Pada akhirnya mereka bertiga berhasil keluar dari rumah sakit. Mereka menuruni tiga anak tangga, lalu berlari ke tempat parkir.
“Ayo cepat! Kalian ke mobil saja duluan.” Kata Dino menyuruh Rinda dan Zikri. Mereka berdua menuruti perkataanya.
“Aku harap aku bisa sampai di sana dengan cepat.” Batin Dino sambil terus berlari menjauh dari rumah sakit dan menuju ke mobil.
Tapi tiba-tiba sebelum ia sampai di mobil, ada seseorang yang mendorongnya dari samping dengan keras. Dino pun kehilangan keseimbangan dan langsung jatuh terguling ke tanah. Sakit sekali! Sikunya terluka. Tapi ia masih bisa bangkit kembali.
Ternyata ada orang lain yang mengejarnya juga. Rinda dan Zikri sangat terkejut dan khawatir dengan keadaan Dino. Daripada Dino terus berlari, lebih baik ia menyelesaikan orang-orang jahat itu terlebih dahulu!
Namun sebelum itu....
”Rinda! Zikri! Kalian berdua cepatlah pergi ke rumah Zikri! Ayo cepat. Kalian duluan saja!” teriak Dino pada Rinda dan Zikri.
“Bagaimana denganmu!? Masa kami harus meninggalkanmu dalam keadaanmu yang seperti ini!” tegas Rinda karena cemas mengkhawatirkan Dino.
“Aku akan baik-baik saja! Sekarang yang harus kita khawatirkan adalah keadaan Ibunya Zikri. Cepat Pergilah! Aku akan menyusul kalian setelah menyelesaikan orang-orang ini!” Dino menegaskan balik pada mereka. Akhirnya Rinda dan Zikri menuruti perkataannya.
”Maafkan kami, Dino!” Mereka pun pergi ke rumah Zikri dan meninggalkan Dino yang sudah dikerumuni oleh 5 orang berbadan besar yang ingin menangkapnya.
“Hey, Kau! Ayo ikut dengan Kami!” teriak salah satu orang berbahaya itu. Dino tidak mengerti dengan kata-kata mereka. Tapi tetap saja ia tidak boleh menyerahkan dirinya pada mereka. Tentu saja ia harus melawan.
”Kalian harus menghadapi ku dulu!” Dino mulai mempersiapkan dirinya dan siap menerima serangan apapun.
“Heh! Sepertinya kau ingin memakai cara kekerasan, ya? Ayo teman-teman, cepat tangkap dia!!” perintah orang gemuk tadi. Beberapa orang mulai menyerangnya!
“Menyerahlah anak kecil!”
“Kau tidak akan bisa melawan kami!”
“Ternyata kalian mau main keroyokan yah! Baiklah kalau begitu, ayo maju! Aku tidak takut!”
“Arrgggh! Jangan sombong dulu, anak kecil! Kuhabisi kau!”
Salah satu orang mulai maju dan akan memukul Dino dengan kepalan tangannya. Tapi Dino masih bisa menghindar dan menangkisnya. Lalu ada seseorang dari belakangnya mulai menerjang dirinya. Dino masih bisa sempat menghindar.
Kemudian ada lagi yang menyerangnya dari samping. Tapi tetap saja orang itu tidak berhasil mengenainya. Setelah ia menerjang, seketika orang itu mulai kehilangan keseimbangannya karena tersandung kakinya sendiri, ini kesempatan Dino untuk balas menyerang.
“Sekarang giliranku, yah!” Dino memukul tepat di dada orang yang menyerangnya itu, dan Kena!
Dia langsung terjatuh. Tak lama kemudian, Dino kembali merasakan kehadiran seseorang dari belakang yang akan menyerangnya dengan tongkat kayu.
Orang itu menyerang Dino dengan senjatanya, tapi untung Dino masih bisa menghindar. Lalu untuk membalas serangannya, ia langsung menendang kepala orang itu. Seketika dia langsung terjatuh. Begitu pula dengan yang lainnya.
Mental dan fisiknya Dino sedang kuat saat ini. Dengan beraninya, ia menghajar semua penjahat yang mengincar dirinya itu dengan kekuatan bela diri yang suka ia pelajari di rumah. Dan ini yang terakhir, satu orang terakhir yang ia lihat sudah terjatuh. Dino pikir, semuanya sudah ia selesaikan. Tapi tiba-tiba dari belakang….
ZLEB!
“Aaaaakh!” Dino berteriak karena kesakitan.
Ada seseorang yang menusuknta dari belakang dengan senjata tajam. Dino merintih kesakitan!
Darah terus mengalir dari lukanya. Ternyata masih ada orang lain yang belum ia selesaikan. Dino akan menghabisi mereka semua mau bagaimanapun caranya!
“Pengecut! Bisa-bisanya kalian menyerang dari belakang. Tapi, hehe… hahaha… ini belum ada apa-apanya. Sekarang ayo kita mulai permainan yang sebenarnya!”
Seketika nada bicara Dino jadi menyeramkan. Ia kembali bangkit dan langsung membuka penutup matanya. "Akan kubunuh mereka semua!"
****
DEG!
“Apa ini!?” Chelsea yang sedang membaca novel di kamarnya tiba-tiba merasakan sesuatu. Secepatnya ia turun dari tempat tidurnya dan langsung pergi ke luar rumah. Dia mengkhawatirkan sesuatu yang buruk terjadi pada seseorang di luar sana.
“Dino! Apa ini kamu!? Apa yang kau lakukan dengan matamu itu?” gumamnya sambil berlari menuju ke tempat Dino berada. Chelsea bisa merasakan pemilik Death Eye lain yang sedang menggunakan kekuatannya untuk membunuh orang.
****
“He… hehehe… kesabaranku sudah habis, emosiku meningkat. Jadi KUBUNUH SAJA SEMUANYA! Hahaha…” Dino berteriak sambil tertawa dengan senangnya. Seakan ia sedang kesurupan saat ini.
Darah berserakkan di mana-mana, dan semua orang yang sudah menyerangnya itu mati dengan sadis di tangan Dini. Setelah puas tertawa, Dino pun terdiam sambil menundukkan kepalanya.
Kedua matanya menutup, lalu kembali terbuka setelah beberapa detik. Ia melirik ke tangan kirinya yang sedang menggenggam sebuah pisau yang penuh dengan noda darah. Kemudian darah lainnya mulai keluar dari mata kiri milik Dino. Dari situ Dino mulai tersadar kembali.
Sebenarnya ia tidak tau apa yang barusan ia lakukan. Sebelumnya ia tidak berniat untuk membunuh mereka semua dengan matanya ini, tapi entah kenapa semua terjadi begitu saja tanpa dirinya sadari.
Dino menyentuh kepalanya. Lalu ia meraba pelipis dan matanya yang masih mengeluarkan darah. "Apa yang telah terjadi padaku? Dan aku juga sudah tidak merasakan sakitnya luka tusukan di punggungku tadi." Ia jadi bingung.
“Dinooo!”
Dino terkejut. Dengan cepat ia menjatuhkan pisaunya setelah mendengar suara Chelsea yang berteriak dari belakangnya. Gadis itu tiba-tiba datang entah dari mana. Dia sudah muncul di belakangnya.
“Huwaaa! Sea!? Kapan kau datang?!” Dini kembali kaget setelah ia berbalik badan.
Chelsea juga terlihat terkejut setelah ia melihat keadaan Dino yang sudah penuh dengan bercak darah. Entah dari mata maupun bajunya.
“Ikut aku, bodoh!” Dengan cepat, Chelsea menarik tangan Dino dan membawanya ke suatu tempat.
****
“Nah, kak! Kita sudah sampai di rumahku.”
“Jadi ini rumahmu? Ternyata kau bertetangga dengan Dino, yah?” tanya Rinda. Zikri hanya mengangguk. Lalu dia mendekati rumahnya itu dan menyentuh pagar depan.
“Heh? Ternyata pagarnya tidak dikunci! Itu berarti Ibuku ada di dalam. Ayo kak!” ajak Zikri.
Rinda mengangguk. Lalu mereka berdua masuk ke rumah Zikri dengan menembus pintu depannya. Tentu mereka bisa menembus benda apapun karena saat ini mereka adalah hantu, dan tidak dapat dilihat oleh manusia biasa.
“Sekarang di mana Ibumu?” tanya Rinda setelah masuk menembus pintu.
“Ayo kita cari! Biasanya Ibu ada di dapur.” Jawab Zikri. Mereka berdua menuju ke dapur rumah Zikri. Di sana akhirnya Zikri dapat menemukan Ibunya yang sedang duduk di sudut dapur menghadap ke dinding.
“Ah, Ibu! Akhirnya ketemu juga. Apa yang Ibu lakukan dipojokan itu?” Zikri yang penasaran langsung mendekati Ibunya untuk memastikan kalau Ibunya itu baik-baik saja.
Ibu Zikri seperti sedang memegang sesuatu di depannya, Zikri jadi semakin penasaran. Jadi dia terus mendekati Ibunya dan melihat benda yang dipegang Ibunya itu.
Setelah ia mengintip lewat punggung ibunya, Zikri sangat terkejut dengan apa yang dia lihat di depan Ibunya itu. Ternyata Ibunya sedang memeluk Jenazah Zikri yang sudah mati sambil ketawa dan bicara sendiri dengan mayat anaknya.
Zikri yang sudah menjadi hantu tidak tega melihat Ibunya seperti itu. Zikri jadi merasa putus asa untuk menolong Ibunya. Lalu dia berbalik badan dan pergi meninggalkan Ibunya.
“Heh? Kri, ada apa dengan Ibumu?” tanya Rinda.
Zikri hanya menjawab, “Sudah terlambat!” sambil pergi meninggalkan Ibunya.
Lalu Rinda kembali bertanya, “Hei, tunggu dulu! Kau mau ke mana?” Tapi Zikri tetap menjawabnya dengan kata yang sama seperti tadi.
“Tapi kan…” Belum saja Rinda menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Zikri membentak kesal ke Rinda.
”Kubilang sudah terlambat, kaaak! Ibuku sudah kehilangan akal sehatnya, tau! Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah begitu! Kakak lihat sendiri, kan!? Ibuku dengan teganya menyimpan mayatku untuknya. Mungkin, Ibu pikir, aku itu masih Hidup. Kasihan Ibuku tau! Dia masih belum meng-ikhlaskan aku!”
Mendengar ocehan Zikri telah membuat Rinda jadi geram. Ia pun membalas bentakan Zikri. “Diam!”
Kemudian Rinda memegang kedua pundak Zikri dan berkata, “Jadi kalau Ibumu sudah seperti itu apa kau mau menyerah begitu saja? Ingatlah! Masih ada jalan lain untuk membantu Ibumu!”
Zikri hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca. Rinda mendesah dan kembali berkata, “Ayo kita pikirkan caranya bersama. Aku akan membantumu,” Lalu Rinda menepuk pundak Zikri dan mengelus-elus kepalanya. “Ayolah, jangan nangis dong! Kau tahu, kan? Masih ada jalan keluarnya untuk masalah ini! Tadi kan kita sudah rencanakan bagaimana caranya.”
Zikri kembali tersenyum. “Iya, iya kak! Hehe…”
Lalu mereka keluar dari rumah Zikri dan berdiri di teras depan. “Aku tahu cara untuk menyelesaikan masalah ini,” Kata Rinda sambil menatap langit malam yang penuh bintang. ”Tapi kita harus butuh bantuan Dino! Sekarang di mana dia?”
Sekarang yang ditunggu oleh kedua hantu itu adalah kehadiran Dino. Saat menatap langit, terdapat bulan purnama yang berada tepat diatas kepala. Apa sekarang tengah malam?
*
*
*
To be Continued–
IG:@pipit_otosaka8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
saya siapa??
kurang greget Thor berantemnya :v
2020-04-29
4