Memulai hari barunya lagi di sekolah. Ini hari ke 2 Dino pertama masuk sekolah.
“Selamat pagi semuanya!” Dino menyapa saat memasuki kelas. Tapi ternyata di kelas itu masih sepi. Yang ia lihat di sana hanya ada 2 anak saja yang baru datang.
"Apa aku datang terlalu pagi, yah?" gumam Dino di depan pintu.
“Pagi, Dino!” Kedua anak di dalam kelas itu menjawab sapaannya. Dino sangat senang mendengarnya. Kemudian terdengar suara sapaan anak lain dari belakangnya.
“Pagi, Dino!”
Sepertinya ia mengenal jelas suara ini. Ternyata itu Chelsea! Dino sangat terkejut saat gadis itu tiba-tiba muncul dari belakang tanpa ia sadari.
“Eh!? Chelsea? Pa–Pagi juga.” Sahut Dino gugup.
Dino dan Chelsea pergi ke tempat duduk mereka masing-masing. Lagi-lagi Chelsea berjalan sambil membaca buku lagi. Dino penasaran dengan isi dari buku itu yang membuat Chelsea sangat tertarik untuk membacanya.
Setelah duduk, Dino hanya bisa diam sambil menopang dagu dan melirik ke arah jendela yang ada di sampingnya. Halaman sekolah yang indah dapat terlihat dari balik kaca jendela.
Ia suka memandangi pepohonan dan bunga-bunga yang tertata rapih di halaman. Lapangan sekolah juga bisa terlihat dari tempat duduknya. Ia melihat beberapa anak sedang bermain di lapangan yang luas itu. Ada yang bermain Sepak Bola, Basket, Badminton dan lain-lain.
Rasanya seru juga bisa bermain dengan anak-anak di bawah sana. Tapi sayang, Dino merasa ia tidak bisa melakukannya. Karena hobinya hanya melamun sambil menopang dagu, dan sekalian sambil menunggu bel masuk berbunyi. Itu saja yang bisa ia lakukan saat ini.
"Kira-kira kegiatanku selanjutnya apa, ya?"
****
KRIIIIING… KRIIIING….
“Baiklah anak-anak, sampai di sini saja pelajaran kita hari ini! Sekarang silahkan istirahat dulu.” Ujar Pak Wanto sambil membereskan barang-barangnya dan langsung pergi keluar kelas.
Lalu setelah Pak Wanto keluar, semua anak di kelas juga keluar untuk pergi jajan ke kantin. Tapi tidak dengan Dino yang masih duduk di tempatnya sendiri, sementara kelas sudah sepi. Chelsea juga sudah keluar duluan. Dia ke mana?
Hari ini, Aldy tidak masuk karena masih sakit. Dino sendirian lagi. Sekarang perutnya lapar, kalau begitu ia akan pergi ke kantin saja sendiri. Tapi saat Dino berada di depan pintu kelas, tiba-tiba ada seorang anak perempuan sedang lari melewati kelasnya. Dino sangat terkejut.
Lari anak itu sangat cepat hingga ia tidak bisa melihat wajah anak itu dengan jelas. Dino membiarkan anak itu berlari. Lalu ia keluar dari kelas. Tapi dari depannya terlihat ada beberapa murid lain yang juga berlari ke arah anak perempuan yang tadi lari melewatinya.
"Ada yang aneh." Dino bergumam. "Anak perempuan yang pertama lewat tadi dia hanya seorang diri. Tapi kenapa yang barusan lewat kok ada banyak anak perempuan lainnya yang juga berlari ke si anak perempuan pertama itu. Apa jangan-jangan si Perempuan pertama itu sedang dikejar-kejar!? Kalau benar, bisa gawat, nih!"
Dino berbalik arah dan langsung mengikuti para murid itu berlari.
Mereka berlari sampai ke depan Toilet Wanita. Dino terus membuntuti mereka dari tadi. Tapi… ia hanya bisa mengikuti anak-anak itu hanya sampai sini saja. Tidak mungkin Dino juga harus masuk ke dalam Toilet para gadis, yang benar saja!
"Tapi apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku pergi saja, yah? Ahh… perutku lapar. Kalau begitu aku langsung pergi ke Kantin saja, deh. Buang-buang waktu di sini. Kalau begitu aku pergi saja!" Dino jadi tidak ada niat untuk menolong anak yang ada di dalam toilet perempuan.
“KYAAAA… TOLONG!!”
Tapi baru beberapa langkah pendek Dino berjalan belum jauh dari Toilet Wanita, tiba-tiba ia mendengar teriakan perempuan minta tolong dari dalam Toilet ini!
Ah! Apa boleh buat, Dino harus masuk dan membantu perempuan itu. Ia perlahan membuka pintu kamar mandi ini, dan mengintip sebentar. Ternyata di dalam sedang ada keributan!
Dino tidak boleh tinggal diam, ada anak yang sedang dibulli oleh kelompok perempuan itu!
“Haha… anak kecil sepertimu ini tidak cocok berada di sekolah ini. Lebih baik pindah sana! Kalau tidak, mending kau ma…”
“Hey!!” tiba-tiba Dino menegur. Serontak semuanya langsung terkejut dan menatap ke arahnya.
“La–Laki-laki!!?” teriak anak itu karena terkejut melihat Dino. “Haah!?” Semuanya terkejut dan bingung.
“Hentikan perbuatan kalian. Kasihan anak itu!” Dino membentak sambil berjalan mendekati anak yang dibulli itu. Semuanya hanya diam dan bingung sambil melihatnya.
“Ayo sini. Berdirilah!” ujar Dino kepada anak yang malang itu. Setelah ia membantu si gadis kecil kembali berdiri, ia menatap tajam pada beberapa perempuan yang ada di hadpaannya. “Zaman sekarang masih saja main Bulli-bullian! Itu dilarang, tau! Sekarang pergilah kalian dari sini!”
Ternyata mereka menurut. Ke-4 orang itu langsung berlari keluar dari kamar mandi ini dan pergi meninggalkan Dino dengan si gadis malang ini tanpa sepatah kata sedikit pun.
“Kau baik-baik saja?” tanya Dino pada perempuan yang ia tolong ini. Tapi dia hanya diam saja sambil menatap Dino dengan bingung.
“I–iya, aku baik, kok!” Jawab anak itu dengan pipi yang memerah. Kemudian ia bergumam sambil menundukkan kepalanya, “Astaga, cowok ini tampan sekali!”
Dino sempat mendengar gumamannya dan langsung kaget dengan kata-kata gadis itu. Kami berdua hanya berdiam diri sambil bertatapan.
"Eh! Apa yang kulakukan!?"
“Umm… maaf! Aku harus pergi sekarang.” Kata Dino cepat sambil pergi dari Toilet perempuan dan meninggalkan anak itu.
“Tunggu!” jeda si gadis kecil sambil menarik tangan kirinya Dino.
“Eh!?”
“Siapa namamu?”
“Aku… Dino Dirmansyah. Panggil saja Dino!” Dino menjawab dan langsung pergi meninggalkan anak itu. Perempuan itu tersenyum pada Dino dan bergumam, “Terima kasih, Dino! Aku tau namamu sekarang. Aku akan mendapatkanmu.”
****
Pelajaran sudah selesai, sekarang saatnya pulang, yeay! Semua anak termasuk Dino keluar kelas dan berjalan pulang ke rumahnya masing-masing.
Hari ini Dino pulang bersama dengan Chelsea, karena kebetulan ia dengannya satu jalan pulang. Chelsea sibuk dengan bukunya, sementara Dino hanya berjalan santai saja sambil terus melirik ke arah si kutu buku di sampingnya.
“Ada apa?” tiba-tiba Chelsea menoleh ke arah Dino. Sontak Dino pun terkejut dan langsung membuang muka dari Chelsea. "Ah, tidak apa-apa!" Ternyata dia sudah menyadarinya kalau daritadi Dino terus memperhatikannya.
“Kau ini polos sekali yah.” Gumam Chelsea sambil menutup bukunya.
“Eh!? Kenapa?” tanya Dino bingung. Chelsea mendesah dan terdiam sejenak, lalu kembali berbicara. “Apa kau tidak tau siapa anak yang kau temui di kamar mandi perempuan tadi saat jam istirahat?” tanyanya dengan nada tegas sambil menatap Dino dingin.
“Tidak. Memangnya kenapa?” Dino kembali bingung. Chelsea mengerutkan keningnya dan menatap tajam pada Dino.
“Kita harus bicara! Ayo ke tempat yang sepi agar tidak ada siapapun yang mendengar kita.” Bisiknya. Lalu Chelsea langsung berjalan cepat ke tempat yang dia inginkan, Dino pun menurut dan mengikutinya.
****
Dino diajak ke sebuah gang kecil oleh Chelsea. Di sana lumayan sepi juga, jarang ada orang yang melewati gang ini. Mereka akan mengobrol sebentar di gang tersebut, karena ada yang ingin Chelsea bicarakan dengannya.
”Kenapa kau mengajakku ke tempat seperti ini, Sea?” Dino bertanya.
“Dino, apa kau benar-benar tidak tau siapa anak itu!?” Chelsea balik bertanya.
“Tidak.” Jawab Dino santai.
“Hah, dasar!” Gumamnya. “Namanya Liena Idzhar Permata Putri! Dia anak yang keras kepala dan berbahaya. Kau jangan dekat-dekat dengan dia! Jangan sampai kau membuatnya tertarik denganmu atau nyawamu tidak akan selamat!”
“Nyawaku tidak akan selamat, katamu!? Apa maksudnya? Ada apa dengan anak itu?”
“Dia adalah anak dari keluarga pembunuh yang tinggal di ujung kota sana. Kakaknya adalah seorang ketua OSIS di sekolah, dan orangtuanya bekerja sebagai pembunuh bayaran. Ada yang istimewa sekaligus berbahaya dari anak itu. Dia memiliki kekuatan mata yang aneh. Hampir mirip dengan Death Eye tapi kekuatannya berbeda. Kalau Death Eye itu berfungsi untuk membunuh orang, sedangkan kalau fungsi mata yang dimiliki anak itu adalah untuk mengendalikan orang lain dan bisa digunakan untuk membaca pikiran orang lain!” jelasnya. Setelah penjelasan itu, Dino hanya bisa terdiam sambil memikirkan tentang gadis kecil yang ia temui di toilet.
“Yang paling hebat dari mata itu adalah batas pengguna kekuatannya. Mata itu tidak menimbulkan efek samping apapun setelah menggunakannya. Jadi kemungkinan besar, dia bisa menggunakan kekuatan matanya itu di manapun dan kapanpun dia mau.” Jelasnya lagi.
“Ohh… lalu apa hubungannya dengan nyawaku?” tanya Dino santai.
Chelsea menjadi kesal. “Jadi kamu belum mengerti juga, yah!?” tegasnya.
“Belum, hehe…”
“Ah! Oke deh. Ini penjelasan terakhir untukmu! Jadi….”
“Oke, oke… langsung ke intinya saja, deh! Aku mau pulang, nih.” Dino mengeluh. Ia ingin cepat pulang ke rumahnya karena merasa lelah.
Chelsea kembali memasang muka kesal sambil menatap Dino yang sudah terlihat enggan diajak bicara lagi.
“Oke! Jadi intinya, kamu tidak boleh dekat-dekat dengan anak itu dan jangan tebar pesona di depan anak itu! Karena Liena sangat menyukai laki-laki. Jadi jika dia sedang menyukai laki-laki yang dia lihat, maka dia akan terus mengincar laki-laki itu sampai dia benar-benar mendapatkannya. Jika Laki-laki itu tidak mau dengannya, maka dia akan marah. Lalu dia tidak akan segan-segan untuk menyerang laki-laki itu dengan matanya untuk balas dendam karena sudah menolak permintaannya. Dia memang sangat egois! Itulah alasan untuk jangan mendekatinya dan jangan sampai menjadi incarannya, ingat itu! Apa kau mengerti sekarang?” jelasnya dan kembali bertanya. Dino hanya mengangguk. Tapi sebenarnya ia masih sedikit bingung.
“Iya.”
“Oke, baguslah kalau begitu. Sekarang, ayo kita pulang!” kata Chelsea sambil berjalan meninggalkan tempat ini. Dino mengikutinya dari belakang. Saat mereka sudah keluar dari gang tadi, mereka pun langsung berpisah dan pergi ke jalan pulang masing-masing.
Seharusnya Dino sudah sampai di rumah dari tadi, tapi gara-gara obrolan tadi, jadi lama mau sampai di rumah.
Sekarang hari mulai gelap. Untung rumah Dino tidak jauh lagi dari jalan ini. Ia juga belum menyiapkan makan malam di rumah.
Tapi saat di jalan, lagi-lagi ia merasa kalau ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Dino menengok ke belakang, tapi tidak ada siapa-siapa. Lalu ia kembali menghadap ke depan dan betapa terkejutnya Dino dengan Rinda yang tiba-tiba ada muncul dihadapanny!
“Uwaaaa! Rinda!?” Dino berteriak karena terkejut.
“Haha… kaget yah? Maaf yah! Hihi… Dino ternyata masih takut denganku. Dasar! Huu…” Ejeknya.
“Tidak lucu tau! Untung saja jantungku tidak putus! Hah… dasar!” ujar Dino dengan tatapan kesal ke arah gadis terbang di depannya, lalu langsung pergi melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Rinda.
Rinda mengikuti Dino dari belakang, dia melayang di samping Dino. “Dino… kau marah, yah?” tanya Rinda sambil mengetuk-ngetuk telunjuknya.
“Tidak. Cuma kesal! Hm!” jawab Dino, lalu membuang muka dari Rinda. Ia hanya penasaran dengan ekspresi Rinda kalau dirinya sedang kesal dengannya.
“Yaah… Dino merajuk!” gumamnya.
Lalu dia mulai terdiam sambil menundukkan kepala dan mengepal tangannya ke depan. Rinda masih melayang di samping Dino.
Lucu yah! Padahal Dino hanya pura-pura marah padanya, tapi dia langsung menyesali perbuatannya, hebat.
“Umm… Rinda? Apa kau mau mampir ke rumahku lagi? Ayo kita bisa bermain bersama! Kan aku hanya sendirian di rumah.” Ajak Dino.
Rinda langsung mengangkat kepalanya dan memasang wajah senang. “Iya. Baiklah!” Dia tersenyum lebar. Rinda terlihat sangat cantik dan imut kalau dia sedang tersenyum seperti itu, padahal dia Hantu.
"Andai saja dia masih hidup." Dino bergumam di dalam hatinya. "Dia... pasti terlihat lebih cantik saat masih hidup."
****
“Nah, kita sampai!” ucap Dino setelah ia menginjak teras rumahnya. Dino pun membuka kunci pintu rumah, dan mereka langsung masuk ke dalamnya. Rinda duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Dino meletakan tasnya di atas sofa, lalu membuka penutup matanya. Setelah itu ia menghadap ke arah Rinda yang sedang duduk di sofa.
“Eh, Rin, aku mau bersih-bersih dulu yah! Kamu tunggu saja di sini, aku tidak lama kok.” Kata Dino sambil mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandinya.
“Kira-kira penampilan Dino nanti seperti apa yah saat sudah rapih? Ummm… Pasti keren!” Pikir Rinda sambil senyum-senyum sendiri.
*
*
*
To be Continued–
IG: @pipit_otosaka8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
:$!+#
gak terlalu horor juga yah kak
2020-11-08
1