Feng Luozhi kembali ke kamarnya setelah beberapa hari tinggal di dalam Menara Pelatihan untuk menyerap inti api yang sebenarnya dan lebih murni.
Feng Luozhi duduk di pinggiran kasurnya, kemudian menggunakan satu tangannya untuk menciptakan Api Es Abadi yang baru di dapatnya. dengan ajaib Api Es Abadi mulai tercipta di atas telapak Feng Luozhi.
Feng Luozhi memandangi Api dengan warna Putih kebiruan yang tercipta di telapak tangannya. Api Es Abadi memiliki keunikan, karena Api ini yang dapat memberikan tenaga dalam secara bertahap seiring perubahan kekuatan yang di dapat oleh pemiliknya.
Tidak hanya itu, Api ini termasuk jenis Api yang sangat langka dan sangat jarang di temukan di manapun. Feng Luozhi dan Riuzu juga bingung, sebenarnya bagaimana bisa jenis Api langkah berada di Sekte Naga Terbang? dan lucunya, tidak ada satupun orang Sekte yang mengetahui rahasia besar ini.
Tiba-tiba Riuzu muncul di samping Feng Luozhi dengan tubuh transparanya.
"Feng-Feng kau sungguh beruntung bisa mendapatkan Api Es Abadi, bahkan di daratan ku mustahil bisa menemukan Api langka ini. Karena Api ini termasuk jenis Api pemilih." Riuzu mengelus dagunya sambil satu tangan menunjuk Api di tangan Feng Luozhi.
Feng Luozhi menaikan sebelah alisnya, dia rasa menyebut Api Es Abadi 'pemilih' terlalu berlebihan. Memangnya dia mahkluk hidup?
"Pemilih, memangnya Api ini punya perasaan?" Feng Luozhi menganggap gurunya terlalu mengada-ngada.
Namun Riuzu justru menjentikan jarinya dan membenarkan ucapanya. "Tepat sekali Feng-Feng, Api ini memiliki perasaan bahkan dia sangat pemilih untuk memilih tuanya sendiri." Riuzu mendekatkan wajahnya ke arah Api Es Abadi.
Feng Luozhi masih tidak percaya dengan apa yang barusan di bilang Riuzu. Perasaan? yang benar saja, ini hanya Api .
Riuzu melirik Feng Luozhi yang masih tidak percaya dengan ucapannya, kemudian tersenyum tipis. "Kau masih tidak percaya? Lihat saja kedepannya, kau pasti menyesal karena tidak mempercayai ucapanku." Riuzu terkekeh, "Api ini masih tahap pembentukan roh." Tambah Riuzu.
°°
Sekte Bulan Suci akan mengadakan turnamen besar dalam waktu dekat ini. Mereka mengundang semua sekte kecil maupun besar untuk mengikuti turnamen Pendekar Muda Berbakat.
Tak terkecuali Sekte Naga Terbang ini, yang nyatanya sekarang sudah sudah turun di dunia kependekaran. dalam ajang turnamen ini, mereka hanya dapat mengharapkan sebuah keajaiban dan keuntungan.
Di ruang minimalis dengan meja panjang yang lumayan besar. Para tetua Sekte sudah berada di tempat duduknya masing-masing, menunggu patriak Sekte Naga Terbang datang.
Para Tetua berkumpul atas perintah dari patriak, karena patriak ingin mendiskusikan tentang lima orang yang akan menduduki posisi peserta di turnamen Bulan Suci dua minggu lagi yang akan datang.
Karena sang Patriak sekte yang belum juga menunjukan dirinya, para tetua menyibukkan diri saling berbincang satu sama lain. Banyak dari mereka yang menerka-nerka posisi murid yang akan mengikuti turnamen.
Hingga sosok yang mereka tunggu pun akhirnya tiba. Seorang pria paruh bayah terlihat memasuki ruangan dengan dua tangannya yang berada di punggung belakangnya.
Seketika semua tetua yang hadir langsung berdiri dari tempatnya sebagai tanda menghargai sang patriak. Patriak Sekte menggerakan tangannya ke bawah, menyuruh para tetua duduk kembali.
Patriak Gu Wei adalah nama ketua dari Sekte Naga Terbang. Gu Wei yang biasa lebih di kenal dengan sebutan pendekar macan putih. Dan terkenal sebagai pendekar yang suka berkelana, bahkan saat menjabat sebagai patriak sekte pun Gu Wei masih suka melakukanya.
"Jadi kalian sudah pasti tau kan alasan semua ketua di kumpulkan?" Gu Wei bertanya sambil terkekeh pelan.
"Patriak Gu, aku mengajukan Yin Hua dalam kompetisi ini." Salah satu tetua lebih dulu angkat bicara.
Para tetua yang lain juga membenarkan usulan tetua yang tadi mengajukan Yin Hua sebagai murid yang akan mengikuti turnamen Bulan Suci. Karena Yin Hua adalah salah satu murid jenius yang di miliki Sekte Naga Terbang selama ini, sehingga membuat para tetua yakin dengan kemampuan yang di miliki Yin Hua.
Gu Wei mengelus dagunya melirik satu persatu tetua yang hadir. "Yin Hua...itu jenius Sekte Naga Terbang bukan?" Tanyanya.
Sebagian tetua malah menghela nafas pelan karena mengetahui informasi yang di dapat patriak mereka sangat minim tentang Sektenya sendiri. Itu karena Gu Wei yang sering menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia luar.
"Yin Hua memang Jenius Sekte Patriak." Jawab Tetua yang tadi mengusulkan Yin Hua, namanya Tetua Ho Bing.
Gu Wei melihat semua raut wajah kecewa yang terlihat di wajah para tetua Sekte. "Hahahaha...." Suara tawa besarnya terdengar, membuat tetua Ho Bing dan yang lainya heran.
"Baiklah-baiklah mulai sekarang aku akan menetap di sekte." Ucap Gu Wei setelah selesai tertawa.
Namun reaksi para tetua tetap biasa saja, karena mereka tau kalimat itu sudah hampir sering terdengar jika mereka mengadakan rapat seperti ini. Dan nyatanya, Gu Wei masih saja sering berpergian dari Sekte Naga Terbang.
Gu Wei berdehem pelan setelah melihat reaksi tetua yang lain terlihat biasa saja. Dia menghela nafas berat, Gu Wei sudah paham tentang dirinya yang selalu mengabaikan tugasnya sebagai Patriak. Tapi jujur sebenarnya itu bukan kemauanya, karena dia tidak suka berdiam diri di satu tempat saja. Dia lebih suka menghabiskan waktunya berkelana ke segala penjuru.
Tapi karena patriak yang lalu memilihnya dan memaksaya untuk menjadi patriak di Sekte Naga Terbang, membuat Gu Wei mau tidak mau harus menerimanya.
"Ekhem... baiklah, aku sudah memilih empat murid yang akan ikut turnamen Bulan Suci." Gu Wei mengemukakan pendapatnya langsung, membuat para tetua yang hadir menjadi penasaran.
"Siapa saja patriak?" Tanya tetua Hu Wuo yang memilih Kang Furu sebagai murid inti beberapa bulan yang lalu.
Para tetua yang lain juga mengangguk setuju dengan ucapan Hu Wuo, kalau begitu berarti mereka hanya perlu menemukan satu murid lagi untuk mengisi satu tempat yang kosong.
Gu Wei tersenyum tipis. "Tentu saja pasti muridku harus ikut!"
Ah ya, mereka melupakan satu jenius yang belum lama menjadi murid di sekte Naga Terbang, dia Feng Luozhi.
"Tentu saja patriak Gu, lalu yang tiga lagi siapa?" Salah satu tetua lagi bertanya kembali, karena dia berpikir Gu Wei terlalu banyak bertele-tele.
"hmm... itu, Kang Furu, Lin Houfeng dan Yin Hua. Bagaimana? bukankah mereka semua jenius?" Tanya Gu Wei.
Tidak ada komentar lagi yang terdengar dari mulut para tetua. Mereka juga saling membenarkan ucapan Sang patriak. Mereka sendiri bahkan menyaksikan langsung kehebatan dari Kang Furu dan Lin Houfeng saat mencari Murid Inti saat itu. Kalau Yin Hua, gadis ini sudah dari lama menjadi jenius di Sekte Naga Terbang.
Tanpa berkomentar apapun para tetua sekte segera menyetujui usulan sang patriak. Sejarang mereka hanya perlu menemukan satu murid lagi.
"Bukankah, Lim Zxuan juga salah satu jenius di sekte?"
Mendengar nama itu, para tetua sekte langsung berbincang mengenai Lim Zxuan. Lim Zxuan sendiri merupakan jenius dari sekte Naga Terbang setelah Yin Hua. Tapi remaja itu selalu menutup diri dari publik, sehingga tidak banyak bahwa dia adalah salah satu jenius yang ada.
Setelah diskusi yang cukup menguras waktu, akhirnya hasil akhir diskusi di tentukan.
"Baiklah, para tetua! Murid yang akan ikut turnamen adalah Feng Luozhi, Kang Furu, Lin Houfeng, Yin Hua dan Lim Zxuan! tidak ada yang keberatan lagi bukan?" Gu Wei berbicara menggunakan sedikit tenaga dalamnya.
Para tetua mengangguk setuju dengan nama-nama murid yang akan mengikuti turnamen Bulan Suci. Kemudian, setelah itu akhirnya Rapat di bubarkan.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Aries Sumarmo
smburadul cara nulisnya tolong dibetuljan agar nenjadi yg terbaik adanya semangat thor
2022-10-05
1
4wied
tulisan di akhir kalimat sangat ambigu dan buat pening kepala, bagaimana bisa kalimata dua Minggu lagi yang akan datang?
seharusnya kalo mau ditulis dua Minggu lagi atau dua.minggu yang akan datang
2022-06-11
0
topmarkotop
huh
2022-02-17
1