Tubuh kecil itu mulai memiliki pergerakan kecil, walau hanya sebentar namun itu menandakan bahwa dirinya masih memiliki energi kehidupan.
Tiba-tiba ratusan cahaya berpendar merah mulai mendekati tubuh ringkih bocah tersebut. Cahaya itu tidak lain adalah binatang kecil yang memancarkan sinar di malam hari. Mereka adalah kunang-kunang api phoenix, kunang-kunang api phoenix merupakan hewan berkelompok yang hanya ditemukan di wilayah-wilayah tertentu.
Selain itu kunang-kunang api phoenix sangat berbeda dengan kunang-kunang yang biasa berpendar kuning. Kunang-kunang api phoenix memiliki keunggulan di atas kunang-kunang biasa. Jika cahaya kunang-kunang kuning hanya berfungsi sebagai cahaya penerang.
Lain halnya kunang-kunang api phoenix, cahaya kunang-kunang ini dapat memberikan energi kehidupan. Dengan syarat seseorang tersebut memiliki energi kehidupan sesedikit apapun.
Perlahahan, ratusan serangga malam tersebut mendekati tubuh Feng Louzhi yang di yakini masih memiliki secercah energi kehidupan yang tersisa. Cahaya berpendar merah mulai menyelimuti tubuh Feng Louzhi. Cahaya merah tersebut kian bertambah kuat, mengisih sebagian energi kehidupan Feng Louzhi yang sudah di ambang batas.
Pergerakan kecil kembali memperlihatkan pergerakanya seperti beberapa waktu lalu. Kelopak matanya juga mulai membuka sedikit, ketika itu juga hawa dingin malamnya hutan menerpa kulitnya. Namun sesaat kemudian kehangatan juga menyelimuti dirinya, yang kian cahaya merah di sekitarnya semakin mengeluarkan cahaya yang kuat.
Hingga akhirnya cahaya tersebut pun kembali seperti semula, memperlihatakan butiran-butiran cahaya merah yang memisahkan diri dari tubuhnya. Namun tetap saja cahaya merah kunang-kunang tersebut tidak sepenuhnya menjauh. Melainkan bergerak memutari Feng Louzhi memberikan cahaya penerangan pada bocah tersebut.
Tentu saja juga untuk melindungi Feng Louzhi dari udara malam yang dingin. Karena cahaya yang di keluarkan dari tubuh kunang-kunang api phoenix mengandung energi api. Sehingga menciptakan hamparan kehangatan di tengah dinginya malam.
Feng Louzhi berusaha untuk mendudukan tubuhnya. Menyadari gelapnya hutan dengan minim pencahayaan, membuat bocah kecil itu memeluk kakinya dengan gemetaran.
.....
Di waktu yang sama, lima pendekar aliran hitam yang mengemban misi penting dari Serikat baru saja pulang dari misi tersebut. Namun sayang misi penting tersebut gagal mereka jalankan. Wajah mereka memucat mengingat tentang kejamnya ketua serikat mereka. Mereka berpikir entah nyawa mereka selamat atau tidak beberapa saat kedepan.
Wajah mereka kian memutih, dengan di dengarnya bahwa kelimanya di suruh menemui sang ketua serikat tersebut. Dengan langkah ragu kelimanya berjalan menghadap sang pemimpin yang terkenal tidak berbelas kasih.
Sesampainya di ruangan bernuansa hitam, dengan penerangan minim cahaya. Kelimanya membungkuk memberi hormat pada sesosok pria yang sedang membelakangi mereka.
"Hormat kami ketua Jin!" Ucap kelimanya bersamaan.
Selesai memberi salam kelimanya tidak langsung berdiri, melainkan tetap mempertahankan posisi hormat mereka.
Jin Tian, nama ketua dari perguruan tengkorak hitam. Jin Tian di kenal dengan sosok yang dingin, tanpa berbelas kasih pada siapapun. Baik itu anak kecil, remaja bahkan lansia sekalipun. jika seseorang tersebut mampu membuatnya kesal, maka Jin Tian tidak segan membunuh tanpa pandang bulu.
Jin Tian masih memunggungi kelima pendekar tersebut. Dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menanggapi kelima pendekar aliranya tersebut. Namun aura kematian yang di keluarkan mampu menekan kelimanya.
Tubuh kelimanya merasa kaku dan berat. Kelimanya tidak berani melirik ataupun mengeluarkan sepatah katapun. Hingga suara dingin menginterupsi kelimanya, yang mulai berkeringat.
"Katakan!" Jin Tian berkata dingin, seolah perkatanya tersebut dapat membunuh siapapun.
Salah satu pendekar yang menjadi ketua
dari lima pendekar tersebut berkata ragu. "maaf ketua misi gagal, ketua giuru menyerahkanya pada bocah kecil. yang pada saat itu berlari ke hutan kabut hitam." jelas pendekar tersebut.
"Lalu, kalian membiarkanya lolos dan tidak mendapatkan cincin pusaka tersebut?" Jin Tian bertanya.
Pendekar yang menjawab mengangguk ragu, sedangkan ke empat pendekar lainya sudah berkeringat dingin.
"Baik kalian boleh pergi." Jin Tian berkata dingin.
Kelima pendekar tersebut saling memandang tidak percaya akan keputusan sang ketua. Kemudian kelima pendekar tersebut memberi hormat kembali, sebelum memutar langkah mereka meninggalkan ruangan tersebut.
Namun saat hingga mencapai pintu keluar, suara dingin sang ketua kembali terdengar. Sedetik kemudian tubuh mereka membeku, dengan kepala masing-masing dari mereka sudah terlepas dari tubuhnya.
"Kalian hanya boleh pergi ke neraka, bukan dari ruangan ini." Jin Tian berkata dingin tanpa tersiratkan ekspresi, bahkan emosinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
S P Lani
iya kan kakek ya jagoan masa di kejar musuhnya ga seberapa jagoan masih mati .kan aneh
2025-02-04
0
Roni Sakroni
mudah sekali membunuh anak kecil seakan tidak pernah jadi anak kecil
2025-04-04
0
labib Zack Lee Ramadhani
GK jelas cuma lari tok bisa sampe mati
2022-07-22
2