Mata Feng Luozhi terpejam rapat saat ujung tombak menusuk jantungnya. Percakapan singkat dengan Riuzu sudah tidak terdengar lagi di antar keduanya.
Tapi Feng Luozhi masih saja tidak percaya dengan Riuzu yang masih santai saat melihat Feng Luozhi menuju kematiannya. Pandangan terakhir yang dia lihat adalah Senyum tipis Riuzu yang menatapnya. Hingga pandangan di depanya sepenuhnya gelap total.
Riuzu terkekeh pelan melihat Feng Luozhi yang menutup matanya dengan tombak cantik yang menusuk jantung remaja itu. Kemudian dia berangan-angan, dan berpikir Feng Luozhi pasti berpikir yang tidak-tidak terhadap dirinya.
Riuzu menatap kembali tubuh Feng Luozhi yang kini terangkat di udara. Cahaya Putih Kebiruan terpancar dari tubuhnya, kemudian lapisan perisai bening membentuk di sekeliling tubuhnya.
"Baiklah, aku akan menunggu di sini." Riuzu melayang di atas tanah dengan posisi tidur menyamping.
°°
Kegelapan langsung menyambutnya, Begitu mata Feng Luozhi terbuka.
"Apa ini alam kematian?" gumam Feng Luozhi menatap sekitarnya.
Tapi tiba-tiba cahaya Putih Kebiruan menghampirinya. Feng Luozhi menatap cahaya itu yang merupakan sumber penerang satu-satunya saat ini. Tangannya mulai menggapai untuk menyentuh cahaya tidak jauh dari jangkauanya.
Namun Cahaya itu menghindar, dan malah pergi meninggalkan Feng Luozhi. Demikian Feng Luozhi juga mulai berjalan cepat mengejar gerak cahaya itu, untuk mendapat penerangan. Dan Juga Feng Luozhi berpikir, mungkin cahaya itu dapat menuntunnya ke alam kematiannya yang sebenarnya.
Hingga Cahaya yang lebih besar dan terang terlihat mengambang tidak jauh dari tempatnya sekarang berdiri. Cahaya kecil yang sebelumnya menjadi satu-satunya sumber penerangan. Kini ikut bergabung menjadi satu ke dalam Cahaya terang itu.
Feng Luozhi sedikit menyipitkan matanya karena terangnya dari cahaya itu. Perlahan jarak antara Cahaya dan dirinya mendekat, tanpa sadara tangan Feng Luozhi bergerak menyentuh cahaya itu.
Namun betapa kaget dia saat menyentuh Cahaya Putih Kebiruan itu. Tubuhnya seperti terbakar oleh api terpanas lalu perlahan membekukan tubuhnya. Feng Luozhi segera ingin melepaskan tangannya dari Cahaya di depanya. Namun hal mengejutkan lainya, cahaya itu semakin membesar memakan kegelapan di sekitarnya. Bersamaan dengan itu pandangan Feng Luozhi gelap kembali.
Dan berpikir mendapatkan kematian yang kedua kalinya.
°°
Riuzu menguap tidak jauh dari Feng Luozhi sekarang yang masih terjaga dalam perisai bening. Mata remaja itu masih saja tertutup rapat, dengan tubuh yang terus mengeluarkan cahaya putih Kebiruan.
"Lama sekali." Ucap Riuzu sambil menutup mulutnya.
Hingga cahaya yang di keluarkan Feng Luozhi kian membesar, membuat Riuzu menyipitkan matanya sejenak sampai cahaya itu meredup kembali.
Setelah cahaya meredup, Tombak yang ada di jentung Feng Luozhi pun terjabut dan luka di jantungnya yang perlahan pulih kembali. Feng Luozhi berdiri tegak du tempatnya dengan Tombak cantik yang kini sudah menjadi miliknya.
"Berhasil!" Riuzu berseru lantang sambil mengambang mendekati tubuh muridnya.
Perlahan mata Feng Luozhi mulai terbuka dengan sendirinya. Namun Riuzu mengejutkanya, karena gurunya yang tiba-tiba berada tepat di depan matanya. Membuat Feng Luozhi terjengkang kebelakang, dan spontan melepaskan tombaknya ke arah Riuzu.
Riuzu mengelus dadanya setelah tombak yang di lempar Feng Luozhi menembus tubuhnya.
"Ah aku lupa hanya bayangan" Ucap Riuzu pelan.
Riuzu menggaruk kepalanya pelan sambil memandang Feng Luozhi yang masih terduduk di tanah. Remaja itu menatap Riuzu seolah tidak percaya, apakah Riuzu juga ikut menyusulnya mati? hingga gurunya ada bersamanya?.
"Guru apa kita sedang ada di alam kematian?" Feng Luozhi memandang ke sekitarnya, dan raut wajahnya berubah heran seolah tidak asing dengan tempat keberadaannya sekarang.
"Kenapa tempat ini tidak asing?" Feng Luozhi kembali bertanya membuat Riuzu prihatin.
Riuzu perlahan mendekati Feng Luozhi dan menyanggah dagunya dengan dua tangannya. "Muridku tolong jangan menjadi lebih bodoh" ucap Riuzu.
Namun Feng Luozhi memasang wajah terkejutnya, apa itu berarti dia hidup kembali? tapi bagaimana bisa? padahal dia sudah yakin dengan kematiannya beberapa saat lalu.
"Aku di mana? siapa aku? dan apa yang terjadi?" Riuzu berucap dengan kesan mengejeknya. "Apa tidak ada adengan seperti itu Feng-Feng?" tambah Riuzu tertawa pelan.
Feng Luozhi melihat Riuzu yang sekarang tengah menyindirnya. Dan membuatnya semakin yakin tentang kehidupannya kembali, mendapati guru gilanya berada di hadapannya.
°°
Di meja jaga, Menara Pelatihan
Lee Choung menutup bukunya menimbulkan suara tepukan kertas. Kemudian tatapanya tertutuju ke arah pintu masuk latihan Menara Pelatihan.
Beberapa murid menyapanya saat melewati meja pengawas tempatnya Lee Choung.
"Kenapa bocah itu belum juga keluar?" gumam Lee Choung, "Jangan-jangan terjadi sesuatu?!" Lee Choung curiga sekaligus khawatir.
Karena bagaimanapun Feng Luozhi adalah penyelamat Sekte dan juga salah satu murid jenius yang di miliki Sekte Naga terbang belum lama ini. Dan jika dia hilang pasti yang disalahkan utama adalah Menara Pelatihan.
Karena Remaja itu yang tidak kunjung keluar dari Menara Pelatihan, padahal ini sudah yang ke lima harinya. Lee Choung juga menyesal karena sudah memperbolehkan Feng Luozhi latihan di lantai satu, padahal tingkat kekuatan bocah itu masih di Pendekar Langit.
Biasanya, waktu latihan yang di pakai para murid paling lama adalah tiga atau dua hari berdiam diri di ruang latihan. Dan ini, bahkan sudah lewat dati waktu perkiraan biasanya, membuat Lee choung berpikir yang tidak-tidak.
Setelah melakukan pertimbangan matang-matang, akhirnya Lee Choung memutuskan untuk mengecek Feng Luozhi. Lee Choung meletakan buku yang di bacanya tadi di atas meja.
Lee Choung mulai berjalan meninggalkan meja jaganya, dan mulai melangkah menuju lantai paling dasar, lantai satu.
Setelah sampai, Lee Choung mulai membentuk kunci menggunakan tenaga dalam miliknya. tapi saat ingin mencolokan kunci buatanya, pintu sudah terbuka terlebih dahulu dan menampakan bocah yang sedang dicarinya.
"Senior Lee?!" Feng Luozhi terkejut saat melihat Lee Choung yang ada di depanya. "Ada apa senior Lee?" tambah Feng Luozhi.
Pandangan Lee Choung seketika takjub, saat melihat Feng Luouzhi keluar tanpa mendapat masalah. Padahal tekanan di lantai dasar sungguh kuat, tapi bagi remaja ini tidak masalah sama sekali.
"Kupikir kau mati, karena sudah tidak keluar lima hari." Lee Choung berucap tanpa beban sama sekali dengan cengiran lebarnya.
Feng Luozhi menggaruk hidungnya dan senyum canggung tercetak di bibirnya. "haha tetua Lee" Feng Luozhi mencoba tertawa dengan kaku. Membuat Riuzu yang mengambang di samping nya tertawa keras.
"Hahaha.... dasar murid bodoh!" Seru Riuzu lantang di pendengaran Feng Luozhi.
bersambung...
Dukunganya ya!^^ VOTE, LIKE, RATE 5
Terima kasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Elmo Damarkaca
sekaku apakah Feng Luozhi ... pendekar tanpa ekspresi .. 🤣
2022-06-30
1
Rina sembiring
cinta
2021-11-26
2
Harman LokeST
berhasil
2021-11-24
2