luar kelas bersama Aldy. Sekarang di kelas itu hanya ada si Perempuan misterius itu sendirian. Dia sedang membaca buku lagi.

Tidak lama kemudian, dia menutup bukunya. Dia beranjak dari tempatnya lalu keluar dari kelas sendirian. Entah dia mau ke mana….

****

Saat di kantin–

“Haaah… Aldy! Ternyata makanan di kantin ini enak juga, yah. Tidak salah pilih sekolah aku hanya karena enaknya makanan kantin, hehe…” Kata Dino sambil bersandar di kursi yang ku duduki dan mengelus perutnya.

“Yah… begitulah. Makanan di kantin ini sungguh sangat enak!” kata Aldy sambil menyesap minumannya. “Oh ya, makanan apa yang kau sukai di sini, No?”

“Aku paling suka dengan Udang Goreng Tepungnya, hehe… Lalu, Nasi Goreng dan Baksonya juga lumayan enak. Enaknya Nasi Goreng di sini sama seperti bikinan Ibunya Zikri.”

Dari semua makanan di kantin, ternyata yang paling Dino sukai itu adalah Udang Gorengnya. Dia memang sangat menyukai makanan laut yang digoreng. Apalagi udang.

“Ooh… hmm… siapa Zikri?” Aldy kembali bertanya.

“Ah, Zikri itu temanku. Dia… oh iya!” Tiba-tiba Dino mengingat sesuatu. Iya itu! Ia lupa memakan bekal buatan Ibu Zikri!

"Aku harus kembali ke kelas untuk menghabiskan bekalku."

“Eh, Dino? Kok tiba-tiba berhenti? Kenapa?” tanya Aldy bingung.

“Eh, maaf yah, Dy! Aku harus kembali ke kelas dulu! Ada barang yang tertinggal.” Dino beranjak dari tempat duduknya dan langsung lari meninggalkan Aldy sendiri.

“Ada barang yang tertinggal di kelas? Lah, apa itu?!” pikir Aldy bingung. Ia masih meminum minumannya sampai habis.

****

“Ya ampun! Aku lupa menghabiskan bekal yang sudah disiapkan Ibunya Zikri. Bagaimanapun juga, aku harus menghabisinya sebelum pulang sekolah!”

Dino terus berlari sampai akhirnya ia kembali ke kelas. Saat di kelas, Dino berjalan mendekati mejanya dan segera membuka tas untuk mengambil bekal yang ada di dalamnya.

“Hah… aku harus menghabiskan makanan ini. Aku ingin membawanya ke kantin dan membaginya untuk Aldy. Siapa tau dia mau, hehe.…”

Dino meninggalkan tasnya lalu berbalik badan. Tapi sebelum ia beranjak pergi, Dino sempat melirik ke arah tempatnya si perempuan misterius itu yang berada di sampingnta dan melihat ada beberapa buku di mejanya.

Mungkin itu buku bekas dia baca tadi. Bukunya tidak memiliki Cover dan judul bukunya, itu membuat Dino semakin penasaran. Lalu karena penasaran ia akan mencoba ingin mengintip sedikit isi buku itu. Tapi baru saja Dino membuka lembaran bukunya sedikit, tiba-tiba….

“HEI!!” Ada yang menegurnya. Dino sangat terkejut. Eh?! Ternyata pemilik buku ini datang!

Gawatt!!

“Apa yang kau lakukan?!” Perempuan itu berjalan cepat menghampirinya.

“Eh?! Emmm… tidak! Tidak! A–aku hanya…” Secara perlahan, Dino mundur menjauh dari meja dan seorang perempuan dengan tatapan tajam mengarah padanya.

“Jangan berani-beraninya kamu membuka isi buku itu!” bentak perempuan itu dan langsung merebut bukunya, lalu beranjak pergi menjauh dari Dino.

Dini merasa bingung dengan perempuan tadi. Ia ingin bicara sebentar dengannya, tapi sayang dia sudah pergi dengan buku itu.

 

Kalau begitu Dini harus mengejarnya. Tapi… ternyata ia lupa namanya, bagaimana mau memanggilnya nanti. Yang ia ingat itu, namanya diawali dengan huruf “C”.

"Ah! Mungkin lain kali saja aku bicara dengannya. Oh ya, sebentar lagi bel masuk, aku harus segera menghabiskan bekal ini!"

****

Selama jam pelajaran ke tiga, kami tidak belajar apapun. Gurunya juga tidak ada. Jadi selama di kelas hanya ada jam kosong yang membosankan. Tapi perasaan bosan ini tidak berpengaruh pada perempuan di samping Dino itu? Daritadi dia hanya asik membaca buku terus!

“Hadeuh…” Dino mengeluh sambil menidurkan kepalanya di atas meja. Ternyata enak juga dengan posisinya yang saat ini. Menidurkan kepala di atas meja, jadi membuatnya mengantuk.

Lalu tanpa sadar, secara perlahan matanya mulai menutup. Tapi baru saja Dino menutup mata, tiba-tiba si perempuan itu menegurnya!

“Hey, kamu! Anak laki-laki bermata satu yang sedang tidur-tiduran di meja dengan malasnya, ayo bangun!”

Dino pun membuka matanya dan terkejut. Kemudian ia langsung membenarkan posisi duduknya dengan benar. “A–ada apa?!”

 

Perempuan itu mendekatkan wajahnya pada Dino, lalu berbisik, “Pulang sekolah ini, semoga kau ada waktu! Temui aku di atap sekolah saat pulang sekolah nanti! Ingat, jangan pulang dulu, oke!”

Setelah itu dia kembali ke posisi semula dan kembali membaca bukunya itu. Setelah bisikannya tadi, Dino hanya bisa diam dan bingung.

“Apa ini!? Aku harus menemuinya di atap sekolah ini setelah pulang sekolah? Dia mau apa yah… ini aneh!” Pikiran Dino semakin dibuat bingung saja oleh perempuan itu. Tapi apa boleh buat?

"Aku coba turuti saja dulu permintaanya. Siapa tau saja dia ingin membicarakan sesuatu yang penting"

****

Kriiiing … Kriiiiing … Krriiiing ….

Bel sekolah sudah berbunyi sebanyak 3x, itu tanda waktu pulang sekolah. Semua anak bergegas keluar kelas untuk pulang menuju rumahnya masing-masing.

Tapi tidak dengan Dino, yang masih saja duduk di tempat. Perempuan itu sudah keluar, mungkin dia langsung ke atap sekolah. Dino juga harus ada di sana! Tapi sebelum ia pergi ke atap, ia ingin ke Toilet dulu!

****

Di dalam toilet pria, Dino hanya ingin bercermin sebentar sambil membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakkan.

Kemudian ia melirik ke sisi lain dari cermin itu dan secara tidak sengaja Dino melihat ada anak perempuan berambut panjang yang berdiri dibelakangnya. Dino pun terkejut, lalu berpikir sejenak.

“Ini di dalam Toilet laki-laki, tapi kenapa ada anak perempuan di sini!? Kan seharusnya tidak diperbolehkan!”

Lalu Dino berbalik badan untuk menegur anak itu. Tapi saat ia melihat ke belakang… anak perempuan berambut panjang tadi sudah tidak ada!

Dino semakin bingung. Tadi ia yakin melihat ada anak perempuan berambut warna putih panjang, memakai baju pendek polos berwarna putih dan rok pendek se-dengkul warna putih. Kalau wajahnya tidak terlalu kelihatan, karena dia sedang menundukkan kepalanya. Ke mana perginya perempuan itu?

Dino mungkin salah lihat. Ia akan melupakan perempuan itu, lalu lanjut merapihkan rambutnya di cermin. Setelah semuanya rapih, ia langsung bergegas pergi ke atap sekolah untuk menemui perempuan kutu buku itu.

****

Dino akhirnya sampai di atap sekolah. Ternyata perempuan itu sudah menunggu di sana. Dia lagi-lagi dia sedang membaca bukunya sambil bersandar di pagar pembatas. Dino berjalan mendekatinya.

“Maaf membuatmu menunggu. Tadi aku habis dari–”

“Aku tidak punya banyak waktu. Ayo duduk!” selanya sambil menutup buku yang dia baca tadi.

Dino duduk di kursi panjang yang ada di samping perempuan itu berdiri. Ia duduk di pas pertengahan kursinya. Sementara Perempuan itu duduk di pinggir kanan kursi.

“Nah, sekarang… ada yang mau kau bicarakan padaku?” Dino bertanya. Tapi perempuan itu hanya diam sambil membaca bukunya. Lalu tidak lama kemudian, dia mulai membuka mulutnya dan berbicara.

“Dino?”

“I–iya?” Dino menyahut pelan. “Ada apa?”

“Apapun yang terjadi padamu, tolong jangan beritahu pada orang lain tentang matamu. Ingat itu!”

Dino terkejut mendengar perkataannya itu. “Ba–bagaimana kau bisa tahu tentang mataku?!”

Perempuan itu menghembuskan nafas panjang, lalu berdiri dari tempat duduknya.

“Aku bisa tau dari sikapmu, Dino!” ujarnya sambil menutup bukunya. Dia berjalan menghadap Dino di depannya. “Hmmm… ‘Death Eye’ Itu nama matamu, kan?” tanya perempuan itu. Dini hanya bisa mengangguk. Ternyata orang ini juga tau tentang matanya!

“Death Eye berarti ‘Mata Kematian’. Jadi, bagi siapa saja yang menatap Death Eye selama lebih dari 30 detik, maka orang itu akan meninggal atau bisa saja mendapat nasib sial yang berakhir pada kematian. Membunuh orang dengan Death Eye itu memang mudah. Tapi ada efek samping dari penggunaan matamu itu, yaitu dengan keluarnya banyak darah dari matamu dan terkadang bisa saja energimu cepat terkuras. Kau pasti mendapatkan mata itu sejak kau lahir. Benar, kan?” terangnya dan kembali bertanya.

"Aku tidak percaya ini! Kenapa dia bisa tau banyak tentang Death Eye-ku!?"

Dino hanya bisa mengangguk. Lalu mereka berdua kembali diam. Ia tidak tau mau bilang apalagi padanya. Pikirannya menjadi kosong karena mendengar kata-kata perempuan yang ada di depannya ini. Tak lama kemudian perempuan itu melirik ke arah jam tangannya.

 

“Sudah mulai sore, sebaiknya aku cepat pulang,” Gumamnya. “Baiklah. Sampai sini dulu pembicaraan kita. Kita lanjut nanti saja! Sekarang sudah mulai petang, aku harus pulang!” katanya sambil beranjak pergi meninggalkan Dino sendirian yang masih duduk di kursi.

Setelah perempuan tadi pergi meninggalkannya, ia bergumam, "Hanya itu saja yang ingin dia katakana padaku? Hmm… Sepertinya aku ingin bertanya satu hal padanya tadi, tapi apa yah Oh iya!"

Dino beranjak dari kursi yang ia duduki dan langsung berlari ke perempuan tersebut. Sebelum dia pergi menuruni tangga, Dino sempat memanggilnya, “Hey, kamu! Tunggu sebentar!”

Lalu perempuan itu berbalik badan dan menghadap ke arahnya. “Ada apa?”

“Si–siapa namamu?” tanya Dino gugup

“Chelsea. Chelsea Wilona, itu namaku! Jangan sampai lupa, yah!” Dia tersenyum dan langsung pergi meninggalkannya lagi. Jadi namanya Chelsea.

“Dia tersenyum padaku? Manis sekali…” Seketika pipinya terasa memanas. Lalu tak lama ia menggeleng cepat dan menepuk kedua pipinya. "Ah! Apa yang aku pikirkan!?"

Hari sudah mulai gelap, sebaiknya Dino juga pulang sekarang. Sekolah sudah sepi, tidak ada siapapun di sana. Kecuali hanya Pak Satpam saja yang ada di depan gerbang untuk berjaga malam di lingkungan Sekolah.

 

Dino berangkat dan pulang dengan jalan kaki. Ini baru satu hari pertama masuk sekolah, tapi rasanya sangat melelahkan.

****

Perasaannya tidak enak dari tadi di sepanjang jalan pulang. Rasanya seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Tapi di jalan ini tidak ada siapapun selain dirinya.

Tapi untung rumahnya mulai dekat dari sini. Dino berjalan cepat hingga akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat. Ia langsung membuka pintu rumah dan secepatnya masuk ke dalam.

Di dalam rasanya sunyi sekali. Dari kecil ia sudah terbiasa mandiri dan hidup sendirian di rumah besar ini. Entah siapa yang memberikan rumah ini padanya. Dino sudah berusaha untuk mengingat masa lalunya, tapi tidak berhasil.

Yang ia ingat hanya perkataan dari para tetangganya. Ia sempat dengar dari perkataan orang lain, dulu Orangtuanya sudah meninggal dunia sejak dirinya masih bayi karena terkena serangan jantung mendadak.

Dulu saat masih bayi katanya lagi, Dino di urus oleh keluarga orang kaya sampai ia berumur 5 tahun lalu dipindahkan ke rumah ini oleh keluarga mereka.

Dino dibuang dari keluarga mereka karena dianggap sebagai anak pembawa sial hanya karena memiliki Death Eye. Selama ini Ia hidup sendiri. Mereka memberikan rumah ini untuk Dino tinggali. Hanya rumah ini lah tempat aku bertahan hidup sampai sekarang.

Sampai sekarang juga, ia masih lupa dengan keluarga orang kaya yang merawatnya itu. Dino ingin mencari keluarganya untuk mengucapkan “Terima kasih” pada mereka yang sudah mengadopsi Dino dari bayi.

Dino yang sedang melamun pun tersentak. Ia menggeleng pelan. "Ah! Kenapa aku hanya melamun saja di sini dari tadi? Aku ingin membersihkan diri lalu setelah itu aku ingin pergi membeli makanan di luar untuk makan malam hari ini."

*

*

*

To be Continued–

IG: @pipit_otosaka8

Terpopuler

Comments

Kira

Kira

kalo boleh saran, per paragraf jgn langsung ganti POV. jadi bingung yang baca.
contohnya. di adegan kantin paragraf pertama

' "Haaah ... Aldy! ternyata makanan di kantin ini enak juga yah. tidak salah pilih sekolah aku hanya karena enaknya makanan di kantin" kata dino sambil bersandar di kursi yang kududuku dan mengelus perutnya' dari paragraf ini menunjukkan kayak POVnya si Aldy. tapi kenapa kok pas pindah ke paragraf ke duanya malah seakan-akan itu POVnya si Dino. sangat di sayangkan cerita bagus dan berbobot tapi gaya penulisan dan cara penyampaian salah jdi kurang greget.

tapi overall aku suka. aku udah mampir, udah baca, udah aku like juga. jangan lupa feed backnya ya Thor

2021-04-23

2

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

seru thor..

aq mampir 3 bab dl ya..
udah like.like juga

ditunggu feedback nya 😁👍

2020-06-18

0

Luna Hanayuki

Luna Hanayuki

waaahh... mata kematian
..

2020-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Nama Tokoh + Prolog
2 Eps 1– Hari Pertama
3 Eps 2– Siapa Perempuan Itu?
4 Eps 3– Teman Hantu
5 Eps 4– Teman Hantu, part 2
6 Eps 5– Siapa Liena itu?
7 Eps 6– Kematian Zikri
8 Eps 7– Rumah Sakit
9 Eps 8– Serangan Mendadak
10 Eps 9– Organisasi yang Berbahaya
11 Eps 10– Misi yang terselesaikan
12 Eps 11– Surat
13 Eps 12– Manusia Bermata Merah yang Berbahaya
14 Eps 13– Masalah
15 Eps 14–Buku Harian ku
16 Eps 15– Seseorang Ingin Membunuhku!
17 Eps 16– Rahasia
18 Eps 17– Firasat Buruk
19 Eps 18– Bersama Liena
20 Eps 19– Malam yang Mengerikan
21 Eps 20– Malam yang Mengerikan, part 2
22 Eps 21– Malam yang Mengerikan, part 3
23 Eps 22– Malam yang Mengerikan, part end
24 Eps 23– Chelsea dan Liena
25 Eps 24– Ekstrakulikuler yang Mengejutkan
26 Eps 25– Masa Lalu
27 Eps 26– Masa Lalu, part 2
28 Eps 27– Jalan Bersama Chelsea
29 Eps 28– Hari Minggu yang Buruk
30 Eps 29– Pertemanan
31 Eps 30– Tertangkap
32 Eps 31– Rencana yang Gagal!
33 Eps 32– Apa ini Akhir dari hidupku?
34 Eps 33– Akhirnya....
35 Eps 34–Maaf
36 Eps 35 (Spesial) – Sahabat Menjadi Pasangan?
37 Epilog season 1
38 Season 2– Prolog
39 Eps 1– Awal
40 Eps 2– Kecelakaan Seorang Adik Kecil
41 Eps 3– Pembullyan Terjadi Lagi
42 (Sedikit lanjutan dari eps sebelumnya)
43 Eps 4– Tino dan Tiny
44 Eps 5– Kecemasan
45 Eps 6– Kecemasan (2)
46 Eps 7– Kematian Mendadak yang Misterius
47 Eps 8– Kematian Mendadak yang Misterius (2)
48 Eps 9– Hari Berikutnya
49 Eps 10– Nasib Sial
50 Eps 11– Nasib Sial si Kembar
51 Eps 12– Tanpa Ditemani Seorang Kakak
52 Eps 13– Death Eye Shape Shifting
53 Eps 14– Welcome Back, Devan!
54 Eps 15– Hal yang Disembunyikan si Kembar
55 Eps 16– Miya dan Tujuan Hidupnya
56 Eps 17– Menuju Hari Jadi
57 Eps 18– Ulang Tahun itu Tidak Menyenangkan
58 Eps 19– Ulang Tahun itu Tidak Menyenangkan (2)
59 Eps 20– Yuri Meninggal (?)
60 Eps 21– Menunggu Yuri
61 Eps 22– Kejujuran si Kembar
62 Eps 23– Hari Libur Dino
63 Eps 24– Hari Libur Dino (2)
64 Eps 25– Dino Dan Miya
65 Eps 26– Rencana Liena
66 Eps 27– Dino Diambang Kematian
67 Eps 28– Kematian Orang Tersayang
68 Eps 29– Kematian Sang Antagonis
69 Eps 30– Mata Baru
70 Eps 31– Buku Hitam Chelsea Season 2–End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Perkenalan Nama Tokoh + Prolog
2
Eps 1– Hari Pertama
3
Eps 2– Siapa Perempuan Itu?
4
Eps 3– Teman Hantu
5
Eps 4– Teman Hantu, part 2
6
Eps 5– Siapa Liena itu?
7
Eps 6– Kematian Zikri
8
Eps 7– Rumah Sakit
9
Eps 8– Serangan Mendadak
10
Eps 9– Organisasi yang Berbahaya
11
Eps 10– Misi yang terselesaikan
12
Eps 11– Surat
13
Eps 12– Manusia Bermata Merah yang Berbahaya
14
Eps 13– Masalah
15
Eps 14–Buku Harian ku
16
Eps 15– Seseorang Ingin Membunuhku!
17
Eps 16– Rahasia
18
Eps 17– Firasat Buruk
19
Eps 18– Bersama Liena
20
Eps 19– Malam yang Mengerikan
21
Eps 20– Malam yang Mengerikan, part 2
22
Eps 21– Malam yang Mengerikan, part 3
23
Eps 22– Malam yang Mengerikan, part end
24
Eps 23– Chelsea dan Liena
25
Eps 24– Ekstrakulikuler yang Mengejutkan
26
Eps 25– Masa Lalu
27
Eps 26– Masa Lalu, part 2
28
Eps 27– Jalan Bersama Chelsea
29
Eps 28– Hari Minggu yang Buruk
30
Eps 29– Pertemanan
31
Eps 30– Tertangkap
32
Eps 31– Rencana yang Gagal!
33
Eps 32– Apa ini Akhir dari hidupku?
34
Eps 33– Akhirnya....
35
Eps 34–Maaf
36
Eps 35 (Spesial) – Sahabat Menjadi Pasangan?
37
Epilog season 1
38
Season 2– Prolog
39
Eps 1– Awal
40
Eps 2– Kecelakaan Seorang Adik Kecil
41
Eps 3– Pembullyan Terjadi Lagi
42
(Sedikit lanjutan dari eps sebelumnya)
43
Eps 4– Tino dan Tiny
44
Eps 5– Kecemasan
45
Eps 6– Kecemasan (2)
46
Eps 7– Kematian Mendadak yang Misterius
47
Eps 8– Kematian Mendadak yang Misterius (2)
48
Eps 9– Hari Berikutnya
49
Eps 10– Nasib Sial
50
Eps 11– Nasib Sial si Kembar
51
Eps 12– Tanpa Ditemani Seorang Kakak
52
Eps 13– Death Eye Shape Shifting
53
Eps 14– Welcome Back, Devan!
54
Eps 15– Hal yang Disembunyikan si Kembar
55
Eps 16– Miya dan Tujuan Hidupnya
56
Eps 17– Menuju Hari Jadi
57
Eps 18– Ulang Tahun itu Tidak Menyenangkan
58
Eps 19– Ulang Tahun itu Tidak Menyenangkan (2)
59
Eps 20– Yuri Meninggal (?)
60
Eps 21– Menunggu Yuri
61
Eps 22– Kejujuran si Kembar
62
Eps 23– Hari Libur Dino
63
Eps 24– Hari Libur Dino (2)
64
Eps 25– Dino Dan Miya
65
Eps 26– Rencana Liena
66
Eps 27– Dino Diambang Kematian
67
Eps 28– Kematian Orang Tersayang
68
Eps 29– Kematian Sang Antagonis
69
Eps 30– Mata Baru
70
Eps 31– Buku Hitam Chelsea Season 2–End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!