KRIIIING…. KRIIING…
Bel masuk akhirnya berbunyi…
Semua anak duduk di tempatnya masing-masing. Kelas sudah rapih dan tertib sebelum guru masuk. Lalu tidak lama kemudian… ada yang masuk ke kelasnya Dink.
Tapi yang masuk itu bukan Guru atau Pak Wanto, melainkan beberapa Kakak Senior yang ternyata mereka adalah anggota OSIS di sekolah ini.
Ketua OSIS-nya adalah orang yang pernah dibicarakan Chelsea, dia adalah Kakaknya Liena yang cukup populer di sekolah ini. Mereka membawa tumpukan kecil kertas putih kosong entah itu mau mereka apakan.
“Hai, anak-anak! Selamat pagi!” sapa salah satu dari anggota OSIS itu dengan ceria.
“Pagi!” Semuanya bersorak. Lagi-lagi kelas menjadi berisik hanya karena ada ketua OSIS itu yang mereka anggap tampan.
“Kami dari OSIS. Perkenalkan, aku Devan Idzhar Diwan. Ketua OSIS di sini.” Ketuanya memperkenalkan diri. Suaranya sangat dingin dan agak samar.
“Kalau namaku Rifky Zakirio. Wakilnya. Salam kenal, hehe….”
Sepertinya Wakilnya itu lebih menyenangkan dariapa ketuanya. Lalu giliran yang lainnya juga ikut memperkenalkan diri. Ada kak Via, Kak Oliva, Kak Zey, Kak Rudi, Kak Dika, dan Kak Devina.
Sepertinya semuanya ramah, kecuali kalau menurut Dino hanya Devan saja yang pendiam dan dingin. Apa dia bisa saja menyeramkan seperti keluarganya yang lain?
Sepertinya, Chelsea tidak begitu suka dengan Devan. Karena Chelsea selalu memasang wajah jutek ketika sedang menatap Devan. Dino juga tidak terlalu suka dengan ketua OSIS itu, karena tampang dan sifatnya, sepertinya dia juga orang yang berbahaya sama seperti keluarganya. Dino harus berhati-hati dengannya.
“Hai, kami semua datang ke kelas ini hanya ingin menawarkan beberapa ekstrakurikuler di Sekolah ini! Semua anak wajib memilih 1 ekstrakurikuler yang sudah disediakan.” Kata Rifky dengan semangat.
Dino tidak begitu tertarik dengan ekstrakulikuler. Kalau wajib ikut, maka apa boleh buat, ia harus pilih.
“Kegiatannya ada apa saja, kak?” tanya seorang teman sekelas Dino.
“Kegiatannya ada banyak. Ada Olahraga, seperti Sepak Bola, Voli, Basket dan lainnya. Lalu ada juga Kegiatan Ekskul Bela diri, Vocal Grup, Band, Study group dan lainnya,” Jelas Kak Rifky. ”Sekarang, kakak akan berikan kertas ini. Tulis nama kalian dan nama kegiatan Ekskul apa yang kalian ingin ikuti, nih! Masing-masing anak dapat kertasnya, kok! Wajib yah. Jangan sampai tidak ikut.” Jelasnya lanjut dengan nada suara agak diimutkan. Semuanya menyukai keramahan Rifky. Sementara ketuanya hanya diam saja.
“Oh iya kak! Nanti kalau kita sudah isi ini semua, terus nanti dikumpulkan ke siapa?” tanya Aldy.
“Silahkan kumpulkan ke Ketua OSIS-nya, Kak Devan. Oke anak-anak, kalian mengerti, kan?” tanyanya.
Semua mengangguk. “Iya kaaak!”
“Oke, baiklah kalau begitu,” Kak Rifky menepuk tangannya. “Sekarang kami akan pergi ke kelas yang lain. Saat jam Istirahat nanti, kalian harus berikan kertas itu pada Kak Devan, yah! Daah…” Kata Rifky lagi sambil melambaikan tangannya. Semua anggota OSIS mengucapkan salam dan langsung pergi dari kelasnya Dino.
Dino bingung mau pilih Ekstrakurikuler yang mana. Semuanya membosankan. Apa ia samakan saja dengan Aldy? Agar Dino ada temannya. "Kira-kira Aldy pilih yang mana yah? Aku tanyakan saja deh!"
“Aldy!” Dino memanggilnya. Aldy pun menengok ke belakang dan menatapnya.
”Apa?” Dino senang Aldy menjawab panggilannya.
“Kau mau ikut Ekskul apa?”
Dia melirik ke Kertasnya. “Hmm… aku pilih Japanese Club saja deh! Sepertinya seru.”
Dink juga melihat kertasnya lalu mengangguk. “Oh! Kalau begitu aku juga ikut deh, hehe….”
“Bagus!” Aldy mengacungkan jempol kepada Dino.
"Jadi aku memutuskan untuk pilih Kegiatan Japanese Club saja. Apa yang Chelsea pilih, yah?" batin Dino. Ia mulai menulis namanya di kertas.
Setelah itu, Dino melirik ke arah Chelsea. Eh! Ternyata gadis itu tidak mengisi kertas yang diberikan kakak-kakak OSIS tadi. Dia meletakkan kertasnya di samping kirinya, sementara Chelsea sibuk membaca novelnya.
Sepertinya dia menganggap kalau Ekstrakurikuler itu tidak penting. Tapi padahal ini wajib. "Apa aku biarkan saja?"
"Tidak! Sebagai temannya yang baik, aku harus memperingatinya!"
“Se–Sea. Chelsea?” Panggil Dino padanya.
Dia melirik. “Apa?”
“Umm… apa kau tidak mengisi kertasmu? Kau tidak mau ikut Ekskul?”
Chelsea melirik kertas yang ada di sampingnya itu. “Ekstrakurikuler, yah? Tidak ah! Aku tidak tertarik.” Jawabnya.
“Tapi, ini wajib!” Dino menegaskan.
Chelsea memasang wajah kesal. “Suka-suka aku lah!” bentaknya. Lalu Chelsea kembali membaca bukunya lagi. Perempuan ini memang sulit untuk dikasih tahu yang benar.
****
Saat jam Istirahat…
Dino dan Aldy akan pergi ke ruang OSIS untuk memberikan kertas pemilihan Ekstrakurikuler ini pada Devan. Saat sampai di sana….
Tok Tok Tok....
Aldy mengetuk Pintu Ruang OSIS. “Permisi… ” Kemudian Aldy membuka pintu. Ternyata di dalam sana hanya ada Devan.
“Silahkan masuk!” Seseorang yang ada di dalam ruangan itu menyahut.
“Ini kak!” Aldy memberikan Kertasnya. Dino juga memberikan kertasnya. Tanpa berkata apa-apa, Devan menerima kertas Dino dan Aldy.
“Terima kasih, kak!” Aldy tersenym lalu beranjak pergi meninggalkan ruangan itu. Dino juga ikut dengan Aldy.
“Tunggu dulu!” Tiba-tiba Devan menarik tangan Dino dan langsung menutup pintu ruangan. Aldy sudah pergi duluan, dia tidak tahu kalau Dino masih ada di ruangan itu.
Devan menggenggam kedua tangan Dino dengan kuat. Dia tidak membiarkan Dino untuk pergi. Dino jadi takut dengan Devan yang terus menahannya.
“Ada apa ini!?” bentak Dino sambil memberontak untuk melepaskan diri.
“Diamlah! Ada yang mau aku bicarakan denganmu!” tegasnya.
Dino pun menatapnya. Lalu tiba-tiba perlahan mata Devan berubah menjadi warna merah. Dia menatap Dino dengan tajam!
Entah apa yang dia lakukan pada Dino. Tapi saat dia menatapnya dengan mata merah, tiba-tiba tubuh Dino menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Lalu pandangannya perlahan menjadi gelap.
Ada apa ini!?
Devan masih belum melepaskan genggammannya pada Dino. Dia terus menatap Dino dengan mata anehnya itu. Tak lama pandangan Dino terlihat kosong. Di dalam pandangannya ua tidak bisa melihat apa-apa, padahal matanya masih terbuka.
Lalu tiba-tiba, pintu ruangan ini terbuka. Beberapa orang dari kelas Dino berdatangan ke ruangan OSIS untuk memberikan kertas mereka. Devan sangat terkejut dengan kedatangan para murid itu.
Devan langsung mengembalikan matanya seperti semula dan melepaskannya. Dino pun langsung terjatuh ke lantai. Semua anak yang datang itu sempat melihat kejadian tadi.
“Dino!!”
Mereka terkejut melihat Dino yang sudah tergeletak lemas di lantai. Sementara Dino sendiri masih belum bisa menggerakkan tubuhnya. Ia merasa tubuhnya seperti sedang lumpuh.
Semua anak yang ada di sana menuduh Devan karena dianggap sudah melakukan hal yang buruk pada Dino. Kepala Dino sakit dan ia sulit untuk bicara dan memberitahu masalahnya. Lalu perlahan pandangannya kabur dan kembali menjadi gelap.
Karena tidak bisa menahannya, Dino pun kehilangan kesadarannya. Semua anak di sana terkejut dan cemas dengan keadaan Dino. Lalu tak lama, Rifky datang dengan tergesa-gesa ke ruangannya setelah ia dapat kabar dari murid lain. Ia ditugaskan untuk membawa Dino ke UKS.
Semuanya mengikuti Rifky. Sementara Devan dipanggil ke ruang kepala sekolah untuk menjelaskan kejadian ini.
Chelsea terkejut mendengar kejadian yang menimpa Dino. Dia mendengar berita itu dari anak lain. Begitu juga dengan Aldy.
Lalu Chelsea dan Aldy langsung bergegas menuju UKS untuk menemui Dino di sana. Tapi tiba-tiba ada Liena datang menghalangi jalan mereka berdua.
“Liena! Mau apa kau?” tanya Chelsea dengan nada tegas. Liena membiarkan Aldy untuk jalan duluan, tapi tidak dengan Chelsea.
“Kau duluan saja, cowok!” bentak Liena. Aldy pun segera pergi duluan, tapi tidak dengan Chelsea yang masih dicegah oleh Liena.
“Minggir kau! Aku harus menemui Dino!” bentak Chelsea. Liena menatap Chelsea sinis.
“Kau itu siapanya Dino, yah?” tanyanya sedikit agak menjengkelkan.
Chelsea mengerutkan Keningnya. “Aku temannya!” jawab Chelsea.
Liena memutar matanya. ”Oh. Temannya yah. Teman atau musuh?”
Chelsea mulai kesal. “Kau tuli yah?! Aku sudah bilang kalau aku itu temannya Dino. Sekarang Dino sedang sakit, aku harus menjenguknya!”
Liena tersenyum kecil. ”Oalah… sok khawatir, sok cari perhatian saja pada Dino. Ujung-ujungnya juga nanti pasti kau minta sesuatu darinya, kan?”
Chelsea semakin geram. “Sebenarnya apa maumu!?”
Liena tertawa kecil. “Ohh… tidak banyak kok. Aku hanya ingin kau harus pergi dari kehidupan Dino, kerena dia itu milikku!” jawab Liena dengan nada yang menyeramkan. Lalu dia memasang Mata Merahnya itu dan berkata, “Kalau kau berani mendekati Dino lagi, Aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu! Ingat itu.”
Chelsea tersentak mendengar ancaman itu. Dia tidak takut dengan ancamannya, tapi Chelsea harus tetap waspada pada Liena.
“Sekarang kau boleh lewat. Kau aku beri kesempatan untuk menemui Dino sekali lagi. Ini yang terakhir untukmu!” Liena menyingkir dari hadapan Chelsea, lalu berjalan pelan melewati Chelsea.
“Oh iya, dan satu lagi. Kau tidak boleh memberitahu soal ini ke Dino! Sampai jumpa lagi.” Lanjutnya sambil pergi meninggalkan Chelsea yang masih tetap berdiri di tempat.
Ancaman itu tidak akan berpengaruh oleh Chelsea. Dia tidak mempedulikan hal itu. Tapi yang paling dia khawatirkan adalah tentang Dino. Ternyata Liena sudah mulai mengincar dirinya.
“Dino, sudah kuduga kalau kau itu sudah mulai menjadi korban si perempuan itu. Mau tidak mau, aku harus memperingatinya!” gumamnya.
Lalu Chelsea melangkahkan kakinya secepat mungkin untuk pergi ke UKS tempat Dino berada saat ini.
Chelsea akhirnya sampai di UKS untuk menemui Dino. “Aldy! Bagaimana dengan keadaanya?”
Aldy tersenyum. “Syukurlah dia baik-baik saja. Kata perawatnya, Dino hanya kelelahan saja makanya dia sampai pingsan begini. Tapi anehnya, kenapa dia masih belum sadar juga sampai sekarang?” jelas Aldy. Chelsea melirik ke arah Dino yang masih tertidur di atas ranjang.
“Dino… cepatlah kau sadar. Ada hal penting yang harus kuberitahukan padamu!” batinnya. “Keluarga bermata merah itu adalah orang yang harus selalu diwaspadai. Aku khawatir mereka punya niat buruk pada Dino. Buktinya sudah ada. Kakak Liena sudah mencelakai Dino, dan sekarang Liena-nya sendiri sedang mengincar Dino! Sepertinya hidupmu tidak akan aman lagi, Dino.”
*
*
*
To be Continued–
IG: @pipit_otosaka8
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Hades Riyadi
ceritanya ga menarik....gw malas bacanya... bye-bye...🤔🙄
2023-01-22
1
✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣
Mulai seru nih😃😃
Sukses terus kak pipit💪
2021-07-10
1
Nagisa
t
2021-05-12
1