Saat di rumah Dino….
Dino sedang asik mengobrol dengan Rinda di dalam. Tapi tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari depan. Dino pun langsung beranjak dari tempatnya dan membukakan pintu untuk seseorang di depan sana yang datang.
Tapi setelah ia membuka pintu, ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Dino perlahan melangkah kedepan untuk mengecek keadaan di sekitar rumah dari teras rumahnya di lantai dua. Tapi ternyata semua aman-aman saja.
Namun kenapa tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak begini, yah?
Kalau semuanya terlihat aman, Dino akan kembali masuk ke dalam. Tapi sebelum ia masuk ke dalam, tiba-tiba saja ada yang mencekik lehernya dari belakang. Ada seseorang di belakangnya, tapi ia tidak tau siapa orang itu.
“Akh!”
Cekikkannya itu membuat Dino tidak bisa bernapas. Lalu orang di belakangnya membenturkan kepala Dino ke dinding dengan kencang dan seketika kepalanya terluka.
Tidak berhenti sampai di situ, orang itu juga menunjukkan sebuah pisau ke depan wajahnya. Dino sangat terkejut. Ia mencoba untuk melawan, tapi ini orang dewasa yang menyerangnya!
Setelah menunjukkan pisaunya itu, dia langsung menusuk kepala Dino. Saat di situ Dino tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Lalu ada seorang lagi yang datang. Tubuhnya di hadapkan ke arah orang baru itu oleh seseorang yang menusuknya tadi.
Yang ada di hadapannya itu ternyata seorang wanita dewasa. Tapi ia tidak bisa melihat rupa wajahnya, karena orang yang ada di belakangnya itu menutup matanya Dino dengan tangan dan menahan tangan kanannya.
Wanita itu membawa pistol. Lalu pistolnya diarahkan pada Dino. Setelah itu, orang yang ada dibelakang Dino langsung melepaskan Dino dan pergi.
Dino masih dalam posisi berdiri mencoba untuk bertahan dari lukanya itu. Tapi setelah listol itu diarahkan padanta, wanita itu langsung menembak Dink. Pelurunya mengenai jantungnya!
Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali wanita itu terus menembaki Dino. Hingga akhirnya, Dino terjatuh dan tergeletak di lantai dengan berlumuran darah yang keluar dari luka-lukanya.
Rinda terkejut melihat kejadian itu. Dia merasa kesal dengan kelakuan orang-orang itu yang ingin membunuh temannya. Lalu sebelum wanita itu pergi, Rinda menghampirinya dengan cepat dan langsung membuka topeng yang dipakai di wanita tersebut.
Sebelum kesadaran Dino menghilang, ia sempat melihat wajah si perempuan itu sedikit, tak lama Dino pun menutup matanya. Seketika wanita itu sangat terkejut ketika ada orang lain yang membuka topengnya. Lalu tanpa menengok ke belakang, wanita itu langsung pergi bersama dengan orang lain yaitu sebagai partnernya.
Rinda mendapatkan topeng si pelaku. Setelah itu, Rinda menghampiri Dino. Ia terlihat panik melihat Dino yang sudah tergeletak bersimbah darah. Dia tidak tau, apa yang harus dia lakukan sekarang pada Dino kalau sudah begitu?
Rinda masih kebingungan sendiri. Ia mencari cara dan memikirkan sesuatu sebelum ada orang lain yang melihat keadaan Dino. Tapi tak lama kemudian, Chelsea tiba-tiba datang. Dia menghampiri Dino dengan cepat.
“Rinda! Apa yang sudah terjadi pada Dino!?” tanyanya.
Rinda menceritakan kejadian sebelumnya pada Chelsea. Setelah mendengar cerita itu, Chelsea terdiam sejenak, lalu dia berteriak kesal. “AAAARRGGH!!!”
“Kau kenapa?!” tanya Rinda. Ia terlihat takut setelah mendengar teriakan kekesalan Chelsea tadi.
Chelsea menggeleng. “Tidak apa-apa.” Kemudian ia melirik ke arah Dino, lalu menghembuskan napas panjang dan kembali menatap Rinda.
“Ayo kita bawa dia masuk. Jangan sampai ada orang lain yang melihat kejadian ini!” tegas Chelsea.
“Apa!?”
Ada suara orang lain di sana. Chelsea terkejut saat melirik ke belakangnya Rinda. Ternyata di sana ada Aldy! Entah dari kapan dia muncul. Semuanya kaget. Begitu juga dengan Aldy sendiri yang melihat keadaan Dino sekarang.
“Dino! Ada apa dengannya? Kenapa bisa seperti ini?” tanya Aldy panik. Ia berjalan cepat menghampirinya.
Setelah ia terduduk di samping Chelsea, Aldy mengangkat tangan kiri Dino dan menggoyangkannya dengan kasar. “Dino! Banguuun! Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit!”
Baru saja Aldy ingin mengangkat tubuh Dino, tiba-tiba Chelsea membentaknya.
”Jangan!”
“Apa?” Aldy mengerutkan keningnya. “Kenapa? Apanya yang ‘Jangan’?” tanya Aldy.
“Jangan bawa dia ke rumah sakit!” tegas Chelsea.
Aldy kembali menurunkan tubuh Dino seperti semula, lalu dia langsung berdiri menghadap ke Chelsea.
“Kenapa jangan? Kau lihat sendiri, kan? Dino itu sedang terluka parah, dan kau ingin membiarkannya begitu saja sampai akhirnya Dino mati, begitu!?”
Chelsea hanya terdiam sambil menatapnya. Aldy agak mensipitkan matanya. “Teman seperti apa kau ini? Temanmu sedang terluka! Kau harus membantunya,”
Chelsea masih terdiam. Aldy mendesah. “Kalau kau tidak peduli padanya, biar aku saja yang menolongnya. Aku akan membawanya ke rumah sakit, jangan cegah aku!”
Aldy akan membawa Dino ke rumah sakit dengan cara menggendong tubuhnya. Tapi sebelum beranjak pergi, lagi-lagi Chelsea menghalangi jalan Aldy. Chelsea mengeluarkan listolnya. Lalu mengarahkannya ke Aldy.
Aldy sangat terkejut. “A–apa yang kau lakukan!?”
CKKREK!
“Bawa Dino masuk ke dalam rumahnya. Cepat! Kalau kau masih mencoba untuk melawanku, maka peluru ini akan melayang menembus keluar kepalamu!” bentak Chelsea.
Aldy merasa terancam. Ia menurut. Lalu dia perlahan membawa Dino ke dalam.
Chelsea mengikuti Aldy di belakang sambil masih mengarahkan pistolnya itu pada Aldy. Setelah Aldy membaringkan tubuh Dino di atas tempat tidurnta, dia kembali mengangkat kedua tangannya agar Chelsea tidak menembaknya.
“Aku sudah menuruti apa mau mu! Sekarang apa yang akan kau lakukan pada Dino?! Dia akan mati! Kau tidak ingin dia mati, kan? Apa kau bisa menyembuhkannya?”
Chelsea memasukkan kembali pistolnya ke dalam tasnya. “Kau tenanglah dulu! Dino akan baik-baik saja.” Kata Chelsea santai.
“Baik apanya? Kepalanya sudah tertusuk benda tajam begitu, lalu banyak luka tembak di tubuhnya, dan itu semua kau masih menganggap kalau Dino akan baik baik saja!? Mustahil dia bisa selamat!” bentak Aldy. Dia mulai mengeluarkan air matanya.
“Apa menurutmu mustahil bagi Dino bisa selamat? Kenapa kau tidak membuktikannya sendiri. Aku akan meninggalkanmu berdua dengan Dino di sini. Kalau perlu kau amati sendiri keadaan Dino. Bye!”
Chelsea pergi keluar kamar dan meninggalkan Aldy dan Dino yang masih ada di dalam sana.
Aldy hanya bisa diam saja saat ini. Setelah Chelsea pergi, dia duduk di pinggir tempat tidur Dino dan terus memandangi temannya.
Lalu Aldy akan mencoba untuk mengecek denyut nadi di tangan Dino untuk memastikan kalau Dino itu sudah mati atau masih hidup. Aldy sedikit terkejut, ternyata denyut nadinya masih bergerak lancar dan tubuhnya juga masih terasa hangat dan tidak kaku atau dingin seperti orang mati.
“Dino… kau masih bisa bertahan, kah?” gumam Aldy.
Lalu dia mengelus kepala Dino sambil mencari luka tusuk yang ada di kepalanya. Tapi tidak ada bekas luka apapun, padahal Aldy sudah meraba-raba seluruh kepala Dino sampai rambutnya acak-acakan, tapi tetap tidak menemukan bekas luka itu.
“Tunggu! Kalau lukanya tidak ada, lalu…” Aldy melirik ke bagian tubuh Dino yang lainnya. “Bagaimana dengan luka tembak itu?”
Aldy perlahan membuka kancing baju Dink untuk memeriksa luka tembak di dadanya itu. Saat dilihat, ternyata luka itu masih terbuka. Tapi….
“Loh!?” Aldy terkejut.
Aldy mensipitkan matanya. Dia memerhatikan luka itu, dan saat dilihat lebih jelas lagi, ternyata perlahan lukanya Dino mulai menutup dengan daging-daging yang merembet bersama kulit dengan sendirinya.
Aldy juga memeriksa yang lainnya, ternyata luka-luka itu juga melakukan hal yang sama.
“Tidak mungkin!” gumamnya. Aldy tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
“Manusia biasa tidak mungkin bisa melakukan penyembuhan luka sendiri tanpa bantuan dari obat khusus. Dino… siapa kau sebenarnya?! Apa kau mempunyai rahasia besar yang aku tidak ketahui?” pikir Aldy dalam hati.
Setelah itu, Aldy kembali duduk di pinggir tempat tidurnya sambil menunggu Dino sadar kembali.
*
*
*
To be continued–
IG: @pipit_otosaka8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hiatus
yaah ... bersambung ... 😔😔
2019-12-27
1